Anda di halaman 1dari 15

BAHASA VERBAL / KOMUNIKASI VERBAL

OLEH :

Adlina Salsabila Putri (03021381924103)

Ali Akbar (03021381924077)

Bagus Adrian Saputra (03021381924096)

Kaldri Situmorang (03021381924073)

Kevin Tyas R.H. (03021381924090)

M. Hafiz Juliansyah (03021381924091)

Ronaldo (03021381924070)
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019 / 2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi keharusan bagi
individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Sejak pagi
hingga malam hari dan berlanjut seterusnya waktu yang digunakan untuk aktifitas
salah satunya adalah berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan oleh David K. Berlo
mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan untuk berkomunikasi (Rakhmat,
2008). Komunikasi merupakan cara individu untuk menyampaikan pesan dan
informasi kepada orang lain, agar dapat berinteraksi dan memahami perasaan serta
memahami keinginan orang lain (Cangara, 1998).
Didalam kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan dalam
berpendapat, ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalahpahaman dalam komunikasi.
Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan proses komunikasi dan
interaksi dengan orang lain. Komunikasi yang sering ditemui dalam individu adalah
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi antar
dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun non verbal, sehingga pada awalnya
timbul interaksi (Rakhmat, 2008). Aktifitas komunikasi berlangsung dalam situasi
tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada
kerumunan orang (Wiryanto, 2005).
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang dipakai oleh seseorang
dengan orang lain. Tanpa ada bahasa kita tidak akan dapat mengerti apa yang
dimaksudkan oleh seseorang kepada kita. Bahasa juga merupakan alat pemersatu
antarsesama. Komunikasi sebagai sarana bahasa banyak memiliki bagian yang sangat
penting dalam sehari-hari kita. Dari sekian banyak komunikasi, yang sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari kita yaitu komunikasi verbal dan komunikasi
nonverbal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang dapat
menggambarkan cara manusia hidup, berpikir, berpengetahuan, menyusun konsep
tentang dunianya, dan mengungkapkan secara lisan maupun tertulis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi tentang komunikasi verbal?

2. Apa saja unsur Komunikasi verbal tersebut?

3. Apa fungsi komunikasi verbal?

C. TUJUAN

1. Mengetahui tentang komunkasi verbal.

2. Mengetahui apa saja unsur komunikasi verbal tersebut.

3. Mengetahui fungsi dari komunikasi verbal.

D. MANFAAT

1. Memberi tahu tentang apa yang dimaksud dengan komunkasi verbal.

2. Memberi tahu tentang bentuk komunikasi verbal.

3. Memberi tahu tentang fungsi dari komunikasi verbal tersebut.


BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Komunikasi
Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah “suatu proses
pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda tanda
atau tingkah laku”. Beberapa ahli mengemukakan definisi komunikasi sebagai
berikut :

a. Carl Holvand, Janis & Kelley

Komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)


menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya.

b. Bernard Berelson & Gary A. Steiner

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,


keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,
gambar, angka-angka dan lain-lain.

c. Weaver

Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat


mempengaruhi pikiran orang lainnya.

2. Unsur-unsur Komunikasi

Lasswell mengemukakan lima unsur komunikasi, yaitu:

a. Sumber juga sering disebut dengan penyandi (encoding), komunikator, sender


atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
keinginan untuk berkomunikasi.

b. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

c. Saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan kepada penerimanya.

d. Penerima (receiver) sering juga disebut sasaran/tujuan yaitu orang yang


menerima dari sumber.

e. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

3. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dilihat dari sudut kepentingan sumber atau komunikator
antara lain:

a. Memberikan informasi
Komunikasi merupakan proses satu pesan yang akan disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan berupa informasi. Melalui komunikasi,
pesan tersebut disampaikan komunikator kepada komunikan.
b. Mendidik
Dari sekedar memberikan informas akhirnya banyak input yang disampaikan
komunikator agar komunikan menjadi lebih luas pengetahuannya.
c. Menghibur
Seorang komunikator berkomunikasi tidak semata-mata memberikan
informasi dan pengetahuan melainkan juga, menghibur perasaan komunikan.
Hal ini sering dilakukan untuk mengakrabkan ikatan emosional.
d. Menganjurkan suatu tindakan
Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dapat
menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat mempengaruhi
komunikan melalui komunikasi.

4. Pengertian Komunikasi Verbal

Potter & Perry (1987) menyatakan bahwa komunikasi verbal termasuk


penggunaan kata-kata atau tulisan. Bahasa yang digunakan seseorang biasanya
mengisyaratkan arti khusus yang kadang hanya dimengerti oleh komunitas tempat
individu berada. Sehingga dengan bahasa yang diucapkan atau dituliskan, kita dapat
menebak seseorang berasal dari komunitas mana.

Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan


media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan
komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara
komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan
menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

5. Unsur Komunikasi Verbal


Lebih lanjut Potter dan Perry (1987) mengidentifikasi bahwa komunikasi verbal
sangat dipengaruhi beberapa faktor yaitu denotative and connotative
meaning (kemaknaan), vocabulary (perbendaharaan
kata), pacing (kecepatan), intonation (nada suara), clarity dan brevity (kejelasan dan
keringkasan), dan timing and relevance (waktu dan relevansi). Kemaknaan dari kata,
kalimat, atau bahasa yang digunakan seseorang menjadi hal yang sangat relevan untuk
dikaji dan dimengerti oleh orang yang sedang melakukan proses komunikasi verbal.
Sebab bisa jadi satu kata akan mengandung beribu makna.

Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

a. Bahasa

Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.

Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang
erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu
adalah:

a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita

b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia

c. Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa
memiliki kemampuan berbahasa.

Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang


ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan
unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan
istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organism dirangsang oleh stimuli
dari luar, orang cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena
ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky.
Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan
biologis yang dibawa dari lahir.

Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh
Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan
kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang
diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam
dirinya.

b. Kata

Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau
keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna
kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal.
Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.

6. Fungsi komunikasi verbal

Secara garis besar fungsi komunikasi Verbal ada dua fungsi terhadap masyarakat
dan fungsi terhadap individu. Menurut Lasswell dan Wright ada empat fungsi sosial,
yaitu:

a. Pengawasan lingkungan.

b. Korelasi antarbagian dalam masyarakat terhadap lingkungannya.

c. Sosialisasi.

d. Hiburan.

Kemudian menurut Lazarsfeld dan Merton fungsi sosial komunikasi Verbal


adalah:

a. Memberikan status.

b. Memperkokoh norma-norma sosial.

Meskipun komunikasi melalui media massa itu fungsional, tetapi dapat berubah
menjadi disfungsional. Sedangkan, fungsi terhadap individu ada tujuh:
a. Pengawasan atas pencarian informasi.

b. Mengembangkan konsep diri.

c. Fasilitas dalam hubungan sosial.

d. Substitusi dalam hubungan sosial.

e. Membantu melegakan emosi.

f. Pelarian dari ketegangan dan keterasingan.

g. Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi.

Menurut Samovar (Ilya Sunarwinadi, Komunikasi Antar Budaya), bahwa dalam


suatu peristiwa komunikasi, perilaku nonverbal digunakan secara bersama-sama
dengan Bahasa verbal.

7. Komunikasi Verbal

Hardjana (2003) mengemukakan bahwa komunikasi verbal adalah komunikasi


yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tertulis. Simbol atau pesan verbal
adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga
dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan
sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol
tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

Larry L. Barker mengemukakan bahasa mempunyai tiga fungsi, yaitu:

1. Fungsi penamaan, yaitu suatu hal yang merujuk pada usaha mengidentifikasi
objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk
dalam komunikasi.
2. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat
menghubungkan antara orang dengan orang lainnya.
3. Fungsi transmisi informasi, yaitu melalui bahasa informasi dapat disampaikan
kepada orang lain.

8. Komunikasi yang Efektif


Komunikasi yang efektif apabila penerima menginterpretasi pesan yang
diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim.

Berbagai Sumber Kesalahfahaman

 Sumber-sumber hambatan yang bersifat emosional atau cultural


 Mendengar dengan maksud Sadar / tidak sadar untuk memberikan penilaian
dan menghakimi orang lain (Defensif)
 Gagal menangkap maksud konotatif dibalik ucapan meski tahu maksud
denotatif yang digunakan pembicara.
 Distorsi / kesalahpahaman sering terjadi karena adanya ketidakpercayaan

Menurut Johnson (1981) mengirimkan pesan secara efektif, mesti memenuhi tiga
syarat, yaitu :

 Pesan yang dikirim mudah dipahami,


 Pengirim memiliki kredibilitas dimata penerima
 Berusaha mendapatkan umpan balik optimal tentang pengaruh pesan dari diri
penerima (kredibel dan terampil mengirimkan pesan)

9. Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah

 Komunikasi satu arah adalah situasi komunikasi dimana pengirim tidak


memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana penerima telah
mendekodifikasikan pesannya.
 Komunikasi dua arah yaitu pengirim cukup leluasa mendapatkan umpan balik
tentang cara penerima menangkap pesan yang telah dikirimkannya. (saling
memahami, mengembangkan relasi, memuaskan dan efektif)

