Anda di halaman 1dari 29

BAHAN AJAR

1. Pernyataan, Kalimat Terbuka dan Himpunan Penyelesaian

Pernyataan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai macam kalimat berikut.

1) Luas pulau Jawa lebih kecil dari pulau Kalimantan

2) Denpasar adalah ibukota provinsi Bali

3) Monumen Pancasila Sakti terletak di Jakarta

4) Enam lebih besar daripada dua (6 > 2)

Keempat kalimat di atas merupakan kalimat yang bernilai benar, karena setiap orang
mengakui kebenaran kalimat tersebut.

Nah sekarang coba bandingkan dengan kalimat-kalimat di bawah ini.

1) Luas pulau Bali lebih besar daripada pulau Jawa

2) Ibukota provinsi Banten adalah Mataram

3) Matahari terbit di arah barat

4) Sepuluh lebih kecil daripada dua (10 < 2)

Apa yang dapat Anda simpulkan dari keempat kalimat di atas? Keempat kalimat tersebut
merupakan kalimat yang bernilai salah, karena setiap orang tidak sependapat dengan kalimat
tersebut.

Berdasarkan pemaparan beberapa contoh kalimat di atas, apa yang dapat Anda simpulkan?
Kalimat yang dapat ditentukan nilai kebenarannya (bernilai benar atau salah)
disebut pernyataan.
Sekarang coba Anda perhatikan beberapa kalimat berikut di bawah ini.

1). Gadis itu cantik sekali.

2). Pemandangan di desaku sungguh indah.


3). Air es tersebut sangat dingin.

Dapatkah Anda menentukan nilai kebenaran ketiga kalimat di atas? Menurut Anda, apakah
kalimat-kalimat tersebut bukan pernyataan? Mengapa?

Ketiga kalimat di atas tidak dapat ditentukan kebenarannya. Jadi ketiga kalimat di atas bukan
merupakan pernyataan. Misalnya kalimat “Gadis itu cantik sekali”, Si A bilang sangat cantik
belum tentu si B bilang kalau gadis itu sangat cantik.

Begitu juga dengan “Pemandangan di desaku sungguh indah”, keidahan suatu pemandangan
itu relatif, maksudnya keindahan itu tergantung orang yang melihatnya, Si A bilang indah
belum tentu si B bilang indah. Nah bagaimana dengan kalimat yang ketiga “Air es tersebut
sangat dingin”? Anda pasti sudah dapat mengetahuinya.

Kalimat Terbuka
Untuk memahami apa itu kalimat terbuka, silahkan simak contoh kalimat “Ibukota negara
Indonesia terletak di pulau x”. Jika x diganti Jawa maka kalimat tersebut bernilai benar.
Adapun jika x diganti Eropa maka kalimat tersebut bernilai salah. Kalimat seperti “Ibukota
negara Indonesia terletak di pulau x” disebut kalimat terbuka.
Contoh kalimat terbuka dalam “dunia” matematika seperti berikut.

a). 7 – x = 6, x anggota himpunan bilangan bulat.

b). 2 + y = 5, y anggota himpunan bilangan cacah.

c). 15/z = 3, z anggota himpunan bilangan asli.

Kalimat 7 – x = 6, x anggota bilangan bulat akan bernilai benar jika x diganti dengan 1 dan
akan bernilai salah jika x diganti bilangan selain 1. Selanjutnya, x disebut variabel, sedangkan
7 dan 6 disebut konstanta. Begitu juga dengan kalimat 2 + y = 5, y anggota himpunan
bilangan cacah akan bernilai benar jika y diganti dengan 3 dan akan bernilai salah jika y
diganti dengan selain 3. Variabel dalam kalimat 2 + y = 5 adalah y, sedangkan konstantanya
2 dan 5. Bagaimana dengan kalimat 15/z = 3? Berapa nilai benarnya? Mana yang disebut
variabel dan konstanta? Jadi apa pengetian kalimat terbuka?
Jadi berdasarkan pemaparan dan contoh-contoh kalimat terbuka maka dapat disimpulkan
bahwa kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan belum diketahui nilai
kebenarannya.

Jadi dalam kalimat terbuka Anda akan mengenal istilah variabel dan konstanta. Variabel
adalah lambang (simbol) pada kalimat terbuka yang
dapat diganti oleh sebarang anggota himpunan yang telah ditentukan. Sedangkan, konstanta
adalah nilai tetap (tertentu) yang terdapat pada kalimat terbuka.

Himpunan Penyelesaian Kalimat Terbuka


Di atas telah dipaparkan tentang pengertian kalimat terbuka. Dalam kalimat terbuka nanti
akan mengenal istilah himpuanan penyelesaian kalimat terbuka. Apa pengertian himpunan
penyelesaian kalimat terbuka?
Untuk memahami apa pengertian himpunan penyelsaian kalimat terbuka silahkan perhatikan
kalimat y2 = 64. Jika variabel y diganti dengan –8 atau 8 maka kalimat y 2 = 64 akan bernilai
benar. Dalam hal ini x = –8 atau x = 8 adalah penyelesaian dari kalimat terbuka y 2 = 64. Jadi,
himpunan penyelesaian dari kalimat y2 = 64 adalah {–8, 8}.
Berdasarkan contoh terebut maka dapat disimpulkan bahwa himpunan penyelesaian dari
kalimat terbuka adalah himpunan semua pengganti dari variabel-variabel pada kalimat
terbuka sehingga kalimat tersebut bernilai benar.

2.Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel

Masih ingatkah Anda dengan kalimat terbuka dan himpunan menyelesaikan kalimat terbuka?
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan belum diketahui nilai
kebenarannya, sedangkan himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan
semua pengganti dari variabel-variabel pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut
bernilai benar (silahkan baca pernyataan, kalimat terbuka dan himpunan penyelesaian).
Sekarang coba perhatikan kalimat terbuka x + 2 = 9.
Jika diperhatikan kalimat terbuka x + 2 = 9 dihubungkan oleh tanda sama dengan (=).
Kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) disebut dengan
istilah persamaan. Persamaan dengan satu variabel berpangkat satu atau berderajat satu
disebut persamaan linear satu variabel.
Berdasarkan contoh dan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama
dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu. Bentuk umum persamaan
linear satu variabel adalah ax + b = 0 dengan a ≠ 0.

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian persamaan linear satu variabel
silahkan simak contoh soal di bawah ini. Semoga Anda tambah paham.

Contoh Soal
Dari kalimat berikut, tentukan yang merupakan persamaan linear satu variabel.

1. x + y + z = 20

2. 3×2 + 2x – 5 = 0

3. x + 9 = 12

4. 3x – 2 = 7

5. p2 – q2 = 16

6. 2x – y = 3
Penyelesaian:
1.x + y + z = 20, variabel pada persamaan x + y + z = 20 ada tiga, yaitu x, y

dan z, sehingga x + y + z = 20 bukan merupakan persamaan linear satu variabel.

2. 3x2 + 2x – 5 = 0, variabel pada persamaan 3x 2 + 2x – 5 = 0 adalah x berpangkat 1 dan 2.


Karena terdapat x berpangkat 2 maka persamaan 3x 2 + 2x – 5 = 0 bukan merupakan
persamaan linear satu variabel.
3. x + 9 = 12, variabel pada x + 9 = 12 adalah x dan berpangkat 1, sehingga persamaan x + 9
= 12 merupakan persamaan linear satu variabel.

4. 3x – 2 = 7, variabel pada 3x – 2 = 7 adalah x dan berpangkat 1, sehingga persamaan 3x – 2


= 7 merupakan persamaan linear satu variabel.
5. p2 – q2 = 16, variabel pada persamaan p2 – q2 = 16 adalah p dan q berpangkat 2. Karena
terdapat dua variabel dan berpangkat dua maka persamaan p 2 – q2 = 16 bukan merupakan
persamaan linear satu variabel.
6. 2x – y = 3, variabel pada persamaan 2x – y = 3 ada dua, yaitu x dan y, sehingga 2x – y = 3
bukan merupakan persamaan linear satu variabel.

3.Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel

Kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) disebut persamaan,
sedangkan persamaan dengan satu variabel berpangkat satu atau berderajat satu disebut
persamaan linear satu variabel. Bagaimana cara menentukan himpunan penyelesaian
persamaan linear satu variabel?

Untuk menjawab hal tersebut Anda kembali lagi harus paham dengan cara menentukan
himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka. Kita ketahui bahwa definisi dari himpunan
penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan semua pengganti dari variabel-variabel
pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut bernilai benar. Sekarang perhatikan kalimat
terbuka x – 9 = 12.
Jika x pada persamaan x – 9 = 12 diganti (disubstitusi) dengan x = 21 maka persamaan
tersebut bernilai benar. Adapun jika x diganti bilangan selain 21 maka persamaan x – 9 = 12
bernilai salah. Dalam hal ini, nilai x = 21 disebut penyelesaian dari persamaan linear x – 9 =
12. Selanjutnya, himpunan penyelesaian dari persamaan x – 9 = 12 adalah {21}.
Pengganti variabel x yang mengakibatkan persamaan bernilai benar disebut penyelesaian
persamaan linear. Himpunan semua penyelesaian persamaan linear disebut himpunan
penyelesaian persamaan linear. Penggantian suatu variabel pada persamaan linear disebut
dengan istilah substitusi, sehingga nanti ada dikenal istilah penyelesaian persamaan linear
satu variabel dengan cara substitusi (penggantian). Oke, untuk contoh soal penyelesaian
persamaan linear satu variabel silahkan simak di bawah ini.
Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan x – 4 = 3, jika x variabel

pada himpunan bilangan cacah.

Penyelesaian:
Jika x disubstitusi dengan bilangan cacah, maka:

substitusi x = 0, maka 0 – 4 = 3 (kalimat salah)

substitusi x = 1, maka 1 – 4 = 3 (kalimat salah)

substitusi x = 2, maka 2 – 4 = 3 (kalimat salah)

substitusi x = 3, maka 3 – 4 = 3 (kalimat salah)

substitusi x = 4, maka 4 – 4 = 3 (kalimat salah)

substitusi x = 5, maka 5 – 4 = 3 (kalimat salah)

substitusi x = 6, maka 6 – 4 = 3 (kalimat salah)

substitusi x = 7, maka 7 – 4 = 3 (kalimat benar)

substitusi x = 8, maka 8 – 4 = 3 (kalimat salah)

Ternyata untuk x = 7, persamaan x – 4 = 3 menjadi kalimat yang benar.

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan x – 4 = 3 adalah {7}.

Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan-persamaan di bawah ini dengan cara substitusi,
jika peubah (variabelnya) pada himpunan bilangan bulat.

1. 4 + p = 3

2. q – 2 = 6

3. 2a + 3 = 5

4. 9 – 3r = 6
5. 18 = 10 – 2m

6. 1 = 9 + x
Penyelesaian:
1.4 + p = 3

Jika p disubstitusi dengan bilangan bulat, maka:

p = – 2, maka 4 + (– 2) = 3 (kalimat salah)

p = – 1, maka 4 + (– 1) = 3 (kalimat benar)

p = 0, maka 4 + 0 = 3 (kalimat salah)

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 4 + p = 3 adalah {– 1}.

2. q – 2 = 6

Jika q disubstitusi dengan bilangan bulat, maka:

q = 9, maka 9 – 2 = 6 (kalimat salah)

q = 8, maka 8 – 2 = 6 (kalimat benar)

q = 7, maka 7 – 2 = 6 (kalimat salah)

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan q – 2 = 6 adalah {8}.

3. 2a + 3 = 5

Jika a disubstitusi dengan bilangan bulat, maka:

a = 0, maka 2.0 + 3 = 5 (kalimat salah)

a = 1, maka 2.1 + 3 = 5 (kalimat benar)

a = 2, maka 2.2 + 3 = 5 (kalimat salah)

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 2a + 3 = 5 adalah {1}.

4. 9 – 3r = 6
Jika r disubstitusi dengan bilangan bulat, maka:

r = 0, maka 9 – 3.0 = 6 (kalimat salah)

r = 1, maka 9 – 3 .1 = 6 (kalimat benar)

r = 2, maka 9 – 3.2 = 6 (kalimat salah)

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 9 – 3r = 6 adalah {1}.

5. 18 = 10 – 2m

Jika m disubstitusi dengan bilangan bulat, maka:

m = – 5, maka 18 = 10 – 2.( – 5) (kalimat salah)

m = – 4, maka 18 = 10 – 2.( – 4) (kalimat benar)

m = – 3, maka 18 = 10 – 2.( – 3) (kalimat salah)

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 18 = 10 – 2m adalah {– 4}.

6. 1 = 9 + x

Jika x disubstitusi dengan bilangan bulat, maka:

x = – 9, maka 1 = 9 + (– 9) (kalimat salah)

x = – 8, maka 1 = 9 + (– 8) (kalimat benar)

x = – 7, maka 1 = 9 + (– 7) (kalimat salah)

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 1 = 9 + x adalah {– 8}.


4.Penyelesaian PLSV dengan Persamaan-Persamaan yang Ekuivalen

Solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan persamaan linear satu variabel adalah dengan
cara menggunakan persamaan-persamaan yang ekuivalen. Apa itu pengertian persamaan
yang ekuivalen? Sekarang silahkan perhatikan persamaan x – 2 = 3.
a). Persamaan x – 2 = 3. Jika x diganti bilangan 5 maka 5 – 2 = 3 (benar).
Jadi, penyelesaian persamaan x – 2 = 3 adalah x = 5.
b). Sekarang persamaan x – 2 = 3 kedua ruas dikalikan 2 maka menjadi 2x – 4 = 6.
Jika x diganti bilangan 5 maka 2(5) – 4 = 6 (benar). Jadi, penyelesaian persamaan 2x – 4 = 6
adalah x = 5.
c). Sekarang persamaan x – 2 = 3 kedua ruas ditambah 9, maka menjadi x + 7 = 12.
Jika x diganti bilangan 5 maka 5 + 7 = 12 (benar). Jadi, penyelesaian persamaan x + 7 = 12
adalah x = 5.
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa ketiga persamaan mempunyai penyelesaian yang
sama, yaitu x = 8. Persamaan-persamaan di atas disebut persamaan yang ekuivalen. Suatu
persamaan yang ekuivalen dinotasikan dengan “<=>”. Dengan demikian bentuk x – 2 = 3;
2x – 4 = 6; dan x + 7 = 12 dapat dituliskan sebagai x – 2 = 3 <=> 2x – 4 = 6 <=> x + 7 = 12.
Jadi, berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dua persamaan atau
lebih dikatakan ekuivalen jika mempunyai himpunan penyelesaian yang sama dan
dinotasikan dengan tanda “<=>”.

