Anda di halaman 1dari 10

ARGUMEN (PENGANTAR DASAR MATEMATIKA)

ARGUMEN
Dalam bahasan logika matematika, banyak dilakukan kegiatan penalaran yang berhubungan
dengan berbagai pernyataan. Kegiatan penalaran ini meliputi aktivitas berpikir yang abstrak,
karena kegiatannya berkaitan dengan penarikan kesimpulan dari sebuah proposisi atau lebih.
Untuk selanjutnya kegiatan penalaran ini dilambangkan dengan sesuatu yang disebut
argumen.
Setiap argumen terdiri dari pernyataan-pernyataan tertentu dan pernyataan lain yang dapat
mengikutinya secara logis. Pernyataan-pernyataan tertentu itu disebut premis, sedangkan
pernyataan lain disebut konklusi, dalam bahasa Yunani syllogisme.
Argumen terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok
pernyataan sebelum kata jadi yang disebut premis (hipotesa) dan pernyataan setelah kata
jadi yang disebut konklusi (kesimpulan).
Jadi, argumen adalah kumpulan pernyataan, baik tunggal maupun majemuk dimana
pernyataan-pernyataan sebelumnya disebut premis-premis dan pernyataan terakhir disebut
konklusi/ kesimpulan dari argumen.
PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN
Suatu argument disebut valid jika untuk sembarang pernyataan yang disubtitusikan kepada
hipotesa, jika semua hipotesa tersebut benar, maka kesimpulan juga benar.
Sebaliknya, jika semua hipotesa benar tetapi ada kesimpulan yang salah, maka argument
tersebut dikatakan tidak valid (invalid).
Sebagai contoh argument berikut:
Adi bermain gitar atau keyboard
Adi tidak bermain gitar.
Jadi, adi bermain keyboard.
Misal:
p : Adi bermain gitar
q : Adi bermain keyboard
maka argument diatas mempunyai symbol sebagai berikut:
pq
~p
q
Selanjutnya kita ubah argumen diatas menjadi pernyataan kondisional yang
berkoresponden dengan argument tersebut, yaitu dengan cara meng-konjungsi-kan premispremis, kemudian hasilnya di-implikasi-kan dengan konklusi.
Jadi, argument contoh diatas mempunyai pernyataan kondisional yang berkoresponden
yaitu:
[(p q) ~p ] q
Pernyataan kondisional yang berkoresponden tersebut kemudian dibuat table kebenaran. Jika
tabel kebenaran yang dihasilkan berupa tautologi, maka argument tersebut valid. Jika bukan,
maka argument tersebut tidak valid.
p

~p

pvq

(pvq) ~p

[(pvq) ~p]q

Jadi karena kesimpulan argumen bernilai benar atau tautologi maka contoh soal ini adalah
argumen yang valid.
Cara lain untuk membuktikan kesahan argumen yang lebih baik dan lebih singkat dengan
bukti formal adalah dengan menggunakan hukum-hukum penggantian dan juga aturan
penyimpulan seperti yang tercantum berikut ini.
D.1. Modus Ponens
Jika benar dan p benar maka q benar.
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut :
. . . . . . premis 1
p
. . . . . . premis 2
. . . . . kesimpulan / konklusi
Dalam bentuk implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai
. Argumentasi ini dikatakan sah kalau pernyataan implikasi
merupakan tautologi.
Tabel nilai kebenaran dari
p

Dari tabel pada kolom di atas tampak bahwa merupakan tautologi, jadi argumen tersebut sah.
D.2. Modus Tollens
Jika benar dan benar maka p benar
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut:
. . . . . premis 1
~q
. . . . . premis 2
~p . . . . . . kesimpulan / konlusi
Dalam bentuk implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai ,sah atau tidaknya modus
tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut .
Tabel nilai kebenaran
P

