1. Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan mendengarkan atau menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut sangat erat kaitannya dengan proses berpikir
seseorang dalam mendasari suatu bahasa. Karena bahasa seseorang mencerminkan pemikirannya,
semakin terampil seseorang dalam berbahasa, maka semakin jelas jalan pikirannya (Ngalimun dan
Alfulaila, 2014).
Berbicara pada dasarnya tidak hanya sekadar mengeluarkan kata-kata dari mulut saja tetapi
kata-kata tersebut harus baik, benar, logis, dan sistematis. Berbicara sebagai suatu keterampilan
berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan. Salah satu keterampilan berbahasa adalah
keterampilan berbicara. Berbicara menjadi sebuah keterampilan yang penting dan harus diperoleh
mahasiswa, karena melalui keterampilan berbicara, mereka dapat menyampaikan keinginan,
informasi, pikiran, dan ide-ide serta membujuk, meyakinkan, bertanya, dan menghibur orang lain.
Kegiatan berbicara dapat mencerminkan kamampuan orang dalam berpikir (Darmuki, dkk., 2017).
Berbicara adalah kemampuan untuk mengatakan suara artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan atau mengirimkan pikiran, gagasan, dan perasaan (Hidayati, 2018).
Jadi dapat disimpulkan, pengertian keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan yang
dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, ide, kemauan dan perasaan kepada orang lain
secara lisan.
2. Tujuan Berbicara
Berbicara dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan ide, perasaan, dan kemauan, serta
untuk lebih menambahkan pengetahuan dan cakrawala pengetahuan (Saddhono dan Slamet, 2012).
Dalam suatu pembicaraan, seorang pembicara dalam menyampaikan pesan kepada orang lain pasti
mempunyai tujuan, ingin mendapatkan responsi dan reaksi.
Tujuan pembicaraan tergantung dari keadaan maupun keinginan pembicara. Secara umum
tujuan pembicaraan sebagai berikut:
(1) mendorong dan menstimulasi, maksudnya yaitu pembicara berusaha memberikan semangat dan
gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan yaitu dapat menimbulkan inspirasi dan
membangkitkan emosi pendengar;
(2) meyakinkan, maksudnya yaitu jika pada saat ceramah pembicara berusaha untuk memengaruhi
keyakinan, pendapat atau sikap pendengar melalui argumentasi;
(3) menggerakkan, maksudnya yaitu apabila pembicara menghendaki adanya tindakan atau
perbuatan dari para pendengar, misalnya berupa seruan persetujuan maupun ketidaksetujuan,
pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, dan mengadakan aksi sosial;
(4) menginformasikan, maksudnya pembicara ingin memberi informasi tentang sesuatu agar para
pendengar dapat mengerti dan memahaminya;
(5) menghibur, maksudnya pembicara mempunyai maksud menggembirakan atau menyenangkan
para pendengarnya (Mudini, 2009).
Keterampilan berbicara dipengaruhi oleh dua faktor penunjang utama yaitu faktor internal
yang merupakan segala potensial yang ada dalam diri seseorang baik fisik maupun non fisik; dan
faktor eksternal yaitu tingkat pendidikan seseorang, kebiasaan dan lingkungan pergaulan (Triningsih,
2010).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yaitu untuk
mengomunikasikan, menghibur, memberitahukan dan meyakinkan orang lain dalam rangka
berkomunikasi untuk menambah pengetahuan.
Andrade, E. N. (1949). The presentation of scientific information. Proceedings of the Royal Society of
London, 136(884): 317-333. DOI: https://doi.org/10.1098/rspb.1949.0028.
Awalludin. (2017). Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Mailoa, E. (2008). Teknik penyajian presentasi ilmiah yang efektif dengan menggunakan media.
Dentofasial, Vol.7(2): 88-98.
Mudini. (2009). Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Bahasa.
Munir. (2013). Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Palaoglu. (2002). The Art of Scientific Presentation . Acta Neurochir , 83: 105-108. DOI:
https://doi.org/10.1007/978-3-7091-6743-4_17.
Rais, M. (2015). Pengaruh Penggunaan Multimedia Presentasi Berbasis Prezi dan Gaya Belajar terhadap
Kemampuan Mengingat. Jurnal Mekom, Vol. 2(1): 10-24
Rohmadi, M., Saddhono, K., Wardani, N. E., Anindyarini, A., Hastuti, S., & Waluyo, B. (2008). Teori
dan Aplikasi: Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Surakarta: UNS Press.
Saddhono, K. (2011). Wacana Khotbah Jumat di Surakarta: Suatu Kajian Linguistik Kultural. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17(4): 433-446.
Saddhono, K. (2012). Bentuk dan Fungsi Kode dalam Wacana Khotbah Jumat (Studi Kasus di Kota
Surakarta). Adabiyyat, N0. 1: 72-92.
Saddhono, K. (2012). Kajian Sosiolinguistik Pemakaian Bahasa Mahasiswa Asing dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Sebelas Maret. Kajian Linguistik
dan Sastra, Vol. 24(2): 176-186.
Saddhono, K., & Slamet. (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: CV. Karya
Putra Darwati.
Saddhono, K., & Slamet. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia; Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Darmuki, A., Andayani, Nurkamto, J., & Saddhono, K. (2017). Evaluating Information-processing-based
Learning Cooperative Model on Speaking Skill Course. Journal of Language Teaching and
Research, Vol. 8(1): 44-51. DOI: http://dx.doi.org/10.17507/jltr.0801.06.
Setiawan, B., Wibawa, S., Koeswanti, H. D., Kosasih, A., & Widiarto, T. (2010). Bahasa Indonesia untuk
Mahasiswa. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga.
Setiawati, E., Dewi, P. K., & Budiana, N. (2017). Bahasa Indonesia Akademik: Pengembangan
Kepribadian Berbasis Pendidikan Karakter. Malang: UB Press.
Utami, S. P., & Nuryatmojo, D. L. (2016). Pelatihan Presentasi Ilmiah untuk Meningkatkan Daya Saing
dalam Kompetensi Ilmiah Bagi Anggota Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja di Kota Semarang.
Jurnal SEMAR, Vol. 5(1): 83-91.