Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

MK MATEMATIKA DASAR

CRITICAL BOOK REVIEW PRODI S1 PTIK

FT
“PENGGUNAAN TURUNAN”

DISUSUN OLEH:

DALILATI HUSNAH

NATALIA TAMPUBOLON

ANNISA REZEKIKA SIREGAR

DOSEN PENGAMPU: AMIRHUD DALIMUNTE S.T M.KOM

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena hikmah dan kuasaNya
sehingga dapat menyelesaikan Critikal Book Review yang berjudul “Matematika Dasar”. Atas
dukungan moral dan materi yang di berikan dalam penyususnan Critical Book Review ini,
maka kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Amirhud Dalimunthe S.T,M.Kom

Critical Book Review ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan CBR ini. Dalam penyususnan CBR
ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa CBR ini masih jauh dari kata sempurna sebab
kemampuan dan pengalaman yang kami miliki masih sangat terbatas.

Demikan akhir kata dari kami , kami beraharap semoga CBR kami yang berjudul
“Matematika Dasar”ini dapat memberi manfaaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, Desember 2017

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

A.LUAS DAERAH BIDANG RATA ............................................................................ 1

B.VOLUME BENDA DALAM BIDANG : Lempengan, Cakram, dan Cincin ............ 8

C.VOLUME BENDA PUTAR KULIT TABUNG ....................................................... 12

D.PANJANGKURVAPADABIDANG ( kurva rata ).................................................... 14

E.LUAS PERMUKAAN BENDA PUTAR ................................................................... 17

F.KERJA ........................................................................................................................ 18

G.GAYA CAIRAN (FLUIDA) ...................................................................................... 20

H.MOMEN, PUSAT MASSA ....................................................................................... 21

iii
PEMBAHASAN

PENGGUNAAN INTEGRAL

(Bab yang dikerjakan oleh DALILATI HUSNAH)

A.Luas Daerah Bidang Rata

andaikan y = f(x) menentukan persamaan sebuah


kurva pada bidang xy dan andaikan f kontinu dan t y = f(x)
ak negatif paa selang (interval) a < x <b. Tinjaulah
daerah R yang dibatasi oleh grafik dari y = f(x), x
= a , x = b dan y = 0. Luasnya A(R), ditentukan R
oleh:

𝒃
AR = ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙

a b

tentukan luas R dibawah kurva y = x4 – 2x3 + 2 diantara x = -1 dan x = 2

Penyelesaian :
2
𝑥5 𝑥4 2
Y [5 − A(R) = ∫−1(𝑥 4 − 2𝑥 3 + 2) 𝑑𝑥 + 2𝑥]
5 −1

32 16 1 1 51
5– =(5 − + 4) − (− 5 − − 2) =
2 2 10

4– DAERAH DIBAWAH SUMBU X luas dinyataka

3– oleh bilangan yang tak negatif. Apabila grafik y=

2– f(x) terletak dibawah sumbu x maka :

𝑏
1- ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 adalah bilangan yang negatif , sehingga

R tak dapat melukiskan suatu luas. Akan

-1 1 2 x bilangan itu adalah negatif untuk luas daerah yang


GAMBAR 2 dibatasi oleh y = f(x), x = a, x= b dan y = 0.
1
2
CONTOH 2 : Tentukan luas daerah R yang dibatasi oleh y = 𝑥 ⁄3 − 4, sumbu x, x = -2 dan
x=3

-2 -1 1 2 3

-1

-2
2
-3 y = 𝑥 ⁄3 − 4 Penyelesaian

Daerah R diperhatikan pada Gambar 3

GAMBAR 3

2 𝑥2 2 𝑥2
A (R) =∫−1 (3 − 4) 𝑑𝑥 = ∫−1 (3 − 4) dx

3
𝑥3 27 8 145
= [− + 4𝑥] = = (− + 12) − (9 − 8) =
9 −1 9 9

CONTOH 3 Tentukan luas daerah R yang dibatasi oleh y = x43 – 3x2 + x + 2

Y PENYELESAIAN

3 Derah R adalah daeah yang diarsir pada gambar 4.

2 Perahtikan bahwa ada sebagian diatas sumbu x. Lua

1 1 2 3 masing – masing bagian ini harus dihitung secara

-1 0 x terpisah. Mudah dihitung bahwa kurva diatas me -

-1 motong sumbu x di -1, 1 dan 3 sehingga :

-2

-3

GAMBAR 4

2
1 1
A(R) = ∫−1(𝑥 3 − 3𝑥 2 − 𝑥 + 3) 𝑑𝑥 - ∫−1(𝑥 3 − 3𝑥 2 − 𝑥 + 3) 𝑑𝑥

1 1
𝑥4 𝑥2 𝑥4 𝑥2
= [ 4 − 𝑥3 + + 3𝑥] - [ 4 − 𝑥3 + + 3𝑥]
2 −1 2 −1

7 23
= 4 - (− 4) = 4

Perhatikan bahwa kita dapat menyatakan luas daerah itu sebagai satu integral dengan
menggunakan lambang nnilai mutlak, yaitu

1
A(R) = ∫−1|𝑥 3 − 3𝑥 2 − 𝑥 + 3| 𝑑𝑥

Tetapi penulisan ini bukan penyerderhanaan dalam perhitunagn, sebab unntuk menghitung
integral terakhir ini harus menulis integral ini sebagai dua integral.

CONTOH 4 Susunlah integral untuk luas daerah dibawah kurva y = 1 + √𝑥 yang terletak
antara garis dengan persamaan x = 0 dan x = 4(gambar 5)

Penyelesaian

3 y = 1 + √𝑥 3

2 2

1 1 1 + √𝑥

2 4 x x1 x

GAMBAR 5 3. Aproksimasi luas jalur ∆𝐴1 ≈ (1 + √𝑥)∆𝑥

4. Jumlahkan : A ≈ ∑(1 + √𝑥)∆𝑥

4
6. Ambil limitnya A = ∫0 (1 + √𝑥)

3
Setelah kita pahami, kita kita dapat menyikatnya menjadi

y ∆𝑥 3 langkah yaitu potong – potong (slice), aproksimasi

3 integralkan.

2 Dalam proses ini ∑ … ∆𝑥 berubah menjadi ∫ … . 𝑑𝑥

1 1 + √𝑥 Gambar 6 menunjukkan proses yang telah dipersingkat itu

untuk soal yang sama.

X 4 ∆𝑥 ≈ (1 + √𝑥)∆𝑥
𝟒
GAMBAR 6 A = ∫𝟎 ≈ (1 + √𝑥)𝑑𝑥

DAERAH ANTARA DUA KURVA. Tinjaulah kurva kurva y = f(x) dan y = g(x) dengan
g(x) < x < b. Kkurva ini dan selang itu membatasi daerah yang terganbar pada 7. Digunakan cara
; potong, aproksimasi, integralkan, untuk menentukan luas daerah.

Y y = f(x)

F(x) – g(x) ∆𝐴 ≈ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]∆𝑥

𝑏
A = ∫𝑎 [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥

Y = g(x)

A b x

GANBAR 7

4
F(x) – g(x) adalah tinggi jalur potong yang benar:; walaupun kurva g berada di sebelah bawah
sumbu x. Ini berarti g(x) negatif.; jadi mengurangi dengan g(x) berarti menjumlahkan dengan
bilangan positif .

CONTOH 5 . Tentukan luas daerah antar kurva y = 𝑥 4 dan y = 2x - 𝑥 2

Penyelesaian. Pertama tentukan titik potong kurva kurva tersebutdan kemudian


mengggambarkannya. Setelah itu cari akar – akar persamaan 2x - 𝑥 2 = 𝑥 4 , suatu persamaan
berderajat empat, yang biasanya mudah terpecahkan. Akantetapi, tampak bahwa x = 0 dan x = 1,
adalah dua diantara akar – akarnnya.

y = 𝑥4

y = 2x - 𝑥 2

∆𝐴 ≈ [2x − 𝑥 2 − 𝑥 4 ]∆𝑥
1
2x − 𝑥 2 − 𝑥 4 A = ∫0 [2x − 𝑥 2 − 𝑥 4 ] 𝑑𝑥

1 2 x

setalah itu hitung integralnya :

1
1 𝑥3 𝑥5
∫0 [2x − 𝑥 2 − 𝑥 4 ] = [𝑥 2 − 3
− 5
]
0

1 1
=1-3− 5

7
= 15

CONTOH 6Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh parabol 𝑦 2 = 4x dan garis 4x – 3y = 4
5
Penyelesaian : pertama tentukan titik potong;parabol dan garis kordinat y dari titik – titik ini
dapat dioeroleh penulisan persamaan yang kedua sebagai 4x = 3y + 4, kemudian dua ungkapan
untuk 4x disamakan .

y (4,4)

4 y 2 = 3y + 4

3 y 2 = 4x 4x – 3y = 4 y 2 – 3y – 4 =0

2 (y – 4)(y +1) = 0

1 y = 4, -1

1 2 3 4 dengan demikian titik titik potong tersebut

Gambar 9 adalah (4,4) dan (1, -1). Daerah yang harus

dicari luasnya dapat dilihat dari gambar.

Suatu penyelesaaian yang jauh lebih sederhana ialah memotong daerah daerah menjadi jalur
jalur yang datar. Dalam hal ini kita dapat menggunakan y sebagai variabel dalam integral, dan
bukan x. Perhatikan bahwa jalur – jalur yang datar itu selalu bermula pada parabol (n di sebellah
kiri) dan berakhhir pada garis ( di sebelah kanan)

y2
y y 2 = 4 atau x = 4

4 y 2 = 3y + 4
3𝑦+4 y 2
3 - 4x – 3y = 4
4 4

3𝑦+4
2 x = 4

1 2 3 4

Gambar 10
6
3𝑦+4 y2 𝟒 3𝑦+4 y2
∆𝑨 ≈ [ − ] ∆𝒚 A = ∫−𝟏 [ − ] 𝒅𝒚
4 4 4 4

𝟒 3𝑦+4− 𝑦 2 1
A = = ∫−𝟏 [ ] 𝒅𝒚 = (3𝑦 + 4 − 𝑦 2 ) dy
4 4

𝟒
1 3𝑦 2 𝑦3
= 4[ + 4y − ]
2 3 −𝟏

64 3 1
= [(𝟐𝟒 + 𝟏𝟔 − ) − (2 𝑏 − 4 + 3)]
3

125
= = 5, 21
24

Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu integran yang menyangkut penjaluran datar
mengandung y, bukan x; dan untuk memperoleh inttegran, kita nyatakan x masing – masing
dengan y dari dua persamaan yang diketahui. Kemudian kurangkan dengan nilai x yang
lebih kcecil ( kurva kiri) dari nilai x yang lebih besar (kurva kanan).

