Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TES INVENTORI

Tentang

Pengertian, Tujuan, Macam-Macam, Dan Faking Dalam Tes Kepribadian

Kelompok 1

Novia Anggelina : 1830306034

Rike Fitri : 1830306043

Saputri : 1830306044

Sri Rahayu : 1830306049

Dosen pengampu :

Dani Yoselisa, M.Psi., Psikolog

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,karena berkat Rahmat dan Hidayah-
nya penulis dapat menyelesaikan makalah Tes Inventori tentang Pengertian, Tujuan, Macam-
Macam, Dan Faking Dalam Tes Inventori ini. Shalawat beserta salam marilah kita mohon
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan
sampai zaman yang berilmu pengetahuan yang kita rasakan saat ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk selanjutnya penulis bisa lebih baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa yang membaca bisa mengerti
persoalan karangan ilmiah sebagaimana mestinya.

Padang, 5 April 2021

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan………………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian dari tes inventori.......................................................................................
B. tujuan dari tes inventori .............................................................................................
C. macam-macam tes inventori ......................................................................................
D. faking dalam tes kepribadian………………………………………………………….

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Inventori adalah salah satu alat untuk menaksir dan menilai ada atau tidak adanya
tingkah laku, minat, sikap tertentu dan sebagainya. Biasanya inventaris ini berbentuk
daftar pertanyaan yang harus dijawab. Di tinjau dari segi diungkapkannya data, maka
sifat dari tekhnik ini adalah approach self report, sebab individu dengan inventoris itu
dapat menyatakan segala aspek-asek kepribadian penyesuaiannya secara bebas.
Adapun bentuk dari inventoris itu dapat berupa questionaire (angket), chek-list atau
rating scale. Dengan alat-alat ini di harapkan individu dapat menunjukkan bagaimana
biasanya ia merasa, bagaimana ia bersikap, berbuat dan mengerjakan sesuatu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tes inventori?
2. Apa tujuan dari tes inventori?
3. Apa saja macam-macam tes inventori?
4. Bagaimana faking dalam tes kepribadian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tes inventori
2. Untuk mengetahui tujuan dari tes inventori
3. Untuk mengetahui macam-macam tes inventori
4. Untuk mengetahui faking dalam tes kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes Inventori
Kata Inventori mempunyai beberapa makna. Menurut kamus besar Ilmu
Pengetahuan (Save M. Dagun, 1997: 407) kata inventori memiliki dua makna secara
umum dan makna secara khusus. Makna umum dari kata inventori berasal dari kata
inventaris yaitu sebuah daftar tertulis mengenai semua barang yang di miliki
seseorang atau sebuah kantor beserta nilai dan jumlah totalnya. Sedangkan makna
khusus dari kata inventori terdapat dalam istilah bidang psikologi yaitu semacam tes
atau alat ukur yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang di susun secara khusus
untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin di ketahui tentang seseorang. Pada
inventori dalam bidang psikologi yaitu sebagai alat ukur yang terdiri dari beberapa
pertanyaan untuk mengungkap hal-hal yang ingin di ketahui seseorang.
Chaplin, J.D (2006:260) berpendapat bahwa inventori merupakan suatu alat yang
digunakan untuk menaksir dan menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat,
sikap tertentu dan seterusnya, biasanya inventori ini berbentuk daftar pernyataan yang
harus dijawab. Maksudnya, inventori adalah alat yang digunakan untuk menaksir dan
menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu yang dimiliki oleh
seseorang. Alat ini biasanya berbentuk daftar pernyataan yang harus dijawab oleh
orang yang hendak diukur.
B. Tujuan Tes inventori
Tes inventori betujuan untuk mengetahui karakteristik kepribadian seperti minat,
penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka. Namun perlu di ingat bahwa alat-alat tes
yang digunakan umumnya tidak ada yang sempurna dan masing-masing tes hanya
menjelaskan satu atau beberapa aspek kepribadian.
Beberapa masalah dalam tes inventori kepribadian adalah:
1. Definisi kepribadian sedemikian banyak, sehingga seleksi yang tepat dari
macam-macam definisi kepribadian perlu mendasari pemakaian tes inventori.
2. Tes inventori kepribadian tidak dapat bersifat culture free. Oleh karena itu
aspek kultural harus di pertimbangkan, padahal nilai-nilai kultur selalu
berubah. Sedangkan di sisi lain tes inventori diharapkan dapat memberikan
profil kepribadian yang stabil.
3. Bila tes inventori kepribadian terlalu sensitif terhadap perubahan, maka sulit
memperoleh reliabilitas yang tinggi.

Secara umum tes inventori kepribadian memiliki beberapa kelemahan, seperti;

1. Aitemnya ambigu dan perintah tidak jelas


2. Subjek ingin menunjukkan kesan-kesan tertentu kepada penguji.
3. Kesukaran semantik, penafsiran yang berbeda
4. Sikap subjek yang tak kooperatif/defensif
5. Faking atau tidak jujur.
6. Acquiscence; bila aitem yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban
tertentu.

Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan ini, tester perlu memahami tes yang


hendak digunakan dengan baik sehingga menyajikan tes dengan baik.

Macam-macam Tes Inventori

1. Tes Inventori kepribadian


a) MMPI (minnesota Personality Inventory)
b) CPI (california Psychological Inventory)
c) PIC (Personality Inventory for Children)
d) MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory)
e) 16 PF (sixteen Personality Factor Questionnaire)
f) EPPS (Edward Perssonal Preference Schedule)
g) PRF (Personality Research Form)
h) Jackson Personality Inventory
2. Tes Inventory Minat
a) SCII (Strong-Campbell Interest Inventory)
b) JVIS (Jackson Vocationalinterest Survey)
c) KPR-V (Kuder Preference Record - Vocational)
d) CAI (Career Assessment Inventory)
e) RM (The rothwell-Miller Interest Blank)
3. Tes Inventori Nilai
a) Study OF Value
b) WVI (Work Value Inventory)

C. Macam-macam Tes Inventori


1. Tes Inventori Kepribadian
a. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventories)
MMPI telah direvisi dan disusun ulang menjadi dua versi yang berbeda,
MMPI-2 dan MMPI-Adolescent (MMPI-A ). Pada tahun 1960-an, MMPI dipandang
sebagai tes kepribadian terkemuka dan digunakan sesering atau lebih, pada subjek-
subjek yang normal dalam lingkungan konseling, pekerjaan, medis, militer, dan
forensik seperti pasien psikiatris.Instrumen yang sudah tidak tepat lagi karena norma-
norma yang berdasar sempit dan kadaluwarsa dari tes perlu diperbaharui dan
direstandardisasi demi kesinambungan MMPI.
Minnesota Multiphasis Personality Inventory-2. Butir-butir soal MMPI-2
terdiri dari 567 pernyataan afirmatif yang ditanggapi peserta tes “Benar” atau
“Salah”, 370 butir soal pertama, pada dasarnya sama dengan butir-butir soal pada
MMPI kecuali dalam hal perubahan editorial dan pengaturan kembali, menyediakan
semua respons yang dibutuhkan untuk memberi skor 10 skala “klinis” yang asli dan
tiga skala “validitas”, 197 butir soal tersisa (107 di antaranya baru) diperlukan untuk
menskor seluruh komplemen yang terdiri dari 104 validitas baru, yang direvisi dan
dipertahankan , serta skala dan sub skala suplementer yang membangun inventori
secara lengkap. Dahsltrom (1993a) telah mempersiapkan suplemen manual yang
menyediakan semua informasi yang perlu untuk membandingkan butir-butir soal
MMPI-2 dengan butir-butir soal asli.
Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolescent (MMPI-A) adalah
bentuk baru yang dikembangkan secara spesifik untuk digunakan pada remaja.
MMPI-A memuat hampir semua segi MMPI dan MMPI-2, mencakup 13 skala dasar
namun dilakukan pengurangan panjang keseluruhan inventori menjadi hanya 478
butir soal, dimasukkan butir-butir soal yang relevan dengan remaja, seperti masalah
sekolah dan keluarga, dan di atas segala-galanya persyaratan norma kecocokan
usia.Dalam perkembangannya maju sejalan dengan MMPI-2 dan MMPI-A,
sebagaimana dengan kebanyakan rangkaian tes lainnya, komputerisasi prosedur untuk
administrasi, penentuan skor dan interpretasi inventori serta pengembangan
penerjemahan instrumen ke dalam berbagai bahasa.
b. CPI (California Psychological Inventory)
CPI dikembangkan secara khusus pada populasi orang dewasa. Dalam revisi
terakhir CPI terdiri dari 434 butir soal yang harus dijawab “Benar” atau “Salah” dan
menghasilkan skor pada 20 skala (Gough dan Bradly, 1996). CPI pada awal
diterbitkan tahun 1956. Pada awalnya terdiri dari 480 butir soal, diturunkan menjadi
462 butir soal dan terakhir 434 butir soal

c. PIC (Personality Inventory for Children)


Dikembangkan melalui 20 tahun riset oleh sekelompok peneliti di Universitas
Minnesota yang secara mendalam terpengaruh oleh dasar pemikiran dan penggunaan
klinis MMPI. PIC dirancang untuk anak dan remaja usia 3 sampai 16 tahun. PIC
awalnya terdiri dari 600 butir soal, yang dikelompokkan ke dalam tiga skala validitas
(skala kebohongan, skala frekuensi dan skala sikap defensif), sebuah skala
penyaringan umum dan 12 skala klinis. PIC direvisi menjadi PIC-R dan jumlah butir
soalnya dikurangi dari 600 butir soal menjadi 420. PIC-R bukanlah laporan inventori
diri melainkan inventori perilaku teramati. (hasil pelaporan orang tua). Personality
Inventory for Youth (PIY) (Lachar dan Gruber, 1993), terdiri atas 280 butir soal yang
direvisi menjadi 270 butir soal, dikembangkan sebagai ukuran laporan diri yang
sejajar dengan PIC-R.. Kedua alat ini menyediakan seperangkat alat multidimensi
terpadu yang secara khusus dirancang untuk digunakan pada anak-anak dan remaja.

d. 16 PF (Sixteen Personality Factor Questionnaire)


Disusun oleh : Cattell dan rekan-rekan kerjanya yang sekarang sudah
memasuki edisi kelima (1993). Pertama kali diterbitkan tahun 1949. 16 PF (sixteen
Personality Factor Questionnaire). 16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan
menghasilkan 16 skor dalam ciri-ciri, seperti : keberanian sosial, dominasi,
kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan.

e. MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory)


Mengikuti tradisi MMPI dan dirancang untuk maksud yang sama. MCMI-III-
Million, Million and Davis, 1994) Diterbitkan pertama kali tahun 1977. Belakangan
dikembangkan menjadi 2 . Salah satunya adalah Million Adolescent Clinical
Inventory (MACI-Million, Million dan Davis, 1993) digunakan untuk anak usia 13
dan 19 tahun dalam lingkup klinis. Sedangkan Million Indenx of Personality Styles
(MIPS-Million, 1994) untuk orang dewasa.

f. EPPS (Edward Personal Preference Schedule)


Dirancangkan untuk menaksir sistem kebutuhan nyata dikemukakan oleh
Murray dan rekan-rekannya di Harvard Psychological Clinic Yang akhirnya dibuatlah
Edward Personal Preference Schedule. Dimulai dari 15 kebutuhan yang berasal dari
daftar Murray. Inventori ini terdiri atas 210 pasang pernyataan dimana butir soal dari
12 skala lainnya. EPPS perlu direvisi untuk menghapus kelemahan teknis terkait butir
soal dan interpretasi skornya. Aspek need yang diungkap, diantaranya;
1) Kemampuan untuk berprestasi
2) Kemampuan menyesuaikan diri
3) Kemampuan menunaikan tugas
4) Kebutuhan untuk menunjukan diri
5) Kebutuhan untuk mandiri
6) Kebutuhan untuk berempati
7) Kebutuhan perhatian terhadap sesama
8) Kebutuhan akan hubungan sosial
9) Keinginan untuk memimpin
10) Keinginan untuk kompromi
11) Kebutuhan memberikan perhatian
12) Kebutuhan akan stimulasi dari luar
13) Kemampuan mengahadapi berbagai rintangan
14) Kebutuhan memberikan perhatian dari lawan jenis
15) Kebutuhan untuk bertentangan dengan orang lain
Cukup banyak sekali aspek yang diungkap EPPS, namun pada dasarnya tes ini akan
dikelompokan menjadi tiga aspek, yaitu sikap kerja, aspek sosial, dan aspek emosi.
g. PRF (Personality Research Form) (Costa dan McCrae, 1988)
PRF mencontoh pendekatan Douglas N Jackson terhadap pengembangan tes
kepribadian. Tersedia dalam lima pilihan berbeda, termasuk dua rangkaian form
paralel (A,B dan AA, BB) dari 300 dan 400 butir soal. Teknik analisis lebih canggih
menggunakan komputer terdiri dari 352 butir soal dari butir-butir soal terbaik. Seperti
instrumen kepribadian lainnya PRF mengambil teori kepribadian Murray sebagai titik
tolak.
h. Jackson’s Basic Personality Inventory
Jackson Personality Inventory Revised (JPI-R) dikembangkan setelah PRF
melalui prosedur penyusunan skala yang sama dengan PRF namun lebih sempurna.
Jackson menggunakan standar ketat yang sama pada penyusunan Basic Personality
Inventory (BPI-Jackson, 1989a). BPI sudah tampak menjanjikan untuk digunakan
secara klinis pada bidang kenakalan remaja (Holden & Jackson, 1992)
i. TAT (Thematic Apperception Test)
Pertama kali dikembangkan oleh Henry Murray dan stafnya di Harvard
Psychological Clinic. Materi-materi TAT terdiri dari 19 kartu yang memuat gambar-
gambar kabur dalam warna hitam dan putih serta kartu kosong. Responden diminta
mengarang cerita sesuai dengan tiap gambar, menceriterakan apa yang mengarah
pada peristiwa sebagaimana tergambar dalam gambar itu, mendeskripsikan apa yang
terjadi waktu itu, kemudian membuat cerita tentang hal itu.
j. TAT telah disiapkan dalam survei atas sikap buruh, kelompok minoritas, otoritas dsb.
Dalam perkembangannya tes yang lebih baru dikembangkan, Apperception Tes for
Children (RATC) oleh (Mc Arthur dan Roberts, 1982), masih dalam bentuk kartu
gambar. RATC menyediakan 16 kartu stimulus. Gambar-gambar itu diplih untuk
melukiskan situasi antarpribadi yang telah dikenal dimana ada anak-anak dalam
hubungannya dengan orang dewasa atau anak-anak lainnya.
2. Tes Inventori Minat

a. Strong Vocational Interest Blank (SVIB)


Pertama kali dipublikasikan tahun 1927. Pada edisi tahun 1966 terdapat 399 item
yang mengukur 54 macam pekerjaan untuk pria. Bentuk yang lain digunakan khusus
untuk 32 macam pekerjaan wanita. Tes minat ini bertahan sampai 22 tahun. Hal ini
diteliti antara lain pada mahasiswa kedokteran, ternyata minat mereka tetap tinggi setelah
bekerja lama sebagai dokter (riset di Stanford).
b. SCII
Tes ini dibuat untuk mengatasi kelemahan SVIB. Bentuk untuk pria yang terpisah
dari wanita disatukan dalam SCII. Studi yang impresif dilakukan untuk 437 macam
pekerjaan. Terdapat 6 faktor kepribadaian yang berkaitan dengan minat, yaitu : realistic,
investigative, artistic, social, enterprising, dan konvensional. Lebih jauh dalam SCII hal
tersebut diterjemahkan menjadi :
1) Pekerjaan : 131 item (contoh item : aktris, pengacara, sekretaris)
2) Subjek sekolah : 36 item (contoh item : aljabar, ekonomi)
3) Aktivitas : 51 item (contoh item : memasak, melihat, operasi)
4) Hiburan : 39 item (contoh item : memancing, tinju)
5) Tipe orang : 24 item (contoh item : perwira militer, penari)
6) Preferensi antara 2 aktivitas : 30 item (contoh item : jadi pilot atau petugas biro
perjalanan)
7) Karakteristik anda : 14 item (contoh item : sabar ketika mengajar)
c. Tes Kuder
Tes Kuder yang sering digunakan di Indonesia adalah dengan bentuk KPR-V.
Kuder Preference Record – Vocational (KPR-V)
KPR-V menyajikan 10 macam/kelompok/bidang pekerjaan yang luas, yaitu :
1) Pekerjaan lapangan (Outdoor)
2) Mekanik
3) Komputasi
4) Ilmiah (Science)
5) Persuasif
6) Artistik
7) Sastra
8) Musik
9) Pelayanan Sosial
10) Klerikal (Sekretaris/ kantoran)
Selain 10 bidang pekerjaan itu terdapat subskala, yaitu verifikasi, yang bukan
merupakan pengukur minat pekerjaan. Verifikasi digunakan sebagai cek kejujuran dan
kecermatan dalam memberikan jawaban. Hal ini dapat dipahami, karena pengukuran
minat (kemampuan non kognitif) memiliki kelemahan yang sukar dihindari. Yaitu
kemungkinan subjek memberikan jawaban yang sebenarnya tidak cocok dengan keadaan
dirinya, tetapi merupakan jawaban yang dikehendaki oleh orang lain. Ke-10 bidang
pekerjaan ditambah dengan subskala Verifikasi itu diukur melalui 168 pasang pernyataan
(14 pasang x 12 halaman).
Setiap nomor pada KPR-V terdiri atas 3 pernyataan, subjek disuruh memilih 1
pernyataan yang paling disukai dan 1 pernyataan yang paling tidak disukai. Setiap
pernyataan merupakan satu aktivitas dalam pekerjaan tertentu. Waktu untuk mengerjakan
pada skala yang asli hanya berkisar 30 – 40 menit, tetapi pada bentuk skala yang
berbahasa Indonesia memerlukan waktu 2 kali lipat, yaitu 60 menit.
d. Minnesota Vocational Interest Inventory (MVII)
Dasarnya adalah 9 minat dasar seperti SVIB, termasuk mekanik, elektronik, dan
catering (pelayanan makanan).
e. RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun
1947. Saat itu tes ini hanya memiliki 9 jenis katagori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada.
Kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 katagori menjadi 12 katagori oleh
Kenneth Miller. Sejak saat itu, tes minat tersebut menjadi Test Interest Rothwell-Miller
atau yang lebih dikenal dengan Tes RMIB (Rothwell Miller Interest Blank).
D. Faking dalam Tes Inventori
Faking atau pengalabuhan jawaban biasanya terjadi saat individu mengerjakan
inventori. Faking terbagi dua yaitu:

