Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 5

- Maya Angeliana Putri ( F1041191052 )


- Yoga Rizqi Putra (F1041191052)
Topik :
Bilangan Kelas 7
Pola Bilangan Kelas 8
A. BILANGAN
Konsep
Bilangan merupakan suatu konsep berupa angka yang digunakan untuk membantu
kehidupan sehari-hari manusia.
Macam-macam Bilangan
 Bilangan nol adalah bilangan yang berarti kosong atau tidak ada objek apapun.
Bilangan nol dilambangkan dengan angka 0.
 Bilangan nol merupakan angka yang istimewa. Semua bilangan yang dikalikan
dengan nol, akan menghasilkan nol.
 Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan positif, bilangan negatif,
dan juga bilangan nol.
 Bilangan bulat dibagi lagi menjadi dua, yaitu bilangan bulat genap dan bilangan bulat
ganjil. Bilangan bulat genap merupakan bilangan yang bisa dibagi dua. Contoh
bilangan bulat genap adalah -8, -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, dan 8.
 Adapun bilangan bulat ganjil adalah bilangan yang tidak bisa dibagi dua, atau saat
dibagi dua akan bersisa. Contoh bilangan bulat ganjil adalah -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, dan
7.
 bilangan asli adalah bilangan bulat positif dari satu hingga tak terhingga. Bilangan
asli juga sering disebut dengan bilangan bulat positif. Angka yang termasuk bilangan
asli adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan
seterusnya hingga tak terhingga.
 bilangan prima merupakan bilangan bulat positif yang lebih besar dari satu dan hanya
habis dibagi satu dan dirinya sendiri.
 bilangan rasional adalah bilangan yang dapat ditulis sebagai pecahan (bilangan bulat
dibagi bilangan bulat lainnya).
 Bilangan irasional adalah kebalikan dari bilangan rasional, yaitu bilangan yang tidak
bisa ditulis sebagai pecahan.
 Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat.
a. Sifat tertutup Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c
juga bilangan bulat.
b. Sifat komutatif Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b +
a.
c. Sifat asosiatif Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a + b) +
c = a + (b + c).
d. Mempunyai unsur identitas Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a
+ 0 = 0 + a. Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
e. Mempunyai invers Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + ( –a) =
( –a) + a = 0. Invers dari a adalah –a, sedangkan invers dari –a adalah a.

 Jika a dan b bilangan bulat maka berlaku a – b = a + ( –b)


 Operasi pengurangan pada bilangan bulat berlaku sifat tertutup.
 Jika n adalah sebarang bilangan bulat positif maka

 Jika p dan q bilangan bulat maka


a. p x q = pq
b. (-p) x q = -(p x q ) = -pq
c. P x (-q) = -(p x q ) = -pq
d. (-p) x (-q) = p x q = pq
 Untuk setiap p, q, dan r bilangan bulat berlaku sifat
a. tertutup terhadap operasi perkalian
b. komutatif: p x q = q x p
c. asosiatif: (p x q) x r = p x (q x r)
d. distributif perkalian terhadap penjumlahan: p x (q + r) = (p x q) + (p x r)
e. distributif perkalian terhadap pengurangan: p x (q – r) = (p x q) – (p x r)
 Unsur identitas pada perkalian adalah 1, sehingga untuk setiap bilangan bulat p
berlaku p x 1 = 1 x p = p.
 Pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian. 10. Pada operasi pembagian
bilangan bulat tidak bersifat tertutup
 a2 = b sama artinya dengan √ = a
 a3 = b sama artinya dengan √ = a
 Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat tidak terdapat tanda
kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut.
a. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan ( –) sama kuat, artinya operasi
yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
b. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) sama kuat, artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
c. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) lebih kuat daripada operasi
penjumlahan (+) dan pengurangan ( –), artinya operasi perkalian (x) dan
pembagian (:) dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi penjumlahan (+)
dan pengurangan ( –).
1. Kesulitan
Materi Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat dan Bilangan Pecahan
2. Alasannya
Karena pada materi tersebut siswa cenderung kesulitan dalam menyelesaikan soal.
Hal itu dikarenakan siswa belum memahami bagaimana konsep (langkah-langkah)
penyelesaiaannya dan terjadinya kesalahan dalam pengoperasiannya.
3. Solusi
Guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa bahwa tingkatan dalam proses
menyelesaikan soal operasi hitung campuran baik bilangan bulat maupun bilangan
pecahan, kesalahan dalam mengoperasikan adalah siswa tidak mengerti bagaimana
langkah-langkah yang baik dalam menyelesaikanya. Kemudian, kesalahan langkah-
langkah adalah memberikan pemahaman kepada siswa dalam menyelesaikan soal
secara bertahap, misalkan dalam menyelesaikan soal yang terlebih dahulu
diselesaikan adalah yang didalam kurung, kemudian baru lah di operasikan sehingga
menemukan hasil akhir. Dan langkah selanjutnya jika ada perkalian dan pembagian
maka kita harus menyelesaikan yang paling kiri terlebih dahulu karena perkalian dan
pembagian memiliki kekuatan yang sama begitupun pada penjumlahan dan
pengurangan. Dan jika ada penjumlahan dan pengurangan digabung dengan
perkalian ataupun pembagian maka selesaikan perkalian ataupun pembagian terlebih
dahulu kemudian baru di jumlahkan ataupun dikurangkan.
4. Kesalahan yang sering terjadi
Guru
 Pada materi ini kesalahan yang sering terjadi yaitu ketika pada saat penyajian
soal terkadang tidak menggunakan tanda kurung, sehingga siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal. Misalkan
Siswa cenderung mengerjakan soal tersebut menggunakan kalkulator, dan ketika
mereka menggunakan kalkulator yang mereka tulis adalah . Sehingga
jawaban mereka salah, hal ini terjadi karena mereka tida mengerti bagaimana
konsep dari peneyelesaiaan operasi hitun tersebut.
 Tidak menjelaskan konsep atau langkah-langkah penyelesaiaan soal secara
terperinci
Siswa
 Tidak mengerti konsep (langkah-langkah) pada operasi hitung
 Menganggap bahwa matematika itu sulit, sehingga malas untuk belajar.

