BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatau proses penyampaian dan penerimaan
berita, pesan, atau informasi dari seorang ke orang lain. Suatu komunikasi
yang tepat tidak akan terjadi, kalau tidak ada sumber (penyampai
komunikator) berita (pesan) menyampaikan secara tepat dan penerima
berita (komunikan).
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,
perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata
merepresentasikan berbagai aspek realistas individual kita yang tidak
mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep
yang di wakili kata-kata itu.
Dibandingkan dengan studi komunikasi vervbak, studi komunikasi
nonverbal sebenarnya masinh relative bru. Bila bidang pertama mulai
diajarkan pada zaman Yunani kuno, yakni studi tentang persuasi,
khususnya pidato, studi paling awal bidang kedua mungkin baru di mulai
pada tahun 1873 oleh Chrles Darwin yang menulis tentang ekspresi wajah.
Sejak itu, banyak orang mengkaji pentingnya komunikasi nonverbal demi
keberhasilan komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Apa saja fungsi bahasa dalam kehidupan manusia?
3. Bagaimana proses komunikasi dalam layanan perpustakaan?
4. Bagaimana komunikasi verbal dalam layanan perpustakaan?
5. Bagaimana komunikasi nonverbal dalam layanan perpustakaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi.
2. Untuk mengetahui fungsi bahasa dalam kehidupan manusia.
3. Untuk mengetahui proses komunikasi dalam layanan masyarakat.
4. Untuk mengetahui komunikasi verbal dalam layanan perpustakaan.
5. Untuk mengetahui komunikasi nonverbal dalam layanan perpustakaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi
Istilah komunikasi atau bahan dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Akan
tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah,
dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak uang terlibat.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan,
dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang
hidup ratusan tahun sebelum Masehi. Menurut Carl I. Hovland, ilmu
komunikasi adalah: upaya yang sitematis untuk merumuskan secara tegar
asas-asas penyampaian informasi serta bentuk pendpat dan sikap.1
Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek
studi ilmu komunikasi bukan saja penyampain informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public
attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus
mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. 2
Komunikasi pada umumnya di artikan sebagai hubungan atau
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau
diartikan pula sebagai saling tukar-menukar pendapat. Komunikasi dapat
di artikan hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu
maupun kelompok.3
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), hlm 9.
2
Ibid, hlm. 10.
3
H.A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm 13.
3
4
Ibid, hlm. 15.
5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm 242.
4
kita atau pendapat kita. Melaui bahasa pula anda memperkirakan apa yang
dikatakan atau dilakukan seorang kawan anda, seperti dalam kalimat
“kemarin kawan saya itu begitu marah kepada saya. Jangan-jangan ia tidak
mau lagi berhubungan dengan saya”.6
Fungsi kedua bahasa, yakni sebagai sarana untuk berhubungan
dengan orang lain, sebenarnya banyak berkaitan dengan fungsi-fungsi
komunikasi yang kita bahas sebelumnya. Kemungkinan kita bergaul
dengan orang lain untuk kesenangan kita dan mempengaruhi mereka untuk
mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengandalikan
lingkungan kita, termasuk orang-orang di sekiar kita.
Fungsi ketiga bahasa memungkinkan kita untuk hidup lebih teratur,
saling memahami mengenai diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan
tujuan-tujuan kita. Kita tidak mungkin menjelaskan semua itu dengan
menyusun kata-kata secara acak, melainkan berdasarkan aturan-aturan
tertentu yang telah kita sepakati bersama.7
6
Ibid, hlm, 243.
7
Ibid, hlm. 244.
8
Elva Rahma, Akses dan Layanan Perpustakaan: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2018), hlm. 30.
5
pustakawan harus bisa melihat atau memilih media yang paling disukai
oleh pemustakanya.
Perpustakaan sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam
bidang pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran informasi dalam setiap
kegiatan, maka perpustakaan tidak akan terlepas dari kegiatan komunikasi.
Menurut Yusuf (2009:27) dilihat dari aspek sosial dan komunikasi,
perpustakaan bisa ditempatkan sebagai salah satu struktur sosial dalam
masyarakat, lembaga atau bahkan proses organisasi. Perpustakaan
ditempatkan sebagai suatu subjek dan objek sekaligus, yang didalamya
bisa proses ilmu, seni, pusat koleksi, pusat pelestarian, tempat, unit kerja,
gedung, bahkan pusat pengolahan atau pusat pelayanan.9
Proses komunikasi di perpustakaan adalah bagaimana pustakawan
menyampaikan pesan kepada pemustakanya, sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara pustakawan dan pemustaka. Proses
komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya.10
Aktivitas pelayanan informasi antara pustakawan dan pemustaka
adalah salah satu bentuk kegiatan komunkasi di perpustakaan. Rogers
(dalam Lakni, 2006:124), cara pustakawan berkomunikasi dalam
memberikan layanan yang bisa lebih menentukan keinginan masyarakat
berkunjung ke perpustakaan dibanding dengan kemegahan gedung
perpustakaan dan banyak koleksi maupun jenis layanan yang diberikan.
Berdasarkan prinsip bahwa layanan perpustakaan merupakan ujung
tombak citra lebaga, pustakawan perlu memahami sevara utuh konsep
komunikasi dalam memberikan layanan. Menurut Lakmi (2006:127),
komunikasi dalam memberikan layanan dalam memahami kebutuhan
orang lain dan melayaninya secara individual dengan memahami
karakteristik kesukuan, status, usia, jenis kelamin, kepribadian, dan bahasa
si pengguna. Pustakawan diharapkan mampu melayani pengguna dan
9
Ibid, hlm. 31.
10
Ibid, hlm. 32.
6
13
Ibid, hlm. 35.
8
14
Ibid, hlm. 37.
9
verbal khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas yang sejajar
dengan bahasa tersebut. Sebagaimana contoh sederhana, seorang sunda
akan membungkukkan badan terkadang di sertai anggukan kepala ketika
lewat di hadapan orang lain (terutama terhadap seseorang yang lebih tua
atau berstatus lebih tinggi), seraya mengucapkan “punten’’. 18
18
Ibid, hlm 310.
19
Ibid, hlm 312.
20
Ibid, hlm 312.
13
21
Ibid, hlm 314.
15
Bahasa Tubuh
22
Ibid, hlm 316-317.
16
Isyarat tangan
tangan mereka di bawah syal atau selimut, dan karena itu mereka lebih
mengandalkan ekspresi wajah dan mata.
Gerakan kepala
Postur tubuh
23
Ibid, hlm 322
18
Sentuhan
25
Ibid, hlm 330
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
26
Ibid, hlm 336.
27
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) hlm 282.
22
DAFTAR PUSTAKA
Rahmah, Elva.2018. Akses dan Layanan Perpustakaan. Jakarta: Prenamedia
Grup.
23