SKOR NILAI :
NIK : 3213131044
September, 2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan
tugas critical book review ini . Atas Rahmat,Taufik, dan Hidayahnya. Tidak lupa juga saya
berterima kasih kepada Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si . Selaku dosen pengampu mata
kuliah Kepemimpinan.
Penulis sangat berharap semoga critical book review ini bermanfaat untuk menambah
ilmu dan pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya kekurangan dalam tugas
ini dan jauh dari harapan penulis. Oleh karena itu mengingat tidak ada saran yang
membangun, tidak ada yang sempurna, oleh karena itu penulis berharap dapat
memberikan kritik, saran dan saran untuk perbaikan kedepannya.
Semoga tugas sederhana ini dapat dimengerti oleh siapa pun yang membacanya. Jika
laporan yang disiapkan bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca. Sebelumnya
penulis meminta maaf atas kesalahan kata yang kurang menyenangkan, dan meminta
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................i
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan .................................................................................................................................25
4.2.Saran .............................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Adapun latar belakang penulis dalam mengkritik buku ini ialah untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Kepemimpinan , serta sebagai acuan penambah wawasan tentang
bagaimana mengulas sebuah buku.
1.2.Tujuan Penulisan
Critical Book Review ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah
satu tugas individu mata kuliah Kepemimpinan pada jurusan Pendidikan Geografi di
Universitas Negeri Medan.
1.4.Identitas Buku
1.BUKU UTAMA
3.BUKU PEMBANDING 2
2
BAB II
2.1.Buku Utama
3
c) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
Selalu menerima saran dan tanggapan dari bawahan saat rapat dan forum lainnya.
Ini dibuktikan dengan selalu membuka sesi atau bagian tanya jawab dalam
pelaksanaan musyawarah badan mufakat yang dilakukan sehinggga apapun hasil
dari rapat atau musyawarah tersebut dapat diterima dengan baik oleh semua
anggota rapat tersebut dan tidak ada kesan yang menjurus pada pemaksaan
kehendak yang dilakukan oleh kepala madrasah ataupun tidak terjadi
pengambilan keputusan secara sepihak.
d) Interaksi aktif antara pimpinan dan pegawai serta antar pegawai itu sendiri.
e) Selalu melakukan musyawarah dan mufakat, dan tidak pernah mengambil
keputusan secara sepihak. Sehingga komunikasi yang terjalin terjadi secara timbal
balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.
Ini merupakan sebuah budaya baru yang diterapkan oleh kepala madrasah
sebagai pemegang otorias tertinggi di madrasah.
f) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara wajar
Memberikan teguran yang membangun dari tidak menyakiti hati bawahan,
contohnya jika ada bawahan yang terlambat tidak langsung ditegur dengan keras
tetapi diberikan pengertian dan pembinaan yang membangun sehingga bawahan
tidak sakit hati dan dapat dengan mudah memperbaiki kesalahannya dengan baik.
g) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
Kepala madrash selalu memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
menyampaikan prakarsa sehingga gagasan cermerlang tidak hanya lahir dari
pemimpin. Sehingga dengan adanya saran tersebut mungkin ada hal-hal yang
terlewatkan dan dilupakan oleh kepala madrasah dapat dilakukan secara
bersama-sama dengan langkah-langkah yang efektif.
h) Peluang sangat terbuka lebar bagi para pegawai dalam memberikan saran atau
opini; Pekerjaan yang ditugaskan kepada pegawai tidak bersifat perintah,
melainkan amanat.
i) Selalu menerima saran dan tanggapan dari bawahan saat rapat dan formum
lainnya. Sehingga bawahan merasa dihargai dan ditanggapi dalam penyampaian
4
gagasan dan masukan kepada pemimpin. Dan yang paling besar efek yang
dirasakan pada sikap ini adalah terjalin sifat saling menghargai dari semua
komponen yang ada di madrasah.
j) Saling percaya, menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan
oleh pimpinan maupun pegawai.
k) Percaya dan menghormati semua yang dilakukan oleh bawahan sehingga
bawahan tidak pernah takut menyampaikan gagasan. Kepercayaan yang dibangun
ini akan melahirkan sifat percaya diri bagi pemimpin sehingga bawahan tidak
risih atau sungkan untuk melakukan tugas dan fungsinya dalam madrasah.
A. Struktur Organisasi
Struktur merupakan sebuah korelasi antara fungsi dalam organisasi. Dengan kata lain,
struktur organisasi ialah hubungan antar karyawan serta tugas dan fungsi mereka
sebagai personel kelompok pelaksana.
