Anda di halaman 1dari 16

Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel

Kata Kunci:
 Kalimat pernyataan
 Kalimat terbuka
 Persamaan linier satu variable
 Pertidaksamaan linier satu variable
Tujuan Pembelajaran
1. Memahami perbedaan kalimat terbuka dan kalimat pernyataan
2. Mengenal persamaan linear satu variabel dan sifat – sifatnya
3. Mengenal pertidaksamaan linear satu variabel dan sifat-sifatnya
4. Menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dalam pemecahan
masalah sehari-hari.

Sebelum mempelajari materi pada bab ini, kalian perlu mengingat kembali tentang operasi
hitung pada bilangan bulat dan pecahan, serta operasi hitung pada bentuk aljabar. Materi tersebut
menjadi dasar untuk mempelajari materi pada LKS ini. Penerapan materi bab ini dalam
kehidupan sehari-hari sangatlah banyak.

Pak Jati ingin membangun rumah. Untuk itu, ia ingin membeli bata merah sebagai bahan baku
tembok rumahnya nanti. Ia memiliki dana untuk membeli bata merah sebanyak
Rp10.000.000,00. Harga satu bata merah adalah Rp400,00. Berapakah jumlah bata merah yang
dapat dibeli Pak Jati?

Untuk menjawab soal di atas, kamu harus mempelajari terlebih dahulu konsep persamaan linear
satu variabel. Apakah yang dimaksud dengan persamaan linear? Selain persamaan linear satu
variabel, kalian juga akan diperkenalkan dengan konsep ketidaksamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel. Bagaimanakah konsep tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Mari kita pelajari bab ini dengan saksama.
Pendalaman Materi
Kalian berkomunikasi menggunakan bahasa melalui penyampaian kalimat ke lawan bicara
kalian. Kalimat adalah suatu rangkaian kata yang tersusun rapi dan baik sedemikian, sehingga
mempunyai arti. Pada pelajaran bahasa Indonesia kalian tentu saja telah mengetahui berbagai
macam jenis kalimat, misalnya kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan sebagainya.
Pada pelajaran matematika yang banyak digunakan adalah kalimat pernyataan dan kalimat
terbuka.

A. Persamaan
1. Kalimat Pernyataan
Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut ini.
1. Jakarta adalah ibukota negara
2. 5 adalah faktor dari 64
3. Kilogram adalah satuan berat
Pada kalimat-kalimat di atas pasti kalian dapat mengatakan kalimat mana yang benar
dan mana yang salah. Suatu kalimat yang dapat dinyatakan benar atau salah, maka
kalimat itu disebut kalimat pernyataan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
1. Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil. Pernyataan ini bernilai salah,
karena ada bilangan prima yang merupakan bilangan genap, yaitu 2.
2. Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia. Pernyataan ini adalah
benar, karena Jakarta merupakan ibukota negara Republik Indonesia
3. 3 x 5 = 15 Pernyataan ini adalah benar, karena 5 x 3 = 15

