Anda di halaman 1dari 51

KETERAMPILAN BERBICARA

UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIK
DEWI SRI MERDEKAWATI, S. Pd. M. Pd.
 Sejarah Retorika dimulai pada tahun 467 sebelum
Masehi, Korax seorang Yunani dan muridnya Teisios
(keduanya berasal dari Syrakuse –Sisilia) menerbitkan
sebuah buku yang pertama tentang Retorika. Tetapi
retorika sebagai seni dan kepandaian berbicara, sudah
ada dalam sejarah jauh lebih dahulu. Misalnya dalam
kesusteraan Yunani kuno, Homerus dalam Ilias dan
Odyssee menulis pidato yang panjang. Juga bangsa-
bangsa seperti Mesir, India dan Cina sudah
mengembangkan seni berbicara jauh hari sebelumnya.
 Tetapi retorika sebagai seni dan
kepandaian berbicara, sudah ada dalam
sejarah jauh lebih dahulu. Misalnya dalam
kesusteraan Yunani kuno, Homerus dalam
Ilias dan Odyssee menulis pidato yang
panjang. Juga bangsa-bangsa seperti
Mesir, India dan Cina sudah
mengembangkan seni berbicara jauh hari
sebelumnya.
Cara pemakaian bahasa sebagai seni yang
didasarkan pada suatu pengetahuan atau
metode y ang teratur atau baik
 Adalah sebuah acuan atau dasar yang digunakan
sebagai bahan pembelajaran keterampilan berbicara,
khususnya untuk kepentingan akademik
Berbicara

 Sarana untuk mengkomunikasikan gagasan-


gagasan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
pendengar atau penyimak.
Teknik Pembelajaran Keterampilan
Berbicara

Penilaian dalam
Pembelajaran Berbicara
 Allwright (1975: 98) mengatakan bahwa feedback
(umpan balik) mempunyai 3 fungsi, yakni :
 Lee (2009:133)
alat penilaian(tes) itu harus dapat menilai
kemampuan mengomunikasikan gagasan yang
mencakup kemampuan kognitif dan
psikomotorik.
Dilakukan dengan cara meminta siswa untuk
mengungkapkan sesuatu (pengalaman atau
topik tertentu). Bahan cerita akan
disesuaikan dengan perkembangan
pembicara. Sasaran utama berupa unsur
linguistik, serta hal yang diceritakan,
ketepatan,kelancaran, dan kejelasannya.
 Dilakukan dengan cara disajikan suatu
topik dan pembicara diminta untuk
mendiskusikannya. Tes ini dimaksudkan
untuk mengetahui kemampuan pembicara
dalam menyampaikan
pendapat,mempertahankan pendapat, serta
menanggapi ide dan pikiran yang
disampaikan oleh peserta lain secara kritis.
 Presentasi Ilmiah
 Berpidato
 Penyajian karya tulis atau karya ilmiah
seseorang di depan forum undangan atau
peserta.
Terdapat unsur-unsur presentasi, meliputi :
 Peserta presentasi berkewajiban menyimak
presentasi dan memberi tanggapan dengan
baik.
 Setiap orang wajib bersikap terbuka dalam
segala hal yang menyangkut informasi yang
disajikan. Jika data itu diambil dari suatu
sumber, penyaji harus mengaku secara terus
terang dan terbuka bahwa data telah diambil
dari suatu sumber tertentu.
1. Tentukan butir-butir terpenting dari bahan yang dibahas.
2. Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian runtut dan runut
(koheren dan kohesif).
3. Ungkapkan kerangka pikir makalah yang akan disajikan dalam
diagram atau bagan alir untuk menunjukkan alur penalaran.
4. Tuliskan semuanya dalam bingkai powerpoint dengan ukuran
huruf atau ukuran gambar yang memadai.
5. Pilih rancangan slide yang sesuai.
6. Lakukan uji coba tayangan untuk memastikan bahwa semua bahan
yang akan disajikan dapat terbaca oleh peserta presentasi.
7. Cetak bahan untuk pegangan dalam penyajian.
 Berpidato merupakan salah satu wujud
kegiatan berbahasa lisan. Oleh karena itu,
berpidato memerlukan dan mementingkan
ekspresi gagasan dan penalaran dengan
menggunakan bahasa lisan yang didukung
oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah,
kontak pandang, dan intonansi suara.
 Penyampaian pidato secara mendadak (impromptu
delivery)
 Penyampaian pidato tanpa persiapan
(extemporaneus delivery)
 Penyampaian pidato dari naskah (delivery from
manuscript)
 Penyampaian pidato dengan ingatan.
 Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang
berlangsung,
 isinya menggugah dan bermanfaat bagi
pendengar,
 isinya tidak menimbulkan pertentangan sara,
 isinya jelas,
 isinya benar dan objektif,
 bahasa yang dipakai mudah dipahami, dan
 bahasanya disampaikan secara santun, rendah
hati, dan bersahabat.
1. Pembukaan, pada umumnya berisi sapaan
kepada pihak-pihak yang diundang atau yang
hadir dalam suatu acara.
2. Sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan
pokok yang akan disampaikan dalam pidato,
diperinci sesuai dengan waktu yang disediakan.
3. Penutup pidato berisi penyegaran kembali
gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam
sajian isi, harapan, dan ucapan terima kasih.
 Ketika berpidato, kita tidak boleh
menyinggung perasaan orang lain,
sebaliknya berupaya untuk menghargai
membangun optimisme bagi pendengarnya.
 Mengutamakan keterbukaan, kejujuran,
empati, dan persahabatan.
 Penyuntingan dilakukan untuk
menyempurnakan naskah pidato
Keberhasilan sebuah pidato bergantung terhadap
beberapa faktor, diantaranya :
 Tempo adalah cepat lambatnya pengucapan, tidak
berbicara terlalu cepat atau sebaliknya.
 Dinamika berkaitan dengan keras lembutnya suara, suar
tidak datar dan diperlukan adanya penekanan terhadap
suatu kata atau kalimat tertentu.
 Warna suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan
dengan suasana hati, misalnya suasanan sendu, sedih,
gembira, atau khidmat sesuai dengan tujuan acara.
 Efektif artinya dapat membawa hasil;
berhasil guna (KBBI)
 Efisien artinya tepat atau sesuai untuk
mengerjakan (menghasilkan) sesuatu
(dengan tidak membuang-buang waktu,
tenaga, biaya) (KBBI)
Berbicara efektif dan efisien maksudnya tidak
bertele-tele, tidak melakukan pemborosan kata,
serta berbicara dengan kalimat yang “rapi” dan
terstruktur sehingga lawan bicara mudah
memahami maksud pembicara, ini bertujuan
untuk mewujudkan fungsi berbicara sebagai alat
komunikasi serta interaksi sosial.
 Mengurangi gangguan komunikasi secara
antisipatif.
 Memaksimalkan efektivitas dalam proses
pembelajaran keterampilan berbicara.
› Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak.
› Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa d
media.
› Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih.
› Berpikir positif tentang peserta.
› Membuat peserta nyaman, merasa berterimaksih, dihormati, dan
dihargai.
› Mempertimbangkan budaya peserta.
› Bersikap terbuka terhadap sikap dan pendapat orang
› lain yang berbeda.
› Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari s
situasi formal alam budaya yang ada
› Penyaji memastikan bahwa suaranya dapat didengar
oleh semua peserta.
› Penyaji memastikan bahwa penyaji dapat melihat
semua peserta.
› Penyaji berusaha untuk menjadi penyimak atau
pendengar yang baik.
› Penyaji memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya, cari klarifikasi, dan lain-lain.
› Penyaji merespons peserta untuk aktif terlibat dalam
kegiatan pembelajaran berbicara.
› Penyaji menggunakan media yang menarik dan
efektif.
Kesimpulan
• Konsep dasar berbicara adalah sebuah acuan atau dasar yang
digunakan sebagai bahan pembelajaran keterampilan
berbicara, khususnya untuk kepentingan akademik.
• Teknik pembelajaran keterampilan berbicara untuk
kepentingan akademik adalah metode yang digunakan untuk
melatih keterampilan berbicara dalam kegiatan akademik,
misalnya teknik cerita berantai dan pemberian feedback.
• Berbicara efektif dan efisien adalah cara berbicara dengan
mengutamakan efektifitas [berhasil guna atau mencapai
sasaran dan tujuan] dan efisiensi [berdaya guna yang berarti
juga penghematan sumber daya yang ada].
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet. 2012. Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung :
Karya Putra Darwati.

E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia.


Jakarta : Akademika Pressindo. 

http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08
Akses pada 5/09/2012 pukul 19.38 WIB

Anda mungkin juga menyukai