Pernyataan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai macam kalimat berikut.
Keempat kalimat di atas merupakan kalimat yang bernilai benar, karena setiap orang
mengakui kebenaran kalimat tersebut.
Apa yang dapat Anda simpulkan dari keempat kalimat di atas? Keempat kalimat tersebut
merupakan kalimat yang bernilai salah, karena setiap orang tidak sependapat dengan kalimat
tersebut.
Berdasarkan pemaparan beberapa contoh kalimat di atas, apa yang dapat Anda simpulkan?
Kalimat yang dapat ditentukan nilai kebenarannya (bernilai benar atau salah)
disebut pernyataan.
Sekarang coba Anda perhatikan beberapa kalimat berikut di bawah ini.
Dapatkah Anda menentukan nilai kebenaran ketiga kalimat di atas? Menurut Anda, apakah
kalimat-kalimat tersebut bukan pernyataan? Mengapa?
Ketiga kalimat di atas tidak dapat ditentukan kebenarannya. Jadi ketiga kalimat di atas bukan
merupakan pernyataan. Misalnya kalimat “Gadis itu cantik sekali”, Si A bilang sangat cantik
belum tentu si B bilang kalau gadis itu sangat cantik.
Begitu juga dengan “Pemandangan di desaku sungguh indah”, keidahan suatu pemandangan
itu relatif, maksudnya keindahan itu tergantung orang yang melihatnya, Si A bilang indah
belum tentu si B bilang indah. Nah bagaimana dengan kalimat yang ketiga “Air es tersebut
sangat dingin”? Anda pasti sudah dapat mengetahuinya.
Kalimat Terbuka
Untuk memahami apa itu kalimat terbuka, silahkan simak contoh kalimat “Ibukota negara
Indonesia terletak di pulau x”. Jika x diganti Jawa maka kalimat tersebut bernilai benar.
Adapun jika x diganti Eropa maka kalimat tersebut bernilai salah. Kalimat seperti “Ibukota
negara Indonesia terletak di pulau x” disebut kalimat terbuka.
Contoh kalimat terbuka dalam “dunia” matematika seperti berikut.
Kalimat 7 – x = 6, x anggota bilangan bulat akan bernilai benar jika x diganti dengan 1 dan
akan bernilai salah jika x diganti bilangan selain 1. Selanjutnya, x disebut variabel, sedangkan
7 dan 6 disebut konstanta. Begitu juga dengan kalimat 2 + y = 5, y anggota himpunan
bilangan cacah akan bernilai benar jika y diganti dengan 3 dan akan bernilai salah jika y
diganti dengan selain 3. Variabel dalam kalimat 2 + y = 5 adalah y, sedangkan konstantanya
2 dan 5. Bagaimana dengan kalimat 15/z = 3? Berapa nilai benarnya? Mana yang disebut
variabel dan konstanta? Jadi apa pengetian kalimat terbuka?
Jadi berdasarkan pemaparan dan contoh-contoh kalimat terbuka maka dapat disimpulkan
bahwa kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan belum diketahui nilai
kebenarannya.
Jadi dalam kalimat terbuka Anda akan mengenal istilah variabel dan konstanta. Variabel
adalah lambang (simbol) pada kalimat terbuka yang
dapat diganti oleh sebarang anggota himpunan yang telah ditentukan. Sedangkan, konstanta
adalah nilai tetap (tertentu) yang terdapat pada kalimat terbuka.
Masih ingatkah Anda dengan kalimat terbuka dan himpunan menyelesaikan kalimat terbuka?
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan belum diketahui nilai
kebenarannya, sedangkan himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan
semua pengganti dari variabel-variabel pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut
bernilai benar (silahkan baca pernyataan, kalimat terbuka dan himpunan penyelesaian).
Sekarang coba perhatikan kalimat terbuka x + 2 = 9.
Jika diperhatikan kalimat terbuka x + 2 = 9 dihubungkan oleh tanda sama dengan (=).
Kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) disebut dengan
istilah persamaan. Persamaan dengan satu variabel berpangkat satu atau berderajat satu
disebut persamaan linear satu variabel.
Berdasarkan contoh dan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama
dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu. Bentuk umum persamaan
linear satu variabel adalah ax + b = 0 dengan a ≠ 0.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian persamaan linear satu variabel
silahkan simak contoh soal di bawah ini. Semoga Anda tambah paham.
Contoh Soal
Dari kalimat berikut, tentukan yang merupakan persamaan linear satu variabel.