JARAK DAN PERPINDAHAN. Pandang suatu benda bergerak sepanjang garis lurus dengan
𝑏
kecepatan v(t) dan pada saat t. Bila v(t) >/0 maka ∫𝑎 𝑣(𝑡)𝑑𝑡 menyatakan jarak yang ditempuh
dalam selang waktu a < t < b. Namun v(t) dapat bernilai negatif ( yang berarti bahwa benda itu
bergerak dalam arah sebaliknya) maka,

𝑏
∫𝑎 𝑣(𝑡)𝑑𝑡 = 𝑠(𝑏) − 𝑠(𝑎)

Menyatakan perpindahan benda itu, yang berarti jarak lurus dari tempat berangkat s(a) ke
tempat akhir s(b). Untuk mendapatkan jarak keseluruhanyang ditempuh bendaselama a < t < b,
𝑏
kita harus menghitung ∫𝑎 |𝑣(𝑡)|𝑑𝑡, luas daerah antara kurva kecepatan dan sumbu t.

7
B. Volume Benda dalam Bidang : Lempengan, Cakram, dan Cincin

Dalam setiap kasus, benda akan diperoleh dengan cara menggerakkan suatu daerah pada bidang
sejauh h dengan arah yang tegak lurus pada daerah tersebut. Dalam tiap kasus, volume benda
ditentukan sebagai luas A, daerah alas, dikalikan dengan tinggi h, yakni :

V=A.h

Perhatikanlah sebuah benda yang bersifat bahwa penampang – penampang tegak lurusnya pada
suatu garis tertenyu memiliki luas tertentu. Misalnya garis tersebut adalah sumbu x dan andaikan
bahwa luas penampangnya di x adalah A(x) dengan a < x < b. Selang [𝑎, 𝑏] dibagi dengan titik
bagi a = x0< x1 < x2 ... xn = b. Melalui titik itu, lukis bidang tegak lurus pada smbu x. Dengan
demikian, diperoleh pemotongan benda menjadi lempengan yang tipis – tipis. Volume ∆𝑉𝑖 suatu
lempeng dapat dianggap sebagai volume tabung, yaitu :

∆𝑉𝑖 ≈ 𝐴( ̅̅̅̅
𝑥1 )∆𝑥𝑖

Dan volume V dapat diproksimasi dengan jumlah Rieman

V ≈ ∑𝑛𝑖=1 𝐴( 𝑥̅𝑖 ) ∆𝑥𝑖

Gambar 2

Apabila norma artisi ditujukan ke nol, kita memperoleh suatu integral tentu; integral
didefenisikan sebagai volume benda.

𝑏
V = ∫𝑎 𝐴(𝑥)𝑑𝑥

8
BENDA PUTAR : METODE CAKRAM apabila sebuah daerah rata, yang terletak
seluruhnya pada satu bagian bidang yang terbagi oleh sebuah garis lurus tetap, .diputar
mengelilingi garis tersebut, daerah iitu akan membentuk sebuah benda putar. Garis yang tetap
tersebut dinamakan sumbu putar

Contohnya, apabila daerah yang dibatasi oleh setengah lingkaran dan garis setengahnya,
mengelilingi garis tengah itu, maka daerah tersebut akan membentuk sebuah bola. Apabila
daerah segitiga diputar mengelilingi salah satu kakinya, daerah itu akan membentuk sebuah
kerucut(gambar 4). Apabila sebuah daerah lingkaran diputar mengelillingi sebuah garis pada
bidang lingkaran itu yang tidak memotongnya (Gambar 5), maka di peroleh sebuah torus(ban).
Dalam tiap hal ini, volume benda – benda itu dapat disajukan sebagai suatu integral tentu.

CONTOH 1 Tentukan volume benda putar yang dibentuk oleh daerah R yang dibatasi oleh
kurva y = √𝑥, sumbu x dan garis x = 4 apabila R diputar mengelilingi sumbu x.

Penyelesaian. Pada bagian kiri gambar 6 kan terlihat daerah dengan sebuah jalur pemotongan.
Apabila R diputar mengelilingi sumbu x, daerah itu akan membentuk sebuah cakram yang
9
volumenya a ∆𝑉 dapat kita aproksimasi dengan volume sebuah tabung dengna tinggi a ∆𝑥𝑖 dan
2
dengan jari – jari alas ∆𝑉 ≈ 𝜋(√𝑥) ∆𝑥, volume tabung ini adalah 𝜋𝑟 2 ℎ. Apabila volume tabung
– tabung ini dijumlahkan ddan di integralkan, maka