B. POLA BILANGAN
Konsep
Pola bilangan adalah susunan angka-angka yang membentuk pola tertentu, misalnya
segitiga, garis lurus, persegi, dan masih banyak lainnya.
Macam-macam pola bilangan :
 Pola bilangan persegi panjang
Pola bilangan jenis ini akan menghasilkan bentuk menyerupai persegi panjang.
Contohnya susunan angka 2, 6, 12, 20, 30, dan seterusnya. Untuk menentukan pola
ke-n, kamu bisa menggunakan persamaan Un = n (n + 1) di mana n merupakan
bilangan bulat positif.
 Pola bilangan persegi
Pola persegi adalah susunan bilangan yang dibentuk oleh bilangan kuadrat. Secara
matematis, pola bilangan ini mengikuti bentuk Un = n2. Contoh susunan bilangan
yang menghasilkan pola persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan seterusnya.
 Pola bilangan segitiga
Pola bilangan segi tiga adalah susunan bilangan yang berbentuk segitiga. Segitiga
yang dibentuk adalah segitiga sama sisi. Ada dua cara yang bisa Quipperian gunakan
untuk membentuk pola ini, yaitu sebagai berikut.
a. Cara penjumlahan bilangan di mana selisih bilangan setelahnya + 1 dari bilangan
sebelumnya.
b. Cara kedua menggunakan rumus Un di mana Un = n⁄2 (n + 1).
 Pola bilangan Pascal
Pola bilangan Pascal ini ditemukan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Blaise Pascal.
Jika dituliskan, pola bilangan Pascal akan membentuk suatu segitiga. Segitiga
tersebut dinamakan segitiga Pascal. Ada beberapa ketentuan yang harus Quipperian
tahu terkait pola bilangan Pascal, yaitu sebagai berikut.
a. Baris paling atas (baris ke-1) diisi oleh angka 1.
b. Setiap baris diawali dan diakhiri dengan angka 1.
c. Setiap bilangan yang ditulis di baris ke-2 sampai ke-n merupakan hasil
penjumlahan dari dua bilangan diagonal di atasnya (kecuali angka 1 pada baris
ke-1).
d. Setiap baris berbentuk simetris.
e. Banyaknya bilangan di setiap barisnya merupakan kelipatan dua dari jumlah
angka pada baris sebelumnya. Misalnya, baris ke-1 banyaknya bilangan = 1
maka baris ke-2 banyaknya bilangan = 2.

1. Kesulitan
Materi Menentukan Barisan Bilangan yaitu suku ke-n
2. Alasan
Ketika menentukan suku ke-n pada pola bilangan akan kesulitan karena kebanyakan
siswa tidak mengerti bagimana caranya dan apa rumusnya, karena siswa cenderung
menghitung secara manual dan tidak menggunakan rumus.
Kita misalkan . Tentukan nilai suku ke-
100
Sehingga, siswa tidak dapat meghitungnya secara manual dan mengharuskan mereka
untuk menggunakan rumus.
3. Solusi
Guru dapat menjelaskan kembali rumus yang dapat digunakan dalam menyelesaiakn
soal tersebut, kemudian setiap siswa diminta untuk berlatih menyelesaikan soal yang
berbeda dengan contoh dan bertanya jika ada yang tidak dimengerti mengenai
penyelesaiaan soal tersebut. Sehingga melalui penjelasan ulang ini siwa dapat
memahami dan mengerti bagaimana menyelesaikan soal tersebut.
4. Kesalahan yang sering terjadi
Siswa
 Melakukan kesalahan dalam menuliskan simbol-simbol matematika yang
terkandung dalam soal dan jawaban.
 Melakukan kesalahan dalam memahami soal, tidak menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan.
 Siswa menuliskan metode yang tidak tepat , melakukan kesalahan dalam
menggunakan aturan matematika atau prinsip-prinsip sebelumnya.
Guru
 Tidak menjelaskan secara terperinci simbol-simbol matematika yang ada.
 Tidak menjelaskan secara terperinci bagaimana cara menggunakan rumus yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai