2. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum/tidak dapat ditentukan nilai
kebenarannya. Dalam matematika, kalimat terbuka bisa berbentuk persamaan
(kalimat terbuka yang menggunakan tanda “=”) atau berbentuk pertidaksamaan
(kalimat terbuka yang menggunakan tanda “≠”, “<”, “>”, “≤”, atau “≥”).
3. Pernyataan Majemuk
a. Definisi
Pernyataan yang dihubungkan dengan kata hubung tersebut dinamakan
dengan pernyataan majemuk. Pernyataan majemuk adalah pernyataan
yang terdiri atas beberapa pernyataan tunggal.
b. Negasi
Negasi suatu pernyataan adalah pernyataan yang bernilai salah jika
pernyataan semula benar,dan sebaliknya. Negasi pernyataan 𝑝
disimbolkan sebagai: 𝑝̅, −𝑝 , ¬𝑝, atau ~𝑝 dengan makna tidak, bukan.
Tabel Kebenaran Negasi
c. Konjungsi
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata penghubung
“dan”, “tetapi”, “meskipun”, atau “walaupun”. Dua pernyataan 𝑝 dan
𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk 𝑝∧𝑞 disebut konjungsi dan dibaca
“𝑝 dan q”
Tabel Kebenaran Konjungsi
d. Disjungsi
Disjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata penghubung
“atau”.Dua pernyataan 𝑝dan 𝑞yang dinyatakan dalam bentuk 𝑝∨𝑞
disebut disjungsi dan dibaca“𝑝atau𝑞”.
Disjungsi yang mempunyai nilai kebenaran tersebut disebut disjungsi
inklusif
Tabel Kebenaran Disjungsi Inklusif
e. Implikasi
Implikasi merupakan pernyataan yang dibuat dari 2 pernyataan
tunggal 𝑝 dan 𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk kalimat “jika 𝑝 maka
𝑞”. Implikasi dilambangkan dengan 𝑝⇒𝑞.
Tabel Kebenaran Implikasi
f. Biimplikasi
Biimplikasi merupakan pernyataan yang dibuat dari 2 pernyataan
tunggal 𝑝 dan 𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk kalimat “𝑝 jika dan
hanya jika 𝑞”. Biimplikasi dilambangkan dengan 𝑝⇔𝑞.
Tabel Kebenaran Biimplikasi
1. Kuantor
Kuantor Universal
Kata-kata yang biasa digunakan dalam kuantor universal adalah “semua”,
“setiap”, “untuk semua” atau “untuk setiap”. Kuantor universal
dilambangkan dengan ∀
Kuantor Eksistensial
Pernyataan matematika yang dilengkapi dengan kata-kata “terdapat”,
“ada”, “sekurang-kurangnya satu”, atau “beberapa” merupakan
pernyataan berkuantor eksistensial. Kuantor eksistensial dilambangkan
dengan ∃
Negasi Kuantor
Dua buah pernyataan (proposisi) dikatakan ekivalen (berekivalensi logis)
jika kedua pernyataan itu memiliki nilai kebenaran yang sama.
Teorema De Morgan
Misalkan 𝑝(𝑥) adalah sebuah fungsi proposisional pada 𝐴, maka
(i) ~(∀𝑥∈𝐴)𝑝(𝑥) ≡ (∃𝑥∈𝐴)~𝑝(𝑥);
(ii) ~(∃𝑥∈𝐴)𝑝(𝑥) ≡ (∀𝑥∈𝐴)~𝑝(𝑥).
2. Tautologi
Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar untuk setiap substitusi
pernyataan tunggalnya dinamakan tautologi. Dengan kata lain, tautologi
merupakan pernyataan yang selalu bernilai benar dalam kondisi apapun.
3. Kontradiksi
Jika tautologi adalah pernyataan yang selalu bernilai benar, maka sebaliknya
kontradiksi adalah pernyataan yang selalu bernilai salah untuk setiap substitusi
nilai kebenaran pernyataan tunggalnya.
1. Aljabar Proposisi
Setiap proposisi yang saling ekivalen dapat dipertukarkan atau diganti
antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan setiap proposisi yang
ekivalen memiliki nilai kebenaran yang sama.