4
4 𝑥2 16
V = 𝜋 ∫0 𝑥 𝑑𝑥 = 𝜋 [ 2 ] = 𝜋 = 8 𝜋 ≈ 25, 13
2

CONTOH 2 Tentukan volumeputar yang terbentuk apabila daerah yang dibatasi oleh kurva y
= 𝑥 2 , sumbu y dan
garis y = 3 diputar
mengelilingi sumbu
y. (Gambar 7)

Penyelessaian Dalam kasus ini, lebih mudah y digunakan sebagai variabel pengintegralan.
2
Perhatikan bahwa y = 𝑥 3 setara dengan x = 3√𝑦 dan ∆𝑉 ≈ ( 3√𝑦) ∆𝑦 maka,

3 3 3 3
9 √9
V = 𝜋 ∫0 𝑦 2⁄3 dy = 𝜋 [5 𝑦 5⁄3 ] = 𝜋 ≈ 11,76
0 5

METODE CINCIN ada kalanya apabila sebuah benda puta


kita potong – potng tegak lurus pada sumbu putarnya, kita
memperoleh sebuah cakram yang ditengah tengahnya ada

10
lubangnya. Daerah demikian kita sebut cincin. Gambar 8

CONTOH 3 Tentukan volume benda putar apabila daerah yang dibatasi ole parobol parabol y =
𝑥 2 dan 𝑦 2 = 8𝑥 diputar mengelilingi sumbu –x.

Penyelesaian menggunakan metode potong enjadi jalur – jalur, kemudian diproksimasi, dan
akhirnya di integralkan

2
2 8𝑥 2 𝑥5 48𝜋
V = 𝜋 ∫0 (8𝑥 − 𝑥 4 )dx = 𝜋 [ − ] = ≈ 30, 16
2 5 0 5

CONTOH 4 Daerah setegah lingkaran yang dibatasi oleh kurva x = √4 − 𝑦 2 dan sumbu y
diputar mengelilingi garis x = -1. Susunlah integralkan yang merumuskan volume benda putar
itu.

Penyelesaian Jari – ari cincin adalah √4 − 𝑦 2 + 1, sedangkan jari – jari dalam adalah 1. Integral
yang bersangkutan dapat di sederhanakan. Bagian yang terletak diatas sumbu x, volumenya sama

11
dengan bagian yang dibawah sumbu x. Jadi kita cukup mengintegralkan anatara 0 dan 2
kemudian hasilnya dikaliakan dua. Kita peroleh :

2
V = 𝜋 ∫−2[(1 + √4 − 𝑦 2 ) − 1]dy

2
= 2𝜋 ∫−2[(2 + √4 − 𝑦 2 ) + 4 − 𝑦 2 ]

C. Volume Benda Putar Kulit Tabung

Sebuah kulit tabung adalah sebuah benda yang dibatasi oleh dua tabung lingkaran tegak yang
sumbu simetrinya berimpit. Apabila jari – jari tabbung dalam adalah r1 dan jari jari tabung luar
adalah r2, sedangkan tinggi tabung adalah h, maka volume tabung adalah

V = (luas) (alas)

= (𝜋𝑟22 – 𝜋𝑟12 ) ℎ

= 𝜋(r2 + r1)(r2 – r1)

𝑟2+𝑟1
=2𝜋( ) ℎ (𝑟2 − 𝑟1)
2

Sehingga

V = 2 𝜋 x (jari – jari rata) x (tinggi) x 9tebal)

= 2𝜋 rh

Contoh :

Daerah yang dibatasi oleh garis y + (r/h)x, sumbu x dan garis x = h diputar mengelilingi
sumbu x. diperoleh sebuah kerucut (diandaikan r > 0, h > 0). Tentukan volume kerucut itu
dengan menggunakan metode cakram dan metode kulit tabung

Penyelesaian (metode cakram )

12
𝑟2 ℎ 𝑟2 𝑥3 ℎ 𝜋𝑟 2 1
V = 𝜋 ℎ2 ∫0 𝑥 2 dx = 𝜋 ℎ2 [ 3 ] = 3ℎ2 = 3 𝜋𝑟 2 ℎ
0

(metode kulit tabung)

𝑟 1 𝑦2 𝑦3 𝑟
V = 2𝜋h ∫0 ( 𝑦 − 𝑟 2 ) dy = 2𝜋h [ 2 − ]
𝑦 3𝑟 0

𝑟2 𝑟2 1
= 2𝜋h [ 2 − ] = 3 𝜋𝑟 2 ℎ
3

Sudah barang tentu kedua metode di atas harus mmenghasilkan rumus volume kerucut
yang kita kenal sejak lama.


∆v = 2𝜋y (h - 𝑟 y) ∆y

𝑟 ℎ
V = ∫0 2𝜋y (h - 𝑟 y) dy

CONTOH :

Bentuklah sebuah integral untuk volume benda yang terbentuk apibala daerah R yang ada
pada gambar 7 diputar mengelilingi: a. sumbu x; b. sumbu y; c. garis y = -1 dan d. garis x = 4

Penyelesaian :

a. Metode cakram
∆v ≈ ( 3 + 2x + 𝑥 2 ) ∆y
3
V = ∫0 ( 3 + 2𝑥 + 𝑥 2 )2 dx
b. Metode tabung kulit
∆v ≈ 2𝜋x( 3 + 2x + 𝑥 2 ) ∆x
3
V = 2𝜋 ∫0 𝑥( 3 + 2𝑥 + 𝑥 2 )dx
c. Metode cincin
∆v ≈ 𝜋[4 + 2x - 𝑥 2 ]2 - 12 ] ∆x
3
V = 𝜋 ∫0 [( 4 + 2x - 𝑥 2 )2 - 12 ] dx
d. Metode kulit tabung
∆v = 2𝜋 ( 4 – x ) (3 + 2𝑥 + 𝑥 2 ) dx
3
V = 2𝜋 ∫0 ( 4 – x ) (3 + 2𝑥 + 𝑥 2 ) dx

13
(Bab yang dikerjakan oleh ANNISA REZEKIKA SIREGAR)

D. panjang kurva pada bidang ( kurva rata )

Berapkah panjang kurva spiral yang tampak pada gambar 1 ? kalu spiral tersebut berupa
benang atau pegas, kita dapat menariknya sehingga berupa garis lurus dan kemudian
mengukur panjangnya dengan penggaris. Oleh karena kurva tersebut adalah grafik sebuah
persamaan, maka cara mengukur panjangnya akan dilakukan dengan metode yang agak
berlainan.

Gambar dari grafik y = sin x, 0 ≤ x ≤ 𝜋, adalah sebuah kurva rata( kurva yang terletak
seluruhnya pada sebuah bidang) (gambar 2). Begiru pula grafik dari fungsi x = 𝑦 2 , -2, ≤ y ≤
2 (gambar 3). Dalam dua kasus ini kurva itu adalah adalah grafik sebuah fungsi. Dalam
contoh pertama fungsinya berbentuk y = f(x), dan dalam contoh kedua fungsi itu berbentuk x
= g(y). grafik yang berupa spiral adalah dari sebuah fungsi yang tidak termasuk jenis pertama
maupun jenis kedua.

CONTOH 1

Gambarlah sebuah kurva persamaan parameternya adalah x = 2t + 1, y = 𝑡 2 - 1, 0 ≤ t ≤ 3.

Penyelesaian

Kita susun daftar nilai variabel t. x. dan y. kemudian kita gambarkan pasangan terurut (x,y)
dan akhirnya kita hubungkan titik-titik tersebut sesuai dengan arah naiknya nilai t, seperti
tampak pada gambar 5.

Definisi
Sebuah kurva rata disebut mulus apabila kurva itu ditentukan oleh persamaan-persamaan x = f(t),
y = g(t), a ≤ t ≤ b, dengan ketentuan bahwa turunan-turunan 𝑓 ′ dan 𝑔′ adalah kontinu pada [a,b]
sedangkan 𝑓 ′ (t) dan 𝑔′ (t) tidak bersama-sama nol di selang (a,b).

Kita gunakan istilah mulus, untuk menggambarkan sifat

Kita buat sutau partisi pada selang [a,b] menjadi n selang bagian dengan titik-titik

a = 𝑡0 <𝑡1 <𝑡2 < … 𝑡𝑛 = b

pembagian ini mengakibatkan pula bahwa kurva kita akan terbagi oleh titik-titik 𝑄0 , 𝑄1 ,
𝑄2 , … 𝑄𝑛−1, 𝑄𝑛 seperti diperlihatkan pada gambar

kemudian kita oproksimasi kurva itu dengan segi banya,

14
∆ 𝑤𝑖 = √(∆𝑥𝑖 )2 + √(∆𝑦𝑖 )2

= √[𝑓 (𝑡𝑖 ) − 𝑓(𝑡𝑖−1 )]2 + √[𝑔(𝑡𝑖 ) − 𝑔(𝑡𝑖−1 )]2

Dengan menggunakan teorema nilai rata untuk turunan, kita mengetahui adanya titik-titik
𝑡𝑖 dan 𝑡𝑖 dalam selang (𝑡𝑖−1 , 𝑡𝑖 ) sehingga

f(𝑡𝑖 ) – f(𝑡𝑖−1 ) = 𝑓 ′ (𝑡𝑖 ) ∆𝑡𝑖


g(𝑡𝑖 ) – g(𝑡𝑖−1) = 𝑔′ (𝑡𝑖 ) ∆𝑡𝑖

dengan ∆𝑡𝑖 = 𝑡𝑖 - 𝑡𝑖−1 , maka

∆ 𝑤𝑖 = √[𝑓 ′ (𝑡𝑖 )∆𝑡𝑖 ]2 + [𝑔′ (𝑡𝑖 ) ∆𝑡𝑖 ]2

= √[𝑓 ′ (𝑡𝑖 )]2 + [𝑔′ (𝑡𝑖 )]2 ∆𝑡𝑖

Dan panjang segi banyak adalah

∑𝑛𝑖=1 ∆ 𝑤𝑖 = ∑𝑛𝑖=1 √[𝑓 ′ (𝑡𝑖 )]2 + [𝑔′ (𝑡𝑖 )]2 ∆𝑡𝑖

Jumlah di ruas kanan ini, serupa dengan jumlah reimann, kesulitan yang kita alami ialah
bahwa 𝑡𝑖 dan 𝑡𝑖 , tidak melukisakan titik yang sama. Akan tetapi, dapat dibuktikan bahwa hal
tersebut tidak dipengaruhi hasil apabila ditarik limitnya. Sehingga kita dapat mendefinisikan
panjang L kurva sebagai limit bentuk di atas. Apabila norma partisi menjadi nol. Jadi,