Struktur organisasi yang bermutu harus memenuhi syarat dan berdaya guna. Struktur
yang memenuhi syarat merujuk pada satuan organisasi yang melaksanakan peranannya
secara disiplin.
Disisi lain, struktur yang berdaya guna merupakan organisasi yang mampu mencapai
analogi terunggul antara usaha dan hasil dalam melakukan peranannya.
5
2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan atau jabatan anggota organisasi
dapat membantu koordinasi dan hubungan yang disebabkan oleh munculnya
keterkaitan penyelesaian sebuah tugas yang diamanahkan pada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian dalam organisasi dapat mempermudah
atasan untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas tersebut, serta
para pegawai mampu berkonsentrasi pada penyelesaian pekerjaan yang telah
diuraikan secara jelas dan terbuka.
B. Asas Organisasi
Berikut ini ialah asas-asas organisasi yang berfungsi untuk mewujudkan organisasi yang
unggul, efektif, berdaya guna sesuai kebutuhan:
6
1. Spesialisasi Pekerjaan : Tugas dan fungsi dalam organisasi dibentuk menjadi
beberapa bagian pekerjaan. Setelah awal abad ke 20, spesialisasi menjadi sangat
popular karena Henry Ford telah sukses mengaplikasikan spesialisasi dan
menjadi best seller pada masanya. Pengulangan tupoksi yang serupa dalam jangka
panjang dapat meningkatkan produktivitas dan daya guna suatu pekerjaan.
2. Departemenisasi : Prinsip ini merupakan dampak dari spesialisasi, dengan
mengkategorisasi tugas yang sejenis dalam satu departmen. Departemenisasi
merupakan kegiatan penyusunan perangkat-perangkat organisasi yang akan
diberikan divisi kerja. Fungsi ialah kegiatan- kegiatan yang serupa sesuai dengan
kemiripan sifat atau pelaksanaannya.
3. Rantai Komando : Prinsip ini mendeskripsikan tujuan pelaporan hasil pekerjaan
dengan mengajukan pertanyaan berupa “kepada siapa saya bertanggung jawab
dan berdiskusi terkait urusan pekerjaan?”. Otoritas dan kesatuan merupakan dua
komponen penting dalam prinsip rantai komando. Otoritas adalah hak posisi
menejerial seperti memberikan pekerjaan serta menginginkan agar pekerjaan
tersebut dapat terlaksana dengan baik. Kesatuan perintah merujuk pada para
pejabat atau pemimpin organisasi hanya boleh diinstruksikan dan bertanggung
jawab pada pejabat tertentu.
4. Rentang Pengawasan : Unsur ini mendeskripsikan berapa jumlah bawahan yang
dapat dikelola secara eisien dan efektif oleh seorang manajer.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi : Sentralisasi bertindak sebagai status dimana
hanya beberapa jabatan di perusahaan yang perlu mengambil keputusan.
Sedangkan desentralisasi merupakan pergantian tanggung jawab dan wewenang
yang awalnya berasal dari kantor pusat langsung diserahkan pada pihak yang
berlokasi terdekat dengan lingkungan yang membutuhkan atensi. Melalui
desentralisasi, akan lebih banyak pihak yang terlibat dalam mempercepat
penyelesaian masalah serta menjadikan pegawai sebagai anggota organisasi.
6. Formalisasi : Jika pekerjaan yang ada telah diformalisasi, akan diketahui
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, kapan harus diselesaikan, dan
bagaimana cara menyelesaikannya.
7
BAB 3 . KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership memiliki arti luas
meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri
kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie). Kepemimpinan mengacu
pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau lembaga, dan bukan sekedar
memimpin upacara bendera, paduan suara dan sejenisnya (memimpin sesaat).
Manajemen yang baik oleh manajer yang berpengalaman dapat mensukseskan sebuah
bisnis. Namun, keterampilan manajemen dasar tidak cukup untuk mencapai kesuksesan
di dunia yang penuh dengan persaingan ini. Dibutuhkan keterampilan kepemimpinan
(leadership skill) yang baik dan efektif untuk menciptakan, mendorong dan
mempromosikan budaya yang kuat dalam perusahaan sampai meraih keberhasilan.
Manajer biasanya dipahami sebagai pemimpin yang pada kenyataannya tidak semua
manajer bisa menjadi pemimpin, meskipun seorang pemimpin merupakan manajer. Oleh
karenannya, keterampilan kepemimpinan sangat penting untuk meningkatkan eisiensi
dan mencapai tujuan organisasi.
8
B.Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi
Tugas pokok seorang atasan ialah melakukan fungsi- fungsi manajemen yang terdiri atas:
merencanakan, meng- organisasikan, menggerakkan, dan mengawasi. Tugas-tugas
tersebut dapat terselesaikan dengan menggerakkan orang-orang yang mengikutinya.
Seorang pemimpin harus kreatif dan inisiatif serta selalu memperhatikan interaksi
manusiawi agar para bawahan mau bekerja dengan baik. Berikut tugas-tugas rinci
seorang pemimpin organisasi: pengambilan keputusan, menetapkan sasaran dan
menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja,
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan)
maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan. Secara umum, tugas- tugas pokok pemimpin meliputi.
2.2.Buku Pembanding 1
1.Pengertian Pemimpin
Untuk memulai pemahaman tentang Pemimpin ini, perlu kita memperhatikan pengertian
tentang pemimpin :
9
Menurut Hersey dan Blanchard
“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk
melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
organisasi”. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156)
mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:
2.Fungsi Pemimpin
Fungsi pokok pemimpin dalam management organisasi di bagi dalam empat kategori,
yaitu :
1) Planing (Perencanaan )
2) Organizing (Pengorganisasian)
3) Actuating / Leading (Kepemimpinan )
4) Controling (Pengawasan / Pengendalian)
Dalam menjembatani pemahaman terhadap pemimpin dan kepemimpin atau Leader dan
Leadership perlu pendalaman terhadap beberapa teori dasar antara pemimpin dan
kepemimpinan tersebut, melalui suatu analisis perbandingan, yaitu :
Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader is born and
not made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut
aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan
menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.
10
Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah
ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin.
Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada
pandangan fasilitas atau determinitis.
Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi,
maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini
ialah bahwa “Leader is made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik
bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap
orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang
cukup.
Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung
kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran
teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa
seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah
memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk
dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua
teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati
kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih
diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang
menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Teori Trait : Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang
bervariasi karena mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah
melekat dalam dirinya. Ada 5 karakteristik yang utama menurut teori ini : yaitu
1) percaya diri,
2) empati,
3) ambisi,
4) kontrol diri
5) rasa ingin tahu.
11
Teori ini mengatakan bahwa anda dilahirkan sebagai pemimpin dan bahwa
kepemimpinan tidak dapat dipelajari.
Teori Situational : Teori ini menekankan bahwa pemimpin muncul dalam situasi
yang berbeda untuk menyesuaikan perbedaan kebutuhan dan lingkungan. Teori
ini dikembangkan lebih dulu oleh Blanchard & Hersey (1976), yang mengatakan
bahwa pemimpin perlu memiliki perbedaan untuk menyesuaikan kebutuhan dan
maturitas pengikut. Pemimpin perlu mengembangkan gaya kepemimpinan dan
dapat mendiagnosa yang mana pendekatan yang sesuai untuk digunakan pada
suatu situasi.
Transactional and transformational Leader Pertama kali dikembangkan oleh
James McGregor Burns tahun 1978. kemudian dikembangkan oleh Bass dan lain-
lain. Kepemimpinan transaksional berdasarkan pada pemikiran memberikan
motivasi kepada bawahan melalui bentuk instrument seperti uang atau system
reward. Bass et al (1987) berpendapat bahwa pemimpin transformasional adalah
universal dan dapat diaplikasikan tanpa memperhatikan budaya, memberi
semangat pada bawahan untuk lebih mementingkan organisasi atau kelompok.
1.Tipe-Tipe Organisatoris
Berikut ini beberapa tipe organisator yang dapat membedakan pemahaman terhadap
kejelasan ciri dan gambaran tentang seorang pemimpin, di antaranya adalah sebagai
berikut (Siagian,1997) :
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai milik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat,
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan bersifat menghukum.
12
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung
kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan,
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan
dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha
tahu.
Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-
sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat
besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi
pemimpin yang karismatik maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan,
umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.
Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai
berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
13
tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih
berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas
diri pribadinya sebagai pemimpin.
2.Syarat-Syarat Organisator
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton, 1996 : 18 dst), masing-
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat – meskipun
disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa
sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.
Directing adalah gaya yang tepat apabila Anda dihadapkan dengan tugas yang rumit dan
staf Anda belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut ;
atau apabila Anda
berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Anda menjelaskan apa yang perlu dan apa
yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu).