2. Kalimat Terbuka
Untuk memahami kalimat terbuka, perhatikanlah kalimat-kalimat berikut ini.
a. x + 8 = 14
b. y habis dibagi 9
c. Toko itu menjual buku tulis
Dapatkah kalian menentukan kalimat-kalimat di atas benar atau salah? Kalimat-
kalimat di atas tidak dapat dinyatakan benar atau salah. Kalimat – kalimat seperti ini
bukan suatu pernyataan. Apabila niali x pada kalimat a diganti dengan suatu bilangan,
misalnya 6, maka diperoleh pertanyaan yang bernilai benar, karena 6 + 8 = 14. Tetapi
jika x diganti dengan 7, maka akan diperoleh pernyataan yang bernilai salah, karena 7
+ 8 ≠ 14. Kalimat a, b, dan c disebut kalimat terbuka.
Variabel adalah lambang (simbol) pada kalimat terbuka yang dapat diganti oleh
sembarang anggota himpunan yang telah ditentukan. Konstanta adalah nilai tetap
(tertentu) yang terdapat pada kalimat terbuka. Pada kalimat x + 8 = 14, x disebut
variabel atau pengubah, sedangkan 8 dan 14 disebut konstanta atau bilangan tetap.
Bilangan 6 yang menggantikan variabel x sehingga kalimat terbuka menjadi
pernyataan yang bernilai benar disebut penyelesaian.
Contoh
1. Tentukan nilai kebenaran pernyataan berikut.
1 m sama dengan 10 cm
Penyelesaian:
1 m sama dengan 10 cm, merupakan pernyataan bernilai salah, karena 1 m
sama dengan 100 cm.
2. Tentukan penyelesaian dari kalimat berikut.
a. x adalah bilangan bulat positif kurang dari 20 yang habis dibagi 5
b. 7a = 28
Penyelesaian:
a. Nilai x yang kurang dari 20 dan habis dibagi 5 adalah 5, 10, dan 15. Jadi, x =
5, 10, dan 15 adalah penyelesainnya.
b. 7a = 28, pengganti a adalah 4, karena 7 × 4 = 28. Jadi, untuk a = 4 adalah
penyelesaiannya.
3. Tentukan kalimat berikut pernyataan atau bukan
a. Dilarang parkir di sini.
b. Seandainya saya dapat terbang ke bulan.
Penyelesaian:
Kalimat-kalimat tersebut dalam matematika disebut bukan pernyataan.

B. Persamaan Linier Satu Variabel


1. Pengertian Persamaan Linier Satu Variabel
Coba kalian perhatikan dua kalimat terbuka di bawah ini!
a. x + 1 = 8
b. y – 5 = 2
Kedua kalimat terbuka di atas menggunakan tanda hubung “=” (sama dengan).
Kalimat terbuka seperti itu disebut persamaan. Pada persamaan di atas, setiap
variabelnya berpangkat satu. Persamaan yang demikian disebut persamaan linear.
Karena kedua persamaan linear tersebut juga hanya memiliki satu variabel, yaitu x
dan y, maka persamaan-persamaan yang demikian disebut persamaan linear satu
variabel (PLSV).

2. Sifat – sifat Persamaan Linier Satu Variabel


Misalkan A = B adalah persamaan linear dengan variabel x dan c adalah konstanta
bukan nol. Persamaan A = B ekuivalen dengan persamaan-persamaan berikut:
1. A + C = B + C
2. A – C = B – C
3. A x C = B x C
4. A : C = B : C, C ≠ 0
3. Penyelesaian Persamaan Linier Satu Variabel
a. Penyelesaian Persamaan Linier Satu Variabel dengan Cara Subtitusi
Cara penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel dengan substitusi adalah
dengan mengganti variabelnya dengan nilai-nilai pengganti yang telah ditentukan
sehingga persamaan menjadi kalimat benar. Nilai pengganti yang membuat PLSV
bernilai benar disebut penyelesaian dari PLSV atau dapat juga disebut sebagai
akar dari PLSV tersebut.

Contoh
Tentukan penyelesaian dari persamaan x + 16 = 19, x adalah himpunan bilangan
cacah dan tentukan pula akar PLSV serta himpunan penyelesaiannya.
Penyelesaian:
Untuk x = 1, maka 1 + 16 = 17 (salah)
Untuk x = 2, maka 2 + 16 = 18 (salah)
Untuk x = 3, maka 3 + 16 = 19 (benar)
Untuk x = 4, maka 4 + 16 = 20 (salah)
x = 3 merupakan penyelesaian x + 16 = 19
x = 3 merupakan akar PLSV x + 16 = 19
Hp = {3}
Jadi, akar dari PLSV x + 16 = 19 yang merupakan himpunan penyelesaian adalah
x = 3.

