Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

DisusunOleh:
Kelompok 1

11. Afina Nadzifa Hariyanto (P17320321001) 1. Danam Nanggala Arifin (P173203210011)


12. Aisyah Ghoisanni (P17320321002) 2. Deppy Ferysca Athalia (P173203210012)
13. Alzha Ramadhanti Shalu (P17320321003) 3. Dewwy Laras Syifa (P173203210013)
14. Anatasya Febriani (P17320321004) 4. Dwi Ayu Aprilia (P173203210014)
15. Anisa Maghfira (P17320321005) 5. Fajar Madya Firdaus (P173203210015)
16. Arsya Agustina Rahman (P17320321006) 6. Febri Puspita Anggraeini (P173203210016)
17. Aulia Septiwandini (P17320321007) 7. Fitri Nur Destiyana (P173203210017)
18. Ayu Widia Nurani Saputri (P17320321008) 8. Gabriela Zazkia Dwinanda Khasan (P173203210018)
19. Bella Puspita (P17320321009) 9. Hanna Mumtahanatul Hasanah (P173203210019)
20. Berliana Nabila (P173203210010) 10. Ida Fadilah (P173203210020)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem Pelayanan Kesehatan di Puskesmas”
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas bagi para pembaca dan juga bagi penulisnya.
Penulis mengucapkan terima kasihkepada ibu Dr.Atik Hodikoh,M.Kep,Sp.Mat selaku
dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 11 Oktober 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Konsep Puskesmas...........................................................................................................3
2.2 Fungsi Puskesmas.............................................................................................................5
2.3 Program Pokok Pelayanan Puskesmas.............................................................................6
2.4 Struktur Organisasi Puskesmas........................................................................................7
2.5 Peran Pokok Petugas Puskesmas......................................................................................9
2.6 Puskesmas Dalam Pelayanan Kesehatan........................................................................10
2.7 Kualitas Pelayanan Kesehatan........................................................................................13
2.8 Upaya Kesehatan Di Puskesmas....................................................................................16
2.9 Sistem Rujukan...............................................................................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22
3.2 Saran...............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Sejak dahulu pemerintah Indonesia sudah mengupayakan dalam melakukan kesejahteraan
dan pemerataan kesehatan di Indonesia untuk mengatasi masalah kesehatan peduduk. Demi
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka pemerintah telah
menetapkan bahwa pelayaanan mutu Kesehatan harus ditingkatkan mutunya. Dengan
demikian, seluruh elemen yang terkait dengan mutu pelayananan kesehatan harus melakukan
upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan.

Dengan adanya reformasi di segala bidang termasuk reformasi di bidang kesehatan,


menyebabkan semua elemen pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, baik milik pemerintah
maupun swasta, klinik, praktek dokter, dan sarana pelayanan kesehatan lainnya berlomba-
lomba dalam berbenah menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan kesehatan. Salah
satunya elemen mutu pelayanan kesehatan saat ini adalah Puskesmas. Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabuapten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas di Indonesia mulia berkembang pada tahun 1971 berdasarkan
KEPMENKES128/MENKES/II/2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas. Pusat Kesehatan
masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu fasilitas pelayanan publik yang menyediakan
jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Fungsi utama puskesmas adalah memberikan
pelayanan kepada dihadapkan kepada beberapa tantangan dalam hal sumber daya manusia
dan peralatan yang semakin canggih, namun harus tetap memberikan pelayanan yang
terbaik.Dengan adanya saran pelayanan kesehatan yang lengkap dan canggih, kecenderungan
masyarakat untuk lebih memilih kepada sarana prasarana tak dapat dihindari

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa saja kah konsep puskesmas?
b) Apa saja fungsi dari puskesmas?
c) Apa saja yang termasuk program pokok pelayanan kesehatan?
d) Bagaimana struktur organisasi puskesmas?
e) Apa saja peran dari pokok petugas pelayanan kesehatan?
f) Apa saja kah yang menjadi kualitas pelayanan kesehatan?
g) Apa saja kah upaya pelayanan Kesehatan di puskesmas?

1
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui konsep pelayanan kesehatan di puskemas.
b) Untuk mengetahui fungsi dari puskesmas dalam pelayanan Kesehatan masyarakat.
c) Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam program pokok pelayanan
kesehatan.
d) Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas.
e) Untuk mengetahui peran pokok petugas pelayanan kesehatan.
f) Untuk mengetahui kualitas pelayanan Kesehatan sesuai dengan pedoman dan aturan.
g) Untuk mengetahui upaya pelayanan Kesehatan dalam menciptakan kesejahteraan dan
Kesehatan masyarakat setinggi-tingginya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Puskesmas

Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Indonesia mulai dikembangkan


sejak dicanangkannya pembangunan jangka panjang (PJP) yang pertama tahun 1971.
Adapun tujuan pemerintah mengembangkan puskesmas adalah untuk mendekatkan
pelayanan Kesehatan kepada masyarakat yang Sebagian besar masih tinggal di
pedesaan (Muninjaya, 2004). Menuru tAzwar (1996) puskesmas adalahsuatu unit
pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang Kesehatan serta pusat pelayanan
Kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu. Berdasarkan KEPMENKES128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar puskesmas, mengatakan bahwa puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dalam pengertian tersebut terdapa
tempat hal pokok yang dijabarkan sebaga iberikut :
a. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis dinas Kesehatan
kabupaten/kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan Sebagian tugas
teknis operasional dinas Kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana
tingkatpertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat Kesehatan
masyarakat yang optimal.
c. Pertanggung jawaban Penyelenggara Penanggung jawab utama penyelenggaraan
seluruh upaya pembangunankesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas
Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk
Sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas Kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalahsatu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja (desa/kelurahan/RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab kepada dinas Kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan
pedoman kerja puskesmas yang disusun Departemen Kesehatan (1990) puskesmas
memiliki empat fungsi dasar, yaitu :
1. Preventif (pencegahanpenyakit).

3
2. Promotif (peningkatankesehatan).
3. Kuratif (pengobatanpenyakit).
4. Rehabilitative (pemulihankesehatan).

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan Kesehatan


tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi
pelayanan Kesehatan perseorangan dan pelayanan Kesehatan masyarakat. Usaha
Pokok Puskesmas Upaya pelayanan Kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan
puskesmas ialah pelayanan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat
dibutuhkan oleh Sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat. Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
meliputi pelayanan Kesehatan masyarakat dan pelayanan medik. Umumnya
pelayanan Kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan. Sebagai pusat
pelayanan Kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas merupakan
sarana pelayanan Kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata. Upaya pelayanan yang
diselenggarakan meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta Sebagian besar
diselenggarakan Bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar
gedung di wilayah kerja puskesmas.
2. Pelayanan medic dasar yang labih mengutamakan pelayanan kuratif dan
rehabilitative dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui
upaya rawat jalan dan rujukan.

Pada kondisi tertentu bila memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas


dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke
rumah sakit .Menurut Levey dan Lomba (1973) dalamAzwar (1996), pelayanan
Kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara Bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan Kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Menurut Konrath 2002, yang dimaksud dengan pelayanan
Kesehatan adalah setiap upaya baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama
dalam organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah penyakit,
mengobati penyakit, dan memulihkan kesehatan yang ditujukan kepada perseorangan,
kelompok atau masyarakat. Jenis pelayanan Kesehatan menurut pendapat Hodgetts
dan Cassio (1983) dalam Azwar (1996) terdiri atas dua yaitu :
1) Pelayanan kedokteran dan
2) Pelayanan Kesehatan masyarakat.

Pelayanan kedokteran tujuan utama nya untuk menyembuhkan penyakit dan


memulihkan Kesehatan serta sasaran nya ialah perseorangan atau keluarga sedangkan
pelayanan Kesehatan masyarakat tujuan utamanya untuk memelihara dan
meningkatkan Kesehatan serta mencegah penyakit dan sasaran utamanya masyarakat.
Upaya pemeliharaan Kesehatan diarahkan pada :

4
1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan efisien
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat.
2. Pengendalian biaya, agar pelayanan Kesehatan dapat lebih terjangkau oleh setiap
orang.
3. Pemerataan upaya Kesehatan dengan peran serta masyrakat agar setiap orang
dapat menikmati hidup sehat.
Di dalam setiap upaya pelayanan kesehatan, hal-hal ini perlu dilaksanakan
secara selaras, terpadu dan saling memperkuat. Pengendalian biaya seharusnya tidak
menyebabkan mutu dan pemerataan menurun. Usaha meningkatkan mutu tidak perlu
berarti biaya menjadi tidak terjangkau. Begitu pula peningkatan pemerataan jangan
mengakibatkan mutu menurun.

2.2 Fungsi Puskesmas


Menurut Mubarak dan Chayatin (2009), 0uskesmas memiliki tiga fungsi, yaitu
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, serta pusat pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama.

Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan, memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


Puskesmas harus selalu berupaya menggerakan, memantau, dan
menyelenggarakan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayahnya, sehingga dapat berwawasan dan mendukung
pembangunan kesehatan. Puskesmas juga melakukan pemantauan dan pelaporan
mengenai dampak pembangunan kesehatan yang dilakukan. sehingga, puskesmas
harus mengutamakan upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Pusat pemberdaya masyarakat
Puskesmas berupaya untuk membangun kesadaran, kemauan, dan kemampuan
menjalani hidup sehat baik bagi perorangan, masyarakat, maupun keluarga.
sehingga, pemberdayaan dapat diselenggarakan dengan baik dengan
memperhatikan kondisi dan situasi khususnya sosial budaya msyarakat setempat.
3. Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh. pelayanan kesehatan tingkat pertama sendiri meliputi :
a) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
dengan tujuan menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan.

5
pelayanannya meliputi rawat jalan dan di puskesmas tertentu terdapat
pelayanan rawat inap.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatannya.

2.3 Program Pokok Pelayanan Puskesmas

Setiap puskemas mempunyai pelayanan didalam dan di luar gedung, menurut jumlah
sasaran dan walayah kerjanya. Sesuai status puskesmas, perawatan dan non
perawatan, bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun pengembangan, tergantung
kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya material. Adapun program pokok
tersebut meliputi :
1. Program promosi kesehatan ( promkes)
Meliputi : penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM), sosialisasi program
kesehatan, survei perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan penilaian strata
posyandu.
2. Program pencegahan penyakit menular (P2M)
Meliputi : surveilans terpadu penyakit (STP), pelacakan kasus : TBC, kusta,
DBD, malaria, flu burung, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, infeksi
menular seksual (IMS), penyuluhan penyakit menular.
3. Program pengobatan
Meliputi :
 Pengobatan dalam gedung poli umum, poli gigi (rawat jalan), apotek, unit
gawat darurat (UGD), perawatan penyakit, rawat inap, pertolongan persalinan
(kebidanan).
 Pengobatan luar gedung: rujukan, kasus pelayanan Puskesmas keliling
(puskel)
4. Program kesehatan ibu dan anak (KIA)
Meliputi : ANC (antenatal care), CNC (post natal care), pertolongan
persalinan, rujukan ibu hamil resiko tinggi, pelayanan neonatus, kemitraan dukun
bersalin, manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
5. Program kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB)
Meliputi: pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), imunisasi calon
pengantin (TT Catin), pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS), penyuluhan KB.
6. Program upaya peningkatan gizi masyarakat
Meliputi: penimbangan bayi balita, pelacakan dan perawatan gizi buruk,
stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak, penyuluhan gizi.
7. Program sanitasi dan kesehatan lingkungan
Meliputi: pengawasan kesehatan lingkungan: SPAL (Saluran Pembuangan Air
Limbah), SAMI-JAGA ( sumber air minum- jamban keluarga), pemeriksaan
sanitasi: TTU ( tempat-tempat umum), institusi perkantoran, survei jentik nyamuk
(SIN)

6
8. Program pelayanan kesehatan komunitas
Meliputi : kesehatan mata, kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan
olahraga, perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas), upaya kesehatan sekolah
(UKS)
9. Program pencatatan dan pelaporan
Meliputi: sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP)
disebut juga sistem informasi dan manajemen Puskesmas (simpus)

2.4 Struktur Organisasi Puskesmas


Pola struktur organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) telah diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes/PMK) Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.Struktur organisasi puskesmas dalam
permenkes 75 tahun 2014 dibagi menjadi 3 (tiga) macam sesuai dengan kategori
puskesmas. Walaupun secara umum memiliki kesamaan, namun terdapat beberapa
bagian yang berbeda dari masing-masing kategori puskesmas.
 Struktur Organisasi Puskesmas Perkotaan
Adapun struktur organisasi puskesmas perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun,
dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
2. Kasubag Tata Usaha
Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi
Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
Membawahi:
1. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4. Pelayanan gizi yang bersifat UKM
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
1. Pelayanan kesehatan jiwa
2. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
3. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
4. Pelayanan kesehatan olahraga
5. Pelayanan kesehatan indera
6. Pelayanan kesehatan lansia
7. Pelayanan kesehatan kerja
8. Pelayanan kesehatan lainnya