Coaching adalah gaya yang tepat apabila staf Anda telah lebih termotivasi dan
berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini Anda perlu memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan
waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
16
dekat dengan Anda. Dalam hal ini, Anda perlu meluangkan waktu untuk berbincang-
bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan kerja, serta
mendengarkan saran-saran mereka mengenai peningkatan kinerja. Adapun gaya
delegating akan berjalan baik apabila staf Anda sepenuhnya telah paham dan efisien
dalam pekerjaan, sehingga Anda dapat melepas mereka menjalankan tugas atau
pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
1.3.Buku Pembanding 2
Fauzan memahami arti dari seorang pemimpin adalah bentuk dari pengabdian (Fauzan,
2019). Maksudnya, bentuk pengabdian adalah seorang pemimpin harus siap dua kali
bekerja lebih keras, dua kali berpikir lebih keras, dan dua kali lebih keras dalam
meluangkan waktunya. Bentuk nyata dari pengabdian adalah pemimpin harus
mengorbankan apa yang ingin dirahinya karena pemimpin sadar bahwa waktu yang
dimilikinya terbatas bisa itu kegiatan, cita-cita, maupun hal lain yang telah ditetapkan
oleh seorang pemimpin sebelum ia memperoleh amanah menjadi seorang pemimpin.
Analogi mengenai bentuk pengorbanan seorang pemimpin seperti ini, pemimpin dan
bawahannya sama-sama memiliki 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari
dalam sebulan, tetapi pemimpin harus bisa memilih mana yang harus diprioritaskan dan
mana yang harus dikorbankan untuk amanah yang dipegangnya. Pengorbanan seorang
pemimpin itu perlu adanya, karena untuk menjalankan amanah yang telah dititipkannya
dan agar ia dapat fokus pada organisasi ataupun sesuatu yang dipimpinnya.
Menjadi seorang pemimpin adalah suatu bentuk pengabdian dan pengorbanan terhadap
apa yang dipimpinnya (Fauzan, 2019). Sebagai generasi milenial yang banyak
diberitakan hal negative, Fauzan mencoba menjawab permasalahan tersebut melalui
tokoh ideal dan sifat dari beberapa tokoh yang ia tiru serta pengalaman yang pernah ia
dapatkan juga turut ia implementasikan ke
Kinerja organisasi dijadikan sebagai salah satu ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi
dimana hal tersebut ditentukan oleh sumberdaya manusia yang ada didalamnya.
Tuntutan yang semakin ketat untuk terus bertahan dan mengembangkan organisasi
membuat manajemen sumberdaya manusia harus dikelola dengan baik dengan
memperhatikan segala kebutuhan demi tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan, sedangkan manajemen sumberdaya manusia tidak terlepas dari
kepemimpinan yang berjalan (Faturahman, 2018). Selain itu, pentingnya kepemimpinan
dalam organisasi seperti yang dikutip oleh Faturahman dari Suranta (2002) dikarenakan
pemimpin memiliki peran strategis dalam usaha mencapai tujuan organisasi sesuai visi
dan misi organisasi.
Setiap organisasi tentu memiliki gaya kepemimpinan yang tidak sama antara satu dan
yang lainnya, karena gaya kepemimpinan cukup beragam dan penerapannya pun
18
tergantung situasi dan kondisi yang ada dalam organisasi itu sendiri. Selain itu,
kemampuan pemimpin juga dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan yang diterapkan.
Salah satu gaya kepemimpinan yang menuntut kemapuan dari seorang pemimpin
tersebut yaitu gaya kepemimpinan transformasional dengan memotivasi para bawahan
untuk berbuat lebih baik sesuai harapan dari bawahan dengan meningkatkan nilai tugas
dengan mendorong bawahannya mengorbankan diri sendiri demi kepentingan
organisasi.