10. Mendengarkan Sambil Memahami

Menurut Johnson (1981) mengemukakan beberapa kesalahan umum dalam


berkomunikasi, yaitu :

a. Sebagai Pengirim Pesan


1) Cepat-cepat berbicara tanpa menyusun pikiran lebih dulu
2) Mengjejalkan terlalu banyak gagasan dalam pesan kita (kadang tidak
nyambung)
3) Merumuskan pernyataan terlalu pendek, tidak mudah dipahami
4) Mengabaikan pokok pesan yang sudah dimiliki oleh penerima
5) Tidak menyesuaikan rumusan pesan kita dengan sudut pandang
penerima.

b. Sebagai Penerima Pesan

1) Tidak menaruh perhatian kepada pengirim.


2) Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang
hendak dikatakan pengirim.
3) Cenderung mendengar detail-detail seperti kata, intonasi, bukan
mendengar pesan secara keseluruhan.
4) Memberikan penilaian benar dan salah sebelum memahami
sepenuhnya pesan yang dikirim.

11. Persepsi yang Selektif dalam Mendengarkan dan Menanggapi

Agar mampu menjadi pendengar yang baik, yakni mendengarkan dan


menenggapi lawan komunikasi secara tepat, kita perlu menyadari kemungkinan
terjadinya selektivitas serta bersedia mengubah persepsi apabila cara menanggapi
pesan memang meleset.

12. Menanggapi Sudut Pandang Orang Lain

Salah paham terjadi karena karena anggapan semua orang melihat obyek atau
kejadian dari sudut padnang yang sama, padahal kenyataanya ada perbedaan sudut
pandang. Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:

1. Sudut pandang kita sendiri dapat berubah seiring dengan perubahan waktu,
2. Pesan yang sama dapat memiliki lebih dari satu makna.
3. Kemampuan memahami sudut pandang sangat penting untuk dapat
menciptakan suatu komunikasi yang efektif.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengutarakan sesuatu, yaitu :

1. Sudut pandang lawan komunikasi kita


2. Pre-requisite lawan komunikasi kita tentang hal yang diungkapkan
3. Informasi lebih lanjut mana yang dibutuhkan dan didinginkan oleh lawan
komunikasi kita tentang hal yang kita utarakan tersebut.

13. Keterbatasan bahasa

Bahasa yang merupakan komunikasi verbal, mempunyai porsi 35% dari


keseluruhan komunikasi manusia. Bahasa mempunyai keterbatasan sebagai berikut:

a. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.

Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang,


benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia
untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi buka
realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata pada dasarnya bersifat parsial,
tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Kata-kata sifat dalam bahasa
cenderung bersifat dikotomis, misalnya baik-buruk, kaya-miskin, pintar-
bodoh, dsb.

b. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan


interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial
budaya yang berbeda pula. Kata berat, yang mempunyai makna yang
nuansanya beraneka ragam. Misalnya: tubuh orang itu berat; kepala saya
berat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi yang berat kepada
mahasiswanya yang nyontek.

c. Kata-kata mengandung bias budaya.

Bahasa terikat konteks budaya. Teori Relativitas Linguistik Sapir-Whorf


mengatakan benarnya setiap bahasa menunjukkan suatu simbolik yang khas,
melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin, dan kebutuhan pemakainya.
d. Percampuran adukkan fakta, penafsiran, dan penilaian.

Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran


(dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan
persepsi.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain karena ada makna yang dimiliki
bersama. Makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman yang
sama. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan tepat, dapat
dimengerti dan dapat diterima oleh komunikan. Bahasa cenderung menghambat atau
mempercepat proses pemikiran tertentu. Meskipun kita dapat berpikir tanpa bahasa,
bahasa terbukti mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan
persoalan dan menarik kesimpulan. Dengan bahasa kita mengkomunikasikan
pemikiran kita kepada orang lain dan menerima pikiran orang lain. Singkatnya, kita
tidak selalu berpikir dengan kata-kata tetapi sedikit sekali kita dapat berpikir tanpa
kata-kata. Dengan demikian, Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian
manusia yang paling impresif.

2. Saran
Proses komunikasi merupakan pertukaran informasi maka dalam menyampaikan
informasi individu pengirim (sender) hendaknya memperhatikan penerima (receiver)
dari beberapa segi yaitu usia, pengetahuan, situasi dan kondisi waktu
penyampaiannya, sehingga informasi yang disampaikan mendapat feedback dan
komunikasi menjadi efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, H. (1998). Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hardjana. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kansius.

Rakhmat, J. (2008). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riswandi. (2009). Ilmu komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kansius.

Wiryanto. (2005). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiasarana


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai