Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR ILMU AL-QUR’AN DAN HADITS

Tentang

“Sejarah Pemeliharaan Al-Qur’an”

Kelompok 4

Rike Fitri :1830306043

Sintia Aggraini : 1830306047

Dosen Pengampu

Sefri Auliya, S. Th.I., M.Ud

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Sejarah Pemeliharaan Al-Qur’an”. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Ilmu Al-Qura’an dan Hadits”

Kami penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat di selesaikan sesuai dengan waktunya. Sesuai dengan pribahasa yang berbunyi
“tak ada gading yang tak retak” tidak ada manusia yang luput dari kesalahan”. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan oleh karena itu
kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

Batusangkar, 3 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Qur’an ada beberapa hal yang penting untuk
dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana
Al-Qur’an itu dibukukan karena dengan mengetahui bagaimana usaha-usaha para
sahabat untuk tetap memelihara Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang
pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar
memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika
selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga
telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah
dilaksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum
berhijrah ke Madinah. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak
Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad SAW.


Untuk pengumpulan dalam rangka pelestarian Al-Qur’an pada masa Nabi
Muhammad SAW, dilakukan dengan dua kategori penjagaan atau pengumpulan Al-
Qur’an, yang pertama dalam dada dan yang kedua adalah dalam dokumen atau
catatan.
1. Pengumpulan Al-Qur’an dalam dada, adalah dengan hafalan yang dilakukan oleh
Nabi maupun para sahabat pada saat itu. Yang mana kita ketahui bahwa Al-
Qur’an Karim turun kepada Nabi yang “ummy” (tidak bisa baca-tulis). Karena itu
perhatian Nabi hanyalah dituangkan untuk sekedar menghafal dan menghayatinya,
agar ia dapat menguasai Al-Qur’an persis sebagaimana halnya Al-Qur’an yang
diturunkan. Setelah itu ia membacakannya kepada orang-orang dengan begitu
terang agar merekapun dapat menghafal dan memantapkannya. Yang jelas adalah
bahwa Nabi seorang yang ummy dan diutus Allah di kalangan orang-orang yang
ummy pula, Allah berfirman Q.S. Al-Jumu’ah: 2

Biasanya orang-orang yang ummy itu hanya mengandalkan kekuatan hafalan dan
ingatannya, karena mereka tidak bisa membaca dan menulis. Memang bangsa
Arab pada masa turunnya Al-Qur’an, mereka berada dalam budaya Arab yang
begitu tinggi, ingatan mereka sangat kuat dan hafalannya cepat serta daya fikirnya
begitu terbuka. Orang-orang Arab banyak yang hafal berates-beratus ribu syair
dan mengetahui silsilah serta nasab keturunannya. Dengan turunnya Al-Qur’an
yang struktur bahasanya sangat jelas, tegas ketentuannya dan kekuasaannya yang
luhur, mereka terketuk dan kagum dan terpesona dengan yang terdapat dalam Al-
Qur’an, sehingga perhatiannya dicurahkan kepada Al-Qur’an. Dengan mereka pun
banyak yang menghafalnya ayat demi ayat dan surat demi surat. Secara berlahan
mereka tinggalkan syair-syair yang biasa mereka hafalkan karena merasa
memperoleh ruh/jiwa dari Al-Qur’an.
2. Pengumpulan dalam bentuk tulisan
Keistimewaan yang kedua dari Al-Qur’an Karim ialah pengumpulan dan
penulisannya dalam lembaran. Rasulullah SAW mempunyai bebrapa orang
sekretaris wahyu. Setiap turun ayat Al-Qur’an beliau memerintahkan kepada
mereka untuk menulisnya, agar memperkuat catatan dan dokumtasi dalam kehati-
hatian beliau terhadap kitab Allah ‘Azza Wa Jalla.

B. Penghafalan Al-Qur’an pada masa sahabat

Anda mungkin juga menyukai