𝑏 𝑏 𝑑𝑥 𝑑𝑥
L= ∫𝑎 √[𝑓 ′ (𝑡𝑖 )]2 + [𝑔′ (𝑡𝑖 )]2 ∆𝑡𝑖 𝑑𝑡 = ∫𝑎 √( 𝑑𝑡 )2 + √( 𝑑𝑡 )2 dt

Ada dua kasus yang menarik perhatian. Apabila persamaan kurva itu adalah y = f(x), a ≤ x
≤ b , maka bentuk terakhir menjadi

𝑏 𝑑𝑥
L = ∫𝑎 √1 + ( 𝑑𝑡 )2 dx

Apabila diketahui persamaan x = g(x), dengan c ≤ y ≤ d, rumus tersebut menjadi

𝑑 𝑑𝑥
L = ∫𝑐 √1 + ( 𝑑𝑡 )2 dy

Apabila rumus-rumus itu digunakan untuk menghitung panjang lingkaran dan panjang
ruas-ruas garis, hasil-hasilnya tentunya hasur sesuai dengan apa yang telah kita ketahui. Kalau
demikian, marilah kita tinjau contoh berikutnya.

15
CONTOH 2

Tentukan keliling lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2

Penyelesaian

Pers. Lingkaran kita tulis dalam bentuk parameter : x = a cos t, y = a sin t, 0 ≤ t ≤ 2𝜋.
Sehingga dx/dt = - a sin t, dy/dt = a cos t. dengan menggunakan rumus yang pertama kita
peroleh

2𝜋 2𝜋
L = ∫0 √𝑎2 𝑠𝑖𝑛2 𝑡 + 𝑎2 𝑐𝑜𝑠 2 𝑑𝑡 = ∫0 𝑎 𝑑𝑡 = [at]2𝜋
0 = 2𝜋𝑎

CONTOH 3

Buatlah grafik kurva yang terbentuk secara parametris oleh x = 2 cos t, y = sin t, 0 ≤ t ≤ 𝜋,
kemudain cari panjangnya.

Penyelesaian

Pertama kali membuat tiga kolom tabel nilai

T X Y
0 2 0
𝜋/6 √3 2
𝜋/3 1 2√3
𝜋/2 0 4
2𝜋/3 -1 2√3
5𝜋/6 −√3 2
𝜋 -2 0

Panjang L dari kurva di berikan oleh :


𝜋 𝜋
L = ∫0 √(−2 sin 𝑡)2 + (4 cos 𝑡)2 𝑑𝑡 = 2 ∫0 √𝑠𝑖𝑛2 𝑡 + 4 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡 𝑑𝑡

𝜋
= 2 ∫0 √1 + 3 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡 𝑑𝑡

16
(Bab yang dikerjakan oleh NATALIA TAMPUBOLON)

E. Luas Permukaan Benda Putar

Apabila sebuah kurva yang terletak pada sebuah bidang diputar mengelilingi sebuah garis
pada bidang itu, makakurva tersebut membentuk suatu permukaan benda putar. Tunjuan kita
ialah menentukan luas permukaan itu.

Kita akan mencari rumus untuk luas permukaan kerucut terpacung. Sebuah kerucut
terpacung adalah bagian kerucut yang terletak antara dua bidang yang tegak lurus pada
sumbu kerucut. Apabila jari-jari lingkaran alas nya adalah 𝑟1 dan jari-jari lingkaran alas
adalah 𝑟2 sedangkan l panjang ruas garis pada pembangun kerucut antara dua lingkaran, maka
luas selimut kerucut terpacung itu adalah
𝑟1 + 𝑟2
A=2𝜋 ( )l = 2 𝜋 (jari-jari rata) x rusuk
2

Rumus ini dapat ditentukan dengan menggunakan luas daerah lingkaran

PEMUTARAN MENGELILINGI SUMBU X

Andaikan x = f(t), y = g(t) a ≤ t ≤ b, adalah persamaan kurva licin pada kuadran pertama (
dan kedua) bidang xy. Kita buat sebuah partisi dari selang [a,b], dengan membandingkan n
selan bagian oleh titik-titik a = 𝑡0 <𝑡1 < …<𝑡𝑛 = b, dengan demikian kurva juga terbagi atas n
bagian. Andaikan ∆𝑠𝑖 panjang kurva bagian ke- i dan andaikan 𝑦𝑖 , koordinat y sebuah titik
pada bagian ini. Apabila kurva itu diputar mengelilingi sumbu x, ia akan membentuk suatu
permukaan di bagian ∆𝑠𝑖 itu akan membentuk permukaan pada bagiannya. Luas dari bagian
ini dapat dihampiri oleh luas sebuah kerucut terpacung, yaitu 2 𝜋𝑦𝑖 ∆𝑠𝑖 . rumus di dalam
persegi panjang.
∗∗
A = lim ∑𝑛𝑖=1 2 𝜋𝑦𝑖 ∆𝑠𝑖 = ∫∗ 2 𝜋𝑦 𝑑𝑠
[𝑝]→0