1. x + y + z = 20
2. 3×2 + 2x – 5 = 0
3. x + 9 = 12
4. 3x – 2 = 7
5. p2 – q2 = 16
6. 2x – y = 3
Penyelesaian:
1.x + y + z = 20, variabel pada persamaan x + y + z = 20 ada tiga, yaitu x, y
Kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) disebut persamaan,
sedangkan persamaan dengan satu variabel berpangkat satu atau berderajat satu disebut
persamaan linear satu variabel. Bagaimana cara menentukan himpunan penyelesaian
persamaan linear satu variabel?
Untuk menjawab hal tersebut Anda kembali lagi harus paham dengan cara menentukan
himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka. Kita ketahui bahwa definisi dari himpunan
penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan semua pengganti dari variabel-variabel
pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut bernilai benar. Sekarang perhatikan kalimat
terbuka x – 9 = 12.
Jika x pada persamaan x – 9 = 12 diganti (disubstitusi) dengan x = 21 maka persamaan
tersebut bernilai benar. Adapun jika x diganti bilangan selain 21 maka persamaan x – 9 = 12
bernilai salah. Dalam hal ini, nilai x = 21 disebut penyelesaian dari persamaan linear x – 9 =
12. Selanjutnya, himpunan penyelesaian dari persamaan x – 9 = 12 adalah {21}.
Pengganti variabel x yang mengakibatkan persamaan bernilai benar disebut penyelesaian
persamaan linear. Himpunan semua penyelesaian persamaan linear disebut himpunan
penyelesaian persamaan linear. Penggantian suatu variabel pada persamaan linear disebut
dengan istilah substitusi, sehingga nanti ada dikenal istilah penyelesaian persamaan linear
satu variabel dengan cara substitusi (penggantian). Oke, untuk contoh soal penyelesaian
persamaan linear satu variabel silahkan simak di bawah ini.
Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan x – 4 = 3, jika x variabel
Penyelesaian:
Jika x disubstitusi dengan bilangan cacah, maka:
Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan-persamaan di bawah ini dengan cara substitusi,
jika peubah (variabelnya) pada himpunan bilangan bulat.
1. 4 + p = 3
2. q – 2 = 6
3. 2a + 3 = 5
4. 9 – 3r = 6
5. 18 = 10 – 2m
6. 1 = 9 + x
Penyelesaian:
1.4 + p = 3
2. q – 2 = 6
3. 2a + 3 = 5
4. 9 – 3r = 6
Jika r disubstitusi dengan bilangan bulat, maka:
5. 18 = 10 – 2m
6. 1 = 9 + x
Solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan persamaan linear satu variabel adalah dengan
cara menggunakan persamaan-persamaan yang ekuivalen. Apa itu pengertian persamaan
yang ekuivalen? Sekarang silahkan perhatikan persamaan x – 2 = 3.
a). Persamaan x – 2 = 3. Jika x diganti bilangan 5 maka 5 – 2 = 3 (benar).
Jadi, penyelesaian persamaan x – 2 = 3 adalah x = 5.
b). Sekarang persamaan x – 2 = 3 kedua ruas dikalikan 2 maka menjadi 2x – 4 = 6.
Jika x diganti bilangan 5 maka 2(5) – 4 = 6 (benar). Jadi, penyelesaian persamaan 2x – 4 = 6
adalah x = 5.
c). Sekarang persamaan x – 2 = 3 kedua ruas ditambah 9, maka menjadi x + 7 = 12.
Jika x diganti bilangan 5 maka 5 + 7 = 12 (benar). Jadi, penyelesaian persamaan x + 7 = 12
adalah x = 5.
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa ketiga persamaan mempunyai penyelesaian yang
sama, yaitu x = 8. Persamaan-persamaan di atas disebut persamaan yang ekuivalen. Suatu
persamaan yang ekuivalen dinotasikan dengan “<=>”. Dengan demikian bentuk x – 2 = 3;
2x – 4 = 6; dan x + 7 = 12 dapat dituliskan sebagai x – 2 = 3 <=> 2x – 4 = 6 <=> x + 7 = 12.
Jadi, berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dua persamaan atau
lebih dikatakan ekuivalen jika mempunyai himpunan penyelesaian yang sama dan
dinotasikan dengan tanda “<=>”.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara penyelesian persamaan linear satu
variabel silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan menambah atau mengurangi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.