b. Penyelesaian Persamaan Linier Satu Variabel Menggunakan Persamaan Setara


Selanjutnya, kita akan mempelajari cara menyelesaikan Persamaan Linear Satu
Variabel dengan menggunakan bentuk setara. Untuk itu, perhatikan penjelasan
berikut. Persamaan yang setara adalah persamaan yang mempunyai penyelesaian
yang sama.
1. Kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama
 x + 15 = 21, x diganti dengan 6 menjadi 6 + 15 = 21 (kalimat benar).
Penyelesaiannya adalah x = 6.
x + 15 – 15 = 21 – 15 (kedua ruas dikurangi 15)
x=6
Penyelesaiannya adalah x = 6
Jadi, x + 15 = 21 adalah persamaan yang setara dengan x + 15 – 15 = 21 –
15.
 x – 8 = –15, x diganti dengan –7 menjadi –7 – 8 = –15 (kalimat benar).
Penyelesaiannya adalah x = –7.
x – 8 + 8 = –15 + 8 (kedua ruas ditambah 8)
x = –7
Penyelesaiannya adalah x = –7
Jadi, x – 8 = –15 adalah persamaan yang setara dengan – 8 + 8 = –15 + 8.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan hal berikut.
Setiap persamaan tetap setara (ekuivalen) jika kedua ruas persamaan
ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama.

Contoh
1. Tentukan penyelesaian dari x – 5 = 8.
Penyelesaian:
x–5=8
x – 5 + 5 = 8 + 5 (kedua ruas ditambahkan 5)
x = 13
Jadi, penyelesaian persamaan itu adalah 13.
2. Selesaikanlah persamaan 4x – 3 = 3x + 7.
Penyelesaian:
4x – 3 = 3x + 7
4x – 3 + 3 = 3x 7 + 3 (kedua ruas ditambahkan 3)
4x = 3x + 10
4x + (–3x) = 3x + 10 + (–3x) (kedua ruas ditambahkan –3x)
x = 10
Jadi, penyelesaiannya dari 4x – 3 = 3x + 7 adalah 10.

2. Kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan yang sama


 4a = 20, penyelesaiannya dengan kedua ruas dibagi 4.
Persamaan 4a = 20 adalah persamaan yang setara dengan 4a : 4 = 20 : 4
Sehingga, di dapatkan a = 5
1
 x = 5, penyelesaiannya dengan kedua ruas dikali 2.
2
1 1
Persamaan x = 5 adalah persamaan yang setara dengan x ×2 = 5 × 2
2 2
Sehingga, di dapatkan x = 10
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan hal berikut.
Setiap persamaan tetap setara (ekuivalen) jika kedua ruas persamaan dikali
atau dibagi dengan bilangan yang sama.

Contoh
Tentukan penyelesaian dari persamaan-persamaan berikut.
3
1. a=6 2. 5 x=8
5
Penyelesaian
3
1. a=6
5
5 3 5
⟺ × a=6 × ⟺ a=10
3 5 3
Jadi, penyelesaiannya adalah 10
2. 5 x=8
1 1 8
⟺ ×5 x=8 × ⟺ x =
5 5 5
8
Jadi, Penyelesaiannya adalah
5

C. Pertidaksamaan Linier Satu Variabel


Setelah mengetahui bentuk persamaan linear dan prinsip ketidaksamaan dalam
matematika, kini kita akan belajar bentuk pertidaksamaan linear satu variabel.
1. Ketidaksamaan
Pernahkah kalian mengamati salah satu rambu-rambu lalu lintas seperti “Kecepatan
maks 50 km/jam”? Bagaimana kalian menuliskan peringatan di atas ke dalam bentuk
kalimat matematika?
Tahukah kamu bahwa tidak semua pernyataan bisa dituliskandengan menggunakan
tanda hubung “=”? Selain menggunakan tanda hubung”=”, beberapa tanda hubung
lainnya juga sering digunakan dalam pernyataan antara lain <, >, ≤, dan ≥. Tanda-
tanda hubung tersebut <, >, ≤, dan ≥, masing - masing dibaca kurang dari, lebih dari,
kurang dari atau sama dengan, dan lebih dari atau sama dengan. Misalkan a adalah
suatu bilangan kurang dari b, maka ditulis a < b (dibaca a kurang dari b).
Misalnya ada tiga bilangan 3, 6, dan 9, dapatkah kalian mengetahui hubungan antara
ketiga bilangan itu? Untuk itu perhatikanlah penjelasan berikut ini.
a. 3 < 6, dibaca 3 kurang dari 6 c. 6 > 3, dibaca 6 lebih dari 3
b. 5 < 9, dibaca 5 kurang dari 9 d. 9 > 6, dibaca 9 lebih dari 6
Kalimat-kalimat di atas disebut ketidaksamaan. Untuk sebarang bilangan a dan b,
selalu berlaku salah satu hubungan berikut:
a > b, dibaca a lebih dari b
a < b, dibaca a kurang dari b
a = b, dibaca a sama dengan b
Lambang ketidaksamaan lainnya yaitu:
≠ , dibaca tidak sama dengan
≥, dibaca lebih besar atau sama dengan, atau tidak kurang dari
≤ , dibaca lebih kecil atau sama dengan, atau tidak lebih dari.

Contoh
1. Tulislah kalimat-kalimat berikut dalam bentuk ketidaksamaan.
a. 7 lebih dari 5
b. 5 terletak di antara 4 dan 6
Penyelesaian:
a. 7 lebih dari 5, dituliskan 7 > 5
b. 5 terletak di antara 4 dan 6, dituliskan 4 < 5 < 6
2. Nyatakanlah bentuk-bentuk di bawah ini dalam satu ketidaksamaan.
a. 2 < 3 dan 3 < 4
b. 7 > 4 dan 7 < 10
Penyelesaian:
a. 2 < 3 dan 3 < 4, dapat dituliskan dalam bentuk 2 < 3 < 4
b. 7 > 4 dan 7 < 8, dapat dituliskan dalam bentuk 8 > 7 > 4

2. Pengertian Pertidaksamaan Linier Satu Variabel


Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut ini.
a. x > 5 c. 3a ≤ a + 5
b. 2x– 3 < 7 d. 5n – 3 ≥ 4n + 2
Kalimat-kalimat terbuka di atas menggunakan tanda hubung <, >, ≤ atau ≥ .
Kalimat – kalimat ini disebut pertidaksamaan. Masing-masing pertidaksamaan itu
hanya memiliki satu variabel, yakni x, a, dan n. Pertidaksamaan seperti ini disebut
pertidaksamaan satu variabel. Pengubah (variabel) pertidaksamaan di atas
berpangkat satu atau juga disebut berderajat satu maka disebut pertidaksamaan
linear.
Bentuk umum PTLSV dalam variabel x dituliskan dengan:
ax + b < 0, ax + b > 0, ax + b ≤ 0, atau ax + b ≥0 dengan a ≠ 0, a dan b bilangan real
(nyata).
Di bawah ini ada beberapa contoh Pertidaksamaan Linier Satu Variabel dengan
variabel x.
a. 3x – 2 < 0
b. 3x + 1 ≥ 2x – 4
c. 5x – 1 > 8
d. 10 ≤2(x + 1)

3. Sifat – Sifat Pertidaksamaan Linier Satu Variabel


Seperti halnya pada persamaan linear satu variabel, untuk menentukan penyelesaian
pertidaksamaan linear satu variabel pun dapat dilakukan dengan cara substitusi.
Selain itu dapat juga dilakukan dengan menjumlah, mengurangi, mengali, atau
membagi kedua ruas pertidaksamaan dengan bilangan yang sama. Misalkan A < B
pertidaksamaan linear satu variabel x dan C adalah konstanta tidak nol.
Pertidaksamaan A < B ekuivalen dengan:
1. A + C < B + C
2. A – C < B – C
3. A × C < B × C, jika C > 0 untuk semua x
4. A × C > B × C, jika C < 0 untuk semua x
A B
5. < C, jika C > 0 untuk semua x
C C
A B
6. > C, jika C < 0 untuk semua x
C C
Sifat-sifat di atas juga berlaku untuk lambang " ≤ " atau " ≥ "

4. Penyelesaian Pertidaksamaan Linier Satu Variabel


A. Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dengan Cara Substitusi
Penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Cara yang termudah adalah dengan mensubstitusi atau mengganti
variabel dengan bilangan-bilangan tertentu. Perhatikan pertidaksamaan x + 5 > 7.
Untuk mendapatkan penyelesaian dari x caranya dengan mensubstitusi bilangan-
bilangan tertentu. Untuk x = 1 maka 1 + 5 > 7 (salah)
x = 2 maka 2 + 5 > 7 (salah)
x = 3 maka 3 + 5 > 7 (benar)
x = 4 maka 4 + 5 > 7 (benar)
x = 5 maka 5 + 5 > 7 (benar)
Jadi, penyelesaiannya adalah 3, 4, 5, .... dan seterusnya. Penyelesaian
pertidaksamaan linear satu variabel biasa dinyatakan dengan himpunan
penyelesaian. Untuk penyelesaian pertidaksamaan di atas dapat ditulis dengan HP

Contoh
Jika x adalah bilangan asli kurang dari 11 dan x + 6 > 10, tentukanlah
penyelesaian dari x.
Penyelesaian
Untuk x = 1 maka 1 + 6 > 10 (salah)
x = 2 maka 2 + 6 > 10 (salah)
x = 3 maka 3 + 6 > 10 (salah)
x = 4 maka 4 + 6 > 10 (salah)
x = 5 maka 5 + 6 > 10 (benar)
x = 6 maka 6 + 6 > 10 (benar)
x = 7 maka 7 + 6 > 10 (benar)
x = 8 maka 8 + 6 > 10 (benar)
x = 9 maka 9 + 6 > 10 (benar)
x = 10 maka 10 + 6 > 10 (benar) Jadi, HP = {5, 6, 7, 8, 9, 10}.

B. Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dengan Pertidaksamaan Setara


Tentu kalian masih ingat persamaan setara dari persamaan linear satu variabel.
Pertidaksamaan setara pada pertidaksamaan linear satu variabel juga sama
prinsipnya dengan persamaan setara pada persamaan linear satu variabel. Di sini
yang membedakan hanya pada tanda hubungnya saja.
Untuk lebih jelasnya perhatikan pertidaksamaanpertidaksamaan berikut.
a. x + 10 ≤ 24
b. 2x + 20 ≤ 48
c. x + 16 ≤ 30
d. 12x + 5 ≤ 12
e. x + 6 ≤ 20
Carilah penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan di atas dengan cara
substitusi. Apakah penyelesaian dari kelima pertidaksamaan ini sama? Jika kamu
teliti, ternyata kelima pertidaksamaan ini memiliki penyelesaian yang sama yaitu
x = 14, 15, 16, … dan seterusnya. Dengan demikian, kalimat pertidaksamaan ini
disebut pertidaksamaan yang setara. Jadi, dapat disimpulkan hal tersebut. Bentuk
setara dari pertidaksamaan linear satu variabel adalah pertidaksamaan-
pertidaksamaan linear satu variabel yang mempunyai penyelesaian yang sama.
1. Penyelesaian Pertidaksamaan dengan Menambah atau Mengurangi dengan
Bilangan yang Sama
Perhatikan pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut.
1) x + 5 > 7,
untuk x = 2 maka 2 + 5 > 7 (kalimat salah)
untuk x = 3 maka 3 + 5 > 7 (kalimat benar)
untuk x = 4 maka 4 + 5 > 7 (kalimat benar)
Penyelesaiannya adalah x = 3, 4, … atau x > 2
x + 5 – 5 > 7 – 5 (kedua ruas dikurangi 5)
x>2
Penyelesaiannya adalah x > 2
Jadi, pertidaksamaan x + 5 > 7 setara dengan x + 5 – 5 > 7 – 5
2) x – 6 < –10,
untuk x = –4 maka –4 – 6 < –10 (kalimat salah)
untuk x = –5 maka –5 – 6 < –10 (kalimat benar)
untuk x = –6 maka –6 – 6 < –10 (kalimat benar)
Penyelesaiannya adalah x = –5, –6, … atau x < –4
x – 6 + 6 < –10 + 6 (kedua ruas ditambah 6)
x < –4
Penyelesaiannya adalah x < –4
Jadi, pertidaksamaan x – 6 < –10 setara dengan x – 6 + 6 < –10 + 6
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan hal berikut ini:
Setiap pertidaksamaan tetap setara (ekuivalen) jika kedua ruas
pertidaksamaan ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama
Sifat di atas dapat ditulis dalam bentuk pertidaksamaan berikut.
x + a > b dan x–a>b
x+a–a>b–a x–a+a>b+a
x>b–a x> b + a
Contoh
a. Tentukan penyelesaian dari 4x ≥ 3x – 5, untuk x ∈ bilangan rasional
Penyelesaian:
4x ≥ 3x – 5
4x + (–3x) ≥ 3x + (–3x) –5 (kedua ruas ditambah – x)
x ≥ – 5. Penyelesaiannya adalah x ≥ –5
b. Tentukan penyelesaian dari 3x – 2 ≤ 1 + 2x, untuk 0 < x ≤ 3 b. x bilangan riil
Penyelesaian:
3x – 2 ≤ 1 + 2x
3x – 2 + 2 ≤ 1 + 2x + 2, kedua ruas ditambah 2
3x ≤ 3 + 2x
3x – 2x ≤ 3 + 2x – 2x, kedua ruas dikurangi –2x
x≤3
Untuk 0 < x ≤ 3, penyelesaiannya adalah x = 1, 2, dan 3

2. Penyelesaian Pertidaksamaan dengan Mengalikan atau Membagi dengan


Bilangan yang Sama
Perhatikan pertidaksamaan berikut ini.
1. 2x < 8, untuk x bilangan asli
Pengganti x yang memenuhi pertidaksamaan di atas adalah x = 1, x =
2, atau x = 3, jadi penyelesaiannya adalah x = 1, x = 2, atau x = 3 atau
2x < 8
1 1 1
(2 x ) < (8) (kedua ruas dikali dengan )
2 2 2
x < 4, x bilangan asli maka x = 1, x = 2, atau x = 3
1 1
Pertidaksamaan, 2x < 8 dan (2 x ) < (8) mempunyai penyelesaian
2 2
1 1
yang sama, berarti dapat dikatakan bahwa, 2x < 8 ⟺ (2 x) < (8)
2 2
1
2. x > 2, untuk x bilangan asli, kurang dari 10.
3
1
x>2
3
1
3 × x >2 ×3 , kedua ruas dikalikan dengan 3
3
x>6
Untuk x bilangan asli kurang dari 10 maka penyelesaiannya adalah x =
7, x = 8, atau x= 9.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Setiap pertidaksamaan tetap ekuivalen, dengan tanda ketidaksamaan tidak
berubah, walaupun kedua ruas dikalikan dengan bilangan positif yang sama.

Contoh
Tentukan penyelesaiannya dalam bilangan riil.
a. 3x < 15 b. 8y – 4 < 7y + 6
Penyelesaian:
a. 3x < 15 b. 8y – 4 < 7y + 6
1 1
(3x) < (15) 8y – 7y < 6 + 4
3 3
x<5 y < 10
Penyelesaiannya x < 5 Penyelesaiannya y < 10

Sekarang perhatikan pertidaksamaan berikut ini:


a. –x > –5, dengan x adalah bilangan asli kurang dari 8. Pengganti x yang
memenuhi adalah
x = 1, x = 2, x = 3, atau x = 4.
Cara lain untuk menyelesaikan pertidaksamaan di atas dengan mengalikan
kedua ruasnya dengan bilangan negatif yang sama.
 –x > –5
–1(–x) > – 1(–5), (kedua ruas dikalikan dengan –1 dan tanda
pertidaksamaan tetap)
x>5
Penyelesaiannya adalah x = 6 atau x = 7.
 –x > –5
–1(–x) < –1(–5), (kedua ruas dikalikan dengan –1 dan tanda
pertidaksamaan berubah
dari > menjadi <)
x<5
Penyelesaiannya adalah x = 1, x = 2, x = 3, atau x = 4.
Dari penyelesaian di atas ternyata, pertidaksamaan yang mempunyai
penyelesaian sama adalah –x > –5 dan –1(–x) < –1(–5)
Jadi, –x > –5 ⟺ –1(–x) < –1(–5)
b. –4x ≤ –8, dengan x bilangan asli kurang dari 4. Pengganti x yang
memenuhi adalah x = 2,
atau x = 3. Jadi, penyelesaiannya adalah x = 2 atau x = 3.
 –4x ≤ –8
1 1 1
– (–4x) ≤ – (–8) (kedua ruas dikalikan dengan – dan tanda
4 4 4
pertidaksamaan tetap).
x ≤ 2, penyelesaiannya adalah x = 1 atau x = 2
 –4x ≤ –8
1 1 1
– (–4x) ≤ – (–8), (kedua ruas dikali – dan tanda≤ jadi ≥ )
4 4 4
x ≥ 2. Penyelesaiannya adalah x = 2 atau x = 3
Ternyata pertidaksamaan di atas yang memberikan jawaban yang sama
adalah
1 1
–4x ≤ –8 dan – (–4x) ≥– (–8).
4 4
1 1
Jadi –4x ≤ –8 ⟺ (–4x) – ≥ – (–8)
4 4
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Suatu pertidaksamaan apabila kedua ruasnya dikalikan dengan bilangan
negatif yang sama maka tanda pertidaksamaan berubah.

Contoh
Tentukanlah penyelesaian dari pertidaksamaan:
a. 2a > 4 b. –2x > –6
Penyelesaian:
a. 2a > 4 b. –2x > –6
2a : 2 > 4 : 2 –2x : –2 < –6 : –2
a>2 x<3

3. Penyelesaian Pertidaksamaan dengan Menambah atau Mengurangi dan


Membagi atau Mengalikan dengan Bilangan yang Sama
Untuk menyelesaikan suatu pertidaksamaan linear satu variabel ada
kalanya pertidaksamaan itu harus ditambah atau dikurangi dengan bilangan
yang sama dilanjutkan dengan mengalikan atau membagi dengan bilangan
yang sama pula. Untuk lebih jelasnya perhatikan bentuk berikut.
ax + b < c
Untuk menentukan nilai x dapat dilakukan dengan cara berikut.
ax + b < c
ax + b – b < c – b (kedua ruas dikurangi
ax < c – b
1 1 1
ax × < (c – b) × (kedua ruas dikali )
a a a
c−b
x<
a
Contoh
Tentukanlah nilai a dari pertidaksamaan 2a + 2 < 12.
Penyelesaian:
2a + 2 < 12
2a + 2 – 2 < 12 – 2 (kedua ruas dikurangi 2)
2a < 10
1 1 1
2a × < 10 × (kedua ruas dikali )
2 2 2
a<5

C. Grafik Penyelesaian Pertidaksamaan Linier Satu Variabel dengan Garis Bilangan


Penyelesaian pertidaksamaan dengan menggunakan Himpunan
Penyelesaian? Nah, sekarang kalian akan mempelajari cara lain menyatakan
penyelesaian dari pertidaksamaan linear satu variabel. Penyelesaian dari suatu
pertidaksamaan dapat dinyatakan dalam garis bilangan. Pada garis bilangan
terdapat angka 0 (nol), di sebelah kanan angka nol adalah angka positif yang
makin ke kanan nilainya makin besar. Di sebelah kiri angka 0 (nol) adalah angka
negatif yang makin ke kiri nilainya makin kecil. Untuk menyatakan penyelesaian
dari pertidaksamaan pada garis bilangan perlu diperhatikan domain (daerah asal)
dari variabelnya.

