Anda di halaman 1dari 14

LOGIKA MATEMATIKA

Matematika Dasar UIN Ar-ranirry


KELOMPOK 5
Member :
● Alya Israj Fatin 230401039
● Naufal Ambia 230401048
● Ilham Dwi Putra 230401053
● Nora Hasrita 230401061
TABLE OF CONTENTS.

1. Memahami dan menarik 2. Menerapkan konsep logika


kesimpulan yang valid dari matematika dalam segala kasus
setiap penyataan berdasarkan
aturan penarikan kesimpulan
MEMAHAMI DAN MENARIK KESIMPULAN YANG
VALID DARI SETIAP PERNYATAAN BERDASARKAN
ATURAN PENARIKAN KESIMPULAN.
DID YOU KNOW?
Kalimat Deklaratif “pernyataan”

Kalimat deklaratif atau pernyataan adalah kalimat berarti yang


mempunyai nilai logika BENAR atau SALAH, tetapi tidak kedua-
duanya dalam saat bersamaan. Kalimat pernyataan dikatakan
bernilai logik BENAR apabila pernyataan itu berlaku secara umum
dan atau sesuai dengan keadaan sebenarnya “faktual”.
Kalimat non-Dekalratif (bukan pernyataan)
Kalimat non-deklaratif adalah kalimat berarti yang tidak atau belum mempunyai nilai logik. Biasanya
berupa kalimat tanya, kalimat perintah atau kalimat terbuka.
Contoh : Kemana saja kamu selama ini ? (tidak mempunyai nilai logik, karena kalimat tanya)

Hapuslah air matamu ! (tidak mempunyai nilai logik, karena kalimat perintah) x 2 – 25 = 0 (tidak
mempunyai nilai logik, karena kalimat terbuka)
Kalimat Terbuka dan Tertutup
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel. Jika variabelnya diganti oleh suatu konstanta, kalimat
tersebut akan berubah menjadi suatu pernyataan. Konstanta yang menggantikan variabel suatu kalimat
terbuka menjadi pernyataan yang benar disebut penyelesaian dari kalimat terbuka itu.
CONTOH KALIMAT DEKLARATIF
CONTOH SOAL KALIMAT NON DEKLARATIF
Kemana saja kamu selama ini ? (tidak mempunyai nilai logik, karena kalimat tanya)
Hapuslah air matamu ! (tidak mempunyai nilai logik, karena kalimat perintah)
x 2 – 25 = 0 (tidak mempunyai nilai logik, karena kalimat terbuka)

(KALIMAT TERBUKA & TERTUTUP)


Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel. Jika variabelnya diganti oleh suatu konstanta, kalimat tersebut
akan berubah menjadi suatu pernyataan. Konstanta yang menggantikan variabel suatu kalimat terbuka menjadi
pernyataan yang benar disebut penyelesaian dari kalimat terbuka itu.

8x – 70 = - 6. Jika x diganti dengan 2 maka menjadi pernyataan yang salah, tetapi jika x diganti dengan 8 maka
menjadi pernyataan yang benar. Pada kalimat di atas 8 disebut penyelesaian. Sebuah kalimat matematika yang
tidak memuat variabel dan dapat dinyatakan benar/salah tetapi tidak keduaduanya disebut kalimat tertutup.
Contoh : 7 + 5 = 12 ( benar ) 14 – 12 = 20 ( salah )
Kalimat Majemuk
1. Konjungsi M a t e m a t i k a | 125 Jika dua pernyataan digabungkan dengan kata “dan” maka pernyataan
itu disebut konjungsi. Penulisan kata gabung “dan “ pada konjungsi dilambangkan dengan tanda : “ “.
Sedangkan tabel kebenaran pernyataan-pernyataan konjungsi disampaikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
:

Pernyataan majemuk P Q dikatakan benar jika kedua-duanya benar dalam hal lain dikatakan salah. Contoh :

a. P : Singa adalah binatang buas. ( B ) Q : Singa binatang pamakan daging. ( B ) P Q : Singa adalah
binatang buas dan pemakan daging. ( B ) b. P : 9 adalah bilangan ganjil. ( B ) Q : 9 adalah bilangan prima. ( S
) P Q : 9 adalah bilangan ganjil dan prima. ( S ) c. P : 7 adalah bilangan genap. ( S ) Q : 7 adalah bilangan
khayal. ( S ) P Q : 7 adalah bilangan genap dan khayal. ( S )
2. Disjungsi Jika dua pernyataan digabungkan dengan kata “ atau “ maka pernyataan majemuk ini
disebut disjungsi. Disjungsi mempunyai dua arti yang berbeda yaitu: (1) Disjungsi Inklusif dan (2)
Disjungsi Eksklusif Disjungsi inklusif mempunyai makna benar jika paling sedikit satu dari pernyataan
bernilai benar. Lambang disjungsi inklusif adalah “ “ dan tabel kebenarannya sebagai berikut.

Contoh soal kalimat majemuk :

Nilai kebenaran dari “2 adalah bilangan prima dan 3 adalah bilangan ganjil”

Jawab :
Pernyataan p = 2 adalah bilangan prima (BENAR)
Pernyataan q = adalah bilangan ganjil (BENAR)

Karena p dan q bernilai BENAR, maka pernyataan p^q bernilai BENAR


PENERAPAN KONSEP LOGIKA
MATEMATIKA DALAM
SEGALA KASUS.
Contoh penerapan logika matematika dalam pengambilan keputusan:

Seorang direktur perusahaan memberikan pernyataan bahwa jika keuntungan meningkat maka karyawan akan mendapat bonus.
Dan setelah beberapa waktu berlalu ternyata karyawan tidak mendapat bonus. Dalam hal ini karyawan dapat menarik
kesimpulan sendiri mengapa mereka tidak mendapatkan bonus. Karyawan memperkirakan bahwa laba perusahaan tidak
meningkat. Lalu apa yang dipikirkan karyawan menurut pemikiran logika matematika?

Jika kita menggambarkan contoh di atas dengan logika matematika.


P: Keuntungan meningkat.
T: Karyawan mendapat bonus.
P→q
~q
———
∴ ~ p (ini adalah hasil menggambar kesimpulan)
~ p: Keuntungan tidak meningkat.

I
ni adalah jenis kesimpulan yang saya pelajari menggunakan Mode Tollens. Mode tollens adalah jika apa yang terjadi p
→ q dan ~ q maka kesimpulannya adalah ~ p.

Dari contoh di atas ternyata hasil perhitungan logika matematika dengan apa yang karyawan pikirkan adalah sama. Jadi
menggambar kesimpulan atau cara berpikir yang dilakukan karyawan sesuai dengan metode menggambar kesimpulan
dengan logika matematika. Ini berarti bahwa pada kesempatan ini karyawan dapat dikatakan menggunakan logika
matematika dalam berpikir.

Dari uraian di atas kita harus sadar, logika matematika dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran pernyataan yang
dibuat oleh seseorang. Logika matematika juga sangat bagus untuk digunakan dalam membuat ketentuan atau
peraturan, dengan logika matematika kita dapat yakin bahwa seseorang melanggar aturan atau tidak. dan orang-orang
yang memahami logika matematika jika mereka membuat aturan tentu tidak akan mengeluarkan pernyataan yang
memberikan celah untuk dilanggar.
THANK YOU!
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

hello@mail.com
555-111-222
mydomain.com

Anda mungkin juga menyukai