1. m – 9 = 13
2. –11 + x = 3
3. 2a + 1 = a – 3
4. 12 + 3a = 5 + 2a
5. 3(x + 1) = 2(x + 4)
Penyelesaian:
1.m – 9 = 13
<=> m = 22
2. –11 + x = 3
<=> m = 14
3. 2a + 1 = a – 3
<=> 2a = a – 4
<=> a = – 4
4. 12 + 3a = 5 + 2a
<=> 3a = 2a – 7
<=> a = – 7
<=> 3x = 2x + 5
<=> x = 5
Bagaimana? Gampang bukan? Sekarang coba kerjakan soal latihan berikut ini.
Soal Latihan 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan menambah atau mengurangi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.
1. 5(y – 1) = 4y
2. 4(3 – 2y) = 15 – 7y
3. 3(2y – 3) = 5(y – 2)
4. 8 – 2(3 – 4y) = 7y – 1
5. 5x + 7(3x + 2) = 6(4x + 1)
Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan mengalikan atau membagi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.
1. 2x + 3 = 11
<=> 2x = 8
<=> x = 4
2. 7x = 8 + 3x
<=> 7x – 3x = 8 + 3x – 3x (kedua ruas dikurangi 3x)
<=> 4x = 8
<=> x = 2
3. 3p + 5 = 17 – p
<=> 3p = 12 – p
<=> 4p = 12
<=> p = 3
4. 7q = 5q – 12
<=> 2q = – 12
<=> q = – 6
5. 6 – 5y = 9 – 4y
<=> – 5y = 3 – 4y
<=> –y = 3
<=> –y = 3 (kedua ruas dikalikan (– 1))
<=> y = – 3
Soal Latihan 2
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan mengalikan atau membagi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.
1. 7n + 4 = 4n – 17
3. –2x + 5 = –(x + 9)
4. 18 + 7x = 2(3x – 4)
5. 3(2x – 3) – 2(1 – x) – (x + 3) = 0
Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan-persamaan berikut jika variabel pada himpunan
bilangan rasional.
1. 5y + ¼ = 4y – ½
2. x – 1½ = 7/3
3. 6y – 5/2 = 7y – 5/6
Penyelesaian:
1. 5y + ¼ = 4y – ½
<=> 4y =– 3
<=> y = – 3/4
2. x – 1½ = 7/3
<=> 6(x – 3/2) = 6(7/3) (kedua ruas dikalikan KPK dari 2 dan 3, yaitu 6)
<=> 6x – 9 = 14
<=> 6x = 23
<=> x = 23/6
3. 6y – 5/2 = 7y – 5/6
<=>– 6y = 10
<=> y = 10/(- 6)
<=> y =– 10/6
Untuk memantapkan pemahaman Anda silahkan kerjakan soal latihan di bawah ini.
Soal Latihan
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan-persamaan berikut jika variabel pada himpunan
bilangan rasional.
1. 3(2x – ¼) = 5(x + ½)
7. (x – 3)/2 = 3 – (x + 1)/4
Misalkan persamaan ax + b = c, jika konstanta b pindah ruas maka tandanya menjadi (– b),
sehingga persamaannya menajdi ax = c – b. Misalkan lagi persamaan ax + b = cx, untuk
menyelesaikan persamaan ini Anda harus mengumpulkan variabel yang sejenis, maka dari
itu cx harus pindah ruas maka tandanya menjadi (– cx) dan b juga pindah ruas maka tandanya
menjadi (– b), sehingga persamaannya menjadi ax – cx = – b.
Cara yang dipaparkan di atas dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai bentuk soal
PLSV, baik itu yang berbentuk pecahan maupun yang biasa (bukan pecahan). Nah untuk
memantapkan pemahaman Anda silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut.
