Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN

DOSEN MATA KULIAH:

IBU JUSMAWATI,S.pd.,M.pd

DI SUSUN OLEH:

YULMIANTHI PONGNUPA’ (C1C120017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pembuktian validitas argumen”,tepat pada waktu yang telah
ditentukan.Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Logika dan
saya juga berterima kasih kepada Ibu JUSMAWATI,S.pd.,M.pd selaku dosen mata
kuliah Logika yang memberikan tugas ini kepada kami. Saya berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan peraturan tentang mata
kuliah logika.

Karena keterbatasan pengetahuan penulis maka penulisan makalah ini jauh


dari kata sempurna,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Besar harapan penulis
agar makalah ini memperoleh nilai yang memuaskan, bahkan sempurna,
Amiiin…!!

kab. Luwu, 3 Februari 2021

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR………...………………………………...……..…...….

DAFTAR ISI…………………………………...………..........……..………..….

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang…………………………………………………..………....
b. Tujuan……………………………………………………..........................
c. Rumusan Masalah………………………………………………….…........

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Argumen………………………………………………………..
b. Pembuktian validitas………………………………………………………..
c. Strategi Perlawanan…………………………………………………………

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan………………..……………..……………………..………….
b. Saran……………………………..….….………………………..…….......

DAFTAR PUSTAKA…………………………...….……………………..……..

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembuktian validitas argumen dengan menggunakan tabel kebenaran
memerlukan baris dan kolom yang besarnya sebanding dengan ekspresi logikanya.
Untuk menyederhanakan table kebenaran, dipergunakan teknik yang disebut
Metode Reductio Ad Absurdum (RAA).Metode RAA menggunakan strategi
perlawanan atau pembalikan yang membuktikan secaraterbalik prinsip‘premis-
premis yang benar menghasilkan kesimpulan yang benar’ dengan memberinilai T
(true) pada premis-premis dan F (False) pada kesimpulan.Jika ternyata benar
terjadipembalikan dari prinsip tersebut, maka argumen tersebut dinyatakan valid.
Argumen disusun dari statemen-statemen yang disebut premis-premis (premises)
dan hanyasatu statemen yang berfungsi sebagai kesimpulan (conclusion). Premis-
premis diletakkan di depan,
Sedangkan kesimpulan diletakkan paling akhir dengan diberi ciri di
depannya kata “Dengan demikian (Therefore)”. Bahan dasar logika yang berupa
proposisi-proposisi kemudian merujuk pada istilah logika proposisional atau
kalkulus proposisional.Suatu argumen yang sangat sederhana dan berbentuk
silogisma dapat dilihat dari contoh berikut ini:Jika Badu rajin belajar, maka ia lulus
ujian Badu rajin belajar dengan demikian, ia lulus ujian.Argumen di atas
dinamakan Modus Ponendo Ponens atau cukup disingkat Modus Ponens(MP) saja.
Argumen berupaMP ini menjadi salah satu argumen yang sangat penting di
dalamlogika proposisional bahkan di dalam logika matematika secara keseluruhan.
Di dalam MP, duastatemen yang pertama adalah premis-premis sedangkan
statemen ketiga yang didahului kata‘Dengan demikian’ adalah kesimpulan.

B.Rumusan masalah
d. Pengertian Argumen
e. Pembuktian validitas
f. Strategi Perlawanan

C.Tujuan

a. Untuk menhetahui dari pengertian Argumen


b. untuk memahami pembuktian validitas
c. Untuk mengetahui strategi Perlawanan

BAB II
PENDAHULUAN

A.Pengertian Argumen
Argumen adalah rangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai
ungkapan pernyataan penarikankesimpulan (inferensi). Argumen terdiri dari
pernyataan-pernyataan yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok pernyataan
sebelum kata ‘jadi’ yang disebut premis (hipotesa) dan pernyataan setelah kata
‘jadi’ yang disebut konklusi (kesimpulan). Dibawah ini diberikan beberapa contoh
argument:
a. Semua bilangan genap habis dibagi 2. (premis) 10 adalah bilangan genap.
(premis) Jadi, 10 habis dibagi 2. (konklusi)
b. Jika malam hari turun hujan, maka lapangan bola akan basah. (premis) Ternyata
malam hari turun hujan. (premis) Jadi, lapangan bola basah. (konklusi)
Suatu argument disebut valid jika untuk sembarang pernyataan yang
disubtitusikan kepada hipotesa, jika semua hipotesa tersebut benar, maka
kesimpulan juga benar. Sebaliknya, jika semua hipotesa benar tetapi ada
kesimpulan yang salah, maka argument tersebut dikatakan tidak valid (invalid).
Untuk menunjukan apakah suatu argument valid atau tidak, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah menuliskan argument tersebut dalam bentuk simbol-
simbol. Sebagai contoh argument berikut: Ani ada di Bandung atau Tasikmalaya
Ani tidak ada di Bandung. Jadi, ani ada di Tasikmalaya.
Misal: p : Ani ada di Bandung
q : Ani ada di Tasikmalaya
Maka argument diatas mempunyai symbol sebagai berikut: p ∨ q ~p ∴q
Selanjutnya kita ubah argument diatas menjadi pernyataan kondisional yang
berkoresponden dengan argument tersebut, yaitu dengan cara meng-konjungsi-kan
premis-premis, kemudian hasilnya di-implikasi-kan dengan konklusi. Jadi,
argument contoh diatas mempunyai pernyataan kondisional yang berkoresponden
yaitu: [(p ∨ q) ∧ ~p ] ⇒ q Pernyataan kondisional yang berkoresponden tersebut
kemudian dibuat tabel kebenaran. Jika tabel kebenaran yang dihasilkan berupa
tautology, maka argument tersebut valid. Jika bukan, maka argument tersebut tidak
valid. Tabel kebenaran untuk argument diatas sebagai berikut:

B.Pembuktian Validitas

Konklusi sebaiknya diturunkan dari premis-premis atau premis-premis


selayaknya mengimplikasikan konklusi. Dalam argumentasi yang valid, konklusi
akan bernilai benar jika setiap premis yang digunakan di dalam argumen juga
bernilai benar. Jadi validitas argumen tergantung pada bentuk argumen itu dan
dengan bantuan tabel kebenaran.Konklusi itu benar jika mengikuti hukum-hukum
logika yang valid dari aksioma-aksioma sistem itu, dan negasinya adalah salah.
Untuk menentukan validitas suatu argumen dengan selalu mengerjakan tabel
kebenarannya tidaklah praktis. Cara yang lebih praktis banyak bertumpu pada tabel
kebenaran dasar dan bentuk kondisional. Bentuk argumen yang paling sederhana
dan klasik adalah Modus ponens, Modus tolens, dan silogisme.

1.      Modus Ponens


premis 1 : p →q
premis 2 : p             ( modus ponens)
______________
Kesimpulan: q
2.      Modus Tolens
premis 1 : p →q
premis 2 : ~q             ( modus tollens)
______________
Kesimpulan: ~p
3.      Modus Silogisme
premis 1 : p→q
premis 2 : q → r            ( silogisme)
_______________
Kesimpulan:  p →r

Untuk menguji atau membuktikan sebuah argumen yang valid yang


mempunyai proposisi yang lebih dari tiga, harus mengenal beberapa aturan
penarikan kesimpulan yaitu beberapa argumen elemeter yang valid. Untuk
membuktikan validitas suatu argumen dapat dilakukan dengan cara mencari
konluksi dari premis-premisnya dengan rangkaian argmen-argumen elementer
yang lebih pendek dan valid.

Ada beberapa aturan untuk menunjukkan metode pembuktian ini. Aturan-


aturan berikut menyatakan argumen yang validitasnya dengan mudah dan dapat
dibuktikan dengan tabel kebenaran yang disebut Aturan Pemeriksaan Kesimpulan
atau Rule of Inference, sebagai berikut:

1.      Simplikasi (Simp)


Premis 1 : p˄q atau p˄q
________________________
Kesimpulan : p q
2.      Konjungsi (Conj)
Premis 1 :p
Premis 2 :q
_________________
Kesimpulan : p˄q

3.      Silogisme disjungtip (DS)


Premis 1 : p˅q atau p˅q
Premis 2 : ~p ~q
________________________
Kesimpulan : q p
4.      Addisi (Add)
Premis 1 :p
_______________
Kesimpulan : p˅q
5.      Modus ponens (MP)
6.      Modus tolens (MT)
7.      Silogisme (HS)
8.      Dilemma konstruktif (CD)
Premis 1 : (p→q) ˄ (r→s)
Premis 2 : p˅r
__________________________
Kesimpulan : q˅s
9.      Dilemma destruktif
Premis 1 : (p→q)˄(r→s)
Premis 2 : ~p˅~s
_________________________
Kesimpulan : ~p˅~s
C.Strategi Perlawanan
Pembuktian validitas argumen juga dapat dilakukan melalui strategi
perlawanan (refutationstrategy) yang membalik prinsip pertama ‘premis-premis
yang bernilai benar, menghasilkan kesimpulan yang bernilai benar’ menjadi
‘premis-premis yang bernilai benar, menghasilkan kesimpulan yang bernilai salah’.
Dengan kata lain suatu argumen yang valid dapat dipastikan tidak memenuhi
premis yang sudah dibalik tersebut.Strategi pembalikan dilakukan dengan beberapa
cara dan beberapa cara tersebut di implementasikan dalam beberapa metode yang
berbeda-beda. Beberapa cara untuk melakukan strategi pembalikan adalah:
a. Menegasi kesimpulan
b. Memberi nilai F pada kesimpulan
Pembuktian validitas argumen dengan tabel kebenaran dapat
mempergunakan strategipembalikan yang pertama yangdengan menegasi
kesimpulan, tetapi menyusun ekspresi logikanyamenjadi berubah, yakni:
(AB)AB, baru kemudian dibuat tabel kebenarannya seperti berikut:
Hasilnya adalahkontradiksi, dan ini berarti MP adalah valid, karena MP
tidak memungkinkan‘premis-premis yang bernilai benar, menghasilkan
kesimpulan yang bernilai salah’.Strategi pembalikan yang kedua yakni dengan
memberi nilai F pada kesimpulan, dan tentusaja premis-premis tetap bernilai T
dilakukan oleh Metode Reductio Ad Absurdum (RAA) yangakan dibahas pada
bagian berikut ini. Dalam buku teks, metode RAA juga dikenal dengan
namaModel/Countermodel karena sebenarnya metode ini berusaha mencari suatu
pola tertentuyang bakuatau mencari pola yang berlawanan. Tetapi metode RAA
mengharuskan pengguna memahamidengan baik tentang tabel kebenaran dan
aturan-aturan yang berhubungan dengan proposisimajemuk yang dibentuknya.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pembuktian validitas argumen merupakan pokok bahasan utama di dalam


logika matematika.Para ahli logika matematika selalu berusaha mengembangkan
teknik atau metode yang baru danyang lebih baik darimetode yang sebelumnya
yang digunakan untuk pembuktian validitas argumen.Teknik atau metode tersebut
umumnya dikembangkan berdasarkan tabel kebenaran dengan aturan-aturannya
yang sudah disepakati.Para ahli yang mendalami logika matematika berusaha
mencari teknik atau metode yanglebihsederhana dari tabel kebenaran sehingga
mempermudah pembuktian dan menjadikan masalahpembuktian menjadi cepat dan
efisien, tetapi tetap dapat dipercaya sebagai alat pembuktian. Salahsatu metode
tersebut adalah Metode Reductio Ad Absurdum (RAA) yang dapatdisebut model
laindari tabel kebenaran.

Argumen disusun dari statemen-statemen yang disebut premis-premis


(premises) dan hanyasatu statemen yang berfungsi sebagai kesimpulan
(conclusion). Premis-premis diletakkan di depan,diletakkan paling akhir dengan
diberi ciri di depannya kata “Dengandemikian (Therefore)”. Statemen-statemen
sebenarnya disusun dari proposisi-proposisi yangkemudian dirangkai dengan
perangkai (connective, connector) atau operator tertentu, tetapi jugadapat hanya
satu proposisi saja. Bahan dasar logika yang berupa proposisi-proposisi ini
kemudianmerujuk pada istilah logika proposisional atau kalkulus proposisional.
B. Saran
1.      Diharapkan siswa dapat memahami mata pelajaran logika matematika
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
2.      Penulis dalam menulis makalah ini menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu pembaca diharapkan memberikan kritik dan
saran jika menemukan kesalahan dalam penulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Jusmawati,S.Pd., M.Pd.Matematika dasar. Makassar : 2014


https://media.neliti.com/media/publications/78746-ID-none.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/78746-ID-none.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/ARGUMEN.pdf

Anda mungkin juga menyukai