7
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
1. Pelayanan pemeriksaan umum
2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4. Pelayanan gawat darurat
5. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
6. Pelayanan persalinan
7. Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan
rawat inap
8. Pelayanan kefarmasian
9. Pelayanan laboratorium

6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas


pelayanan kesehatan
Membawahi:
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
3. Bidan Desa
4. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

Struktur Organisasi Puskesmas Perkotaan dan Perdesaan

 Struktur Organisasi Puskesmas Perdesaan


Struktur organisasi puskesmas perdesaan memiliki pola yang sama dengan
puskesmas perkotaan atau tidak ada yang berbeda sama sekali. Jadi, sebagai
acuannya silakan lihat struktur organisasi puskesmas perkotaan.

8
 Struktur Organisasi Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil
Struktur organisasi puskesmas terpencil dan sangat terpencil lebih sederhana
karena disesuaikan dengan keterbatasan sumber daya manusia di Puskesmas
kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil.
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan Puskesmas di
kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas; dengan kriteria yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan minimal diploma tiga bila tidak tersedia tenaga kesehatan dengan
pendidikan sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat,
masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan
manajemen Puskesmas.
2. Kepala sub bagian Tata Usaha, yang bertanggung jawab membantu kepala
Puskesmas dalam pengelolaan Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian,
rumah tangga. Bendahara termasuk dalam bagian Tata Usaha.
3. Penanggungjawab UKM Esensial, UKM Pengembangan dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat.
4. Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
5. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan, yang membawahi:
 Puskesmas Pembantu
 Puskesmas Keliling
 Bidan Desa
 Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

2.5 Peran Pokok Petugas Puskesmas

Dalam peran sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas, tenaga kesehatan


mempunyai tugas pokok dan fungsi berdasarkan organisasi Puskesmas. Sesuai
Kepmenkes No.128 tahun 2004 susunan organisasi Puskesmas terdiri dari unsur
pimpinan yaitu kepala puskesmas, unsur pembantu pimpinan yaitu urusan tata usaha
dan unsur pelaksana berupa unit-unit yang terdiri dari petugas dalam jabatan
fungsional. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas sehingga bila
jumlah tenaga terbatas sedangkan tugas harus dibagi habis, maka akan menimbulkan
tugas tambahan yang terintegrasi ke dalam tupoksi masing-masing petugas.

A. PETUGAS MEDIS :
1. Dokter Umum : melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu,
posyandu.
2. Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel, pustu.

9
B. PETUGAS PARA MEDIS :
1. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan
kebidanan.
2. Perawat Umum : pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan
keperawatan umum.
3. Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan
keperawatan gigi..
4. Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah
gizi masyarakat.
5. Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan institusi
lainnya.
6. Sarjana Farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan Kesehatan.
7. Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi, penyuluhan,
pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.

C. PETUGAS NON MEDIS :


1. Administrasi : pelayanan administrasi pencatatan dan pelaporan kegiatan
puskesmas.
2. Petugas Dapur :menyiapkan menu masakan dan makanan
pasien puskesmas perawatan.
3. Petugas Kebersihan : melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan
lingkungan puskesmas.
4. Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan rawat
inap.
5. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel di luar
gedung puskesmas.

2.6 Puskesmas Dalam Pelayanan Kesehatan

Dalam Permenkes No.75/2014, disebutkan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Dalam Permenkes tersebut, ditetapkan tugas pokok dan

10
fungsi, jenis pelayanan yang harus diselenggarakan, serta standar ketenagaan dan
sarana Puskesmas. Pada prinsipnya, Puskesmas adalah pembina kesehatan wilayah,
yang melaksanakan 14 jenis pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) dan sembilan (9)
jenis pelayanan kesehatan perorangan (PKP), seperti telah disampaikan dimuka.
Permenkes 75 juga menetapkan standar ketenagaan Puskesmas seperti disampaikan
berikut:
(1) Dokter;
(2) Dokter Gigi;
(3) Perawat;
(4) Bidan;
(5) Farmasi;
(6) Kesehatan Masyarakat;
(7) Sanitarian;
(8) Gizi;
(9) Lab. Medis; dan
(10)Tenaga non-kesehatan.
Puskesmas yang merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama menjadi ujung tombak
dalam upaya menurunkan kesenjangan pembangunan kesehatan di seluruh wilayah.
Puskesmas didukung dengan Posyandu, pernah tercatat sebagai keberhasilan
Indonesia dalam meningkatkan cakupan KB, imunisasi, dan gizi balita. Di era
desentralisasi dan otonomi daerah, pengelolaan dan pembinaan Puskesmas diserahkan
kepada pemerintah daerah kabupaten/kota. Sejak itu, perkembangan Puskesmas
bervariasi tergantung pada komitmen dan kemampuan fiskal daerah.
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam
hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan
kesehatan secara mandiri.

 
Fungsi UPT. Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yaitu
a.pelayanan kesehatan perorangan

11
b.pelayanan kesehatan masyarakat daalam bentuk Promotif, Preventif,
Kuratif dan Rehabilitatif

Tugas Puskesmas
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kesehatan kabupaten /
kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan
(private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas
melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk
usaha pembangunan kesehatan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, namun
terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas ditambah
dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang
ada serta kemampuan Puskesmas.
Puskesmas dilengkapi dengan tenaga medis yang kompeten, meliputi dokter, dokter
gigi, bidan, perawat, petugas laboratorium, tenaga kesehatan lingkungan dan
masyarakat, serta tenaga gizi. Dengan sumber daya yang ada, puskesmas menawarkan
berbagai layanan kesehatan yang terjangkau, seperti konseling, pelayanan kesehatan
ibu dan anak, imunisasi, pelayanan gizi dan pembinaan posyandu, serta pencegahan
dan pengendalian penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular,
Fasilitas dan Layanan Kesehatan di Puskesmas

Terlepas dari statusnya sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas tetap
memiliki fasilitas yang bisa diandalkan untuk melayani pasien. Fasilitas kesehatan
dan pelayanan yang bisa Anda dapatkan di puskesmas terdiri atas rawat jalan dan
rawat inap.
Pelayanan kesehatan di puskesmas memang tidak selengkap di rumah sakit besar,
namun pasien masih bisa mendapatkan perawatan yang memadai, seperti:
1. Rawat jalan tingkat pertama

12
Memberikan pelayanan pencegahan penyakit, konsultasi, dan saran pengobatan pada
pasien yang tidak membutuhkan rawat inap.
2. Rawat inap tingkat pertama
Penanganan rawat jalan yang disertai tambahan fasilitas rawat inap sesuai indikasi
medis.
3. Pelayanan skrining kesehatan
Layanan yang diberikan untuk pasien dengan risiko penyakit kronis, seperti diabetes
tipe 2, hipertensi, dan kanker serviks.
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Pemeriksaan kondisi ibu hamil, membantu persalinan, perawatan pada masa nifas,
menyusui, program keluarga berencana, serta imunisasi dasar bagi bayi dan anak.
Khusus dalam membantu persalinan normal, puskesmas juga dapat menyediakan
layanan rawat inap.

2.7 Kualitas Pelayanan Kesehatan

Kualitas adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Kualitas didasarkan pada
pengalaman aktual pelanggan atau konsumen terhadap produk atau jasa yang diukur
berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut (Wijaya, 2011 cit. Mongkaren, 2013).
Kualitas pelayanan kesehatan adalah persepsi pelanggan mengenai superioritas jasa
pelayanan kesehatan yang merupakan akumulasi kepuasaan bagi banyak pelanggan
atas banyak pengalaman jasa. Menurut Hart et al. (1990). Layanan yang berkualitas
adalah layanan yang berorientasi pada pelanggan (Customer-oriented), tersedia
(available), mudah didapat (accesible), memadai (acceptable), terjangkau (afforable),
dan mudah dikelola (controllable). Kualitas tercapai ketika kebutuhan dan harapan
pelanggan terpenuhi (Assaf, 2009). Jadi yang dimaksud dengan kualitas pelayanan
kesehatan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada pada diri setiap pasien/ pelanggan. Menurut
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1990) dalam Muninjaya (2011) terdapat lima
dimensi untuk mengukur kualitas pelayanan yang di kenal dengan nama ServQual.
Kelima dimensi tersebut meliputi :
a. Kehandalan (reliability)