~p

~q

Dari tabel pada kolom 7 tampak bahwamerupakan tautologi. Jadi modus tollens merupakan
argumentasi yang sah .
D.3. Silogisme
Dari premis-premis dan dapat ditarik konklusi . Penarikan kesimpulan seperti ini disebut
kaidah silogisma . Skema argumnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
.....
premis 1
.....
premis 2
...
kesimpulan / konklusi
Dalam bentuk implikasi, silogisme dapat dituliskan sebagai . Sah atau tidaknya silogisme
dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :
Tabel nilai kebenaran .
r
B

Dari tabel pada kolom (8) tampak bahwa merupakan tautologi. Jadi silogisme merupakan
argumentasi yang sah.
D.4. Dilema konstruktif
Argumen formal yang logis yang dimisalkan dengan bentuk:
1. a) P Q.
b) R S.
2) Dengan P atau R adalah benar.
Oleh karena itu, baik Q atau S adalah benar.
Operator logis dengan notasi pada tiga tempat:
.
Operator logis dengan notasi dengan dua premis
.

Singkatnya, jika dua kondisi adalah benar dan setidaknya salah satu antesedennya, maka
setidaknya salah satu dari mereka harus tetap juga.
Contoh:
Jika saya menang satu juta dolar, saya akan menyumbangkannya ke panti asuhan.
Jika teman saya menang satu juta dolar, dia akan menyumbangkannya ke dana satwa liar.
Entah saya menang satu juta dolar, atau teman saya memenangkan satu juta dolar.
Oleh karena itu, baik panti asuhan akan mendapatkan satu juta dolar, atau dana satwa liar
akan mendapatkan satu juta dolar.
Hal ini dinamakan dengan dilema konstruktif. Karena pengoperasian berkesinambungan.
Bukti
1.
2.
3.

(Penambahan)

4.

(Penyederhanaan)

5.

(Distribusi)

6.

( Hukum DeMorgan )

7.

(Dari asumsi)

7.
1.
Aturan Penyimpulan
Modus Ponens (MP)
p-> q
p
-q
Modus Tollens (MT)
p-> q
-q
-p
Silogisme (Sil)
p-> q
q -> r
p->r
Distruktif Silogisma (DS)
pvq
-p
-q
Konstruktif Delema (KD)
(p->q) (r->s)
pvr
q v s
Distruktif Delema (DD)

(p->q) (r->s)
-q v -s
-p v r
Simplifikasi (Simp)
p^ q
p
Adisi (Ad)
p
p v q
Konjungsi (Konj)
p
q
p^ q
2.
Hukum Aljabar Proposisi (Aturan Penggantian)
Digunakan untuk membuktikan:
Dua proposisi ekivalen (selain menggunakan tabel kebenaran)
Suatu proposisi tautologi atau kontradiksi (selain menggunakan tabel kebenaran)
Membuktikan kesahan suatu argumen
Hukum aljabar proposisi (aturan penggantian) yaitu:
Hukum Idempoten (Idem)
1)
(pvp)=p
2)
(pp)=p
Hukum Assosiatif (As)
1)
(pvq)vr=pv(qvr)
2)
(pq)r=p(q r)
Hukum Komutatif (Kom)
1)
(pq)=(qp)
2)
(pvq)=(qvp)
Hukum Distributif (Dist)
1)
(pvq)r =(pr)v(qr)
2)
(pq)vr=(pvr)(qvr)
Hukum Identitas (Id)
1) p v F = p
2) p v T = T
3) p F= F
4) p T = p
Hukum Komplemen (Komp)
1)
pv~p=T
2)
p~p=F
3)
~(~ p)= p
4)
~(T) = F dan ~ (F) = T
Transposisi (trans)
1)
p -> q ~ q ~ p

Hukum Implikasi (imp)