Jadi, “Suatu persamaan dapat dinyatakan ke dalam persamaan yang


ekuivalen dengan cara menambah atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama
dan mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama“.

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara penyelesian persamaan linear satu
variabel silahkan simak contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan menambah atau mengurangi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.

1. m – 9 = 13
2. –11 + x = 3

3. 2a + 1 = a – 3

4. 12 + 3a = 5 + 2a

5. 3(x + 1) = 2(x + 4)
Penyelesaian:
1.m – 9 = 13

<=> m – 9 + 9 = 13 + 9 (kedua ruas ditambah 9)

<=> m = 22

2. –11 + x = 3

<=> –11 + 11 + x = 3 + 11 (kedua ruas ditambah 11)

<=> m = 14

3. 2a + 1 = a – 3

<=> 2a + 1 – 1 = a – 3 – 1 (kedua ruas dikurangi 1)

<=> 2a = a – 4

<=> 2a – a = a – a – 4 (kedua ruas dikurangi a)

<=> a = – 4

4. 12 + 3a = 5 + 2a

<=> 12 – 12 + 3a = 5 + 2a – 12 (kedua ruas dikurangi 12)

<=> 3a = 2a – 7

<=> 3a – 2a = 2a – 2a – 7 (kedua ruas dikurangi 2a)

<=> a = – 7

5. 3(x + 1) = 2(x + 4) jabarkan terlebih dahulu, maka:


<=> 3x + 3 = 2x + 8

<=> 3x + 3 – 3 = 2x + 8 – 3 (kedua ruas dikurangi – 3)

<=> 3x = 2x + 5

<=> 3x – 2x = 2x – 2x + 5 (kedua ruas dikurangi – 2x)

<=> x = 5

Bagaimana? Gampang bukan? Sekarang coba kerjakan soal latihan berikut ini.

Soal Latihan 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan menambah atau mengurangi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.

1. 5(y – 1) = 4y

2. 4(3 – 2y) = 15 – 7y

3. 3(2y – 3) = 5(y – 2)

4. 8 – 2(3 – 4y) = 7y – 1

5. 5x + 7(3x + 2) = 6(4x + 1)
Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan mengalikan atau membagi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.

1. 2x + 3 = 11

<=> 2x + 3 – 3 = 11 – 3 (kedua ruas dikurangi 3)

<=> 2x = 8

<=> ½.2x = ½.8 (kedua ruas dikalikan ½)

<=> x = 4

2. 7x = 8 + 3x
<=> 7x – 3x = 8 + 3x – 3x (kedua ruas dikurangi 3x)

<=> 4x = 8

<=> ¼.4x = ¼.8 (kedua ruas dikali ¼)

<=> x = 2

3. 3p + 5 = 17 – p

<=> 3p + 5 – 5 = 17 – 5 – p (kedua ruas dikurangi 5)

<=> 3p = 12 – p

<=> 3p + p = 12 – p + p (kedua ruas tambah p)

<=> 4p = 12

<=> ¼.4p = ¼.12 (kedua ruas dikali ¼)

<=> p = 3

4. 7q = 5q – 12

<=> 7q – 5p = 5q – 5p – 12 (kedua ruas dikurangi 5p)

<=> 2q = – 12

<=> ½.2q = ½.(– 12) (kedua ruas dikali ½)

<=> q = – 6

5. 6 – 5y = 9 – 4y

<=> 6 – 6 – 5y = 9 – 6 – 4y (kedua ruas dikurangi 6)

<=> – 5y = 3 – 4y

<=> – 5y + 4y = 3 – 4y + 4y (kedua ruas ditambah 4y)

<=> –y = 3
<=> –y = 3 (kedua ruas dikalikan (– 1))

<=> (–y)(– 1) = 3.(– 1)

<=> y = – 3

Soal Latihan 2
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan mengalikan atau membagi
kedua ruas dengan bilangan yang sama, jika variabel pada himpunan bilangan bulat.

1. 7n + 4 = 4n – 17

2. 2(5 – 2x) = 3(5 – x)

3. –2x + 5 = –(x + 9)

4. 18 + 7x = 2(3x – 4)

5. 3(2x – 3) – 2(1 – x) – (x + 3) = 0

5.Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel Bentuk Pecahan

Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan-persamaan berikut jika variabel pada himpunan
bilangan rasional.