1. m – 9 = 13
2. –11 + x = 3
3. 3(x + 1) = 2(x + 4)
4. 5x + 7(3x + 2) = 6(4x + 1)
5. 18 + 7x = 2(3x – 4)
6. 3(2x – 3) – 2(1 – x) – (x + 3) = 0
9. (x – 3)/2 = 3 – (x + 1)/4
Penyelesaian:
1. m – 9 = 13
<=> m = 13 + 9
<=> m = 22
2. –11 + x = 3
<=> x = 3 + 11
<=> x = 14
3. 3(x + 1) = 2(x + 4)
<=> 3x + 3 = 2x + 8
<=> 3x – 2x = 8 – 3
<=> x = 5
4. 5x + 7(3x + 2) = 6(4x + 1)
<=> 2x = – 8
<=> x = – 8/2
<=> x = – 4
5. 18 + 7x = 2(3x – 4)
<=> 18 + 7x = 6x – 8
<=> 7x – 6x = – 8 – 18
<=> x = – 26
6. 3(2x – 3) – 2(1 – x) – (x + 3) = 0
<=> 6x – 9 – 2 + x – x – 3 = 0
<=> 6x + x – x = 9 + 2 + 3
<=> 6x = 15
<=> x = 15/6
<=> x = 5/2
<=> – y = 2/3 – 9/4 – 5 (samakan penyebut dengan mengalikan dengan KPK 3 dan 4 yaitu
12)
<=> –12y = 8 – 27 – 60
<=> –12y = – 79
<=> y = 79/12
<=> y + y = 2 – 3 + 5
<=> 2y = 4
<=> y = 4/2
<=> y = 2
9. (x – 3)/2 = 3 – (x + 1)/4
<=> 2x + x = 12 – 1 – 6
<=> 3x = 5
<=> x = 5/3
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya Anda pernah menjumpai atau menemukan kalimat
“Salah satu syarat menjadi anggota TNI adalah tinggi badannya tidak kurang dari 165 cm”.
Bagaimana menyatakan kalimat “Salah satu syarat menjadi anggota TNI adalah tinggi
badannya tidak kurang dari 165 cm” dalam bentuk kalimat matematika? Sebelum menjawab
hal tersebut Anda harus memahami pengertian ketidaksamaan.
Pengertian Ketidaksamaan
Masih ingatkah Anda dengan notasi <, >, ≤ , ≥ , dan ≠ ? Apa arti notasi-notasi tersebut?
Ingat**
Suatu ketidaksamaan selalu ditandai dengan salah satu tanda hubung berikut: “ < ” untuk
menyatakan kurang dari, “ > ” untuk menyatakan lebih dari, “ ≤ ” untuk menyatakan tidak
lebih dari atau kurang dari atau sama dengan, dan “ ≥ ” untuk menyatakan tidak kurang dari
atau lebih dari atau sama dengan.
Untuk memahami pengertian pertidaksamaan linear satu variabel silahkan simak contoh soal
kalimat terbuka berikut.
1. 6x < 18
2. 3p – 2 > p
3. p + 2 ≤ 5
4. 3x – 1 ≥ 2x + 4
Kalimat terbuka di atas menyatakan hubungan ketidaksamaan karena adanya tanda hubung <,
>, ≥ , atau ≤.
Contoh Soal
Dari bentuk-bentuk berikut, manakah yang merupakan pertidaksamaan linear satu variabel?
Jelaskan jawabanmu.
1. x + 6 < 9
2. 8 – q2 > –1
3. m + n ≤ 4
Penyelesaian:
1. x + 6 < 9
2. 8 – q2 > –1
Karena pertidaksamaan 8 – q2 > –1 mempunyai variabel q2, maka 8 – q2 > –1 bukan
merupakan pertidaksamaan linear satu variabel.
3. m + n ≤ 4
Cara Substitusi
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel dengan cara substitusi hampir sama
caranya seperti menyelesaikan persamaan linear satu variabel dengan cara substitusi. Untuk
memahami hal tersebut sekarang perhatikan pertidaksamaan 10 – 3x > 2, dengan x variabel
pada himpunan bilangan asli. Untuk menyelesaikan pertidaksamaan tersebut Anda harus
mensubstitusi x dengan sembarang bilangan asli.
Jika x = 1 maka:
<=>10 – 3 . 1 > 2
Jika x = 2 maka:
<=>10 – 3 . 2 > 2
Jika x = 2 maka:
<=>10 – 3 . 3 > 2
Jika x = 4 maka:
<=>10 – 3 . 4 > 2
Secara umum dapat dituliskan bahwa penyelesaian dari pertidaksamaan linear satu variabel
adalah pengganti variabel dari suatu pertidaksamaan, sehingga menjadi pernyataan yang
benar.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara penyelesaian pertidaksamaan linear satu
variabel dengan cara substitusi, silahkan perhatikan contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan p + 5 ≥ 9 jika peubah pada himpunan
bilangan cacah.
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan tersebut Anda harus mensubstitusi x dengan
sembarang bilangan cacah.