Contoh: x < 5 dengan x ∈ bilangan asli


Himpunan penyelesaiannya adalah {1, 2, 3, 4}.
Garis bilangannya
0 1 2 3 4
Untuk x ≤ 2 dengan x ∈ bilangan rasional.
Garis bilangannya
0 1 2 3 4 5
Untuk x > 2 dengan x ∈ bilangan rasional.
Garis bilangannya.
0 1 2 3 4 5
Latihan Soal

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang
paling benar!
1. Persamaan di bawah ini yang termasuk persamaan linear satu variabel adalah ....
A. x + 2y = 14
B. –x + 2y = 14x
C. 3 + 2x = 10
D. x – 3y = 31
2. Himpunan penyelesaian dari persamaan dari 6a – 9 = 3a – 3 adalah ....
A. (-4)
B. (-2)
C. (2)
D. (4)
3. Nilai x dari persamaan 3(x – 1) + x = -x + 9 adalah ....
A. 1 3⁄4
B. 2 3⁄4
C. 1 3⁄5
D. 2 2⁄5
4. Umur ayah 2 kali umur anaknya. Jika selisih umur mereka adalah 20 tahun, maka,
umur ayah adalah .... tahun.
A. 30 tahun
B. 35 tahun
C. 40 tahun
D. 50 tahun
5. Umur paman 3 kali umur Andi. Jika selisih umur mereka adalah 30 tahun, maka
umur Andi 8 tahun yang akan datang adalah ....
A. 15 tahun
B. 21 tahun
C. 23 tahun
D. 25 tahun
6. Jika 5(x – 6) = 2(x – 3) maka nilai x + 3 adalah ....
A. 8
B. 11
C. 7
D. -9
7. Nilai x yang memenuhi persamaan 1⁄4 (x – 10) = 2⁄3 x – 5 adalah ....
A. -6
B. -4
C. 4
D. 6
8. Jumlah tiga bilangan ganjil berurutan adalah 39. Jumlah bilangan yang terkecil dan
terbesar adalah ....
A. 22
B. 24
C. 26
D. 28
9. Diketahui jumlah delapan bilangan genap berurutan adalah 120. Jumlah bilangan
terbesar dan terkecil adalah ....
A. 30
B. 36
C. 40
D. 42
10. Nilai b yang memenuhi persamaan 2b + 3 = 5b – 6 adalah ....
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
11. Nilai x yang memenuhi 2[ 3x + 1⁄4 ] = 5[ 2x - 1⁄6 ] adalah ....
A. 1⁄2
B. 1⁄3
C. 1⁄4
D. 1⁄6
12. Jika diketahui a + 5 = 11, maka nilai a + 33 adalah ....
A. 19
B. 29
C. 39
D. 49
13. Jika 3(y + 2) + 5 = 2(y + 15), maka nilai y - 2 = ....
A. 23
B. 21
C. 17
D. 15
14. Penyelesaian dari x⁄2 – 1⁄3 = x⁄3 + 1⁄6 adalah ....
A. x = 3
B. x = 6
C. x = 7
D. x = 8
15. Penyelesaian dari y⁄2 – y-4⁄5 = 23⁄10 adalah ....
A. 4
B. 5
C. 7
D. 10
16. Nilai x yang memenuhi persamaan 4(x + 2)⁄5 = 7 + 5x⁄13 adalah ....
A. 12
B. 13
C. 14
D. 15
17. Penyelesaian dari [ 1⁄2 = -1⁄4 + y ] adalah ....
A. 3⁄4
B. 1⁄4
C. 1 3⁄4
D. 2 3⁄4
18. Penyelesaian dari (4 - 5x)⁄6 - (1 - 2x)⁄3 = 13⁄42 adalah ....
A. - 1⁄7
B. - 1⁄4
C. 1⁄7
D. 1⁄4
19. Nilai x yang memenuhi persamaan1⁄4 (x -10) = 2⁄3 (x -5) adalah ....
A. -6
B. -3
C. 2
D. 11
20. Diketahui persamaan -5x + 7 = 2x + 77, nilai dari x + 8 adalah ....
A. -18
B. -2
C. 2
D. 18

Anda mungkin juga menyukai