1) p -> q -> ~ p v q
Hukum Ekivalensi (Eki)
1)
p q -> ( p q ) ( q p )
2)
p q -> ( p q ) v ( ~ p ~ q )
Hukum Eksportasi (Eks)
1)
p ( q r ) -> ( p q ) r
Hukum de Morgan (DM)
1)
~ ( p ^ q ) -> ~ p v ~ q
2)
~ ( p v q ) -> ~ p ~ q
Diberikan argumen : (pq) [p (s t)]
(p q) r
st
Apakah argumen di atas valid ?
Jawab :
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuktian yang dilakukan :
(p q) [p (s t)

Premis

(p q) r

Premis

Pq

2, Penyederhanaan

p (s t)

1, 3, Modus Ponen

3, Penyederhanaan

st
s t

4, 5, Modus Ponens 6, Penyederhanaan


7, Tambahan

Jadi argumen tersebut di atas adalah absah (valid).


Contoh :

Jika pengetahuan logika diperlukan ataupengetahuan aljabar diperlukan, maka semua


orang akan belajar matematika. Pengetahuan logika diperlukan dan pengetahuan
geometri diperlukan. Karena itu semua mahasiswa akan belajar matematika. Validkah
argumentasi di atas ?
Jawab :
Kita akan menerjemahkan argumen- argumen di atas ke bentuk simbol-simbol.
Misal :
l

= pengetahuan logika diperlukan,


a
m
g

= pengetahuan aljabar diperlukan,


= Semua orang akan belajar matematika,
= pengetahuan geometri diperlukan.

Maka :
(l a) m
Lg

Premis
Premis

2, Penyederhanaan

La

3, Tambahan

1, 4, Modus Ponen

Jadi argumen di atas adalah valid.

Demikianlah, kita dapat membuktikan argumen argumen yang tampaknya berbelitbelit dengan menggunakanargumentasi valid yang telah kita miliki. Perhatikan baik-baik
cara menerjemahkan argumentasi itu menjadi simbol-simbol.
C. Pembuktian Tidak Langsung

Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang


langsung. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang
valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis
yang bernilai salah.
Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian
dengan kontradiksi ataureductio ad absurdum. Ringkasannya, kita dapat membuktikan
bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan menunjukkan bahwa negasi dari
pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan konklusi yang salah dari
argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau pernyataanpernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.
Contoh :
Premis 1 :

Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)

Premis 2 :

Chairil Anwar adalah manusia (Benar)

Buktikan bahwa Chairil Anwar tidak hidup kekal (premis 3) dengan


melakukan pembuktian tidak langsung
.Bukti :
Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal(premis 4) (dan kita anggap bernilai
benar).
Maka berarti : Ada manusia hidup kekal (premis 5). Tetapi premis 5 ini merupakan
negasi dari premis 1. Yang sudah kita terima kebenarannya.
Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah. Karena premis 5 bernilai salah maka
premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3 bernilai benar.
Jadi terbukti bahwa Chairil Anwar tidak hidup kekal.

Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan
menunjukkan bahwa negasidari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan
konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasipernyataan itu dan pernyataan
atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Premis adalah pernyataan-pernyataan, data, bukti atau dasar yang digunakan
untuk menarik suatu kesimpulan. Sehingga suatu premis dapat berupa aksioma,
hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan argument adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih
premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu ( satu ) konklusi. Konklusi
( kesimpulan ) adalah pernyataan yang dihasilkan berdasarkan data yang terdapat
dalam premis-premis.
Konklusi sebaiknya diturunkan dari premis-premis atau premis-premis
selayaknya mengimplikasikan konklusi. Dalam argumentasi yang valid, konklusi akan
bernilai benar jika setiap premis yang digunakan di dalam argumen juga bernilai benar.
Validitas berasal dari kata valid (kata sifat) yang berarti tepat, benar, shahih,dan abasah,
yang selanjutnya dibendakan menjadi validitas yang mempunyai arti ketepatan,
kebenaran, kesahihan, dan keabsahan. ketika kita akan menarik suatu kesimpulan dari
premis-premis beberapa cara yang digunakan diantaranya adalah Modus Ponens, Modus
Tollens, dan Silogisme.

Anda mungkin juga menyukai