Anda di halaman 1dari 492

Teori Gelanggang

Pengampu:
Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si

Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
2019/2020-2

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 1 / 142


Biografi Pengampu Data Diri Pengampu

Data Diri Pengampu

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 2 / 142


Nama Lengkap : Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si
Nama Lengkap : Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si
NIP : 19811030 201101 1 004
NIDN : 2030108103
Sertifikat Pendidik : 132102712186
Nama Lengkap : Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si
NIP : 19811030 201101 1 004
NIDN : 2030108103
Sertifikat Pendidik : 132102712186
email : alimisri@gmail.com
Nama Lengkap : Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si
NIP : 19811030 201101 1 004
NIDN : 2030108103
Sertifikat Pendidik : 132102712186
email : alimisri@gmail.com
WhatsApp/Sms/Call : 0813 1323 0304
Gambar: Keluarga
Biografi Pengampu Latar Belakang Pendidikan

Latar Belakang Pendidikan

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 3 / 142


SD Negeri 3 Sarakan, Tangerang
SD Negeri 3 Sarakan, Tangerang
SMP Negeri 1 Sepatan, Tangerang (Bank Batara)
SD Negeri 3 Sarakan, Tangerang
SMP Negeri 1 Sepatan, Tangerang (Bank Batara)
SMU Negeri 2 Tangerang, Tangerang
(Supersemar)
SD Negeri 3 Sarakan, Tangerang
SMP Negeri 1 Sepatan, Tangerang (Bank Batara)
SMU Negeri 2 Tangerang, Tangerang
(Supersemar) S1 Matematika UNSOED,
Purwokerto (BMU)
SD Negeri 3 Sarakan, Tangerang
SMP Negeri 1 Sepatan, Tangerang (Bank Batara)
SMU Negeri 2 Tangerang, Tangerang
(Supersemar) S1 Matematika UNSOED,
Purwokerto (BMU)
S2 Matematika ITB, Bandung (BPPs)
SD Negeri 3 Sarakan, Tangerang
SMP Negeri 1 Sepatan, Tangerang (Bank Batara)
SMU Negeri 2 Tangerang, Tangerang
(Supersemar) S1 Matematika UNSOED,
Purwokerto (BMU)
S2 Matematika ITB, Bandung (BPPs)
S3 Matematika ITB, Bandung (BPPs)
Biografi Pengampu Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

[1] Misri, Muhamad Ali., Irawati and Hanni Garminia Y. (2016): A Note
on Be´zout Modules, Fareast J. Math. Sci., Vol.99, No.11, 1723 -
1732.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 4 / 142


[1] Misri, Muhamad Ali., Irawati and Hanni Garminia Y. (2016): A Note
on Be´zout Modules, Fareast J. Math. Sci., Vol.99, No.11, 1723 -
1732.

[2] Misri, Muhamad Ali dan Irawati (2015): Suatu Sifat dari Modul B
´ezout, Seminar Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya,
5-6 Mei 2015, Universitas Mataram, Lombok.
[1] Misri, Muhamad Ali., Irawati and Hanni Garminia Y. (2016): A Note
on Be´zout Modules, Fareast J. Math. Sci., Vol.99, No.11, 1723 -
1732.

[2] Misri, Muhamad Ali dan Irawati (2015): Suatu Sifat dari Modul B
´ezout, Seminar Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya,
5-6 Mei 2015, Universitas Mataram, Lombok.

[3] Misri, Muhamad Ali dan Irawati (2014): Modul Siklik P-B´ezout,
Seminar Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya, 3-4 Mei
2014, Universitas Unhas, Makassar.
Biografi Pengampu Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

[4] Misri, Muhamad Ali dan Irawati (2013): P-Be´zout Module, Seminar
Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya, 20-21 April 2013,
Universitas Negeri Malang (UM), Malang.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 5 / 142


[4] Misri, Muhamad Ali dan Irawati (2013): P-Be´zout Module, Seminar
Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya, 20-21 April 2013,
Universitas Negeri Malang (UM), Malang.

[5] Mengikuti Sandwich like Program selama 3 bulan (19 Januari - 2 April
2013) bersama Prof. Dr. M Majid Ali di Sultan Qaboos University,
Al Khoud - Sultanate of Oman.
[4] Misri, Muhamad Ali dan Irawati (2013): P-Be´zout Module, Seminar
Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya, 20-21 April 2013,
Universitas Negeri Malang (UM), Malang.

[5] Mengikuti Sandwich like Program selama 3 bulan (19 Januari - 2 April
2013) bersama Prof. Dr. M Majid Ali di Sultan Qaboos University,
Al Khoud - Sultanate of Oman.

[6] Misri, Muhamad Ali., Irawati and Hanni Garminia Y. (2013): General-
ization of Be´zout Modules, Fareast J. Math. Sci., Vol.72, No.1, 131 -
133.
Biografi Pengampu Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

[7] Misri, Muhamad Ali., Irawati dan Hanni Garminia Y. (2012):


Modul P-Be´zout, KNM XVI, Unpad, Jatinangor.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 6 / 142


[7] Misri, Muhamad Ali., Irawati dan Hanni Garminia Y. (2012):
Modul P-Be´zout, KNM XVI, Unpad, Jatinangor.

[8] Misri, Muhamad Ali., Irawati and Hanni Garminia Y. (2012): Cyclic and
Multiplication P-Be´zout Modules, International Journal of Algebra,
Vol.6, No.23, 1117 - 1120.
[7] Misri, Muhamad Ali., Irawati dan Hanni Garminia Y. (2012):
Modul P-Be´zout, KNM XVI, Unpad, Jatinangor.

[8] Misri, Muhamad Ali., Irawati and Hanni Garminia Y. (2012): Cyclic and
Multiplication P-Be´zout Modules, International Journal of Algebra,
Vol.6, No.23, 1117 - 1120.

[9] Mengikuti Seminar Pengajaran Aljabar serta Penelitian Bidang Aljabar


Murni dan Terapannya (2011), UNPAD, Jatinangor.
Biografi Pengampu Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

Pengalaman Penelitian, Seminar dan publikasi

[10] Misri, Muhamad Ali, Irawati dan Hanni Garminia Y (2011):


General ization of Be´zout Module, International Conference in
Mathematics and Application (ICMA), University of Economics
and Law (UEL), HCMC-Vietnam.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 7 / 142


[10] Misri, Muhamad Ali, Irawati dan Hanni Garminia Y (2011):
General ization of Be´zout Module, International Conference in
Mathematics and Application (ICMA), University of Economics
and Law (UEL), HCMC-Vietnam.

[11] Misri, Muhamad Ali dan Irawati (2010): Submodul prima pada
modul perkalian, Seminar Nasional Aljabar, UIN, Jakarta.
Biografi Pengampu Pengalaman Mengajar

Pengalaman Mengajar

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 8 / 142


Pengalaman Mengajar
ITTelkom Bandung :Kalkulus Peubah Banyak.
Pengalaman Mengajar
ITTelkom Bandung MMC Bandung :Kalkulus Peubah Banyak.
:Matlab dan SPSS.
Pengalaman Mengajar
ITTelkom Bandung : Kalkulus Peubah Banyak.
MMC Bandung : Matlab dan SPSS.
IAIN Syekh Nurjati Cirebon : Matdas, Statistik, Analisis, Geometri,
Teori himpunan, dan Aljabar Abstrak.
Konsep Dasar Gelanggang

Pertemuan 2-5:
Mengenal Gelanggang

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. memahami konsep gelanggang dan ideal;
b. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 9 / 142


Konsep Dasar Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 10 /


Gambar: Struktur Bilangan
Definisi 1.1 (Hukum Distributif)
Suatu struktur aljabar (R, +, ·) disebut memenuhi hukum distributif jika
untuk setiap a, b, c ∈ R berlaku
1 a · (b + c) = a · b + a · c
2 (a + b) · c = a · c + b · c
Tabel: Struktur Bilangan
Konsep Dasar Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang

Definisi 1.2 (Gelanggang)


Suatu struktur aljabar (R, +, ·) disebut gelanggang jika

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 14 / 142


Definisi 1.2 (Gelanggang)
Suatu struktur aljabar (R, +, ·) disebut gelanggang jika
i.(R, +) merupakan grup komutatif
Definisi 1.2 (Gelanggang)
Suatu struktur aljabar (R, +, ·) disebut gelanggang jika

i. (R, +) merupakan grup komutatif


ii. (R, ·) memenuhi hukum asosiatif dan memiliki unsur kesatuan
Definisi 1.2 (Gelanggang)
Suatu struktur aljabar (R, +, ·) disebut gelanggang jika

i. (R, +) merupakan grup komutatif


ii. (R, ·) memenuhi hukum asosiatif dan memiliki unsur kesatuan
iii. (R, +, ·) memenuhi hukum distributif
Konsep Dasar Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang

Catatan
Q (R, +) disebut grup penjumlahan

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 15 / 142


Catatan
Q (R, +) disebut grup penjumlahan
Q (R, +, ·) dapat disingkat menjadi R
Catatan
Q (R, +) disebut grup penjumlahan
Q (R, +, ·) dapat disingkat menjadi R
Q Operasi + (tambah) dan · (kali) hanya penamaan saja, kita bisa men-
definisikan operasi tambah dan kali sendiri.
Catatan
Q (R, +) disebut grup penjumlahan
Q (R, +, ·) dapat disingkat menjadi R
Q Operasi + (tambah) dan · (kali) hanya penamaan saja, kita bisa men-
definisikan operasi tambah dan kali sendiri.
Q Unsur nol adalah unsur identitas terhadap operasi jumlah
tanda: 0R atau 0
Catatan
Q (R, +) disebut grup penjumlahan
Q (R, +, ·) dapat disingkat menjadi R
Q Operasi + (tambah) dan · (kali) hanya penamaan saja, kita bisa men-
definisikan operasi tambah dan kali sendiri.
Q Unsur nol adalah unsur identitas terhadap operasi jumlah
tanda: 0R atau 0
Q Unsur kesatuan adalah unsur identitas terhadap operasi kali
tanda: 1R atau 1
Catatan
Q (R, +) disebut grup penjumlahan
Q (R, +, ·) dapat disingkat menjadi R
Q Operasi + (tambah) dan · (kali) hanya penamaan saja, kita bisa men-
definisikan operasi tambah dan kali sendiri.
Q Unsur nol adalah unsur identitas terhadap operasi jumlah
tanda: 0R atau 0
Q Unsur kesatuan adalah unsur identitas terhadap operasi kali
tanda: 1R atau 1
Q 1R /= 0R.
Konsep Dasar Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang

Catatan
QUnsur balikan dari a ∈ R terhadap tambah disebut negatif dari a
tanda: −a

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 16 / 142


Catatan
Q
Unsur balikan dari a ∈ R terhadap tambah disebut negatif dari a
tanda: −a
Q
Ekspresi a · b selanjutnya disingkat menjadi ab dan a + (−b) disingkat
menjadi a − b
Catatan
Q Unsur balikan dari a ∈ R terhadap tambah disebut negatif dari a
tanda: −a
Q Ekspresi a · b selanjutnya disingkat menjadi ab dan a + (−b)
disingkat menjadi a − b
Q Himpunan G dengan dua buah operasi adalah gelanggang jika:
1. kedua operasi tersebut terdefinisi dengan baik pada G
2. semua aksioma definisi gelanggang terpenuhi
Konsep Dasar Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang

Contoh 1.1

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 17 / 142


Contoh 1.1
QStruktur bilangan Z, Q, R, C dan M2(R)
Contoh 1.1
QStruktur bilangan Z, Q, R, C dan M2(R)
QStruktur Bilangan modulo n (Zn, +, ·)
Contoh 1.1
QStruktur bilangan Z, Q, R, C dan M2(R) QStruktur Bilangan modulo n (Zn, +, ·) Q
Konsep Dasar Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang

Definisi 1.3 (na)


Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.
na dengan n ∈ Z dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 18 / 142


Definisi 1.3 (na)
Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.
na dengan n ∈ Z dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

 a+a+···+a (n buah suku) jika n >
na = 0 jika n = 0
0

(−a) + (−a) + · · · + (−a) (-n buah suku) jika n < 0
Konsep Dasar Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang

Definisi 1.4 (an)

Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.


an dengan n ∈ Z dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 19 / 142


Definisi 1.4 (an)
Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.
an dengan n ∈ Z dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

a · a · · · · · a (perkalian n buah a) jika n > 0


an = 1R jika n =
0
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Sifat 1.1
Misalkan R suatu gelanggang.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 20 / 142


Sifat 1.1
Misalkan R suatu gelanggang.
a. Unsur 0R, 1R, −a ∈ R adalah tunggal untuk setiap a ∈ R
Sifat 1.1
Misalkan R suatu gelanggang.
a. Unsur 0R, 1R, −a ∈ R adalah tunggal untuk setiap a ∈ R
b. Berlaku hukum pembatalan terhadap operasi +, yakni:
jika a + b = a + c maka b = c dan jika b + a = c + a maka b = c
dengan a, b, c ∈ R.
Sifat 1.1
Misalkan R suatu gelanggang.
a. Unsur 0R, 1R, −a ∈ R adalah tunggal untuk setiap a ∈ R
b. Berlaku hukum pembatalan terhadap operasi +, yakni:
jika a + b = a + c maka b = c dan jika b + a = c + a maka b = c
dengan a, b, c ∈ R.
c. setiap persamaan a + x = b dan x + a = b dengan a, b, x ∈ R
mempunyai penyelesaian tunggal.
Sifat 1.1
Misalkan R suatu gelanggang.
a. Unsur 0R, 1R, −a ∈ R adalah tunggal untuk setiap a ∈ R
b. Berlaku hukum pembatalan terhadap operasi +, yakni:
jika a + b = a + c maka b = c dan jika b + a = c + a maka b = c
dengan a, b, c ∈ R.
c. setiap persamaan a + x = b dan x + a = b dengan a, b, x ∈ R
mempunyai penyelesaian tunggal.
d. −(−a) = a; dan −(a + b) = −a + (−b)
Sifat 1.1
Misalkan R suatu gelanggang.
a. Unsur 0R, 1R, −a ∈ R adalah tunggal untuk setiap a ∈ R
b. Berlaku hukum pembatalan terhadap operasi +, yakni:
jika a + b = a + c maka b = c dan jika b + a = c + a maka b = c
dengan a, b, c ∈ R.
c. setiap persamaan a + x = b dan x + a = b dengan a, b, x ∈ R
mempunyai penyelesaian tunggal.
d. −(−a) = a; dan −(a + b) = −a + (−b)
e. Untuk sembarang m, n ∈ Z memenuhi
(m + n)a = ma +
na m(a + b) = ma +
mb m(na) = (mn)a
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Sifat 1.2

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 21 / 142


Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap a, b, c ∈ R memenuhi
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Sifat 1.2
Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap a, b, c ∈ R memenuhi
a.0R · a = a · 0R = 0R

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 21 / 142


Sifat 1.2
Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap a, b, c ∈ R memenuhi
a.0R · a = a · 0R = 0R
b.a(−b) = (−a)b = −(ab)
Sifat 1.2
Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap a, b, c ∈ R memenuhi
a.0R · a = a · 0R = 0R
b.a(−b) = (−a)b = −(ab)
c.(−a)(−b) = ab
Sifat 1.2
Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap a, b, c ∈ R memenuhi
a.0R · a = a · 0R = 0R
b.a(−b) = (−a)b = −(ab)
c.(−a)(−b) = ab
d.a(b − c) = ab − ac
Sifat 1.2
Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap a, b, c ∈ R memenuhi
a.0R · a = a · 0R = 0R
b.a(−b) = (−a)b = −(ab)
c.(−a)(−b) = ab
a(b − c) = ab − ac
(a − b)c = ac − bc
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.2
Buktikan bahwa jika R suatu gelanggang dan a, b ∈ R maka

(a + b)2 = a2 + ab + ba + b2 .

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 22 / 142


Contoh 1.2
Buktikan bahwa jika R suatu gelanggang dan a, b ∈ R maka

(a + b)2 = a2 + ab + ba + b2 .

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh
Contoh 1.2
Buktikan bahwa jika R suatu gelanggang dan a, b ∈ R maka

(a + b)2 = a2 + ab + ba + b2 .

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)2 = (a + b)(a + b) Definisi 1.4


Contoh 1.2
Buktikan bahwa jika R suatu gelanggang dan a, b ∈ R maka

(a + b)2 = a2 + ab + ba + b2 .

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)2 = (a + b)(a + b) Definisi 1.4


= a(a + b) + b(a + b) Hukum Distributif
Contoh 1.2
Buktikan bahwa jika R suatu gelanggang dan a, b ∈ R maka

(a + b)2 = a2 + ab + ba + b2 .

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)2 = (a + b)(a + b) Definisi 1.4


= a(a + b) + b(a + b) Hukum Distributif
= a2 + ab + ba + b2 Hukum Distributif Q
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Definisi 1.5
Suatu gelanggang R disebut komutatif

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 23 / 142


Definisi 1.5
Suatu gelanggang R disebut komutatif jika untuk setiap a, b ∈ R berlaku
Definisi 1.5
Suatu gelanggang R disebut komutatif jika untuk setiap a, b ∈ R berlaku
ab = ba
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.3
Gelanggang R, Q dan Z adalah komutatif.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 24 /


Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 25 / 142


Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh
Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)(a − b) = (a + b)(a + (−b)) Catatan


Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)(a − b) = (a + b)(a + (−b)) Catatan


= a(a + (−b)) + b(a + (−b)) Hukum Distributif
Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)(a − b) = (a + b)(a + (−b)) Catatan


= a(a + (−b)) + b(a + (−b)) Hukum Distributif
= a(a) + a(−b) + ba + b(−b) Hukum Distributif
Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)(a − b) = (a + b)(a + (−b)) Catatan


= a(a + (−b)) + b(a + (−b)) Hukum Distributif
= a(a) + a(−b) + ba + b(−b) Hukum Distributif
= a2 − ab + ba − b2 Definisi 1.4, Sifat 1.2(b)
Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)(a − b) = (a + b)(a + (−b)) Catatan


= a(a + (−b)) + b(a + (−b)) Hukum Distributif
= a(a) + a(−b) + ba + b(−b) Hukum Distributif
= a2 − ab + ba − b2 Definisi 1.4, Sifat 1.2(b)
= a2 − ab + ab − b2 Definisi 1.5
Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)(a − b) = (a + b)(a + (−b)) Catatan


= a(a + (−b)) + b(a + (−b)) Hukum Distributif
= a(a) + a(−b) + ba + b(−b) Hukum Distributif
= a2 − ab + ba − b2 Definisi 1.4, Sifat 1.2(b)
= a2 − ab + ab − b2 Definisi 1.5
= a2 − b2
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 26 / 142


Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif
Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.
Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.
Bukti:
Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.
Bukti: ambil a, b ∈2 R. 2
(a + b) = a + b dari sifat x = x
Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.
Bukti: ambil a, b ∈2 R. 2
(a + b) = a + b dari sifat x = x
a2 + ab + ba + b2 = a + b lihat Contoh 1.2
Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.
Bukti: ambil a, b ∈2 R. 2
(a + b) = a + b dari sifat x = x
a2 + ab + ba + = a+b lihat Contoh 1.2
b2
a + ab + ba + b = a + b dari sifat x2 = x
Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.
Bukti: ambil a, b ∈2 R. 2
(a + b) = a + b dari sifat x = x
a2 + ab + ba + = a+b lihat Contoh 1.2
b2
a + ab + ba + b = a+b dari sifat x2 = x
ab + ba = 0 Hukum Pembatalan
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.
Bukti: ambil a, b ∈2 R. 2
(a + b) = a + b dari sifat x = x
a2 + ab + ba + = a+b lihat Contoh 1.2
b2
a + ab + ba + b = a+b dari sifat x2 = x
ab + ba = 0 Hukum Pembatalan
∴ ab = — (ba) · · · · · · (i)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 26 /


Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.5
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(ba) = ba untuk setiap a, b ∈ R

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 27 / 142


Contoh 1.5
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(ba) = ba untuk setiap a, b ∈ R
(ba + ba)2 = ba + ba
Contoh 1.5
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(ba) = ba untuk setiap a, b ∈ R
(ba + ba)2 = ba + ba
(ba)2 + (ba)2 + (ba)2 + (ba)2 = ba + ba
Contoh 1.5
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(ba) = ba untuk setiap a, b ∈ R
(ba + ba)2 = ba +
ba (ba)2 + (ba)2 + (ba)2 + (ba)2 =
ba + ba ba + ba + ba +
ba = ba + ba
Contoh 1.5
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(ba) = ba untuk setiap a, b ∈ R
(ba + ba)2 = ba + ba
(ba)2 + (ba)2 + (ba)2 + = ba + ba
(ba)2
ba + ba + ba + ba = ba + ba
ba + ba = 0
Contoh 1.5
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(ba) = ba untuk setiap a, b ∈ R
(ba + ba)2 = ba +
ba (ba)2 + (ba)2 + (ba)2 + (ba)2 =
ba + ba ba + ba + ba +
ba = ba + ba
ba + ba = 0
∴ ba = −ba····················(ii)
Berdasarkan (i) dan (ii), disimpulkan bahwa ab = ba.
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 28 / 142


Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 /= a ∈ Z
Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 /= a ∈ Z
tidak akan ada 0 /= b ∈ Z yang mengakibatkan ab = 0.
Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 /= a Z
tidak akan ada 0 /= b Z yang mengakibatkan ab = 0.
hanya b = 0 yang mengakibatkan ab = 0.
Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 /= a Z
tidak akan ada 0 /= b Z yang mengakibatkan ab = 0.
hanya b = 0 yang mengakibatkan ab = 0.

Sekarang perhatikan gelanggang matriks M2×2!


Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 /= a Z
tidak akan ada 0 /= b Z yang mengakibatkan ab = 0.
hanya b = 0 yang mengakibatkan ab = 0.

Sekarang perhatikan gelanggang matriks M2×2!


1 0
Ambil matriks tak nol ∈ M 2×2
1 0
Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 /= a Z
tidak akan ada 0 /= b Z yang mengakibatkan ab = 0.
hanya b = 0 yang mengakibatkan ab = 0.

Sekarang perhatikan gelanggang matriks M2×2!


1 0
Ambil matriks tak nol ∈ M2×2
1 0
0 0
ada matriks tak nol 1 1 ∈ M2×2
Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 /= a Z
tidak akan ada 0 /= b Z yang mengakibatkan ab = 0.
hanya b = 0 yang mengakibatkan ab = 0.

Sekarang perhatikan gelanggang matriks M2×2!


1 0
Ambil matriks tak nol ∈ M2×2
1 0
0 0
ada matriks tak nol 1 1 ∈ M2×2
1 0 0 0 0 0
yang mengakibatkan 1 0 1 1 = 0 0 = 0M 2×2 . Q
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Definisi 1.6
Misalkan R suatu gelanggang.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 29 / 142


Definisi 1.6
Misalkan R suatu gelanggang. Unsur 0 /= a ∈ R dikatakan pembagi nol jika
terdapat 0 /= b ∈ R sehingga
Definisi 1.6
Misalkan R suatu gelanggang. Unsur 0 /= a ∈ R dikatakan pembagi nol jika
terdapat 0 /= b ∈ R sehingga

ab = ba = 0.
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Definisi 1.7
Bilangan bulat positif terkecil n disebut karakteristik gelanggang R jika memenuhi pe

n · a = 0R untuk setiap a ∈ R.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 30 / 142


Definisi 1.7
Bilangan bulat positif terkecil n disebut karakteristik gelanggang R jika memenuhi pe

n · a = 0R untuk setiap a ∈ R.

Catatan:
jika tidak ada bilangan bulat positif n yang memenuhi persamaan tersebut di
atas, kita katakan bahwa gelanggang R mempunyai karakteristik 0.
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Contoh 1.7
QGelanggang Zn memiliki nilai karakteristik n

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 31 / 142


Contoh 1.7
QGelanggang Zn memiliki nilai karakteristik n
QGelanggang Z, Q, R dan C semuanya memiliki nilai karakteristik 0
Contoh 1.7
Q Gelanggang Zn memiliki nilai karakteristik n

Q Gelanggang Z, Q, R dan C semuanya memiliki nilai karakteristik 0

Q 4 bukan nilai karakteristik dari Z2.


Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Sifat 1.3
Bilangan bulat positif terkecil n adalah karakteristik gelanggang R jika dan hanya jika

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 32 / 142


Sifat 1.3
Bilangan bulat positif terkecil n adalah karakteristik gelanggang R jika dan hanya jika
Jika tidak ada n yang memenuhi maka karakteristiknya adalah 0.
Konsep Dasar Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang

Bukti Sifat 1.3


Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 33 / 142


Bukti Sifat 1.3
Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.
Ambil sembarang a ∈ R sehingga diperoleh
Bukti Sifat 1.3
Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.
Ambil sembarang a ∈ R sehingga diperoleh

n·a = a+a+···+a
Bukti Sifat 1.3
Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.
Ambil sembarang a ∈ R sehingga diperoleh

n·a = a+a+···+a
= a(1R + 1R + · · · + 1R)
Bukti Sifat 1.3
Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.
Ambil sembarang a ∈ R sehingga diperoleh

n·a = a+a+···+a
= a(1R + 1R + · · · + 1R)
= a(n · 1R)
Bukti Sifat 1.3
Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.
Ambil sembarang a ∈ R sehingga diperoleh

n·a = a+a+···+a
= a(1R + 1R + · · · + 1R)
= a(n · 1R)
= a · 0R
Bukti Sifat 1.3
Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.
Ambil sembarang a ∈ R sehingga diperoleh

n·a = a+a+···+a
= a(1R + 1R + · · · + 1R)
= a(n · 1R)
= a · 0R
= 0R Q
Konsep Dasar Gelanggang Latihan Soal

Latihan 1
1. Misal diberikan dua buah gelanggang R dan S. Produk gelanggang R
dan S didefinisikan sebagai berikut.
R × S = {(a, b) | a ∈ R, b ∈ S}.

Tunjukan bahwa R× S merupakan suatu gelanggang jika


operasi jumlah dan kali, secara berurutan didefinisikan sebagai
berikut.
(r1, s1) + (r2, s2) = (r1 + r2, s1 + s2)
(r1, s1)(r2, s2) = (r1r2, s1s2)
untuk setiap (r1, s1), (r2, s2) ∈ R × S!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 34 /


Konsep Dasar Gelanggang Latihan Soal

Latihan 1
2. Misal M (R) didefinisikan sebagai himpunan semua fungsi f : R ›→ R.
Tunjukan bahwa (M (R), +, )· suatu gelanggang jika diberikan
operasi
+ dan · secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
(f + g)(x) = f (x) + g(x)
(f · g)(x) = f (x)g(x)
untuk setiap f, g ∈ M (R)!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 35 / 142


Latihan 1
2. Misal M (R) didefinisikan sebagai himpunan semua fungsi f : R ›→ R.
Tunjukan bahwa (M (R), +, )· suatu gelanggang jika diberikan
operasi
+ dan · secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
(f + g)(x) = f (x) + g(x)
(f · g)(x) = f (x)g(x)
untuk setiap f, g ∈ M (R)!

3. Kenapa jika operasi · pada soal di atas diganti dengan komposisi


f ◦ g(x) = f (g(x)) menyebabkan (M (R), +, ◦) bukan gelanggang ?
Latihan 1
2. Misal M (R) didefinisikan sebagai himpunan semua fungsi f : R ›→ R.
Tunjukan bahwa (M (R), +, )· suatu gelanggang jika diberikan
operasi
+ dan · secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
(f + g)(x) = f (x) + g(x)
(f · g)(x) = f (x)g(x)
untuk setiap f, g ∈ M (R)!

3. Kenapa jika operasi · pada soal di atas diganti dengan komposisi


f ◦ g(x) = f (g(x)) menyebabkan (M (R), +, ◦) bukan gelanggang ?

4. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a ∈ R dengan a /=


0 bukan pembagi nol. Tunjukan bahwa pemetaan γ : R → R
dengan x ›→ ax merupakan pemetaan satu-satu!
Konsep Dasar Gelanggang Latihan Soal

Latihan 1
5. Buktikan bahwa pernyataan berikut tidak benar. Jika R suatu
gelanggang dan terdapat 0 /= a ∈ R dan n bilangan bulat positif
terkecil sehingga n · a = 0R maka n merupakan karakteristik dari R.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 36 / 142


Latihan 1
5. Buktikan bahwa pernyataan berikut tidak benar. Jika R suatu
gelanggang dan terdapat 0 /= a ∈ R dan n bilangan bulat positif
terkecil sehingga n · a = 0R maka n merupakan karakteristik dari R.

6. Carilah akar persamaan x2 − 5x + 6 = 0 di Z6 dan Z5 !


Latihan 1
5. Buktikan bahwa pernyataan berikut tidak benar. Jika R suatu
gelanggang dan terdapat 0 /= a ∈ R dan n bilangan bulat positif
terkecil sehingga n · a = 0R maka n merupakan karakteristik dari R.

6. Carilah akar persamaan x2 − 5x + 6 = 0 di Z6 dan Z5 !

7. Misalkan R gelanggang dengan karakteristik n > 0 dan m suatu


bilangan bulat positif. Buktikan bahwa m· 1R = 0R jika dan hanya jika
n membagi m.
Konsep Dasar Gelanggang Latihan Soal

Latihan 1
8. Tentukan karakteristik dari gelanggang-gelanggang berikut.
a. Z3 × Z3
b. Z4 × Z6
c. Z4 × R

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 37 / 142


Latihan 1
8. Tentukan karakteristik dari gelanggang-gelanggang berikut.
a. Z3 × Z3
b. Z4 × Z6
c. Z4 × R

9. Dengan mengamati jawaban anda pada soal no.1 di atas, tentukan


karakteristik dari gelanggang R × S jika karakteristik gelanggang
R dan S adalah masing-masing n dan m (n dan m sembarang
bilangan bulat tak negatif).
Klasifikasi Gelanggang

Pertemuan 6-9:
Klasifikasi Gelanggang

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. mengenali ciri masing-masing kelas gelanggang;
b. mampu mengoperasikan aplikasi komputer terkait gelanggang;
c. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 38 /


Daerah Integral

Definisi 2.1
Misalkan R adalah suatu gelanggang komutatif.
Gelanggang R disebut daerah integral jika tidak memuat pembagi nol.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 39 /


Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Contoh 2.1
Q Gelanggang bilangan bulat Z, bilangan bulat modulo 5 Z5,
bilangan rasional Q dan bilangan real R merupakan daerah integral.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 40 / 142


Contoh 2.1
Q Gelanggang bilangan bulat Z, bilangan bulat modulo 5 Z5,
bilangan rasional Q dan bilangan real R merupakan daerah integral.

Q Gelanggang bilangan bulat modulo 6, Z6, bukan daerah integral.


Contoh 2.1
Q Gelanggang bilangan bulat Z, bilangan bulat modulo 5 Z5,
bilangan rasional Q dan bilangan real R merupakan daerah integral.

Q Gelanggang bilangan bulat modulo 6, Z6, bukan daerah integral.

Catatan:
Zn = {0, 1, · · · , n − 1} adalah gelanggang modulo n dengan n ∈ Z.
Contoh 2.1
Q Gelanggang bilangan bulat Z, bilangan bulat modulo 5 Z5,
bilangan rasional Q dan bilangan real R merupakan daerah integral.

Q Gelanggang bilangan bulat modulo 6, Z6, bukan daerah integral.

Catatan:
Zn = {0, 1, · · · , n − 1} adalah gelanggang modulo n dengan n ∈ Z.
Pada Zn berlaku x = x + kn dengan k ∈ Z.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

· 0 1 2 3 4 5
· 0 1 2 3 4 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 3 4 5
1 0 1 2 3 4 2 0 2 4 0 2 4
2 0 2 4 1 3 3 0 3 0 3 0 3
3 0 3 1 4 2 4 0 4 2 0 4 2
4 0 4 3 2 1 5 0 5 4 3 2 1

Tabel Perkalian di Z5 dan Z6.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 41 /


Sifat 2.1
Suatu gelanggang komutatif adalah daerah integral jika dan hanya jika memenuhi hu
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Bukti (⇒)
Q Ambil a, b, c ∈ R dengan a /= 0 dan ab = ac.
Q Tambahkan ruas kiri dan kanan dengan −ac
sehingga diperoleh ab − ac = 0.
Q Berdasarkan Hukum Distributif diperoleh a(b − c) = 0.
Q Mengingat a /= 0 dan R tidak memuat pembagi nol maka
b − c = 0 dan dengan demikian b = c.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 43 / 142


Bukti (⇒)
Q Ambil a, b, c ∈ R dengan a /= 0 dan ab = ac.
Q Tambahkan ruas kiri dan kanan dengan −ac
sehingga diperoleh ab − ac = 0.
Q Berdasarkan Hukum Distributif diperoleh a(b − c) = 0.
Q Mengingat a /= 0 dan R tidak memuat pembagi nol maka
b − c = 0 dan dengan demikian b = c.
Q Sementara itu, jika ba = ca, dengan cara yang sama diperoleh b = c.
Bukti (⇒)
Q Ambil a, b, c ∈ R dengan a /= 0 dan ab = ac.
Q Tambahkan ruas kiri dan kanan dengan −ac
sehingga diperoleh ab − ac = 0.
Q Berdasarkan Hukum Distributif diperoleh a(b − c) = 0.
Q Mengingat a /= 0 dan R tidak memuat pembagi nol maka
b − c = 0 dan dengan demikian b = c.
Q Sementara itu, jika ba = ca, dengan cara yang sama diperoleh b = c.
Q Dengan demikian, memenuhi hukum pembatalan.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Definisi 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan unsur a, b ∈ R dengan b /= 0.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 44 / 142


Definisi 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan unsur a, b ∈ R dengan b /= 0. Unsu
Definisi 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan unsur a, b ∈ R dengan b /= 0.
Unsur b disebut membagi a atau a kelipatan dari b jika terdapat unsur
c ∈ R sehingga a = bc.
Definisi 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan unsur a, b ∈ R dengan b /= 0.
Unsur b disebut membagi a atau a kelipatan dari b jika terdapat unsur
c ∈ R sehingga a = bc.

Catatan:
b membagi a, ditulis: b | a. Sementara itu,
b tidak membagi a, ditulis: b ‡ a.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Contoh 2.2
Pandang tiga buah bilangan bulat, yaitu: 2, 5 dan 6.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 45 / 142


Contoh 2.2
Pandang tiga buah bilangan bulat, yaitu: 2, 5 dan 6. 2 | 6 karena ada bilangan bulat 3 se
Contoh 2.2
Pandang tiga buah bilangan bulat, yaitu: 2, 5 dan 6.
2 | 6 karena ada bilangan bulat 3 sehingga 6 = 2 · 3. Sementara itu,
5 ‡ 6 karena 6 = 56 ·danbukan
55
6
bilangan bulat.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Sifat 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a, b, c ∈ R.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 46 / 142


Sifat 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a, b, c ∈ R.
a.Jika a /= 0, a | b dan a | c maka a | xb + yc untuk setiap x, y ∈ R.
Sifat 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a, b, c ∈ R.
Jika a /= 0, a | b dan a | c maka a | xb + yc untuk setiap x, y ∈ R.
Jika a, b /= 0, a | b dan b | c maka a | c.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Definisi 2.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan 0R =/a ∈ R.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 47 / 142


Definisi 2.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan 0R =/a ∈ R. Unsur a disebut unit
Definisi 2.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan 0R /= a ∈ R.
Unsur a disebut unit jika terdapat unsur b ∈ R sehingga ab = ba = 1R.
Definisi 2.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan 0R /= a ∈ R.
Unsur a disebut unit jika terdapat unsur b ∈ R sehingga ab = ba = 1R.

Catatan:
Unsur b pada definisi di atas disebut balikan dari a, ditulis: a−1.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Contoh 2.3
Q Gelanggang bilangan bulat, Z, hanya memiliki dua unit.
Yakni: 1 dan −1

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 48 / 142


Contoh 2.3
Q Gelanggang bilangan bulat, Z, hanya memiliki dua unit.
Yakni: 1 dan −1
Q Pada gelanggang bilangan rasional,Q, semua unsur tak nol adalah unit.
Begitupun pada gelanggang bilangan real (R).
Contoh 2.3
Q Gelanggang bilangan bulat, Z, hanya memiliki dua unit.
Yakni: 1 dan −1
Q Pada gelanggang bilangan rasional,Q, semua unsur tak nol adalah unit.
Begitupun pada gelanggang bilangan real (R).
Q Pada gelanggang matrik 2× 2 atas bilangan real,
M2×2(R), semua matrik tak singularnya adalah unit.
Contoh 2.3
Q Gelanggang bilangan bulat, Z, hanya memiliki dua unit.
Yakni: 1 dan −1
Q Pada gelanggang bilangan rasional,Q, semua unsur tak nol adalah unit.
Begitupun pada gelanggang bilangan real (R).
Q Pada gelanggang matrik 2× 2 atas bilangan real,
M2×2(R), semua matrik tak singularnya adalah unit.
Q Daerah bilangan bulat gauss, Z[i], memiliki empat buah unit.
Yakni: 1, −1, i dan −i.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Definisi 2.4
Misalkan R suatu gelanggang komutatif.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 49 / 142


Definisi 2.4
Misalkan R suatu gelanggang komutatif.
Dua buah unsur tak nol a, b ∈ R disebut sekawan
Definisi 2.4
Misalkan R suatu gelanggang komutatif.
Dua buah unsur tak nol a, b ∈ R disebut sekawan jika a | b dan b | a.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Contoh 2.4
2 dan −2 adalah sekawan mengingat 2 | −2 dan −2 | 2.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 50 /


Sifat 2.3
Karakteristik daerah integral adalah 0 atau prima.
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Bukti Sifat 2.3


Misalkan R daerah integral dan suatu bilangan bulat positif n adalah
karakteristik R.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 52 / 142


Bukti Sifat 2.3
Misalkan R daerah integral dan suatu bilangan bulat positif n adalah
karakteristik R. Untuk membuktikan sifat ini cukup kita tunjukan n adalah
prima dengan menggunakan kontradiksi.
Bukti Sifat 2.3
Misalkan R daerah integral dan suatu bilangan bulat positif n adalah
karakteristik R. Untuk membuktikan sifat ini cukup kita tunjukan n adalah
prima dengan menggunakan kontradiksi.

Andaikan n tidak prima maka ada 1 < r < n dan 1 < s < n sehingga n = rs.
Karena n karakteristik dari R maka diperoleh

n · 1R = 0R
Bukti Sifat 2.3
Misalkan R daerah integral dan suatu bilangan bulat positif n adalah
karakteristik R. Untuk membuktikan sifat ini cukup kita tunjukan n adalah
prima dengan menggunakan kontradiksi.

Andaikan n tidak prima maka ada 1 < r < n dan 1 < s < n sehingga n = rs.
Karena n karakteristik dari R maka diperoleh

n · 1R = 0R
(r · s) · 1R = 0R
Bukti Sifat 2.3
Misalkan R daerah integral dan suatu bilangan bulat positif n adalah
karakteristik R. Untuk membuktikan sifat ini cukup kita tunjukan n adalah
prima dengan menggunakan kontradiksi.

Andaikan n tidak prima maka ada 1 < r < n dan 1 < s < n sehingga n = rs.
Karena n karakteristik dari R maka diperoleh

n · 1R = 0 R
(r · s) · 1R =
0R (r ·
1R)(s · 1R) =
0R
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral

Bukti Sifat 3.3


karena R daerah integral maka diperoleh
(r · 1R) = 0R atau (s · 1R) = 0R.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 53 / 142


Bukti Sifat 3.3
karena R daerah integral maka diperoleh
(r · 1R) = 0R atau (s · 1R) = 0R.

Kedua kemungkinan tersebut menimbulkan kontradiksi dengan n karakteristik


dari R
(n bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi n · 1R = 0R).
Bukti Sifat 3.3
karena R daerah integral maka diperoleh
(r · 1R) = 0R atau (s · 1R) = 0R.

Kedua kemungkinan tersebut menimbulkan kontradiksi dengan n karakteristik


dari R
(n bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi n · 1R = 0R).
Jadi haruslah n adalah bilangan prima.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Lapangan

Definisi 3.1
Misalkan R adalah suatu gelanggang komutatif.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 54 / 142


Definisi 3.1
Misalkan R adalah suatu gelanggang komutatif. Gelanggang R disebut lapangan
Definisi 3.1
Misalkan R adalah suatu gelanggang komutatif.
Gelanggang R disebut lapangan jika setiap unsur tak nol dari R adalah unit.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Keterangan Definisi
Mengingat gelanggang R membentuk grup komutatif terhadap operasi perkalian, liha

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 55 / 142


Keterangan Definisi
Mengingat gelanggang R membentuk grup komutatif terhadap operasi perkalian, liha

Struktur R disebut lapangan


Keterangan Definisi
Mengingat gelanggang R membentuk grup komutatif terhadap operasi
perkalian, lihat Definisi 3.1, definisi tersebut ekuivalen dengan pernyataan
berikut.

Struktur R disebut lapangan jika


a. struktur (R, +) merupakan grup komutatif,
Keterangan Definisi
Mengingat gelanggang R membentuk grup komutatif terhadap operasi
perkalian, lihat Definisi 3.1, definisi tersebut ekuivalen dengan pernyataan
berikut.

Struktur R disebut lapangan jika


a. struktur (R, +) merupakan grup komutatif,
b. struktur (R \ {0}, ·) membentuk grup komutatif, dan
Keterangan Definisi
Mengingat gelanggang R membentuk grup komutatif terhadap operasi
perkalian, lihat Definisi 3.1, definisi tersebut ekuivalen dengan pernyataan
berikut.

Struktur R disebut lapangan jika


a. struktur (R, +) merupakan grup komutatif,
b. struktur (R \ {0}, ·) membentuk grup komutatif, dan
c. struktur (R, +, ·) memenuhi hukum distributif.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Contoh 3.1
QGelanggang bilangan rasional, Q dan

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 56 / 142


Contoh 3.1
QGelanggang bilangan rasional, Q dan
QGelanggang bilangan real, R.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Sifat 3.1
Setiap lapangan merupakan daerah integral.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 57 /


Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Bukti Sifat 3.1


Dik. R adalah suatu lapangan.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 58 / 142


Bukti Sifat 3.1
Dik. R adalah suatu lapangan.
Adit. R adalah suatu daerah integral.
Bukti Sifat 3.1
Dik. R adalah suatu lapangan.
Adit. R adalah suatu daerah integral.
Jawab:
Bukti Sifat 3.1
Dik. R adalah suatu lapangan.
Adit. R adalah suatu daerah integral.
Jawab:

Mengingat gelanggang R adalah suatu lapangan, berdasarkan definisi 3.1, R


adalah gelanggang komutatif. Untuk itu, agar R membentuk daerah integral,
cukup dengan menunjukan bahwa R memenuhi hukum pembatalan.
Bukti Sifat 3.1
Dik. R adalah suatu lapangan.
Adit. R adalah suatu daerah integral.
Jawab:

Mengingat gelanggang R adalah suatu lapangan, berdasarkan definisi 3.1, R


adalah gelanggang komutatif. Untuk itu, agar R membentuk daerah integral,
cukup dengan menunjukan bahwa R memenuhi hukum pembatalan.

Bukti:
Ambil a, b, c ∈ R dan a /= 0 yang memenuhi ab = ac.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Bukti Sifat 3.1


ab = ac.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 59 / 142


Bukti Sifat 3.1
ab = ac.
a−1 (ab) = a−1 (ac). Mengingat R lapangan
Bukti Sifat 3.1
ab = ac.
a−1 (ab) = a−1 (ac). Mengingat R lapangan
−1 −1
(a a)b = (a a)c. Sifat asosiatif
Bukti Sifat 3.1
ab = ac.
a−1 (ab) = a−1 (ac). Mengingat R lapangan
−1 −1
(a a)b = (a a)c. Sifat asosiatif
1 · b = 1 · c. Sifat unsur balikan
Bukti Sifat 3.1
ab = ac.
a−1 (ab) = a−1 (ac). Mengingat R lapangan
−1 −1
(a a)b = (a a)c. Sifat asosiatif
1 · b = 1 · c. Sifat unsur balikan
b = c. Sifat unsur kesatuan.
Bukti Sifat 3.1
ab = ac.
−1
a (ab) = a−1(ac). Mengingat R lapangan
(a−1 a)b = (a−1a)c. Sifat asosiatif
1·b = 1 · c. Sifat unsur balikan
b = c. Sifat unsur kesatuan.
Jika a, b, c ∈ R, a /= 0 dan memenuhi ba = ca, dengan cara seperti di atas,
diperoleh b = c. Untuk itu, operasi gelanggang R memenuhi hukum
pembatalan.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Hubungan Lapangan dan Daerah Integral

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 60 /


Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Contoh 3.2
QContoh daerah integral yang merupakan lapangan: gelanggang bilangan real R dan ra

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 61 / 142


Contoh 3.2
Q Contoh daerah integral yang merupakan
lapangan: gelanggang bilangan real R dan
rasional Q.

Q Contoh daerah integral yang bukan


lapangan: gelanggang bilangan bulat Z.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Sifat 3.2

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 62 / 142


Sifat 3.2
Setiap daerah integral hingga merupakan suatu lapangan
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Bukti Sifat 3.2


Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 63 / 142


Bukti Sifat 3.2
Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.
Adit. R suatu lapangan.
Bukti Sifat 3.2
Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.
Adit. R suatu lapangan.
Jawab:
Bukti Sifat 3.2
Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.
Adit. R suatu lapangan.
Jawab:

Mengingat R adalah suatu daerah integral, gelanggang R bersifat komutatif.


Oleh karena itu, untuk menunjukan R suatu lapangan, tinggal menunjukan
bahwa setiap unsur tak nol di R mempunyai balikan.
Bukti Sifat 3.2
Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.
Adit. R suatu lapangan.
Jawab:

Mengingat R adalah suatu daerah integral, gelanggang R bersifat komutatif.


Oleh karena itu, untuk menunjukan R suatu lapangan, tinggal menunjukan
bahwa setiap unsur tak nol di R mempunyai balikan.

Bukti:
Ambil 0 /= a ∈ R.
Bukti Sifat 3.2
Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.
Adit. R suatu lapangan.
Jawab:

Mengingat R adalah suatu daerah integral, gelanggang R bersifat komutatif.


Oleh karena itu, untuk menunjukan R suatu lapangan, tinggal menunjukan
bahwa setiap unsur tak nol di R mempunyai balikan.

Bukti:
Ambil 0 /= a ∈ R. kemudian bentuk pemetaan berikut.
Bukti Sifat 3.2
Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.
Adit. R suatu lapangan.
Jawab:

Mengingat R adalah suatu daerah integral, gelanggang R bersifat komutatif.


Oleh karena itu, untuk menunjukan R suatu lapangan, tinggal menunjukan
bahwa setiap unsur tak nol di R mempunyai balikan.

Bukti:
Ambil 0 /= a ∈ R. kemudian bentuk pemetaan berikut.

λa : R → R
x ›→ ax.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Bukti Sifat 3.2


Jika kita dapat menunjukan bahwa λa suatu pemetaan pada,

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 64 / 142


Bukti Sifat 3.2
Jika kita dapat menunjukan bahwa λa suatu pemetaan pada, maka untuk
1 ∈ R ada xa ∈ R yang memenuhi
Bukti Sifat 3.2
Jika kita dapat menunjukan bahwa λa suatu pemetaan pada, maka untuk
1 ∈ R ada xa ∈ R yang memenuhi
1 = λa(xa) = axa.
Bukti Sifat 3.2
Jika kita dapat menunjukan bahwa λa suatu pemetaan pada, maka untuk
1 ∈ R ada xa ∈ R yang memenuhi
1 = λa(xa) = axa.

Dengan menggunakan sifat komutatif dari R kita peroleh xa merupakan unsur


balikan dari a karena
Bukti Sifat 3.2
Jika kita dapat menunjukan bahwa λa suatu pemetaan pada, maka untuk
1 ∈ R ada xa ∈ R yang memenuhi
1 = λa(xa) = axa.

Dengan menggunakan sifat komutatif dari R kita peroleh xa merupakan unsur


balikan dari a karena
1 = axa = xaa.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Bukti Sifat 3.2


Selanjutnya,

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 65 / 142


Bukti Sifat 3.2
Selanjutnya, karena λa merupakan suatu pemetaan dari R pada dirinya sendiri dan R
Bukti Sifat 3.2
Selanjutnya, karena λa merupakan suatu pemetaan dari R pada dirinya sendiri
dan R hingga, maka λa merupakan pemetaan pada jika λa merupakan
pemetaan satu-satu.
Bukti Sifat 3.2
Selanjutnya, karena λa merupakan suatu pemetaan dari R pada dirinya sendiri
dan R hingga, maka λa merupakan pemetaan pada jika λa merupakan
pemetaan satu-satu.

Jadi untuk menunjukan bahwa a mempunyai unsur balikan cukup dengan


menunjukan bahwa λa merupakan pemetaan satu-satu.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Bukti Sifat 3.2


Sekarang mari kita tunjukan λa(x) merupakan pemetaan satu-satu.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 66 / 142


Bukti Sifat 3.2
Sekarang mari kita tunjukan λa(x) merupakan pemetaan satu-satu.
Ambil dua unsur x, y ∈ R dengan
λa(x) = λa(y).
Bukti Sifat 3.2
Sekarang mari kita tunjukan λa(x) merupakan pemetaan satu-satu.

Ambil dua unsur x, y ∈ R dengan

λa(x) = λa(y).

Selanjutnya substitusikan x, y ∈ R tersebut pada pemetaan λa(x) = ax


sehingga kita diperoleh
ax = ay.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan

Bukti Sifat 3.2


Karena a /= 0 dan R daerah integral

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 67 / 142


Bukti Sifat 3.2
Karena a /= 0 dan R daerah integral maka menurut Sifat 2.1, kita peroleh
x =y
Bukti Sifat 3.2
Karena a /= 0 dan R daerah integral maka menurut Sifat 2.1, kita peroleh
x =y
Jadi λa merupakan pemetaan satu-satu,
Bukti Sifat 3.2
Karena a /= 0 dan R daerah integral maka menurut Sifat 2.1, kita peroleh

x=y

Jadi λa merupakan pemetaan satu-satu, sehingga dapat kita simpulkan bahwa


R membentuk lapangan.
Klasifikasi Gelanggang Lapangan Hasil Bagi

Lapangan Hasil Bagi

Relasi pada himpunan D × S


Misalkan D adalah daerah integral, S = D \ {0} dan (a, b) , (c, d) ∈ D × S

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 68 / 142


Relasi pada himpunan D × S
Misalkan D adalah daerah integral, S = D \ {0} dan (a, b) , (c, d) ∈ D × S .
Relasi pada D × S didefinisikan sebagai berikut.
Relasi pada himpunan D × S
Misalkan D adalah daerah integral, S = D \ {0} dan (a, b) , (c, d) ∈ D × S .
Relasi pada D × S didefinisikan sebagai berikut.
Unsur (a, b) dan unsur (c, d) disebut saling berelasi, ditulis: (a, b) ∼ (c, d), jika
ad = cb.
Relasi pada himpunan D × S
Misalkan D adalah daerah integral, S = D \ {0} dan (a, b) , (c, d) ∈ D × S .
Relasi pada D × S didefinisikan sebagai berikut.
Unsur (a, b) dan unsur (c, d) disebut saling berelasi, ditulis: (a, b) ∼ (c, d), jika
ad = cb.

Relasi ∼ merupakan relasi ekuivalen dengan kelas ekuivalen yang memuat


(a, b), ditulis: [a, b], yaitu: [a, b] = {(c, d) ∈ D × S | (c, d) ∼ (a, b)}.
Relasi pada himpunan D × S
Misalkan D adalah daerah integral, S = D \ {0} dan (a, b) , (c, d) ∈ D × S .
Relasi pada D × S didefinisikan sebagai berikut.
Unsur (a, b) dan unsur (c, d) disebut saling berelasi, ditulis: (a, b) ∼ (c, d), jika
ad = cb.

Relasi ∼ merupakan relasi ekuivalen dengan kelas ekuivalen yang memuat


(a, b), ditulis: [a, b], yaitu: [a, b] = {(c, d) ∈ D × S | (c, d) ∼ (a, b)}.
Himpunan semua kelas ekuivalen tersebut, ditulis: DS−1, adalah

DS−1 = {[a, b] | (a, b) ∈ D × S}.


Klasifikasi Gelanggang Lapangan Hasil Bagi

Himpunan DS−1 dengan operasi jumlah dan kali, secara berurutan, yaitu:
[a, b] + [c, d] = [ad + cb, bd]
[a, b] [c, d] = [ac, bd]
adalah suatu lapangan.

gan DS−1 dengan operasi seperti di atas. Lapangan DS−1 disebut dengan lapangan hasil ba

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 69 / 142


Himpunan DS−1 dengan operasi jumlah dan kali, secara berurutan, yaitu:
[a, b] + [c, d] = [ad + cb, bd]
[a, b] [c, d] = [ac, bd]
adalah suatu lapangan.

gan DS−1 dengan operasi seperti di atas. Lapangan DS−1 disebut dengan lapangan hasil ba

Contoh:
Lapangan bilangan rasional Q adalah lapangan hasil bagi atas daerah bilangan
bulat Z.
Suku banyak atas Lapangan
Definisi 4.1
Misalkan F adalah suatu lapangan dan x menyatakan suatu peubah tak tentu.

p(x) = a0 + a1x + · · · + anxn

dengan a0, a1, · · · , an F disebut suku banyak (atas lapangan F dengan


peubah tak tentu x).
Himpunan suku banyak, ditulis: F [x], adalah sebagai berikut.
F [x] = {p(x) | p(x) suku banyak }

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 70 /


Tanda Sigma
Suku banyak p(x) = a0 + a1x + · · · + anxn dalam notasi sigma ditulis:
Σn
i
p(x) =a x i
i=0

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 71 /


Orde Suku Banyak

Definisi 4.2
Orde (derajat) suku banyak p(x) = a0 + a1x + · · · + anxn adalah bilangan
cacah terbesar n sehingga an /= 0, ditulis:
der {p(x)} = n

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 72 /


Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak

Koefisien Pemuka dan Monik

Definisi 4.3
Koefisien pemuka dari p(x) adalah koefisien dari xn dengan n = der {p(x)},
yaitu an.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 73 / 142


Definisi 4.3
Koefisien pemuka dari p(x) adalah koefisien dari xn dengan n = der {p(x)},
yaitu an.

Suatu suku banyak tak nol dikatakan monik jika koefisien pemukanya adalah
unsur kesatuan pada lapangan F .
Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak

Gambar: Anatomi Suku Banyak

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 74 /


Contoh 4.1
Misal diberikan suku banyak p(x) = 0, 5x + 32x6, maka:
Q p(x) memiliki dua buah suku tak nol
Q der {p(x)} = 6
Q 3
Q p(x) bukan monik
Kesamaan Suku Banyak
Dua buah suku banyak

p(x) = a0 + a1x + · · · + anxn


q(x) = b0 + b1x + · · · + bnxn
dikatakan sama, p(x) = q(x), jika

a0 = b0, a1 = b1, · · · , an = bn
Jumlah dan Kali

Definisi 4.4
Misal diberikan dua buah suku banyak p(x), q(x) ∈ F [x] dengan
n
Σ m
Σ
p(x) = ai xi ; q(x) = bj xj Operasi jumlah dan kali didefinisikan
i=0 j=0

sebagai berikut.
k
p(x) + q(x) = Σ(ai + dengan k = maks {n, m} dan
bi)xi
i=0

n+m
Σ Σ i
p(x)q(x) = ( (aj bi j )xi )
i=0 j=0

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 77 /
Sifat Orde suku banyak

Sifat 4.1
Misalkan p(x), q(x) ∈ F [x] adalah dua buah suku banyak tak nol, maka:
der {p(x)q(x)} = der {p(x)} + der {q(x)}

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 78 /


Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak

Sifat 4.2
Himpunan suku banyak F [x] adalah suatu daerah integral

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 79 /


Sifat 4.3
Misalkan F adalah suatu lapangan. Daerah suku banyak F [x] adalah suatu daerah
Sifat 4.4
Misalkan p(x) ∈ F [x] adalah suku banyak tak nol dan c ∈ F . Suku banyak
q(x) = x − c membagi p(x) jika dan hanya jika p(c) = 0.
Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal

Latihan 2

1. Misal diberikan Gelanggang Z[i] = {a + bi | a, b ∈ Z }


dengan operasi jumlah dan kali secara berurutan
yaitu: (a + bi) + (c + di) = (a + c) + (b + d)i
(a + bi)(c + di) = (ac− bd) + (ad + bc)i.
Tunjukan Z[i] adalah daerah integral!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 82 / 142


1. Misal diberikan Gelanggang Z[i] = {a + bi | a, b ∈ Z }
dengan operasi jumlah dan kali secara berurutan
yaitu: (a + bi) + (c + di) = (a + c) + (b + d)i
(a + bi)(c + di) = (ac− bd) + (ad + bc)i.
Tunjukan Z[i] adalah daerah integral!

2. Jelaskan kenapa Gelanggang matriks M2×2(R)


bukan daerah integral?
1. Misal diberikan Gelanggang Z[i] = {a + bi | a, b ∈ Z }
dengan operasi jumlah dan kali secara berurutan
yaitu: (a + bi) + (c + di) = (a + c) + (b + d)i
(a + bi)(c + di) = (ac− bd) + (ad + bc)i.
Tunjukan Z[i] adalah daerah integral!

2. Jelaskan kenapa Gelanggang matriks M2×2(R)


bukan daerah integral?

3. Jelaskan kenapa R1× R2 dengan R1 dan R2 daerah


integral adalah bukan daerah integral?
Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal

Latihan 2
4. Tunjukan bahwa Struktur bilangan bulat modulo n, Zn,
membentuk suatu daerah integral jika dan hanya jika
n suatu bilangan prima!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 83 / 142


4. Tunjukan bahwa Struktur bilangan bulat modulo n, Zn,
membentuk suatu daerah integral jika dan hanya jika
n suatu bilangan prima!

5. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan padanya berlaku


hukum pembatalan. Buktikan bahwa R suatu daerah integral!
4. Tunjukan bahwa Struktur bilangan bulat modulo n, Zn,
membentuk suatu daerah integral jika dan hanya jika
n suatu bilangan prima!

5. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan padanya berlaku


hukum pembatalan. Buktikan bahwa R suatu daerah integral!

6. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a, b, c ∈ R.


Buktikan bahwa
a. jika a /= 0, a | b dan a | c maka a | xb + yc
untuk setiap x, y ∈ R.
b. jika a, b /= 0, a | b dan b | c maka a | c
Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal

Latihan 2

7. Misalkan D suatu daaerah integral dan 0 /= a, b R.


Jika a dan b unsur sekawan, buktikan bahwa terdapat u ∈ D
unit sehingga a = ub.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 84 / 142


7. Misalkan D suatu daaerah integral dan 0 /= a, b R.
Jika a dan b unsur sekawan, buktikan bahwa terdapat u ∈ D
unit sehingga a = ub.

8. Misalkan R suatu daerah integral. Buktikan apakah persamaan


ax = b dengan a, b∈ R dan a = 0. selalu memiliki penyelesai-
an tunggal! /
7. Misalkan D suatu daaerah integral dan 0 /= a, b R.
Jika a dan b unsur sekawan, buktikan bahwa terdapat u ∈ D
unit sehingga a = ub.

8. Misalkan R suatu daerah integral. Buktikan apakah persamaan


ax = b dengan a, b∈ R dan a = 0. selalu memiliki penyelesai-
an tunggal! /

9. Misalkan R suatu daerah integral dengan karakteristik 0.


Buktikan bahwa R memiliki subgelanggang yang isomorfik
dengan gelanggang bilangan bulat Z
Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal

Latihan 2

10. Misalkan R /= { 0} suatu lapangan. Tunjukan bahwa R \ {0 terhadap


operasi kali }membentuk grup komutatif!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 85 / 142


10. Misalkan R /= { 0} suatu lapangan. Tunjukan bahwa R \ {0 terhadap
operasi kali }membentuk grup komutatif!

11. Misalkan R suatu lapangan dan 0/= a R. Tunjukan bahwa unsur


balikan a adalah tunggal!
10. Misalkan R /= { 0} suatu lapangan. Tunjukan bahwa R \ {0 terhadap
operasi kali }membentuk grup komutatif!

11. Misalkan R suatu lapangan dan 0/= a R. Tunjukan bahwa unsur


balikan a adalah tunggal!

12. Misalkan R = 0,{e, a, b .}Buatlah tabel penjumlahan dan perkalian


pada R agar R membentuk suatu lapangan!
10. Misalkan R /= { 0} suatu lapangan. Tunjukan bahwa R \ {0 terhadap
operasi kali }membentuk grup komutatif!

11. Misalkan R suatu lapangan dan 0/= a R. Tunjukan bahwa unsur


balikan a adalah tunggal!

12. Misalkan R = 0,{e, a, b .}Buatlah tabel penjumlahan dan perkalian


pada R agar R membentuk suatu lapangan!

13. Apakah tabel yang diperoleh juga sama jika R merupakan daerah
integral!
Homomorfisma Gelanggang

Pertemuan 11-3:
Membandingkan Gelanggang:

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. dapat menjelaskan konsep homomorfisma;
b. dapat membandingkan struktur gelanggang dengan
menggunakan teorema dasar homomorfisma;
c. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 86 /


Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua
buah gelanggang yang mengawetkan operasi padanya.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 87 / 142


Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah
gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya
adalah sebagai berikut:
Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah
gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya
adalah sebagai berikut: Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang.
Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah
gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya adalah
sebagai berikut: Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Suatu pemetaan

θ : R1 → R2

disebut homomorfisma gelanggang


Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah
gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya adalah
sebagai berikut: Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Suatu pemetaan

θ : R1 → R2

disebut homomorfisma gelanggang jika untuk setiap x, y ∈ R1 berlaku


Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah
gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya adalah
sebagai berikut: Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Suatu pemetaan

θ : R1 → R2

disebut homomorfisma gelanggang jika untuk setiap x, y ∈ R1 berlaku


1. θ(x + y) = θ(x) + θ(y)
Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah
gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya adalah
sebagai berikut: Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Suatu pemetaan

θ : R1 → R2

disebut homomorfisma gelanggang jika untuk setiap x, y ∈ R1 berlaku


1. θ(x + y) = θ(x) + θ(y)
2. θ(xy) = θ(x)θ(y)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Catatan
Q Operasi jumlah dan kali di sebelah kiri persamaan 1 dan 2
pada definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah
operasi di R1

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 88 / 142


Catatan
Q Operasi jumlah dan kali di sebelah kiri persamaan 1 dan 2
pada definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah
operasi di R1

Q Operasi jumlah dan kali di sebelah kanan persamaan 1 dan 2


pada definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah
operasi di R2
Catatan
Q Operasi jumlah dan kali di sebelah kiri persamaan 1 dan 2
pada definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah
operasi di R1

Q Operasi jumlah dan kali di sebelah kanan persamaan 1 dan 2


pada definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah
operasi di R2

Q Operasi pada R1 dan R2 tidak harus sama


Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 6.1 (Hom Gelanggang)


Misalkan n suatu bilangan bulat positif.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 89 / 142


Contoh 6.1 (Hom Gelanggang)
Misalkan n suatu bilangan bulat positif. Pemetaan
Contoh 6.1 (Hom Gelanggang)
Misalkan n suatu bilangan bulat positif. Pemetaan
θ1 : Z−→Zn
Contoh 6.1 (Hom Gelanggang)
Misalkan n suatu bilangan bulat positif. Pemetaan
θ1 : Z−→Zn
k›→k
Contoh 6.1 (Hom Gelanggang)
Misalkan n suatu bilangan bulat positif. Pemetaan
θ1 : Z−→Zn
k›→k
merupakan homomorfisma gelanggang
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti
ambil k, l ∈ Z maka

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 90 / 142


Bukti
ambil k, l ∈ Z maka
θ1(k + l)=k + l
dari definisi pemetaan θ1
Bukti
ambil k, l ∈ Z maka
θ1(k + l)=k + l
=k + l dari definisi pemetaan θ1
dari definisi penjumlahan di Zn
Bukti
ambil k, l ∈ Z maka
θ1 (k + l) = k + l dari definisi pemetaan θ1
= k+l dari definisi penjumlahan di Zn
= θ1 (k) + θ1 (l) dari definisi pemetaan θ1
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 91 / 142


Bukti
θ1(kl)=kl dari definisi pemetaan θ1
Bukti
θ1(kl)=kl dari definisi pemetaan θ1
=k l dari definisi perkalian di Zn
Bukti
θ1(kl)= kl dari definisi pemetaan θ1
= kl dari definisi perkalian di Zn
= θ1(k)θ1(l)dari definisi pemetaan θ1
Bukti
θ1 (kl) = kl dari definisi pemetaan θ1
= kl dari definisi perkalian di Zn
= θ1 (k)θ1 (l) dari definisi pemetaan θ1

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa θ1 merupakan homomorfisma gelanggang


dari Z ke Zn.
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)


Misalkan C dan R masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan real.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 92 / 142


Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Misalkan C dan R masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan
real.
| z |=Untuk y2. z = x + yi ∈ C, modulus dari z didefinisikan sebagai
√x2 +setiap
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Misalkan C dan R masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan
real. U√ntuk setiap z = x + yi ∈ C, modulus dari z didefinisikan sebagai
| z |= x + y . Periksa apakah pemetaan
2 2
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Misalkan C dan R masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan
real. U√ntuk setiap z = x + yi ∈ C, modulus dari z didefinisikan
|sebagai
z |= x2 + y2. Periksa apakah pemetaan

θ2 : C −→ R
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Misalkan C dan R masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan
real. U√ntuk setiap z = x + yi ∈ C, modulus dari z didefinisikan
|sebagai
z |= x2 + y2. Periksa apakah pemetaan

θ2 : C −→ R
z ›→ |z|
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Misalkan C dan R masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan
real. U√ntuk setiap z = x + yi ∈ C, modulus dari z didefinisikan
|sebagai
z |= x2 + y2. Periksa apakah pemetaan

θ2 : C −→ R
z ›→ |z|

membentuk suatu homomorfisma gelanggang!


Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)


θ2 bukan homomorfisma gelanggang. Untuk membuktikannya, kita ambil contoh pen

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 93 / 142


Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
θ2 bukan homomorfisma gelanggang. Untuk membuktikannya, kita ambil
contoh penyangkal berikut ini. Ambil z1, z2 ∈ C dengan z1 = 1 + 3i dan
z2 = 2 + i sehingga kita peroleh

θ2 (z1 ) + θ2 (z2 ) = | z1 |+ | z2 | definisi θ2


Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
θ2 bukan homomorfisma gelanggang. Untuk membuktikannya, kita ambil
contoh penyangkal berikut ini. Ambil z1, z2 ∈ C dengan z1 = 1 + 3i dan
z2 = 2 + i sehingga kita peroleh

θ2 (z1 ) + θ2 (z2 ) = | z1 |+ | z2 | definisi θ2


= | 1 + 3i | + | 2 + i | substitusi z1, z2
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
θ2 bukan homomorfisma gelanggang. Untuk membuktikannya, kita ambil
contoh penyangkal berikut ini. Ambil z1, z2 ∈ C dengan z1 = 1 + 3i dan
z2 = 2 + i sehingga kita peroleh

θ2 (z1 ) + θ2 (z2 ) = | z1 |+ | z2 | definisi θ2


= | 1 + 3i | + | 2 + i | substitusi z1 , z2
√2 √
= 1 + 32 + 22 + 12 definisi modulus
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
θ2 bukan homomorfisma gelanggang. Untuk membuktikannya, kita ambil
contoh penyangkal berikut ini. Ambil z1, z2 ∈ C dengan z1 = 1 + 3i dan
z2 = 2 + i sehingga kita peroleh

θ2 (z1 ) + θ2 (z2 ) = | z1 |+ | z2 | definisi θ2


= | 1 + 3i | + | 2 + i | substitusi z1 , z2
√ 2 2 √2
= 2 + 12 definisi modulus
= √101 ++3 +

5
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)


Oleh karena itu

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 94 / 142


Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Oleh karena itu
θ2(z1 + z2)=| z1 + z2 | berd def θ2
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Oleh karena itu
θ2(z1 + z2)=| z1 + z2 | berd def θ2
=| (1 + 2) + (3 + 1)i | substitusi z1, z2
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Oleh karena itu
θ2(z1 + z2)=| z1 + z2 | berd def θ2
=|√(1 + 2) + (3 + 1)i | substitusi z1, z2
=32 + 42 berd def modulus
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Oleh karena itu
θ2(z1 + z2)=| z1 + z2 | berd def θ2
=|√(1 + 2) + (3 + 1)i | substitusi z1, z2
=32 + 42 berd def modulus
=5
Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)
Oleh karena itu
θ2 (z1 + z2 ) = | z1 + z2 | berd def θ2
= | (1 + 2) + (3 + 1)i | substitusi z1, z2
√2
= 3 + 42 berd def modulus
= 5
/= θ2 (z1 ) + θ2 (z2 ) □
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Sifat 5.1 (Hom Gelanggang)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 95 / 142


Sifat 5.1 (Hom Gelanggang)
Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang.
Sifat 5.1 (Hom Gelanggang)

Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka untuk setiap


x ∈ R1 berlaku:
Sifat 5.1 (Hom Gelanggang)

Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka untuk setiap


x ∈ R1 berlaku:

i.θ(0R1 ) = 0R2
ii.θ(−x) = −θ(x)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Sifat 5.2 (Hom Gelanggang)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 96 / 142


Sifat 5.2 (Hom Gelanggang)
Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang yang bukan
merupakan pemetaan nol.
Sifat 5.2 (Hom Gelanggang)
Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang yang bukan
merupakan pemetaan nol.

i. Jika R2 suatu daerah integral maka θ(1R1 ) = 1R2


ii. Jika θ suatu pemetaan pada maka θ(1R1 ) = 1R2
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti Sifat 5.2(ii)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 97 / 142


Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti Sifat 5.2(ii)


Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 97 / 142


Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).
Sekarang ambil y ∈ R2
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).
Sekarang ambil y ∈ R2 karena θ pada
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).
Sekarang ambil y ∈ R2 karena θ pada maka akan ada x ∈ R1 sehingga
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).
Sekarang ambil y ∈ R2 karena θ pada maka akan ada x ∈ R1 sehingga

y=θ(x)
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).
Sekarang ambil y ∈ R2 karena θ pada maka akan ada x ∈ R1 sehingga

y=θ(x)
=θ(1R1 · x)
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).

Sekarang ambil y ∈ R2 karena θ pada maka akan ada x ∈ R1 sehingga

y = θ(x)
= θ(1R1 · x)
= θ(1R1 )θ(x) θ hom
Bukti Sifat 5.2(ii)
Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).

Sekarang ambil y ∈ R2 karena θ pada maka akan ada x ∈ R1 sehingga

y = θ(x)
= θ(1R1 · x)
= θ(1R1 )θ(x) θ hom
= θ(1R1 )y··························(∗)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti Sifat 5.2(ii)


dengan cara yang sama diperoleh

y=θ(x)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 98 / 142


Bukti Sifat 5.2(ii)
dengan cara yang sama diperoleh

y=θ(x)
=θ(x · 1R1 )
Bukti Sifat 5.2(ii)
dengan cara yang sama diperoleh

y=θ(x)
=θ(x · 1R1 )
=θ(x)θ(1R1 )θ hom gel
Bukti Sifat 5.2(ii)
dengan cara yang sama diperoleh

y = θ(x)
= θ(x · 1R1 )
= θ(x)θ(1R1 ) θ hom gel
= yθ(1R1 ) · · · · · · · · · (∗∗)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti Sifat 5.2(ii)


berdasarkan (∗) dan (∗∗) diperoleh bahwa

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 99 / 142


Bukti Sifat 5.2(ii)
berdasarkan (∗) dan (∗∗) diperoleh bahwa
y = θ(1R1 ) · y = y · θ(1R1 )
Bukti Sifat 5.2(ii)
berdasarkan (∗) dan (∗∗) diperoleh bahwa
y = θ(1R1 ) · y = y · θ(1R1 )
berdasarkan definisi identitas
Bukti Sifat 5.2(ii)
berdasarkan (∗) dan (∗∗) diperoleh bahwa
y = θ(1R1 ) · y = y · θ(1R1 )
berdasarkan definisi identitas dapat kita simpulkan bahwa

θ(1R1 ) = 1R2 .
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Definisi 5.2 (Inti Homomorfisma)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 100 / 142
Definisi 5.2 (Inti Homomorfisma)
Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang.
Definisi 5.2 (Inti Homomorfisma)
Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Inti suatu homomorfisma gelanggang θ :
Definisi 5.2 (Inti Homomorfisma)
Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Inti suatu homomorfisma
gelanggang θ : R1 → R2 didefinisikan sebagai

Inti(θ) = {x ∈ R1 | θ(x) = 0R2 }.


Definisi 5.2 (Inti Homomorfisma)
Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Inti suatu homomorfisma
gelanggang θ : R1 → R2 didefinisikan sebagai

Inti(θ) = {x ∈ R1 | θ(x) = 0R2 }.

Istilah Inti biasa disebut juga dengan Kernel dan ditandai dengan Ker(θ).
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Sifat 5.3 (Hom Gelanggang)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 101 / 142
Sifat 5.3 (Hom Gelanggang)
Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang.
Sifat 5.3 (Hom Gelanggang)
Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka
i.Inti(θ) adalah subgrup dari (R1, +)
Sifat 5.3 (Hom Gelanggang)
Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka
i.Inti(θ) adalah subgrup dari (R1, +)
ii.θ satu-satu jika dan hanya jika Inti(θ) = {0R1 }
Sifat 5.3 (Hom Gelanggang)
Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka
i.Inti(θ) adalah subgrup dari (R1, +)
ii.θ satu-satu jika dan hanya jika Inti(θ) = {0R1 }
iii.untuk setiap a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ) maka ab dan ba ∈ Inti(θ)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti Sifat 5.3


Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ
merupakan homomorfisma grup,

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 102 / 142
Bukti Sifat 5.3
Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.
Bukti Sifat 5.3
Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii).


Bukti Sifat 5.3
Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii). Ambil a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ).


Bukti Sifat 5.3
Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii). Ambil a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ). Akan kita
tunjukan bahwa ab ∈ Inti(θ).
Bukti Sifat 5.3
Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii). Ambil a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ). Akan kita
tunjukan bahwa ab ∈ Inti(θ). Dengan kata lain akan kita tunjukan
θ(ab) = 0R2
Bukti Sifat 5.3
Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii). Ambil a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ). Akan kita
tunjukan bahwa ab ∈ Inti(θ). Dengan kata lain akan kita tunjukan
θ(ab) = 0R2

Ingat!
Bukti Sifat 5.3
Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii). Ambil a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ). Akan kita
tunjukan bahwa ab ∈ Inti(θ). Dengan kata lain akan kita tunjukan
θ(ab) = 0R2

Ingat! b ∈ Inti(θ) artinya bahwa


θ(b) = 0R2 · · · (∗)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti Sifat 5.3


Oleh karena itu

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 103 / 142
Bukti Sifat 5.3
Oleh karena itu
θ(ab)=θ(a) · θ(b)
θ homomorfisma
Bukti Sifat 5.3
Oleh karena itu

θ(ab)=θ(a) · θ(b) θ homomorfisma


=θ(a) · 0R2 berdasarkan ∗
Bukti Sifat 5.3
Oleh karena itu

θ(ab)=θ(a) · θ(b) θ homomorfisma


=θ(a) · 0R2 berdasarkan ∗
=0R2 Teorema 2(1) Materi 3.
Bukti Sifat 5.3
Oleh karena itu
θ(ab) = θ(a) · θ(b) θ homomorfisma
= θ(a) · 0R2 berdasarkan ∗
= 0R2 Teorema 2(1) Materi 3.

Jadi terbukti bahwa θ(ab) = 0R2 . Artinya bahwa ab ∈ Inti(θ).


Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 5.3 (Inti Homomorfisma)


Perhaatikan contoh 1,
k = 0 ∈ Zn⇔n | (k − 0) = k

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 104 / 142
Contoh 5.3 (Inti Homomorfisma)
Perhaatikan contoh 1,

k = 0 ∈ Zn ⇔n | (k − 0) = k
⇔k = mn untuk suatu m ∈ Z
Contoh 5.3 (Inti Homomorfisma)
Perhaatikan contoh 1,
k = 0 ∈ Zn ⇔ n | (k − 0) = k
⇔ k = mn untuk suatu m ∈ Z
Jadi Inti(θ) = {mn | m ∈ Z}.
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Definisi 6.1 (Isomorfisma)


Suatu pemetaan θ : R1 → R2 disebut isomorfisma jika

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 105 / 142
Definisi 6.1 (Isomorfisma)
Suatu pemetaan θ : R1 → R2 disebut isomorfisma jika
i.θ suatu homomorfisma gelanggang
Definisi 6.1 (Isomorfisma)
Suatu pemetaan θ : R1 → R2 disebut isomorfisma jika
θ suatu homomorfisma gelanggang
θ bijektif
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 6.1 (Isomorfisma)


Misalkan Z[i] menyatakan daerah integral bilangan bulat Gauss.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 106 / 142
Contoh 6.1 (Isomorfisma)
Misalkan Z[i] menyatakan daerah integral bilangan bulat Gauss. Pemetaan
θ :Z[i]
→Z[i]
a + bi ›→a − bi
Contoh 6.1 (Isomorfisma)
Misalkan Z[i] menyatakan daerah integral bilangan bulat Gauss. Pemetaan

θ: Z[i] → Z[i]
a + bi ›→ a − bi

merupakan isomorfisma gelanggang.


Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti Contoh 6.1


Untuk menunjukan θ suatu isomorfisma gelanggang perlu ditunjukan:

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 107 / 142
Bukti Contoh 6.1
Untuk menunjukan θ suatu isomorfisma gelanggang perlu ditunjukan:
i.θ adalah homomorfisma gelanggang
Bukti Contoh 6.1
Untuk menunjukan θ suatu isomorfisma gelanggang perlu ditunjukan:
θ adalah homomorfisma gelanggang
θ bersifat satu-satu (injektif)
Bukti Contoh 6.1
Untuk menunjukan θ suatu isomorfisma gelanggang perlu ditunjukan:
θ adalah homomorfisma gelanggang
θ bersifat satu-satu (injektif)
θ bersifat pada (surjektif)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti i

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 108 / 142
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1i) + (a2 + b2i))=θ((a1 + a2) + (b1 + b2)i)
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1i) + (a2 + b2i))=θ((a1 + a2) + (b1 + b2)i)
=(a1 + a2) − (b1 + b2)i
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh

θ((a1 + b1i) + (a2 + b2i))= θ((a1 + a2) + (b1 + b2)i)


= (a1 + a2) − (b1 + b2)i
= a1 + a2 − b1i − b2i
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh

θ((a1 + b1i) + (a2 + b2i))= θ((a1 + a2) + (b1 + b2)i)


= (a1 + a2) − (b1 + b2)i
= a1 + a2 − b1i − b2i
= (a1 − b1i) + (a2 − b2i)
Bukti i
ambil a1 + b1 i dan a2 + b2 i ∈ Z[i] sehingga diperoleh

θ((a1 + b1 i) + (a2 + b2 i)) = θ((a1 + a2 ) + (b1 + b2 )i)


= (a1 + a2 ) − (b1 + b2 )i
= a1 + a2 − b1 i − b2 i
= (a1 − b1 i) + (a2 − b2 i)
= θ(a1 + b1 i) + θ(a2 + b2 i)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti i

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 109 / 142
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1i) · (a2 + b2i))=θ((a1a2 − b1b2) + (a1b2 + b1a2)i)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 109 / 142
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1i) · (a2 + b2i))=θ((a1a2 − b1b2) + (a1b2 + b1a2)i)
=(a1a2 − b1b2) − (a1b2 + b1a2)i
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1i) · (a2 + b2i))=θ((a1a2 − b1b2) + (a1b2 + b1a2)i)
=(a1a2 − b1b2) − (a1b2 + b1a2)i
=a1a2 − b1b2 − a1b2i − b1a2i
Bukti i
ambil a1 + b1i dan a2 + b2i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1i) · (a2 + b2i))=θ((a1a2 − b1b2) + (a1b2 + b1a2)i)
=(a1a2 − b1b2) − (a1b2 + b1a2)i
=a1a2 − b1b2 − a1b2i − b1a2i
=a1a2 − a1b2i − b1b2 − b1a2i
Bukti i
ambil a1 + b1 i dan a2 + b2 i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1 i) · (a2 + b2 i)) = θ((a1 a2 − b1 b2 ) + (a1 b2 + b1 a2 )i)
= (a1 a2 − b1 b2 ) − (a1 b2 + b1 a2 )i
= a1 a2 − b1 b2 − a1 b2 i − b1 a2 i
= a1 a2 − a1 b2 i − b1 b2 − b1 a2 i
= a1 (a2 − b2 i) − b1 i(−b2 i + a2 )
Bukti i
ambil a1 + b1 i dan a2 + b2 i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1 i) · (a2 + b2 i)) = θ((a1 a2 − b1 b2 ) + (a1 b2 + b1 a2 )i)
= (a1 a2 − b1 b2 ) − (a1 b2 + b1 a2 )i
= a1 a2 − b1 b2 − a1 b2 i − b1 a2 i
= a1 a2 − a1 b2 i − b1 b2 − b1 a2 i
= a1 (a2 − b2 i) − b1 i(−b2 i + a2 )
= (a1 − b1 i)(a2 − b2 i)
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Buktii
ambil a1 + b1 i dan a2 + b2 i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1 i) · (a2 + b2 i)) = θ((a1 a2 − b1 b2 ) + (a1 b2 + b1 a2 )i)
= (a1 a2 − b1 b2 ) − (a1 b2 + b1 a2 )i
= a1 a2 − b1 b2 − a1 b2 i − b1 a2 i
= a1 a2 − a1 b2 i − b1 b2 − b1 a2 i
= a1 (a2 − b2 i) − b1 i(−b2 i + a2 )
= (a1 − b1 i)(a2 − b2 i)
= θ(a1 + b1 i)θ(a2 + b2 i)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 109 / 142
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti ii

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 110 / 142
ambil a1 + b1i, a2 + b2i ∈ Z[i] dengan
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti ii
ambil a1 + b1i, a2 + b2i ∈ Z[i] dengan
θ(a1 + b1i)=θ(a2 + b2i)

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 110 / 142
Bukti ii
ambil a1 + b1i, a2 + b2i ∈ Z[i] dengan
θ(a1 + b1i)=θ(a2 + b2i)
sehingga diperoleh
Bukti ii
ambil a1 + b1i, a2 + b2i ∈ Z[i] dengan
θ(a1 + b1i)=θ(a2 + b2i)
sehingga diperoleh
a1 − b1i=a2 − b2i
Bukti ii
ambil a1 + b1 i, a2 + b2 i ∈ Z[i] dengan

θ(a1 + b1 i) = θ(a2 + b2 i)
sehingga diperoleh

a 1 − b1 i = a2 − b2 i
(a1 − a2 ) + (b2 − b1 )i = 0
Bukti ii
ambil a1 + b1 i, a2 + b2 i ∈ Z[i] dengan

θ(a1 + b1 i) = θ(a2 + b2 i)
sehingga diperoleh

a 1 − b1 i = a2 − b2 i
(a1 − a2 ) + (b2 − b1 )i = 0
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti ii
dengan demikian

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 111 / 142
Bukti ii
dengan demikian

a1 − a2 = 0 dan b2 − b1 = 0
Bukti ii
dengan demikian

a1 − a2 = 0 dan b2 − b1 = 0

karena a1 = a2 dan b2 = b1 maka a1 + b1 i = a2 + b2 i sehingga dapat


disimpulkan bahwa θ satu-satu.
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti iii

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 112 / 142
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti iii
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
pilih z0 = a − bi ∈ Z[i] sehingga

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 112 / 142
Bukti iii
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
pilih z0 = a − bi ∈ Z[i] sehingga

θ(z0 ) = θ(a − bi)


Bukti iii
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
pilih z0 = a − bi ∈ Z[i] sehingga

θ(z0 ) = θ(a − bi)


= a − (−b)i
Bukti iii
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
pilih z0 = a − bi ∈ Z[i] sehingga

θ(z0 ) = θ(a − bi)


= a— − ( b)i
= a + bi
Bukti iii
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
pilih z0 = a − bi ∈ Z[i] sehingga

θ(z0 ) = θ(a − bi)


= a— − ( b)i
= a + bi
= z
Bukti iii
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
pilih z0 = a − bi ∈ Z[i] sehingga

θ(z0 ) = θ(a − bi)


= a— − ( b)i
= a + bi
= z

Karena untuk setiap z ∈ Z[i] terdapat z0 Z[i] sehingga θ(z0 ) = z maka θ


adalah pemetaan pada.
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Catatan
Suatu isomorfisma gelanggang dari suatu gelanggang kepada dirinya sendiri disebut au

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 113 /


Definisi 6.2 (Isomorfik)
Dua buah gelanggang R1 dan R2 disebut isomorfik dan diberi tanda R1 ≈ R2
jika terdapat isomorfisma θ : R1 → R2.
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Catatan
Q untuk menunjukan dua gelanggang (R1 dan R2) saling
isomorfik perlu mengkonstruksi pemetaan yang
merupakan isomorfisma dari R1 ke R2 atau sebaliknya.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 115 / 142
Catatan
Q untuk menunjukan dua gelanggang (R1 dan R2) saling
isomorfik perlu mengkonstruksi pemetaan yang
merupakan isomorfisma dari R1 ke R2 atau sebaliknya.

Q sifat isomorfik dua buah gelanggang menghasilkan


kesamaan secara esensial diantara dua gelanggang
tersebut. Misalnya: sifat kekomutatifan, keberadaan
pembagi nol dan sifat keberadaan unsur unit.
Catatan
Q untuk menunjukan dua gelanggang (R1 dan R2) saling
isomorfik perlu mengkonstruksi pemetaan yang
merupakan isomorfisma dari R1 ke R2 atau sebaliknya.

Q sifat isomorfik dua buah gelanggang menghasilkan


kesamaan secara esensial diantara dua gelanggang
tersebut. Misalnya: sifat kekomutatifan, keberadaan
pembagi nol dan sifat keberadaan unsur unit.

Q Perbedaan yang mungkin diantara mereka hanya


dalam bentuk nyata dari unsur-unsur dan
operasinya.
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 6.3 (Isomorfik)


Misalkan Z6 menyatakan gelanggang bilangan bulat modulo
menyatakan hasil kali kartesius gelanggang bilangan bulat modulo 2 dan 3. Kita peroleh

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 116 /


Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 117 / 142
Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
a ›→ (a, a)
Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
a ›→ (a, a)
Selajutnya perlu ditunjukan:
Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
a ›→ (a, a)
Selajutnya perlu ditunjukan:
Q pemetaan yang terdefinisi dengan baik
Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
a ›→ (a, a)
Selajutnya perlu ditunjukan:
Q pemetaan yang terdefinisi dengan baik
Q homomorfisma gelanggang
Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
a ›→ (a, a)
Selajutnya perlu ditunjukan:
Q pemetaan yang terdefinisi dengan baik
Q homomorfisma gelanggang
Q satu-satu
Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
a ›→ (a, a)
Selajutnya perlu ditunjukan:
Q pemetaan yang terdefinisi dengan baik
Q homomorfisma gelanggang
Q satu-satu
Q pada
Homomorfisma Gelanggang Homomorfisma Gelanggang

Contoh 6.4
Misalkan Z4 menyatakan gelanggang bilangan bulat modulo
menyatakan hasil kali kartesius dua gelanggang bilangan bulat modulo 2. Kita peroleh b

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 118 /


Isomorfisma merupakan relasi ekuivalen pada himpunan semua gelanggang.
Homomorfisma Gelanggang Latihan Soal

Latihan 3

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 120 / 142
1. Misalkan n dan m dua buah bilangan bulat positif dengan
m | n.
1. Misalkan n dan m dua buah bilangan bulat positif dengan
m | n.
Buktikan bahwa pemetaan

φ : Zn → Zm
k ›→ k
1. Misalkan n dan m dua buah bilangan bulat positif dengan
m | n.
Buktikan bahwa pemetaan

φ : Zn → Zm
k ›→ k

merupakan suatu homomorfisma gelanggang.


1. Misalkan n dan m dua buah bilangan bulat positif dengan
m | n.
Buktikan bahwa pemetaan

φ : Zn → Zm
k ›→ k

merupakan suatu homomorfisma gelanggang.

2. Tentukan Inti homomorfisma gelanggang di atas.


Homomorfisma Gelanggang Latihan Soal

Latihan 3

3. Periksa apakah
pemetaan
α:Z → Z
k ›→ 2k

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 121 / 142
3. Periksa apakah
pemetaan
α:Z → Z
k ›→ 2k

merupakan suatu homomorfisma gelanggang!


3. Periksa apakah
pemetaan
α:Z → Z
k ›→ 2k

merupakan suatu homomorfisma gelanggang!

4. Misalkan R1, R2 dua buah gelanggang dan π suatu homomor-


fisma gelanggang dari R1 ke R2 yang bukan pemetaan nol.
Jika R2 suatu daerah integral, tunjukan bahwa π(1R1 ) = 1R2 !.
Homomorfisma Gelanggang Latihan Soal

Latihan 3

5. Misalkan terdapat suatu homomorfisma tak nol dari gelang-


gang R1 ke gelanggang komutatif R2.
Apakah gelanggang R1 bersifat komutatif? Jelaskan!.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 122 / 142
5. Misalkan terdapat suatu homomorfisma tak nol dari gelang-
gang R1 ke gelanggang komutatif R2.
Apakah gelanggang R1 bersifat komutatif? Jelaskan!.

6. Bagaimana sebaliknya? Misalkan terdapat suatu homomor-


fisma tak nol dari gelanggang komutatif R1 ke gelanggang
R2. Apakah gelanggang R2 bersifat komutatif? Jelaskan!.
5. Misalkan terdapat suatu homomorfisma tak nol dari gelang-
gang R1 ke gelanggang komutatif R2.
Apakah gelanggang R1 bersifat komutatif? Jelaskan!.

6. Bagaimana sebaliknya? Misalkan terdapat suatu homomor-


fisma tak nol dari gelanggang komutatif R1 ke gelanggang
R2. Apakah gelanggang R2 bersifat komutatif? Jelaskan!.

7. Tunjukan bahwa peta suatu homomorfisma gelanggang


yang bersifat satu-satu membentuk suatu gelanggang!
Homomorfisma Gelanggang Latihan Soal

Latihan 3
1. Tunjukan bahwa isomorfisma merupakan relasi
ekuivalen pada himpunan semua gelanggang?

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 123 / 142
1. Tunjukan bahwa isomorfisma merupakan relasi
ekuivalen pada himpunan semua gelanggang?
2. Misalkan θ : R1 → R2 suatu isomorfisma gelanggang dan
a ∈ R1. Tunjukan bahwa a suatu unit di R1 jika dan hanya
jika petanya, θ(a), merupakan unit di R2.
1. Tunjukan bahwa isomorfisma merupakan relasi
ekuivalen pada himpunan semua gelanggang?
2. Misalkan θ : R1 → R2 suatu isomorfisma gelanggang dan
a ∈ R1. Tunjukan bahwa a suatu unit di R1 jika dan hanya
jika petanya, θ(a), merupakan unit di R2.
3. Misalkan θ : R1 → R2 suatu isomorfisma gelanggang dan
a ∈ R1. Tunjukan bahwa a suatu pembagi nol di R1 jika dan
hanya jika petanya, θ(a), merupakan pembagi nol di R2.
1. Tunjukan bahwa isomorfisma merupakan relasi
ekuivalen pada himpunan semua gelanggang?
2. Misalkan θ : R1 → R2 suatu isomorfisma gelanggang dan
a ∈ R1. Tunjukan bahwa a suatu unit di R1 jika dan hanya
jika petanya, θ(a), merupakan unit di R2.
3. Misalkan θ : R1 → R2 suatu isomorfisma gelanggang dan
a ∈ R1. Tunjukan bahwa a suatu pembagi nol di R1 jika dan
hanya jika petanya, θ(a), merupakan pembagi nol di R2.
4. Misalkan m dan n dua buah bilangan bulat positif.
Buktikan bahwa Zmn isomorfik dengan
× Zm Zn
jika dan hanya jika (m, n) = 1 dengan (m, n)adalah FPB dari m
dan n.
Homomorfisma Gelanggang Latihan Soal

Latihan 3

5. Misalkan R dan S dua buah gelanggang yang saling isomorfik


Tunjukan bahwa karakteristik R dan S adalah sama.
6. Periksa apakah Struktur bilangan bulat dan Struktur bilangan bulat
Gauss saling isomorfik

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 124 / 142
5. Misalkan R dan S dua buah gelanggang yang saling isomorfik
Tunjukan bahwa karakteristik R dan S adalah sama.
6. Periksa apakah Struktur bilangan bulat dan Struktur bilangan bulat
Gauss saling isomorfik
7. Misalkan R1 dan R2 dua buah glenggang yang saling
isomorfik. Tunjukan bahwa R1 suatu daerah integral jika dan
hanya jika R1 suatu daerah integral
Gelanggang Faktor

Pertemuan 14-15:
Membentuk Gelanggang Baru

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. dapat menjelaskan kembali cara membentuk gelanggang faktor;
b. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 125 /


Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Membentuk Gelanggang R/I

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 126 / 142
Q ambil sembarang gelanggang R dan ideal I dari gelanggang
tersebut
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Membentuk Gelanggang R/I


Q ambil sembarang gelanggang R dan ideal I dari gelanggang
tersebut

Q bentuk himpunan R/I sebagai himpunan semua koset a + I


dengan a ∈ R atau dapat ditulis dengan
R/I = {a + I | a ∈ R}

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 126 / 142
Membentuk Gelanggang R/I
Q ambil sembarang gelanggang R dan ideal I dari gelanggang
tersebut

Q bentuk himpunan R/I sebagai himpunan semua koset a + I


dengan a ∈ R atau dapat ditulis dengan
R/I = {a + I | a ∈ R}

Q definisikan operasi jumlah dan kali pada R/I secara berurutan


yaitu:
(a + I) + (b + I) = (a + b) + I , dan
(a + I) · (b + I) = (a · b) + I
untuk setiap a + I, b + I ∈ R/I
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Membentuk Gelanggang R/I


Q tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 127 / 142
Membentuk Gelanggang R/I
Q tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik
⇒ (R/I, +, ·) membentuk Struktur matematika
Membentuk Gelanggang R/I
Q tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik
⇒ (R/I, +, ·) membentuk Struktur matematika

Q tunjukan (R/I, +, )· memenuhi definisi 1.2, yaitu:


i. (R/I, +) membentuk grup komutatif
Membentuk Gelanggang R/I
Q tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik
⇒ (R/I, +, ·) membentuk Struktur matematika

Q tunjukan (R/I, +, )· memenuhi definisi 1.2, yaitu:


i. (R/I, +) membentuk grup komutatif
ii. (R/I, )· memenuhi sifat asosiatif dan mempunyai unsur
kesatuan, dan
Membentuk Gelanggang R/I
Q tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik
⇒ (R/I, +, ·) membentuk Struktur matematika

Q tunjukan (R/I, +, )· memenuhi definisi 1.2, yaitu:


i. (R/I, +) membentuk grup komutatif
ii. (R/I, )· memenuhi sifat asosiatif dan mempunyai unsur
kesatuan, dan
iii. (R/I, +, ·) memenuhi hukum distributif.
Membentuk Gelanggang R/I
Q tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik
⇒ (R/I, +, ·) membentuk Struktur matematika

Q tunjukan (R/I, +, )· memenuhi definisi 1.2, yaitu:


i. (R/I, +) membentuk grup komutatif
ii. (R/I, )· memenuhi sifat asosiatif dan mempunyai unsur
kesatuan, dan
iii. (R/I, +, ·) memenuhi hukum distributif.

⇒ R/I membentuk suatu gelanggang yang berbeda dari R.


Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Operasi + terdefinisi dg baik di R/I


Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 128 / 142
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi + terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 + b1 ) + I = (a2 + b2 ) + I.
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi + terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 + b1 ) + I = (a2 + b2 ) + I.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah


(iii) a1 − a2 = i1 ∈ I dan
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi + terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 + b1 ) + I = (a2 + b2 ) + I.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah


(iii) a1 − a2 = i1 ∈ I dan
(iv) b1 − b2 = i2 ∈ I.
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Operasi + terdefinisi dg baik di R/I


Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 129 / 142
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh
a1 + b1=(a2 + i1) + (b2 + i2)
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh
a1 + b1=(a2 + i1) + (b2 + i2)
=(a2 + b2) + (i1 + i2)
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh
a1 + b1=(a2 + i1) + (b2 + i2)
=(a2 + b2) + (i1 + i2) (a1 + b1) − (a2 + b2)=(i1 + i2)
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a1 + b1 = (a2 + i1 ) + (b2 +
i2 )
= (a2 + b2 ) + (i1 +
∈Ii2karena
) i1 + i2 ∈ I
(a1 + b1 ) − (a2 + b2 ) = (i1 + i2)
Operasi + terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a 1 + b1 = (a2 + i1 ) + (b2 + i2 )
= (a2 + b2 ) + (i1 +
i2) (a1 + b1 ) − (a2 + b2 ) = (i1 + i2 )
∈ I karena i1 + i2 ∈ I

Oleh Karena (a1 + b1 ) — (a2 + b2 ) I maka (a1 + b1 ) + I = (a2 + b2 ) +


I. Jadi terbukti bahwa operasi tambah terdefinisi dengan baik pada R/I.
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Operasi · terdefinisi dg baik di R/I


Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 130 / 142
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi · terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 · b1 ) + I = (a2 · b2 ) + I.
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi · terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 · b1 ) + I = (a2 · b2 ) + I.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah


(iii) a1 − a2 = i1 ∈ I dan
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi · terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 · b1 ) + I = (a2 · b2 ) + I.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah


(iii) a1 − a2 = i1 ∈ I dan
(iv) b1 − b2 = i2 ∈ I.
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Operasi · terdefinisi dg baik di R/I


Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 131 / 142
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh
a1 · b1=(a2 + i1) · (b2 + i2)
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a1 · b1 =(a2 + i1) · (b2 + i2)


=a2 · b2 + a2 · i2 + i1 · (b2 + i2)
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a1 · b1 =(a2 + i1) · (b2 + i2)


(a1 · b1) − (a2 · b2) =a2 · b2 + a2 · i2 + i1 · (b2 + i2)
=a2 · i2 + i1 · (b2 + i2)
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a1 · b1 = (a2 + i1) · (b2 + i2)


(a1 · b1) − (a2 · b2) = a2 · b2 + a2 · i2 + i1 · (b2 + i2)
= a2 · i2 + i1 · (b2 + i2)
∈ I karena a2 · i2 + i1 · (b2 + i2) ∈ I
Operasi · terdefinisi dg baik di R/I
Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a 1 · b1 = (a2 + i1 ) · (b2 + i2 )
= a2 · b2 + a2 · i2 + i1 · (b2 +
i2) (a1 · b1 ) − (a2 · b2 ) = a2 · i2 + i1 · (b2 + i2 )
∈ I karena a2 · i2 + i1 · (b2 + i2 ) ∈ I

Oleh Karena (a1 · b1 ) − (a2 · b2 ) ∈ I maka (a1 · b1 ) + I = (a2· b2 ) + I.


Jadi terbukti bahwa operasi kali terdefinisi dengan baik pada R/I.
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Perhatikan Struktur R/I!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 132 / 142
⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Perhatikan Struktur R/I!


⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
⇒ unsur nolnya adalah I

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 132 / 142
Perhatikan Struktur R/I!
⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
⇒ unsur nolnya adalah I
⇒ unsur −a + I adalah negatif dari unsur a + I
Perhatikan Struktur R/I!
⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
⇒ unsur nolnya adalah I
⇒ unsur −a + I adalah negatif dari unsur a + I
⇒ bersifat komutatif terhadap jumlah (berasal dari R)
Perhatikan Struktur R/I!
⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
⇒ unsur nolnya adalah I
⇒ unsur −a + I adalah negatif dari unsur a + I
⇒ bersifat komutatif terhadap jumlah (berasal dari R)
⇒ unsur satuannya adalah 1R + I
Perhatikan Struktur R/I!
⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
⇒ unsur nolnya adalah I
⇒ unsur −a + I adalah negatif dari unsur a + I
⇒ bersifat komutatif terhadap jumlah (berasal dari R)
⇒ unsur satuannya adalah 1R + I
⇒ memenuhi hukum distributif (berasal dari R)
Perhatikan Struktur R/I!
⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
⇒ unsur nolnya adalah I
⇒ unsur −a + I adalah negatif dari unsur a + I
⇒ bersifat komutatif terhadap jumlah (berasal dari R)
⇒ unsur satuannya adalah 1R + I
⇒ memenuhi hukum distributif (berasal dari R)
Jadi Struktur R/I membentuk gelanggang.
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Definisi 11.1 (Gelanggang Faktor)


Misal diberikan sembarang gelanggang R dan ideal I dari gelanggang tersebut. Gelang

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 133 /


Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Contoh 11.1 (Gelanggang Faktor)


Misalkan ambil R = Z maka ideal I = ⟨n⟩ untuk suatu n ∈ Z.
R/I = Z/⟨n⟩

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 134 / 142
Contoh 11.1 (Gelanggang Faktor)
Misalkan ambil R = Z maka ideal I = ⟨n⟩ untuk suatu n ∈ Z.
R/I = Z/⟨n⟩
= {k + ⟨n⟩ | k ∈ Z}
Contoh 11.1 (Gelanggang Faktor)
Misalkan ambil R = Z maka ideal I = ⟨n⟩ untuk suatu n ∈ Z.
R/I = Z/⟨n⟩
= {k + ⟨n⟩ | k ∈ Z}
= { k | k ∈ Z } dengan k = k +⟨ n⟩ = { k + nz | z ∈ Z }
adalah kelas ekuivalen yang memuat k
Contoh 11.1 (Gelanggang Faktor)
Misalkan ambil R = Z maka ideal I = ⟨n⟩ untuk suatu n ∈ Z.
R/I = Z/⟨n⟩
= {k + ⟨n⟩ | k ∈ Z}
= { k | k ∈ Z } dengan k = k +⟨ n⟩ = { k + nz | z ∈ Z }
adalah kelas ekuivalen yang memuat k
= {0, 1, · · · , n − 1}
Contoh 11.1 (Gelanggang Faktor)
Misalkan ambil R = Z maka ideal I = ⟨n⟩ untuk suatu n ∈ Z.
R/I = Z/⟨n⟩
= {k + ⟨n⟩ | k ∈ Z}
= { k | k ∈ Z } dengan k = k +⟨ n⟩ = { k + nz | z ∈ Z }
adalah kelas ekuivalen yang memuat k
= {0, 1, · · · , n − 1}
= Zn
Contoh 11.1 (Gelanggang Faktor)
Misalkan ambil R = Z maka ideal I = ⟨n⟩ untuk suatu n ∈ Z.
R/I = Z/⟨n⟩
= {k + ⟨n⟩ | k ∈ Z}
= { k | k ∈ Z } dengan k = k +⟨ n⟩ = { k + nz | z ∈ Z }
adalah kelas ekuivalen yang memuat k
= {0, 1, · · · , n − 1}
= Zn

Jadi Zn merupakan gelanggang faktor dari gelanggang Z oleh ideal ⟨n⟩ untuk
suatu n ∈ Z
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Sifat 11.1 (Proyeksi Kanonik)


Misalkan R suatu gelanggang, I ideal dari R dan R/I gelanggang faktor dari
R oleh I. Maka pengaitan

π :R → R/I

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 135 / 142
Sifat 11.1 (Proyeksi Kanonik)
Misalkan R suatu gelanggang, I ideal dari R dan R/I gelanggang faktor dari
R oleh I. Maka pengaitan

π : R → R/I
a ›→ a +
I

merupakan suatu homomorfisma gelanggang yang bersifat pada dengan


ker(π) = I. Homomorfisma seperti ini disebut proyeksi kanonik.
Gelanggang Faktor Gelanggang Faktor

Definisi 11.2 (Ideal Maksimal)


Misalkan R suatu gelanggang dan M ideal dari R. Ideal M /= R disebut ideal
maksimal jika untuk setiap ideal I dari R dengan M ⊆ I ⊆ R maka I = M
atau I = R.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 136 /


Sifat 11.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I /= R ideal dari R. Maka
gelanggang faktor R/I membentuk suatu lapangan jika dan hanya jika I
merupakan ideal maksimal.
Definisi 11.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I /= R ideal dari R. Ideal I
disebut ideal prima jika untuk setiap x, y ∈ R dengan xy ∈ I maka berlaku
x ∈ I atau y ∈ I.
Sifat 11.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I /= R ideal dari R. Maka
gelanggang faktor R/I membentuk suatu daerah integral jika dan hanya jika I
merupakan ideal prima.
Gelanggang Faktor Latihan Soal

Latihan 4
1. Buktikan bahwa operasi · pada gelanggang faktor
bersifat asosiatif dan distributif!

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 140 / 142
Latihan 4
1. Buktikan bahwa operasi · pada gelanggang faktor
bersifat asosiatif dan distributif!

2. Misalkan R suatu gelanggang dan I/= R suatu ideal.


Buktikan bahwa pemetaan
π : R → R/I
Latihan 4
1. Buktikan bahwa operasi · pada gelanggang faktor
bersifat asosiatif dan distributif!

2. Misalkan R suatu gelanggang dan I/= R suatu ideal.


Buktikan bahwa pemetaan
π : R → R/I
a ›→ a + I
merupakan homomorfisma gelanggang yang bersifat pada
dengan ker(π) = I!
Gelanggang Faktor Latihan Soal

Latihan 4
3. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I/ = R suatu
ideal dari R. Buktikan bahwa gelanggang R/I membentuk
suatu daerah integral jika dan hanya jika I ideal prima.

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 141 / 142
Latihan 4
3. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I/ = R suatu
ideal dari R. Buktikan bahwa gelanggang R/I membentuk
suatu daerah integral jika dan hanya jika I ideal prima.

4. Misalkan R suatu gelanggang komutatif. Buktikan bahwa


gelanggang R suatu daerah integral jika dan hanya jika{ 0}
ideal prima.
Latihan 4
3. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I/ = R suatu
ideal dari R. Buktikan bahwa gelanggang R/I membentuk
suatu daerah integral jika dan hanya jika I ideal prima.

4. Misalkan R suatu gelanggang komutatif. Buktikan bahwa


gelanggang R suatu daerah integral jika dan hanya jika{ 0}
ideal prima.

5. Misalkan R suatu gelanggang komutatif. Tunjukan bahwa {0}


adalah ideal maksimal jika dan hanya jika R lapangan.
Gelanggang Faktor Latihan Soal

Latihan 4
6.Misalkan R suatu gelanggang dan I /= R suatu ideal dari R.
Buktikan bahwa gelanggang R/I membentuk gelanggang
komutatif jika untuk setiap a, b ∈ R maka ab − ba ∈ I

Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si Teori Gelanggang 2019/2020-2 142 / 142

Anda mungkin juga menyukai