1. 5y + ¼ = 4y – ½

2. x – 1½ = 7/3

3. 6y – 5/2 = 7y – 5/6
Penyelesaian:
1. 5y + ¼ = 4y – ½

<=> 4(5y + ¼) = 4(4y – ½) (kedua ruas dikalikan 4)

<=> 20y + 1 = 16y – 2

<=> 20y + 1 – 1 = 16y – 2 – 1 (kedua ruas dikurangi 1)

<=> 20y = 16y – 3

<=> 20y – 16y = 16y – 16y – 3 (kedua ruas dikurangi 16y)

<=> 4y =– 3

<=> (1/4)4y =(1/4)(– 3) (kedua ruas dikalikan ¼)

<=> y = – 3/4

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 5y + ¼ = 4y – ½ adalah {– 3/4}.

2. x – 1½ = 7/3

<=> 6(x – 3/2) = 6(7/3) (kedua ruas dikalikan KPK dari 2 dan 3, yaitu 6)

<=> 6x – 9 = 14

<=> 6x – 9 + 9 = 14 + 9 (kedua ruas ditambah 9)

<=> 6x = 23

<=> x = 23/6

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan x – 1½ = 7/3 adalah {23/6}

3. 6y – 5/2 = 7y – 5/6

<=> 6(6y – 5/2) = 6(7y – 5/6)

<=> 36y – 15 = 42y – 5


<=> 36y – 15 + 15 = 42y – 5 + 15

<=> 36y = 42y + 10

<=> 36y – 42y = 42y – 42y + 10

<=>– 6y = 10

<=> y = 10/(- 6)

<=> y =– 10/6

Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 6y – 5/2 = 7y – 5/6 adalah {–10/6}

Untuk memantapkan pemahaman Anda silahkan kerjakan soal latihan di bawah ini.

Soal Latihan
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan-persamaan berikut jika variabel pada himpunan
bilangan rasional.

1. 3(2x – ¼) = 5(x + ½)

2. (4z – 5)/2 = z + 21/4

3. (x + 2)/3 = (2x + 1)/2

4. (5x + 2)/3 – (3x – 2)/4 = 1

5. 9/4 + 5(1 – y) = 2((1/3) – 2y)

6. ((y + 3)/2) – 5 = 1 – y/2

7. (x – 3)/2 = 3 – (x + 1)/4

6.Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel Dengan Pindah Ruas

Untuk penyelesaian PLSV dengan menggunakan persamaan-persamaan yang ekuivalen juga


agak ribet tetapi tidak seribet pada penyelesaian PLSV dengan cara substitusi, hanya saja cara
penyelesaian PLSV dengan cara ini lebih banyak menyita waktu karena harus mengalikan
atau membagi dan menambahkan atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama.
Selain kedua cara di atas, ada satu cara lagi yang boleh dibilang lebih mudah dari kedua cara
di atas, yaitu penyelesaian PLSV dengan pindah ruas. Tujuan dari pindah ruas ini adalah
untuk mengumpulkan variabel dengan variabel yang sejenis.
Ada dua hal yang Anda harus perhatikan dan jangan dilupakan yakni jika suatu konstanta
atau variabel berpindah ruas maka tanda dari variabel itu akan menjadi berubah juga
(misalnya jika pada awalnya bertanda postif maka setelah pindah ruas (kanan ke kiri atau kiri
ke kanan) tandanya menjadi negatif, begitu juga sebaliknya. Untuk contohnya silahkan lihat
gambar di bawah ini.

Misalkan persamaan ax + b = c, jika konstanta b pindah ruas maka tandanya menjadi (– b),
sehingga persamaannya menajdi ax = c – b. Misalkan lagi persamaan ax + b = cx, untuk
menyelesaikan persamaan ini Anda harus mengumpulkan variabel yang sejenis, maka dari
itu cx harus pindah ruas maka tandanya menjadi (– cx) dan b juga pindah ruas maka tandanya
menjadi (– b), sehingga persamaannya menjadi ax – cx = – b.
Cara yang dipaparkan di atas dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai bentuk soal
PLSV, baik itu yang berbentuk pecahan maupun yang biasa (bukan pecahan). Nah untuk
memantapkan pemahaman Anda silahkan simak contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut.

1. m – 9 = 13

2. –11 + x = 3

3. 3(x + 1) = 2(x + 4)

4. 5x + 7(3x + 2) = 6(4x + 1)

5. 18 + 7x = 2(3x – 4)
6. 3(2x – 3) – 2(1 – x) – (x + 3) = 0

7. 9/4 + 5(1 – y) = 2((1/3) – 2y)

8. ((y + 3)/2) – 5 = 1 – y/2

9. (x – 3)/2 = 3 – (x + 1)/4
Penyelesaian:
1. m – 9 = 13

<=> m = 13 + 9

<=> m = 22

2. –11 + x = 3

<=> x = 3 + 11

<=> x = 14

3. 3(x + 1) = 2(x + 4)

<=> 3x + 3 = 2x + 8

<=> 3x – 2x = 8 – 3

<=> x = 5

4. 5x + 7(3x + 2) = 6(4x + 1)

<=> 5x + 21x + 14 = 24x + 6

<=> 5x + 21x – 24x = 6 – 14

<=> 2x = – 8

<=> x = – 8/2

<=> x = – 4

5. 18 + 7x = 2(3x – 4)
<=> 18 + 7x = 6x – 8

<=> 7x – 6x = – 8 – 18

<=> x = – 26

6. 3(2x – 3) – 2(1 – x) – (x + 3) = 0

<=> 6x – 9 – 2 + x – x – 3 = 0

<=> 6x + x – x = 9 + 2 + 3

<=> 6x = 15

<=> x = 15/6

<=> x = 5/2

7. 9/4 + 5(1 – y) = 2((1/3) – 2y)

<=> 9/4 + 5 – 5y = (2/3) – 4y

<=> – 5y + 4y = 2/3 – 9/4 – 5

<=> – y = 2/3 – 9/4 – 5 (samakan penyebut dengan mengalikan dengan KPK 3 dan 4 yaitu
12)

<=> –y . 12 = (2/3 – 9/4 – 5) . 12

<=> –12y = 8 – 27 – 60

<=> –12y = – 79

<=> y = – 79/(– 12)

<=> y = 79/12

8. ((y + 3)/2) – 5 = 1 – y/2

<=> y/2 + 3/2 – 5 = 1 – y/2


<=> y/2 + y/2 = 1 – 3/2 + 5 (kalikan 2)

<=> y + y = 2 – 3 + 5

<=> 2y = 4

<=> y = 4/2

<=> y = 2

9. (x – 3)/2 = 3 – (x + 1)/4

<=> x/2 – 3/2 = 3 – x/4 – ¼

<=> x/2 + x/4 = 3 – ¼ – 3/2 (kalikan dengan 4)

<=> 2x + x = 12 – 1 – 6

<=> 3x = 5

<=> x = 5/3

7.Ketidaksamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya Anda pernah menjumpai atau menemukan kalimat
“Salah satu syarat menjadi anggota TNI adalah tinggi badannya tidak kurang dari 165 cm”.
Bagaimana menyatakan kalimat “Salah satu syarat menjadi anggota TNI adalah tinggi
badannya tidak kurang dari 165 cm” dalam bentuk kalimat matematika? Sebelum menjawab
hal tersebut Anda harus memahami pengertian ketidaksamaan.
Pengertian Ketidaksamaan
Masih ingatkah Anda dengan notasi <, >, ≤ , ≥ , dan ≠ ? Apa arti notasi-notasi tersebut?

1. 4 kurang dari 6 ditulis 4 < 6.

2. 9 lebih dari 3 ditulis 9 > 3.

3. x tidak lebih dari 11 ditulis x ≤ 11.

4. tiga kali y tidak kurang dari 8 ditulis 2y ≥ 16.


Kalimat-kalimat 4 < 6, 9 > 3, x ≤ 9, dan 2y ≥ 16 disebut ketidaksamaan.

Ingat**
Suatu ketidaksamaan selalu ditandai dengan salah satu tanda hubung berikut: “ < ” untuk
menyatakan kurang dari, “ > ” untuk menyatakan lebih dari, “ ≤ ” untuk menyatakan tidak
lebih dari atau kurang dari atau sama dengan, dan “ ≥ ” untuk menyatakan tidak kurang dari
atau lebih dari atau sama dengan.

Pengertian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel


Pada postingan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa suatu persamaan selalu ditandai dengan
tanda hubung “=”. Bagaimana dengan pertidaksamaan?

Untuk memahami pengertian pertidaksamaan linear satu variabel silahkan simak contoh soal
kalimat terbuka berikut.

1. 6x < 18

2. 3p – 2 > p

3. p + 2 ≤ 5

4. 3x – 1 ≥ 2x + 4
Kalimat terbuka di atas menyatakan hubungan ketidaksamaan karena adanya tanda hubung <,
>, ≥ , atau ≤.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian


dari pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan ketidaksamaan (<,
>, ≤, atau ≥).
Sekarang perhatikan kembali kalimat terbuka di atas! Pada kalimat terbuka di atas masing-
masing mempunya satu variabel yang berpangkat satu. Jadi, kalimat terbuka di atas
menyatakan suatu pertidaksamaan yang mempunyai satu variabel dan berpangkat satu.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pertidaksamaan linear satu
variabel adalah adalah pertidaksamaan yang hanya mempunyai satu variabel dan
berpangkat satu (linear).
Untuk memantapkan pemahaman Anda silahkan perhatikan contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal
Dari bentuk-bentuk berikut, manakah yang merupakan pertidaksamaan linear satu variabel?
Jelaskan jawabanmu.