Dengan menggunakan rumus untuk A tersebut diatas, kita harus member arti yang tepat
pada y, ds dan batas-batas pengintegralan * dan **. Apabila permukaan itu terbentuk oleh
sebuah kurva y = f(x), a ≤ x ≤ b, yang diputar mengelilingi sumbu x, maka kita peroleh untuk
luasnya :

∗∗ 𝑏
A = 2𝜋 ∫∗ 𝑦 𝑑𝑠 = 2𝜋 ∫𝑎 𝑓(𝑥) √1 + [𝑓 ′ (𝑥)]2 𝑑𝑥

Contoh 1

17
Tentukan luas permukaan benda putar apabila kurva y =√𝑥 , 0 ≤ x ≤ 4, diputar
mengelilingi sumbu x.

Penyelesaian

Kita peroleh berturut-turut f(x) = √𝑥 dan 𝑓 ′ (x) = 1/(2√𝑥). Jadi

4 1 4 4𝑥+1
A = 2𝜋 ∫0 √𝑥 √1 + 𝑑𝑥 = 2𝜋 ∫0 √𝑥 √ dx
4 4𝑥

4 1
= 𝜋 ∫0 √4𝑥 + 1 dx = [𝜋. 4 . (4x + 1)3/2 ]40

𝜋
= 6 (173/2 - 13/2 ) ≈ 36,18

Apabila persamaan kurva yang bersangkutan diketahui dalam bentuk parameter x = f(t), y
= g(t) a ≤ t ≤ b, maka rumus untuk permukaan menjadi

∗∗ 𝑏
A = 2𝜋 ∫∗ 𝑦 𝑑𝑠 = 2𝜋 ∫𝑎 𝑔(𝑡) √1 + [𝑓 ′ (𝑥)]2 + [𝑔′ (𝑡)]2 dt

F. kerja

Dalam fisika kita tahu bahwa apabila suatu benda bergerak sejauh d sepanjang suatu
garis, sedangkan ada gaya F yang kostan yang menggerakkan benda itu dengan satu arah yang
sama dengan arah gerak benda tersebut, maka kerja W yang dilakukan oleh gaya tadi adalah

W = F.d

Apahila satuan untuk F adalah pon, satuan jarak adalah kaki maka satuan kerja adalah
kaki-pon. Apabila gaya diukur dengan satuan dyne (yaitu gaya diukur dengan percepatan 1
sentimeter tiap detik per detik dan jarak dengan satuan sentimeter, maka satuan kerja adalah
dyne-sentimeter atay erg. Misalnya, seorang mendorong gerobak dengan gaya konstan yang
dilakukannya adalah 150 x 20 = 3000 kaki-pon. Seorang wanita mengangkat benda seberat 2
newton pada jarak 3 meter menghasilkan kerja = 2 x 3 = 6 joule.

Di dalam praktek pada umumnya gaya itu tidak konstan. Andaikan benda digerakkan
sepanjang sumbu x dari titik x = a ke titik x = b. andaikan gaya yang menggerakkan benda
yang berada di sumbu x adalah F(x) dengan F sebuah fungsi yang kontinu. Berapakah kerja
metode potong-potong, aproksimasi, integralkan. Dalam hal ini, kita harus mengartikan
potong-potong sebagai mempartisikan selang [a,b] menjadi selang-selang bagian, aproksimasi

18
di sini berarti bahwa selang [x, x + ∆𝑥 ]; gay adalah konstan dengan nilai F(x) sehingga kerja
yang dilakukan adalah F(x) ∆𝑥, integralkan berarti jumlahkan semua kerja pada masing-
masing ∆𝑥 dan kemudian ditarik limitnya dengan membuat ∆𝑥 menuju nol.

∆𝑊 ≈ F(x) ∆𝑥

𝑏
W = ∫𝑎 𝐹(𝑥) dx

Kerja yang dilakukan untuk menggerakkan benda dari a ke b adalah

𝑏
W = ∫𝑎 𝐹(𝑥) dx

APLIKASI PADA PEGAS

Dengan menggunakan hukum hooke yang berlaku dalam fisika, gaya F(x) yang diperlukan
untuk menarik (atau menekan) pegas sejauh x satuan dari keadaan alami adalah F(x) =kx

CONTOH 1

Apabila panjang alamai pegas adalah 10 inci dan apabila diperlukan gaya 3 pon untuk
menarik dan menahannya sejauh 2 inci, tentukan kerja yang diperlukan untuk menarik pegas
itu sejauh 15 inci dari keadaan alami.

Penyelesaian

Menurut hukum hooke gaya F(x) yang diperlukan untuk menarik pegas sejauh x inci dalah
F(x) = kx. Untuk menghitung konstanta k pada pegas khusus ini, kita lihat bahwa F(2) = 3.
3 3
Jadi k.2 =3, atau k = 2, dan selanjutnya F(x) = 2 x

Apabila pegas dalam keadaan alami sepanjang 10 inci, x = 0; apabila pegas panjangnya 15
inci, x = 5. Sehingga kerja yang diperlukan untuk menarik pegas itu adalah

53 3 𝑥2 5 75
W = ∫0 x dx = [ . ] = = 18,75 inci-pon
2 2 2 0 4

APLIKASI PADA POMPA CAIRAN

Untuk memompa air dari sebuah tangki diperlukan kerja. Berpakah banyak kerja ini?