Seperti yang dikutip dari Faturahman (2018) gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku dari seseorang yang dipakai saat orang tersebut berusaha mengarahkan atau
mempengaruhi orang lain dengan berbagai kelebihan dan kelemahan. Seorang pemimpin
akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai dengan potensi kemampuan dan
kepribadiannya. Dengan kata lain pemimpin memiliki sifat antusias untuk
mempengaruhi orang lain dalam pencapaian tujuan organsiasi. dengan kemampuan yang
dimiliki oleh pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat mungkin organisasi berjalan
efektif dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat penting, karena kepemimpinan dapat
menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi. Keahlian seorang pemimpin tidak
dapat dilepaskan dari cara atau gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin
tersebut karena gaya kepemimpinannya akan menentukan keberhasilannya sebagai
pemimpin. Setiap pemimpin yang ingin berhasil, sebaiknya mempelajari gaya
kepemimpinan yang paling tepat untuk dijalankan pada organisasinya. Kepemimpinan
yang melayani adalah kemampuan yang muncul dalam diri seseorang yang sedang atau
ingin memimpin dengan memprioritaskan kepentingan organisasi dan pengikutnya serta
mampu berkontribusi di masyarakat luas sehingga membawa dampak yang positif bagi
organisasi dan masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Kepemimpinan yang
melayani terbentuk oleh suatu keadaan yang ada di sekitarnya. Kepemimpinan yang
melayani (servant leadership) berfungsi untuk mengurangi kompetisi dalam organisasi,
19
meningkatkan egalitarianisme, serta menghasilkan perubahan dalam masyarakat.
Kepemimpinan Melayani (servant leadership) juga merupakan kepemimpinan yang lebih
mengutamakan pelayanan (service) kepada orang-orang yang dipimpinnya, bukan lebih
mengutamakan kepentingan pribadi pemimpinannya (Spears, 1995, 1996). Tugas
pemimpin adalah melayani kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya.
20
BAB III
PEMBAHASAN
BAGIAN 1 :
Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership memiliki arti luas
meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri
kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie). Kepemimpinan mengacu
pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau lembaga, dan bukan sekedar
memimpin upacara bendera, paduan suara dan sejenisnya (memimpin sesaat).
Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat penting, karena kepemimpinan dapat
menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi. Keahlian seorang pemimpin tidak
dapat dilepaskan dari cara atau gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin
tersebut karena gaya kepemimpinannya akan menentukan keberhasilannya sebagai
pemimpin.
BAGIAN 2 :
Seperti yang dikutip dari Faturahman (2018) gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku dari seseorang yang dipakai saat orang tersebut berusaha mengarahkan atau
mempengaruhi orang lain dengan berbagai kelebihan dan kelemahan.
21
Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai dengan potensi
kemampuan dan kepribadiannya.
Berdasarkan kedua pengertian diatas, Gaya kepemimpinan adalah norma prilaku dari
seorang pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan , dan sikapnya untuk mengarahkan atau mempengaruhi orang lain dengan
berbagai kelebihan dan kelemahan.
BUKU UTAMA
22
2.BUKU PEMBANDING 1
3.BUKU PEMBANDING 2
23
2. Dari aspek layout dan tata letak , serta tata tulis, termasuk penggunaan font
adalah:
Buku yang direview menurut saya sudah cukup bagus ,pada aspek layoutnya
sudah cukup bagus dan sesuai.Tata tulisannya menurut saya sudah bagus dan
dapat dimengerti.Dan untuk font ada yang bolt dan italic untuk menentukan mana
kalimat yang penting dan mana kalimat penjelas.
3. Dari aspek isi buku
Dari aspek isi buku penyusun menulis kalimat demi kalimat dengan baik , serta
mengelompokan kata-kata yang penting , di dalam buku ini juga memuat
pendapat para ahli.Buku ini berisi karya ilmiah dengan objek bertema
kepemimpinan seseorang , dikarang oleh 12 penulis dan 1 orang editor. Terdapat
beberapa kesimpulan di beberapa judul karya ilmiah nya.
4. Dari aspek tata bahasa.
Buku tersebut memiliki susunan kalimat, pemilihan kata ,dan kesesuaian antara
paragraf yang baik.Terdapat beberapa kata yang menggunakan bahasa inggris.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership memiliki arti luas
meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri
kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie). Kepemimpinan mengacu
pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau lembaga, dan bukan sekedar
memimpin upacara bendera, paduan suara dan sejenisnya (memimpin sesaat).
“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk
melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
organisasi”. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156)
mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:
4.2.Saran
Saya sadar, bahwa laporan yang saya buat ini belum sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritikan oleh pembaca terutama dosen pengampu demi
kelengkapan isi laporan yang saya buat ini. Namun selain itu, saya berharap kritikan agar
bisa lebih melengkapi kekurangan yang ada pada buku yang saya kritik. Dan mungkin
didalam kritikan saya tersebut ada salah kata, saya mohon maaf dan saya ucapkan
terimakasih.
25
DAFTAR PUSTAKA
Syamsu Q.Badu & Novianty Djafri.2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Ideas
Publishing:Gorontalo.
26