13
Kemampuan untuk memberikan pelayanan jasa sesuai dengan yang di janjikan secara
akurat dan tepat waktu. Contoh jika suatu pelayanan jasa menyatakan bahwa jam
buka layanan, antara jam 08.00-16.00 WIB. Pelayanan akan di nilai reliabel oleh
pelanggan jika secara konsisten pelayanan jasa tersebut tetap memberikan pelayanan
sesuai dengan jam dan hari kerja kerja yang telah ditentukan.
b. Ketanggapan (responsiveness)
Dimensi ini dimasukan ke dalam kemampuan petugas kesehatan dalam menolong
pelanggan/ pasien dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
c. Jaminan (assurance)
Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan, dan sifat petugas yang
dapat dipercaya oleh pelanggan. Pemenuhan terhadap kriteria pelayanan ini akan
mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari risiko. Berdasarkan riset dimensi
ini meliputi faktor:
a. Keramahan (coutesy), adalah meliputi kesopanan, perhatian, dan sikap petugas
pelayanan kesehatan.
b. kompetensi (competence), artinya ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan.
c. Kredibilitas (credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan
kepada perusahaan, seperti reputasi, dan prestasi.
d. Keamanan (security), yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan petugas
untuk memberikan rasa aman pada pasien.
d. Empati (emphaty)
Merupakan kesediaan penyedia pelayanan jasa untuk lebih peduli memberikan
perhatian secara pribadi kepada pelanggan. Dimensi ini merupakan penggabungan
dari aspek :
1) Akses (acces), yaitu kemudahan dalam memanfatkan jasa yang ditawarkan penyedia
jasa.
2) Komunikasi (communication), yaitu kemampuan melakukan komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada konsumen atau menerima masukan dari konsumen.
3) Pemahaaman pada konsumen (understanding the customer), yaitu usaha penyedia jasa
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
e. Bukti fisik (Tangible)
Mutu/ kualitas pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung oleh para
penggunanya dengan menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai.

14
Misalnya ruang penerimaan pasien yang bersih dan nyaman dilengkapi dengan kursi,
lantai berkeramik, TV, peralatan pelayanan kesehatan yang memadai, serta seragam
staf/ petugas kesehatan yang rapi, menarik dan bersih.

Pelanggan dalam pelayanan kesehatan yaitu:


a. Pelanggan internal, yaitu para tenaga medis, paramedis, nonmedis atau pelaksana
fungsional lainnya seperti laboratorium, radiologi, gizi, ambulan, blood bank, yang
kesemuanya saling membutuhkan, saling tergantung dalam suatu sistem pelayanan
kesehatan intern.
b. Pelanggan eksternal, yaitu pelanggan yang sesungguhnya menjadi sasaran dari misi
organisasi pelayanan kesehatan, yaitu para pasien, famili dan sahabatnya serta pihak-
pihak lain yang berkepentingan dengan organisasi (Wijono, 2000).
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau
hasil yang dirasakan dengan harapannya (Supranto, 2006). Kepuasan pasien adalah
suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya (Pohan, 2006).

15
2.8 Upaya Kesehatan Di Puskesmas
Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib meliputi:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
g. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas

Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan


di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan tersebut adalah :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olahraga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
j. Pengelolaan Obat di Puskesmas

Dapus : Supanjiono., Nurkhayah, E., Artiani, R. 2017. konsep dasar keperawatan.


pilar utama mandiri, jakarta.

2.9 Sistem Rujukan

Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan ini dikembangkan atas dasar Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 032/Birhup/72 tentang
pelaksanaan Referal System, adapun batasan dan pengertian pada Bab I Ketentuan
Umum, Pasal 1 sebagai berikut:

“ Referal System adalah suatu usaha pelayanan kesehatan antara berbagai tingkat
unit-unit pelayanan medis dalam suatu daerah tertentu ataupun untuk seluruh wilayah
Republik Indonesia.”

16
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu
sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar
unit-unit yang setingkat kemampuannya). Sederhananya, sistem rujukan mengatur
darimana dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu
memeriksakan keadaan sakitnya.

Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.

Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam
satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan
yang sifatnya sementara atau menetap.

Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke
tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.

 Jenis Rujukan

Sistem rujukan di Indonesia dibedakan atas 2 jenis yaitu :

1) Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk
pelayanan kesehatan masyarakat (public health service).

Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan
operasional. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan
bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan
uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif)
dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,
sarana dan opersional.

1. Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular
2. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan disuatu wilayah
3. Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan
bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal
4. Pemberian makanan, tempat tinggal, obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya
bencana alam
5. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih
bagi masyarakat umum
6. Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan dan sebagainya

17
2) Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan
kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik
ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan
pemeriksaan.

Menurut Syafrudin (2009), rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara
timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal
kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional.

Jenis rujukan medik antara lain:

1) Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif dan
lain-lain.

2) Transfer of specimen
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

3) Transfer of knowledge / personal.


Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan
setempat.

 Merujuk dan Menerima Rujukan Pasien

o Prosedur standar merujuk pasien


 Prosedur Klinis:
1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk
menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.

2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur


Operasional (SPO).

3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.

4. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis / Paramedis yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.

5. Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atau ambulans, agar
petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian
pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.

 Prosedur Administratif:
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.

2. Membuat catatan rekam medis pasien.

18
3. Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)

4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 (Lembar pertama dikirim ke tempat


rujukan bersama pasien yang bersakutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip).

5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.

6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan


tempat tujuan rujukan.

7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi


yang bersangkutan.

o Prosedur standar menerima rujukan Pasien.


 Prosedur Klinis:
1. Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO).

2. Setelah stabil, meneruskan pasien ke ruang perawatan elektif untuk perawatan


selanjutnya atau meneruskan ke sarana kesehatan yang lebih mampu untuk dirujuk
lanjut.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan klinis pasien.

 Prosedur Administratif:
1. Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang telah diterima
untuk ditempelkan di kartu status pasien.

2. Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tanda terima pasien
sesuai aturan masing-masing sarana.

3. Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada kartu catatan
medis dan diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya sesuai kondisi pasien.

4. Membuat informed consent (persetujuan tindakan, persetujuan rawat inap atau


pulang paksa).

5. Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan / perawatan yang akan


dilakukan kepada petugas / keluarga pasien yang mengantar.

6. Apabila tidak sanggup menangani (sesuai perlengkapan Puskesmas / RSUD yang


bersangkutan), maka harus merujuk ke RSU yang lebih mampu dengan membuat
surat rujukan pasien rangkap 2, kemudian surat rujukan yang asli dibawa bersama
pasien, prosedur selanjutnya sama seperti merujuk pasien.

7. Mencatat identitas pasien di buku register yg ditentukan.

19
o Prosedur standar membalas rujukan pasien
 Prosedur Klinis:
1. Rumah Sakit atau Puskesmas yang menerima rujukan pasien wajib mengembalikan
pasien ke RS / Puskesmas / Polindes/Poskesdes pengirim setelah dilakukan proses
antara lain:

a. Sesudah pemeriksaan medis, diobati dan dirawat tetapi penyembuhan selanjutnya


perlu di follow up oleh Rumah Sakit / Puskesmas / Polindes/Poskesdes pengirim.
b. Sesudah pemeriksaan medis, diselesaikan tindakan kegawatan klinis,tetapi
pengobatandanperawatanselanjutnya dapat dilakukan di Rumah Sakit / Puskesmas /
Polindes / Poskesdes pengirim.
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan mendiagnosa bahwa kondisi pasien sudah
memungkinkan untuk keluar dari perawatan Rumah Sakit / Puskesmas tersebut dalam
keadaan:

a. Sehat atau Sembuh.


b. Sudah ada kemajuan klinis dan boleh rawat jalan.
c. Belum ada kemajuan klinis dan harus dirujuk ke tempat lain.
d. Pasien sudah meninggal.
3. Rumah Sakit / Puskesmas yang menerima rujukan pasien harus   memberikan
laporan / informasi medis / balasan rujukan kepada Rumah Sakit / Puskesmas /
Polindes / Poskesdes pengirim pasien mengenai kondisi klinis terahir pasien apabila
pasien keluar dari Rumah Sakit / Puskesmas.

 Prosedur Administratif:
1. Rumah Sakit / Puskesmas yang merawat pasien berkewajiban memberi surat
balasan rujukan untuk setiap pasien rujukan yang pernah diterimanya kepada Rumah
Sakit / Puskesmas / Polindes/Poskesdes yang mengirim pasien yang bersangkutan.

2. Surat balasan rujukan boleh dititip melalui keluarga pasien yang bersangkutan dan
untuk memastikan informasi balik tersebut diterima petugas kesehatan yang dituju,
dianjurkan berkabar lagi melalui sarana komunikasi yang memungkinkan seperti
telepon, handphone, faksimili dan sebagainya.

o Prosedur standar menerima balasan rujukan pasien


 Prosedur Klinis:
1. Melakukan kunjungan rumah pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.

2. Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit/ Puskesmas


yang terakhir merawat pasien tersebut.

3. Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan memantau


(follow up) kondisi klinis pasien sampai sembuh.

20
 Prosedur Administratif:
1. Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku register
pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang
bersangkutan dan memberi tanda tanggal/jam telah ditindaklanjuti.