1. Faking good yaitu memberikan impresi yang lebih baik atau dapat dikatakan
membaik-baikan dirinya. Tidak menggambarkan keadaan invidu sebenarnya.
Tujuannya adalah agar hasilnya lebih baik dan dapat diterima dikalangan tertentu.
2. Faking Bad yaitu sengaja memberikan impresi yang lebih buruk. Tujuannya untuk
menghindari tugas-tugas tertentu yang mungkin akan diberikan kepadanya.

Berbagai eksperimen menunjukkan bahwa faking pada suatu inventori, baik


faking good maupun faking bad memamng dapat dilakukan. Dengan kata lain impresi
yang diinginkan dapat diciptakan dengan sengaja.

Contohnya, terdapat suatu kelompok eksperimen yang menggunakan dua


kelompok subjek yang sebanding. Kelompok pertama diinstuksikan atau diarahkan untuk
sedemikian rupa sehingga seolah-olah mereka adalah orang yang berbahagia, tidak
bermasalah dan pandai menyesuaikan diri. Sebaliknya kelompok dua diinstruksikan atau
diarahkan untuk memberi jawaban seolah-olah dirinya adalah orang yang bermasalah.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa skor kedua kelompok berbeda secara signifikan.

Bentuk faking good yang lain, selain memberikan impresi yang lebih baik ialah
kecenderungan untuk mengikuti norma masyarkat atau social desirability yaitu
memberikan jawaban yang dirasa benar, bukan jawaban yang paling sesuai dengan
dirinya. Item-item yang banyak bermuatan social desirability biasanya masalah-masalah
filasafat negara, adat setempat, agama dan sejenisnya.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi faking. Salah satunya cara
pengetesan yang penting dan bersifat umum ialah menganjurkan mereka yang
mengerjakan inventori agar menjawab secepat yang dapat dilakukan, walaupun pada
inventori tidak ada batasan waktu. Semakin lama individu merenung suatu item iventori,
maka jawaban yang akan diberikan akan makin tidak murni kecocokannya dengan
perilaku sesungguhnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Inventori adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan teknik non test.
Dimana inventori sendiri dibagi menjadi 3:inventori kepribadian,minat dan nilai. Tes
inventori adalah tes-tes yang terutama menggunakan paper and pencil. Tes inventori
merupakan self report Questionnare, untuk menentukan karakteristik-karakteristik
kepribadian, minat (interested), sikap (attitude), dan nilai-nilai (value). Tes inventori
sangat berguna untuk mengetahui karakteristik kepribadian seperti minat, penyesuaian
diri, motivasi, dan prasangka. Namun perlu di ingat bahwa alat-alat tes yang digunakan
umumnya tidak ada yang sempurna dan masing-masing tes hanya menjelaskan satu atau
beberapa aspek kepribadian.

B. Saran
Semoga dengana dan makalah ini, pembaca akan mendapatkan manfaatnya.
Penulis meminta saran serta kritikan pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya,
karena kami sebagai penulis menyadari banyak kekurangan baik dalam segi materi
maupun penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P 2006. Kamus Lengkap Psikologi Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Save M. Dagun, 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga


Pengkajian Kebudayaan Nusantara.

Anne Anastasi dan Susana Urbina. Tes Psikologi “Psychological Testing”. PT Indeks,
Jakarta : 2007. Alih bahasa oleh Robertus Hariono dan Imam, MA
Daruma, AR.2003.Pengunaan Tes Psikologi. Maksar : Penerbit FIP UNM

Anda mungkin juga menyukai