1. x + 6 < 9

2. 8 – q2 > –1

3. m + n ≤ 4
Penyelesaian:
1. x + 6 < 9

Pertidaksamaan x + 6 < 9 mempunyai satu variabel, yaitu x dan berpangkat 1, sehingga x + 6


< 9 merupakan pertidaksamaan linear satu variabel.

2. 8 – q2 > –1
Karena pertidaksamaan 8 – q2 > –1 mempunyai variabel q2, maka 8 – q2 > –1 bukan
merupakan pertidaksamaan linear satu variabel.
3. m + n ≤ 4

Karena pertidaksamaan m + n ≤ 4 mempunyai dua variabel m dan n, maka m + n ≤ 4 bukan


merupakan pertidaksamaan linear satu variabel.

8.Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Cara Substitusi
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel dengan cara substitusi hampir sama
caranya seperti menyelesaikan persamaan linear satu variabel dengan cara substitusi. Untuk
memahami hal tersebut sekarang perhatikan pertidaksamaan 10 – 3x > 2, dengan x variabel
pada himpunan bilangan asli. Untuk menyelesaikan pertidaksamaan tersebut Anda harus
mensubstitusi x dengan sembarang bilangan asli.

Jika x = 1 maka:

<=>10 – 3 . 1 > 2

<=> 7 > 2 (pernyataan benar)

Jika x = 2 maka:

<=>10 – 3 . 2 > 2

<=> 4 > 2 (pernyataan benar)

Jika x = 2 maka:

<=>10 – 3 . 3 > 2

<=> 1 > 2 (pernyataan salah)

Jika x = 4 maka:

<=>10 – 3 . 4 > 2

<=> – 2 > 2 (pernyataan benar)

Ternyata untuk x = 1 dan x = 2, pertidaksamaan 10 – 3x > 2 menjadi kalimat yang benar.


Jadi, himpunan penyelesaian dari 10 – 3x > 2 adalah {1, 2}.

Secara umum dapat dituliskan bahwa penyelesaian dari pertidaksamaan linear satu variabel
adalah pengganti variabel dari suatu pertidaksamaan, sehingga menjadi pernyataan yang
benar.

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara penyelesaian pertidaksamaan linear satu
variabel dengan cara substitusi, silahkan perhatikan contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan p + 5 ≥ 9 jika peubah pada himpunan
bilangan cacah.

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan tersebut Anda harus mensubstitusi x dengan
sembarang bilangan cacah.

Jika x = 0 maka:

<=> p + 5 ≥ 9

<=> 0 + 5 ≥ 9

<=> 5 ≥ 9 (pernyataan salah)

Jika x = 1 maka:

<=> p + 5 ≥ 9

<=> 1 + 5 ≥ 9

<=> 6 ≥ 9 (pernyataan salah)

Jika x = 2 maka:

<=> p + 5 ≥ 9

<=> 2 + 5 ≥ 9

<=> 7 ≥ 9 (pernyataan salah)

Jika x = 3 maka:

<=> p + 5 ≥ 9

<=> 3 + 5 ≥ 9

<=> 8 ≥ 9 (pernyataan salah)

Jika x = 4 maka:
<=> p + 5 ≥ 9

<=> 4 + 5 ≥ 9

<=> 9 ≥ 9 (pernyataan benar)

Jika x = 5 maka:

<=> p + 5 ≥ 9

<=> 5 + 5 ≥ 9

<=> 10 ≥ 9 (pernyataan benar)

Jika x = 6 maka:

<=> p + 5 ≥ 9

<=> 6 + 5 ≥ 9

<=> 11 ≥ 9 (pernyataan benar)

Ternyata untuk x = 4, 5, 6, . . . pertidaksamaan p + 5 ≥ 9 menjadi kalimat yang benar. Jadi,


himpunan penyelesaian dari p + 5 ≥ 9 adalah {4, 5, 6, . . }.

Penyelesaian pertidaksamaan linear dengan cara substitusi agak sulit dilakukan karena kita
harus main terka terhadap bilangan yang akan kita masukan. Kita tahu bahwa bilangan ada
tak terhingga banyaknya. Jadi kita gunakan alternatif yang kedua untuk menyelesaikan
persamaan linear satu variabel yaitu dengan menggunakan persamaan ekuivalen.

Persamaan Ekuivalen
Suatu pertidaksamaan dapat dinyatakan ke dalam pertidaksamaan yang ekuivalen dengan
cara sebagai berikut: a). Menambah atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama
tanpa mengubah tanda ketidaksamaan; b). Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan
bilangan positif yang sama tanpa mengubah tanda ketidaksamaan; c). Mengalikan atau
membagi kedua ruas dengan bilangan negatif yang sama, tetapi tanda ketidaksamaan
berubah, dimana > menjadi <, < menjadi >, ≤ menjadi ≥, dan ≥ menjadi ≤.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara penyelesaian suatu pertidaksamaan
linear satu variabel dengan persamaan ekuivalen, silahkan simak contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 3(2t – 1) ≤ 2t + 9 jika

peubah pada himpunan bilangan cacah.

