Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkah dan rahmat-Nya lah kami dapat menyusun makalah yang membahas
mengenai Unsur-unsur Berbicara. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Karena
dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliaulah sekarang kita bisa
merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan
semoga kelak kita menjadi umat yang beliau syafaati di padang tandus yang
tidak kita temui syafaat selain dari beliau.
Penyusun
PEMBAHASAN
UNSUR-UNSUR BERBICARA
Keterampilan Berbicara
1. Pembicara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembicara adalah orang
yang berbicara (berpidato dan sebagainya). Arti lainnya sari kata pembicara
adalah penasihat.
Pembicara atau komunikator adalah sekelompok orang yang menyampaikan
pikiran, gagasan, perasaan pada orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran
secara efektif, maka seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala
sesuatu yang ingin dikomunikasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya terhadap para pendengarnya dan dia harus mengetahui
prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraa, baik secara umum
maupun perorangan (Tarigan, 1981:15).
Ciri Pembicara yang Ideal
Seorang pembicara memiliki ciri-ciri dalam berbicara. Menurut Rusmiati
(Cahyani, I, 2007: 62) menyebutkan ciri-ciri pembicara ideal adalah:
1) Memilih topik yang tepat
Pembicara yang baik selalu dapat memilih topik pembicaraan yang
menarik, aktual, dan selalu bermanfaat bagi pendengarnya. Topik
pembicaraan harus tersusun dengan baik sehingga pendengar cenderung
akan meningkatkan antusiasnya.
2) Menguasai materi
Seorang pembicara harus mampu menguasai materi yang akan
disampaikan, sebelum pembicaraan dimulai seorang pembicara sudah
mempelajari materi yang akan disampaiakan.
3) Memahami latar belakang pendengar
Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar,
apabila pembicara telah memahami pendengarnya situasi dan kondisi
pembicara yang akan diciptakan menjadi baik, sebelum pembicaraan
berlangsung, pembicara yang akan diciptakan menjadi baik berusaha
mengumpulkan informasi berkenaan dengan pendengarnya.
4) Mengetahui situasi
Pembicara yang baik akan mengidentifikasi mengenai ruangan, waktu,
sarana dan prasarana, suasana, sehingga seorang pembicara mengetahui
suasana dan situasi apakah tenang jauh dari keramaian, bising atau gaduh.
5) Tujuan jelas
Setiap aktivitas sudah tentu memiliki tujuan, demikian pula dengan
kegiatan berbicara sudah tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai, apabila
tujuan pembicaraan sudah ditentukan dengan jelas maka pembicaraan
yang dilakukan menjadi jelas dan terarah.
6) Kontak dengan pendengar
Pembicara yang baik akan selalu berusaha reaksi emosi dan perasaan
pendengarnya. Pendengar merasa diperhatikan dan dihargai oleh
pembicara akan bersikap positif antara pembicara dengan pembicaraannya
dan pendengar akan memberikan sikap yang simpatik.
7) Kemampuan linguistiknya (berbahasanya) tinggi
Pembicara yang baik memiliki kemampuan bahasa (linguistik) yang tinggi
sehingga pembicara dapat menyesuaikan pengguanaan bahasa dengan
kemampuan pendengarnya. Pembicara pun dapat menyajikan materi
pembicaraannya dalam bahasa yang efektif, sederhana dan mudah
dipahami serta lancer dalam mengkomunikasikan gagasannya.
8) Menguasai pendengar
Seorang pembicara dengan gaya yang menarik dia mampu menguasai
pendengar, pembicara mengarahkan pendengar kepada pembicaraannya.
Bila pendengar sudah terpusat, terarah perhatiannya kepada pembicara da
nisi pembicaraannya maka pembicara dapat menguasai, mengontrol, dan
mempengaruhi pendengarnya.
9) Manfaatkan alat bantu
Pembicara harus memanfaatkan alat-alat bantu seperti skema, diagram
statistic, gambar-gambar, dan sebagainya.
10) Penampilan meyakinkan
Pembicara yang baik tampil dengan gaya bicara menarik. Bahasa
sederhana, mudah dicerna, dan efektif dalam mengkomunikasikan materi.
11) Berencana
Pembicara harus memiliki sebuah rencana jika ada perubahan situasi,
harus berubah pelaksanaan dan bagaiman cara mengatasinya.
2. Isi Pembicaraan
Isi pembicaraan dalam berbicara harus menarik, aktual, dan bermanfaat sesuai
dengan daya tangkap pendengar dan sedikitnya sudah diketahui, dan dipahami
kedua belah pihak. Agar topik pembicaraan itu mudah dipahami perlu disusun
naskah secara sistematis, misalnya sesuai dengan urutan waktu, tempat dan
sebab akibat.
3. Saluran atau Media
Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh
pembicara kepada penyimak. Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa
simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Saluran untuk
memindahkannya adalah udara. Selanjutnya, simbol yang disalurkan lewat
udara diterima oleh penyimak.
4. Penyimak
Pembicara yang baik pasti akan bersifat komunikatif terhadap lawan bicara.
Dalam penyampaian ide atau gagasan pembicara perlu memperhatikan siapa
penyimak dari pembicara tersebut, agar materi yang sudah disampaikan bisa
diterima dengan berimbang.
5. Tanggapan Penyimak atau Umpan Balik
Umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh seorang penyimak atau
komunikan (penerima pesan) ketika seorang pembicara sedang
menyampaikan pesan. Reaksi dapat berupa jawaban atau tindakan. Dengan
demikian, komunikasi yang berhasil ditandai oleh adanya interaksi antara
pembicara dan penyimak.
SIMPULAN
Keterampilan berbicara sangat penting dimiliki seseorang agar tidak terjadi
kesalahpahaman antara penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Dalam
proses berbicara terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan. Dengan ini,
kita mengetahui bahwa terdapat lima unsur dalam kegiatan berbicara yang
dapat menunjang keberhasilan dalam proses berbicara dan meningkatkan
keterampilan berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Yahya, Ahmad. (2011). “Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik
dengan Metode Komunikatif Pada Siswa Kelas X MAN Kendal Tahun Ajaran
2010/2011”. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang.
lib.unnes.ac.id. [online], diakses pada 4 Maret 2020.
Annisa Aulia Dwi Cahyani. 2018. Tugas Paper Mata Kuliah Pengembangan
Media Berbasis IT. https//eprints.uns.ac.id [online], diakses pada 4 Maret
2020.