Daftar aturan penggantian untuk keperluan deduksi
HukumIdempoten
1. 𝑝∨𝑝≡𝑝
2. 𝑝𝖠𝑝≡𝑝
HukumAsosiatif
1. (𝑝∨𝑞)∨𝑟≡𝑝∨(𝑞∨𝑟)
2. (𝑝𝖠𝑞)𝖠𝑟≡𝑝𝖠(𝑞𝖠𝑟)
Hukum Komutatif
1. 𝑝∨𝑞≡𝑞∨𝑝
2. 𝑝𝖠𝑞≡𝑞𝖠𝑝
HukumDistributif
1. 𝑝∨(𝑞𝖠𝑟)≡(𝑝∨𝑞) 𝖠(𝑝∨𝑟)
2. 𝑝𝖠(𝑞∨𝑟)≡(𝑝𝖠𝑞) ∨(𝑝𝖠𝑟)
HukumIdentitas
1. 𝑝∨𝐹≡𝑝
2. 𝑝𝖠𝑇≡𝑝
Hukum null/ Dominasi
1. 𝑝𝖠𝐹≡𝐹
2. 𝑝∨𝑇≡𝑇
HukumTransposisi
𝑝⇒𝑞≡ ∼𝑞⇒∼𝑝
Hukum Implikasi
𝑝⇒𝑞≡ ∼𝑝∨𝑞
Hukum Ekivalensi
1. 𝑝⟺𝑞≡(𝑝⇒𝑞)𝖠(𝑞⇒𝑝)
2. 𝑝⟺𝑞≡(𝑝𝖠𝑞)∨(∼𝑞𝖠∼𝑝)
Hukum Eksportasi
(𝑝𝖠𝑞)⇒𝑟≡𝑝⇒(𝑞⇒𝑟)
Hukum DeMorgan
1. ∼(𝑝∨𝑞)≡∼𝑝𝖠∼𝑞
2. ∼(𝑝𝖠𝑞)≡∼𝑝∨∼𝑞
3. Metode Inferensi
Berikut adalah beberapa kaidah yang dapat digunakan tanpa memerlukan tabel
kebenarannya, akan tetapi berdasarkan bentuk argumennya.
a. Modus Ponen (Penalaran Langsung)
Bentuk argumen pada modus ponen dapat disimbolkan dalam bentuk:
Premis1 : 𝑝⟹𝑞
Premis2 :𝑝
Kesimpulan :𝑞
c. Silogisme Hipotesis
Bentuk argumen pada silogisme hipotesis dapat disimbolkan dalam bentuk:
Premis1 : 𝑝⟹𝑞
Premis2 : 𝑞⟹𝑟
Kesimpulan : 𝑝⟹𝑟
d. Silogisme Disjungtif
Bentuk argumen pada silogisme disjungtif dapat disimbolkan dalam bentuk:
Premis1 : 𝑝∨𝑞
Premis2 : ∼𝑞
Kesimpulan :𝑝
f. Penambahan Disjungtif
Bentuk argumen pada penambahan disjungtif dapat disimbolkan dalam
bentuk:
Premis :𝑝
Kesimpulan :𝑝∨𝑞
g. Konjungsi
Bentuk argumen pada simplifikasi dapat disimbolkan dalam bentuk:
Premis1 :𝑝
Premis2 :𝑞
Kesimpulan : 𝑝𝖠𝑞
i. Dilema Konstruktif
Bentuk argumen pada dilema konstruktif dapat disimbolkan
dalam bentuk:
Premis1 : (𝑝⟹𝑞)𝖠(𝑟⟹𝑠)
Premis2 : 𝑝∨𝑟
Kesimpulan : 𝑞∨𝑠
j. DilemaDestruktif
Bentuk argumen pada dilema destruktif dapat disimbolkan dalam
bentuk:
Premis1 : (𝑝⟹𝑞)𝖠(𝑟⟹𝑠)
Premis2 : ∼𝑞∨∼𝑠
Kesimpulan : ∼𝑝∨∼𝑟