Penyelesaian:
<=> 3(2t – 1) ≤ 2t + 9

<=> 6t – 3 ≤ 2t + 9

<=> 6t – 3 + 3 ≤ 2t + 9 + 3 (ditambah 3)

<=> 6t ≤ 2t + 12

<=> 6t – 2t ≤ 2t – 2t + 12 (dikurangi 2t)

<=> 4t ≤ 12

<=> (¼)4t ≤ (¼)12 (dikali ¼)

<=> t ≤ 3

Contoh Soal 3
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2(x – 30) < 4(x – 2) jika

peubah pada himpunan bilangan cacah.

Penyelesaian:
<=> 2(x – 30) < 4(x – 2)

<=> 2x – 60 < 4x – 8

<=> 2x – 60 + 60 < 4x – 8 + 60 (ditambah 60)

<=> 2x < 4x + 52

<=> 2x – 4x < 4x – 4x + 52 (dikurangi 4x)


<=> – 2x ≤ 52

<=> (– ½) . 2x ≥ (– ½) . 52 (dikali – ½ dan tandanya berubah karena dikalikan dengan


bilangan negatif dari ≤ menjadi ≥)

<=> x ≥ 26

Bagaimana? Mudah bukan? Cara di atas terlalu banyak menyita waktu dan terlalu panjang,
maka ada alternatif yang boleh dibilang paling mudah yakni dengan pindah ruas.

Pindah Ruas
Untuk mengerjakan pertidaksamaan linear satu variabel caranya sama seperti mengerjakan
persamaan linear satu variabel dengan pindah ruas. Cara ini pada dasarnya sama seperti
menyelesaikan pertidaksamaan dengan persamaan ekuivalen. Oke, kita langsung saja ke
contoh soal agar Anda lebih mudah memahaminya.

Contoh Soal 4
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 6 – 2(y – 3) ≤ 3(2y – 4) jika peubah pada
himpunan bilangan cacah.

Penyelesaian:
<=> 6 – 2(y – 3) ≤ 3(2y – 4)

<=> 6 – 2y + 6 ≤ 6y – 12

<=> – 2y – 6y ≤ – 12 – 6 – 6

<=> – 8y ≤ – 24

<=> y ≥ – 24/– 8

<=> y ≥ 3

9.Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Bentuk Pecahan

Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut, jika variabel pada himpunan
bilangan bulat.

1. ½t – 1 < (t – 4)/3

2. ¾y < 6

3. 2(p – 1)/3 > p/5 + 2

4. (x + 2)/3 > 2 + 3x/2

5. x/5 + 1 ≥ ½(x – 1)
Penyelesaian:

1. ½t – 1 < (t – 4)/3
<=> (½t – 1) . 6 < 6.(t – 4)/3 (kalikan dengan KPK 2 dan 3 yaitu 6)

<=> 3t – 6 < 2(t – 4)

<=> 3t – 6 < 2t – 8

<=> 3t – 2t < – 8 + 6

<=> t < – 2

2. ¾y < 6
<=> ¾y < 6 (kalikan dengan 4)

<=> ¾y . 4 < 6 . 4

<=> 3y < 24

<=> y < 24/3

<=> y < 8

3. 2(p – 1)/3 > p/5 + 2


<=> 15 . 2(p – 1)/3 > 15.(p/5 + 2) (kalikan dengan KPK 3 dan 5 yaitu 15)

<=> 10(p – 1) > 15(p/5 + 2)

<=> 10p – 10 > 3p + 30


<=> 10p – 3p > 30 + 10

<=> 7p > 40

<=> p > 40/7

4. (x + 2)/3 > 2 + 3x/2


<=> 6(x + 2)/3 > 6(2 + 3x/2) (kali KPK 3 dan 2 yaitu 6)

<=> 2(x + 2) > 12 + 9x

<=> 2x + 4 > 12 + 9x

<=> 2x – 9x > 12 – 4

<=> – 7x > 8 (kalikan dengan – 1 dan tandanya berubah)

<=> (– 7x)( – 1) < 8 (– 1) (kalikan dengan – 1 dan tandanya berubah)

<=> 7x < – 8

<=> x < – 8/7

5. x/5 + 1 ≥ ½(x – 1)
<=> x/5 + 1 ≥ ½(x – 1) (kalikan dengan KPK 2 dan 5 yaitu 10)

<=> 10.(x/5 + 1) ≥ 10.(½(x – 1))

<=> 2x + 10 ≥ 5x – 5

<=> 2x – 5x ≥ – 5 – 10

<=> – 3x ≥ – 15

<=> (– 3x)( – 1) ≤ (– 15)( – 1) (kalikan dengan – 1 dan tandanya berubah)

<=> 3x ≤ 15

<=> x ≤ 15/3
<=> x ≤ 5

Anda mungkin juga menyukai