19
Contoh: sebuah tangki yang berbentuk kerucut lingkaran tegak (gambar 5) penuh
dengan air. Apabila tinggi tangki 10 kaki dan jari-jari lingkarn atas 4 kaki, tentukan lah kerja
yang diperlukan untuk memompa air (a) sehingga sampai tepi tangki, (b) sehingga mencapai
10 kaki diatas tepi tangki.

Penyelesaian:

(a) kita gunakan prinsip dasar . letakkanlah tangki dalam suatu sistem koordinat. Buatlah
sketsa yang berdimensi tiga dan juga sebuah sketsa penampung dimesi dua. Andaikan air
dimasukkan kedalam kerucut-kerucut terpancung (horiontal); air ini harus diangkat sehingga
mencapai tepi tangki. Sebuah kerucut yang terpancung itu dengan tinggi y yang berjarak y
dari puncak kerucut, memiliki jari-jari alas 4y/10. Sehingga volumeya kira-kira (4y/10)2 y dan
berat nya kira-kira ᵟπ( 4y/10 )2 ∆y, dengan ᵟ = 62, -1 Adalah kepadatan air dalam satuan pon
tiap kaki kubik. Gaya yang diperlukan untuk mengangkut air tersebut adalah sama dengan
beratnya dan harus diangkat sejauh 10-y. Jadi kerjanya ∆w yag diperlukan, kira-kira adalah

∆W = (gaya).(jarak) ≈ ᵟπ ( 4y / 10 )2 ∆y . ( 10 - y )

W = ᵟπ 4/25 ∫100 ( 10y2 – y3) dy

= ( 4π)( 62,4) / 25 [ 10y3 / 3 – y4/y ]10 ≈ 26,138 kaki-pon

(b) seperti dalam (a). Sekarang air didalam kerucut terpancung harus diangkat 20 – y,
bukan 10 – y sehingga

W ꞊ ᵟπ ∫10 ( 4y / 10 )2 ( 20 – y ) dy ꞊ 4ᵟπ / 25 ∫10 ( 20y2 – y3 ) dy

꞊ 4(62,4)(π) / 25 [20y3/3 – y4/4 ]10 ≈ 130,690 kako-pon

G. GAYA CAIRAN (FLUIDA)

Tangki yang tampak diisi denga fluida dengan kepadatan ᵟ seyinggi h . maka gaya pada
sebuah persegi panjang datar dengan luas A yang terletak pada dasar tangki, sama dengan
berat kolam cairan yang terletak tepat diatas persegi panjang. Menurut ahli fisika perancis
blaise pascal (1623-1662), tekanan = (gaya pada tiap satuan luas) dari cairan yang sama
besarnya dari arah mana pun. Jadi tekanan pada semua titik sebuah permukaan sama
besarnya, tidak perduli apakah permukaan itu datar, tegak atau miring, asalkan titik-titik yang
bersangkutan berada pada kedalaman yang sama.

20
Contoh :

Pandang salah satu tepi tegak dari tangki. Andaikan tangki diisi dengan air (ᵟ ꞊ 62,4 pon
tiap kaki kubik) dengan kedalaman 5 kaki .hitunglah gaya total yang bekerja pada tepi
tersebut.

Penyelesaian:

Gambarlah sistem koordinat pada tepi tangki kemiringan sisa kanan adalah 3, sehingga
persamaannya adalah y-0 = 3(x-8) atau x=1/3y+8. Gaya pada sebuah persegi panjang datar
pada kedalaman 5-y adalah hampir sama dengan ᵟhA = ᵟ(5-y)(1/3y+8)∆y.

Sehingga:

F= ᵟ∫5 ( 40 – 19/3y – 1/3y2 ) dy ꞊ ᵟ [ 40y – 19/6y2 – 1/9y3 ]5

= 62,4 ( 200 – 475/6 – 125/9 ) ≈ 6673 pon

H. MOMEN, PUSAT MASSA

Andaikan ada dua massa, masing-masig sebesar m1dan m2 yang diletakkan pada papan
berimbang dan berjarak dan berjarak d1 dan d2dari titik penyangga pada bagian – bagian yang
berbeda. Papan tersebut akan seimbang jika dan hanya jika d1m1 = d2m2.

Suatu model sistematis yang baik, diperoleh apabila papan tersebut kita letakkan pada
suatu sistem badmil yang titik asalnya kita impitkan dengan titik penyangga papan. Maka
koordinat x1 dari m1 adalah x1 = -d1 dan dari m2 adalah x2=d2.

Contoh :

Diketahui massa sebesar 4,2,6 dan 7 pon pada posisi 0,1,2 dan 4 terhadap suatu sistem
koordinat pada sumbu x.

Penyelesaian:

X = (0)(4) + (1)(2) + (2)(6) + (4)(7) / 4+2+6+7 = 42/19 ≈ 2,21

21
Ini cocock dengn perasaan kita bahwa x = 2,21 letaknya diseblah kanan titik asal.

22

Anda mungkin juga menyukai