Jika x = 0 maka:
<=> p + 5 ≥ 9
<=> 0 + 5 ≥ 9
Jika x = 1 maka:
<=> p + 5 ≥ 9
<=> 1 + 5 ≥ 9
Jika x = 2 maka:
<=> p + 5 ≥ 9
<=> 2 + 5 ≥ 9
Jika x = 3 maka:
<=> p + 5 ≥ 9
<=> 3 + 5 ≥ 9
Jika x = 4 maka:
<=> p + 5 ≥ 9
<=> 4 + 5 ≥ 9
Jika x = 5 maka:
<=> p + 5 ≥ 9
<=> 5 + 5 ≥ 9
Jika x = 6 maka:
<=> p + 5 ≥ 9
<=> 6 + 5 ≥ 9
Penyelesaian pertidaksamaan linear dengan cara substitusi agak sulit dilakukan karena kita
harus main terka terhadap bilangan yang akan kita masukan. Kita tahu bahwa bilangan ada
tak terhingga banyaknya. Jadi kita gunakan alternatif yang kedua untuk menyelesaikan
persamaan linear satu variabel yaitu dengan menggunakan persamaan ekuivalen.
Persamaan Ekuivalen
Suatu pertidaksamaan dapat dinyatakan ke dalam pertidaksamaan yang ekuivalen dengan
cara sebagai berikut: a). Menambah atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama
tanpa mengubah tanda ketidaksamaan; b). Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan
bilangan positif yang sama tanpa mengubah tanda ketidaksamaan; c). Mengalikan atau
membagi kedua ruas dengan bilangan negatif yang sama, tetapi tanda ketidaksamaan
berubah, dimana > menjadi <, < menjadi >, ≤ menjadi ≥, dan ≥ menjadi ≤.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara penyelesaian suatu pertidaksamaan
linear satu variabel dengan persamaan ekuivalen, silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 3(2t – 1) ≤ 2t + 9 jika
Penyelesaian:
<=> 3(2t – 1) ≤ 2t + 9
<=> 6t – 3 ≤ 2t + 9
<=> 6t – 3 + 3 ≤ 2t + 9 + 3 (ditambah 3)
<=> 6t ≤ 2t + 12
<=> 4t ≤ 12
<=> t ≤ 3
Contoh Soal 3
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2(x – 30) < 4(x – 2) jika
Penyelesaian:
<=> 2(x – 30) < 4(x – 2)
<=> 2x – 60 < 4x – 8
<=> 2x < 4x + 52
<=> x ≥ 26
Bagaimana? Mudah bukan? Cara di atas terlalu banyak menyita waktu dan terlalu panjang,
maka ada alternatif yang boleh dibilang paling mudah yakni dengan pindah ruas.
Pindah Ruas
Untuk mengerjakan pertidaksamaan linear satu variabel caranya sama seperti mengerjakan
persamaan linear satu variabel dengan pindah ruas. Cara ini pada dasarnya sama seperti
menyelesaikan pertidaksamaan dengan persamaan ekuivalen. Oke, kita langsung saja ke
contoh soal agar Anda lebih mudah memahaminya.
Contoh Soal 4
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 6 – 2(y – 3) ≤ 3(2y – 4) jika peubah pada
himpunan bilangan cacah.
Penyelesaian:
<=> 6 – 2(y – 3) ≤ 3(2y – 4)
<=> 6 – 2y + 6 ≤ 6y – 12
<=> – 2y – 6y ≤ – 12 – 6 – 6
<=> – 8y ≤ – 24
<=> y ≥ – 24/– 8
<=> y ≥ 3
Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut, jika variabel pada himpunan
bilangan bulat.
1. ½t – 1 < (t – 4)/3
2. ¾y < 6
5. x/5 + 1 ≥ ½(x – 1)
Penyelesaian:
1. ½t – 1 < (t – 4)/3
<=> (½t – 1) . 6 < 6.(t – 4)/3 (kalikan dengan KPK 2 dan 3 yaitu 6)
<=> 3t – 6 < 2t – 8
<=> 3t – 2t < – 8 + 6
<=> t < – 2
2. ¾y < 6
<=> ¾y < 6 (kalikan dengan 4)
<=> ¾y . 4 < 6 . 4
<=> 3y < 24
<=> y < 8
<=> 7p > 40
<=> 2x + 4 > 12 + 9x
<=> 2x – 9x > 12 – 4
<=> 7x < – 8
5. x/5 + 1 ≥ ½(x – 1)
<=> x/5 + 1 ≥ ½(x – 1) (kalikan dengan KPK 2 dan 5 yaitu 10)
<=> 2x + 10 ≥ 5x – 5
<=> 2x – 5x ≥ – 5 – 10
<=> – 3x ≥ – 15
<=> 3x ≤ 15
<=> x ≤ 15/3
<=> x ≤ 5