2. Segera memberi kabar kepada dokter pengirim bahwa surat balasan rujukan telah
diterima.

 Manfaat Sistem Rujukan

1. Dari sudut penentu kebijakan (policy maker), manfaat sistem rujukan adalah
membantu menghemat dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam
peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan
kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang
tersedia; memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.

2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (konsumen kesehatan),


manfaat sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama berulang-ulang; kemudahan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan berwenang di setiap sarana
pelayanan kesehatan.

3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan keseahatan


(penyedia kesehatan), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas penjelasan tentang
karier kesehatan dengan akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan
dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan, yaitu: kerja sama
yang terjalin; memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan memiliki tugas dan kewajiban tertentu.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang berupa menyeluruh, terpadu, Merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat
luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan
kesehatan di Indonesia maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama
berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan.

Berdasarkan evaluasi pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan analisis SWOT dapat


disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas saat ini menghadapi kondisi
yang paling buruk karena harus menghadapi ancaman/rintangan/tantangan (threat)
besar yang bersumber pada lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan dilanda
sebagai kelemahan internal (Weakness) strategi yang tepat pada keadaan demikian
inilah strategi defensif dalam arti mengurangi atau merubah bentuk pelayanan
kesehatan.

3.2 Saran

Agar tercapainya keberhasilan dalam aktivitas pelayanan jasa kesehatan maka penulis
mencoba memberikan saran yang mungkin dapat menjadikan masukan positif bagi
para pembaca yaitu :
A. Merubah paradigma berupa paradigma sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan
pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif
B. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya kesehatan
C. Mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan AKI dan AKB.
D. Keterpaduan KB kesehatan di Posyandu
E. Upaya kesehatan Puskesmas memfokuskan pada program pokok utama.

22
DAFTAR PUSTAKA

Wowor, H. (2016). Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat


(Puskesmas) Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnalilmiahsociety/article/view/12443/12015

Sannah, Nor. 2017. Pelaksanaan Fingsi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)


Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Long Kali
Kabupaten Paser, Jurnal Ilmu Pemerint ahan Vol 5. No 1.

Supanjiono, dkk. 2017. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Timur : Pilar Utama
Mandiri.

Info Seputar Puskesmas. (2009, September 15). Puskeslinfo.wordpress.com.


https://puskelinfo.wordpress.com/2009/09/15/peran-pokok-3-macam-petugas-
pelayanan-puskesmas/http:/ejournal.litbang.kemkes.go.id/hsr/article/download/
2752/1510

Jangan Ragu ke Puskesmas dan Dapatkan Pelayanan Kesehatan Ini. (2020, Oktober
12). Alodokter.com. https://www.alodokter.com/jangan-ragu-ke-puskesmas-dan-
dapatkan-pelayanan-kesehatan-ini

Peran , Fungsi dan Tugas Puskesmas. https://dikes.badungkab.go.id. Diakses pada


(2021, Oktober 12) dari
https://dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutaselatan/page/read/94
A.A Oka Mahendra, S.H. (2018, January 23). Jaminan Sosial Indonesia - BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. jamsosindonesia.com.
https://www.jamsosindonesia.com/opini/optimalkan_peran_puskesmas_sebagai_ujun
g_tombak_penyelenggaraan_jkn

Lilis Komariah, S.Gz & Nurul Imani, S.K.M. (Ed.). (2018). Penguatan Pelayanan
Kesehatan Dasar Di Puskesmas. Jalan Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat, 10310 :
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kedeputian Pembangunan Manusia,
Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas.

23
(nd). Universitas Diponegoro | Institutional Repository (UNDIP-IR) - Universitas
Diponegoro | Repositori Kelembagaan (UNDIP-
IR). https://eprints.undip.ac.id/55434/4/Lidia_Shafiatul_Umami_220101131200.

(nd). Batukarinfo | Bekerja dan Berbagi untuk kemajuan


KTI. https://batukarinfo.com/system/files/buku%20rujukanBIND.

Mahendro Prasettyo Kusumo. (2016, 8 September). Rujukan BERJENJANG


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL . mahendro.staf.umy.ac.id.

Mahbub, A. (n.d). Makalah Evaluasi Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas.


Academia.edu. diakses pada (2021 Oktober 12) dari
https://www.academia.edu/30635137/MAKALAH_EVALUASI_PELAYANAN_KE
SEHATAN_DI_PUSKESMAS

24

Anda mungkin juga menyukai