Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PENGANTAR GEOGRAFI


PRODI S1 PENDK.GEOGRAFI-F

SKOR NILAI :

KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

( Syamsu Q.Badu & Novianty Djafri )

NAMA MAHASISWA : FRISKA ADELIA SARI

NIK : 3213131044

DOSEN PENGAMPU : Drs. Ali Nurman, M.Si

MATA KULIAH : Kepemimpinan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

September, 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan
tugas critical book review ini . Atas Rahmat,Taufik, dan Hidayahnya. Tidak lupa juga saya
berterima kasih kepada Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si . Selaku dosen pengampu mata
kuliah Kepemimpinan.

Penulis sangat berharap semoga critical book review ini bermanfaat untuk menambah
ilmu dan pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya kekurangan dalam tugas
ini dan jauh dari harapan penulis. Oleh karena itu mengingat tidak ada saran yang
membangun, tidak ada yang sempurna, oleh karena itu penulis berharap dapat
memberikan kritik, saran dan saran untuk perbaikan kedepannya.

Semoga tugas sederhana ini dapat dimengerti oleh siapa pun yang membacanya. Jika
laporan yang disiapkan bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca. Sebelumnya
penulis meminta maaf atas kesalahan kata yang kurang menyenangkan, dan meminta
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan.

Galang, 20 September 2021

Friska Adelia Sari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................ii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ..........................................................................................................................1

1.2.Tujuan Penulisan ......................................................................................................................1

1.3.Manfaat Pengkritik Buku ......................................................................................................1

1.4.Identitas Buku ...........................................................................................................................1

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1.Buku Utama ................................................................................................................................3

2.2.Buku Pembanding 1 ................................................................................................................9

2.3.Buku Pembanding 2 ................................................................................................................17

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Pembahasan Isi Buku .............................................................................................................21

3.2.Kelebihan dan Kekuranagan Buku ....................................................................................22

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan .................................................................................................................................25

4.2.Saran .............................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Adapun latar belakang penulis dalam mengkritik buku ini ialah untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Kepemimpinan , serta sebagai acuan penambah wawasan tentang
bagaimana mengulas sebuah buku.

1.2.Tujuan Penulisan

Critical Book Review ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah
satu tugas individu mata kuliah Kepemimpinan pada jurusan Pendidikan Geografi di
Universitas Negeri Medan.

1.3.Manfaat Pengkritik Buku

 Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang di kritik.


 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah
buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.

1.4.Identitas Buku

1.BUKU UTAMA

1. Judul : Kepemimpinan dan Perilaku


Organisasi
2. Pengarang : Syamsu Q.Badu & Novianty Djafri
3. Cetakan : Pertama ( 1 )
4. Penerbit : Ideas Publishing
5. Kota Terbit : Gorontalo
6. Tahun Terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-6635-43-3
1
2.BUKU PEMBANDING 1

1. Judul : Pemimpin & Kepemimpinan


2. Pengarang : Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd., M.Si.
3. Cetakan : Pertama (1)
4. Penerbit : Lentera Ilmu Cendekia
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-8969-98-7

3.BUKU PEMBANDING 2

1. Judul : Pemuda dan Gaya Kepemimpinan di


Era Milenial
2. Editor : Galih Prabaningrum
3. Cetakan : Pertama (1)
4. Penerbit : Buana Grafika
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : -
7. ISBN : 978-623-7358-36-7

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1.Buku Utama

BAB 1. KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN & ORGANISASI

Gaya kempemimpinan demokratis ini ditandai dengan adanya kriteria sebagai


berikut:

a) Wewenang pemimpin tidak mutlak


b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
c) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
d) Interaksi aktif antara pimpinan dan pegawai serta antar pegawai itu sendiri.
e) Supervisi sikap dan aktivitas para pegawai dilaksanakan sesuai dengan aturan.
f) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
g) Saling percaya, menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan
oleh pimpinan maupun pegawai.

Upaya menerapkan kepemimpinan demokratis. Adapun paparannya sebagai


berikut:

a) Wewenang pemimpin tidak mutlak


Kepala madrasah selalu memberikan wewenang kepada bawahannya sesuai
dengan TUPOKSI masing- masing bawahannya. Artinya kepala madrasah selalu
menempatkan semua bawahan apa yang harus menjadi wewenang bahwannya.
Sehingga apa yamg suda
menjadi tugas dan tanggung jawab bawahan itu sendiri dapat terealisasikan
dengan baik.
b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
Seperti yang suda dijelaskan pada bagian pertama, artinya dapat terjalin sebuah
pembagian tugas yang efektif, sehingga kepala madrasah merasa tidak hanya
memikul beban tugas secara sendirian tetapi ada pemerataan tugas yang
dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di madrasah.

3
c) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
Selalu menerima saran dan tanggapan dari bawahan saat rapat dan forum lainnya.
Ini dibuktikan dengan selalu membuka sesi atau bagian tanya jawab dalam
pelaksanaan musyawarah badan mufakat yang dilakukan sehinggga apapun hasil
dari rapat atau musyawarah tersebut dapat diterima dengan baik oleh semua
anggota rapat tersebut dan tidak ada kesan yang menjurus pada pemaksaan
kehendak yang dilakukan oleh kepala madrasah ataupun tidak terjadi
pengambilan keputusan secara sepihak.
d) Interaksi aktif antara pimpinan dan pegawai serta antar pegawai itu sendiri.
e) Selalu melakukan musyawarah dan mufakat, dan tidak pernah mengambil
keputusan secara sepihak. Sehingga komunikasi yang terjalin terjadi secara timbal
balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.
Ini merupakan sebuah budaya baru yang diterapkan oleh kepala madrasah
sebagai pemegang otorias tertinggi di madrasah.
f) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara wajar
Memberikan teguran yang membangun dari tidak menyakiti hati bawahan,
contohnya jika ada bawahan yang terlambat tidak langsung ditegur dengan keras
tetapi diberikan pengertian dan pembinaan yang membangun sehingga bawahan
tidak sakit hati dan dapat dengan mudah memperbaiki kesalahannya dengan baik.
g) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
Kepala madrash selalu memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
menyampaikan prakarsa sehingga gagasan cermerlang tidak hanya lahir dari
pemimpin. Sehingga dengan adanya saran tersebut mungkin ada hal-hal yang
terlewatkan dan dilupakan oleh kepala madrasah dapat dilakukan secara
bersama-sama dengan langkah-langkah yang efektif.
h) Peluang sangat terbuka lebar bagi para pegawai dalam memberikan saran atau
opini; Pekerjaan yang ditugaskan kepada pegawai tidak bersifat perintah,
melainkan amanat.
i) Selalu menerima saran dan tanggapan dari bawahan saat rapat dan formum
lainnya. Sehingga bawahan merasa dihargai dan ditanggapi dalam penyampaian

4
gagasan dan masukan kepada pemimpin. Dan yang paling besar efek yang
dirasakan pada sikap ini adalah terjalin sifat saling menghargai dari semua
komponen yang ada di madrasah.
j) Saling percaya, menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan
oleh pimpinan maupun pegawai.
k) Percaya dan menghormati semua yang dilakukan oleh bawahan sehingga
bawahan tidak pernah takut menyampaikan gagasan. Kepercayaan yang dibangun
ini akan melahirkan sifat percaya diri bagi pemimpin sehingga bawahan tidak
risih atau sungkan untuk melakukan tugas dan fungsinya dalam madrasah.

BAB 2. AZAS, STRUKTUR, DAN DESAIN ORGANISASI

A. Struktur Organisasi

“Organisasi di mana orang-orangnya secara terus- menerus mengembangkan


kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-
pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi
kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari
(learning to learn) sesuatu secara bersama” (Peter Senge, 1990).

Struktur merupakan sebuah korelasi antara fungsi dalam organisasi. Dengan kata lain,
struktur organisasi ialah hubungan antar karyawan serta tugas dan fungsi mereka
sebagai personel kelompok pelaksana.

Struktur organisasi yang bermutu harus memenuhi syarat dan berdaya guna. Struktur
yang memenuhi syarat merujuk pada satuan organisasi yang melaksanakan peranannya
secara disiplin.

Disisi lain, struktur yang berdaya guna merupakan organisasi yang mampu mencapai
analogi terunggul antara usaha dan hasil dalam melakukan peranannya.

Adapun fungsi atau kegunaan struktur dalam organisasi:

1. Kejelasan Tanggung Jawab. Semua anggota organisasi perlu bertanggung jawab


secara penuh terhadap pelak- sanaan kewenangan serta pimpinan yang
menyerahkan wewenang.

5
2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan atau jabatan anggota organisasi
dapat membantu koordinasi dan hubungan yang disebabkan oleh munculnya
keterkaitan penyelesaian sebuah tugas yang diamanahkan pada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian dalam organisasi dapat mempermudah
atasan untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas tersebut, serta
para pegawai mampu berkonsentrasi pada penyelesaian pekerjaan yang telah
diuraikan secara jelas dan terbuka.
B. Asas Organisasi

Berikut ini ialah asas-asas organisasi yang berfungsi untuk mewujudkan organisasi yang
unggul, efektif, berdaya guna sesuai kebutuhan:

1. Asas tujuan organisasi, harus jelas dan rasional


2. Asas kesatuan tujuan, harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai
3. Asas kesatuan perintah, bawahan menerima perintah dan
mempertanggungjawabkannya hanya kepada seorang atasan.
4. Asas rentang kendali, manajer hanya bisa memimpin secara efektif sejumlah
bawahan tertentu, misalnya 3 orang atau 9 orang.
5. Asas pendelegasian wewenang, pembagian wewenang harus jelas dan efektif.
6. Asas keseimbangan wewenang dan tanggungjawab, wewenang yang diberikan
dengan tanggungjawab yang timbul karenanya harus sama besarnya.
7. Asas tanggungjawab, harus sesuai dengan garis wewenang.
8. Asas pembagian kerja
9. Asas penempatan personalia
10. Asas jenjang berangkai, prosedur wewenang harus bersifat vertikal yang jelas,
tidak terputus-putus dengan jarak pendek.
11. Asas eisiensi
12. Asas kesinambungan
13. Asas koordinasi

C.Mendesain Struktur Organisasi

Terdapat enam principal yang diperlukan dalam merancang struktur organisasi


(Robbins dkk, 2003):

6
1. Spesialisasi Pekerjaan : Tugas dan fungsi dalam organisasi dibentuk menjadi
beberapa bagian pekerjaan. Setelah awal abad ke 20, spesialisasi menjadi sangat
popular karena Henry Ford telah sukses mengaplikasikan spesialisasi dan
menjadi best seller pada masanya. Pengulangan tupoksi yang serupa dalam jangka
panjang dapat meningkatkan produktivitas dan daya guna suatu pekerjaan.
2. Departemenisasi : Prinsip ini merupakan dampak dari spesialisasi, dengan
mengkategorisasi tugas yang sejenis dalam satu departmen. Departemenisasi
merupakan kegiatan penyusunan perangkat-perangkat organisasi yang akan
diberikan divisi kerja. Fungsi ialah kegiatan- kegiatan yang serupa sesuai dengan
kemiripan sifat atau pelaksanaannya.
3. Rantai Komando : Prinsip ini mendeskripsikan tujuan pelaporan hasil pekerjaan
dengan mengajukan pertanyaan berupa “kepada siapa saya bertanggung jawab
dan berdiskusi terkait urusan pekerjaan?”. Otoritas dan kesatuan merupakan dua
komponen penting dalam prinsip rantai komando. Otoritas adalah hak posisi
menejerial seperti memberikan pekerjaan serta menginginkan agar pekerjaan
tersebut dapat terlaksana dengan baik. Kesatuan perintah merujuk pada para
pejabat atau pemimpin organisasi hanya boleh diinstruksikan dan bertanggung
jawab pada pejabat tertentu.
4. Rentang Pengawasan : Unsur ini mendeskripsikan berapa jumlah bawahan yang
dapat dikelola secara eisien dan efektif oleh seorang manajer.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi : Sentralisasi bertindak sebagai status dimana
hanya beberapa jabatan di perusahaan yang perlu mengambil keputusan.
Sedangkan desentralisasi merupakan pergantian tanggung jawab dan wewenang
yang awalnya berasal dari kantor pusat langsung diserahkan pada pihak yang
berlokasi terdekat dengan lingkungan yang membutuhkan atensi. Melalui
desentralisasi, akan lebih banyak pihak yang terlibat dalam mempercepat
penyelesaian masalah serta menjadikan pegawai sebagai anggota organisasi.
6. Formalisasi : Jika pekerjaan yang ada telah diformalisasi, akan diketahui
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, kapan harus diselesaikan, dan
bagaimana cara menyelesaikannya.

7
BAB 3 . KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership memiliki arti luas
meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri
kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie). Kepemimpinan mengacu
pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau lembaga, dan bukan sekedar
memimpin upacara bendera, paduan suara dan sejenisnya (memimpin sesaat).

Pentingnya Kepemimpinan dalam Sebuah Organisasi

Manajemen yang baik oleh manajer yang berpengalaman dapat mensukseskan sebuah
bisnis. Namun, keterampilan manajemen dasar tidak cukup untuk mencapai kesuksesan
di dunia yang penuh dengan persaingan ini. Dibutuhkan keterampilan kepemimpinan
(leadership skill) yang baik dan efektif untuk menciptakan, mendorong dan
mempromosikan budaya yang kuat dalam perusahaan sampai meraih keberhasilan.
Manajer biasanya dipahami sebagai pemimpin yang pada kenyataannya tidak semua
manajer bisa menjadi pemimpin, meskipun seorang pemimpin merupakan manajer. Oleh
karenannya, keterampilan kepemimpinan sangat penting untuk meningkatkan eisiensi
dan mencapai tujuan organisasi.

A.Teori Kepemimpinan dalam Organisasi

Ada beberapa teori kepemimpinan dalam organisasi :

1) Teori sifat: kecerdasan, inisiatif, keterbukaan dan perasaan humor, antusiasme,


kejujuran, simpatik, kepercayaan pada diri sendiri /PD
2) Teori Kelompok (berskala psikologi sosial) : Pertukaran antara pemimpin dan
pengikutnya, konsep sosiologi, memperhitungkan dan membantu pengikutnya,
pemberian perhatian
3) Teori Situasional dan model kontingensi : Hubungan pemimpin dan struktur
fungsi, derajat tugas dan strukutur tugas, otorita formal (kontingensi), diterima
oleh pengikutnya, tugas dan semua berhubungan dengannya ditentukan dengan
secara jelas, penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal
4) Teori jalan-jalan kecil-tujuan : Kepemimpinan direktif, pemimpin mendukung
partisipatif, pemimpin berorintasi pada prestasi.

8
B.Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi

Tugas pokok seorang atasan ialah melakukan fungsi- fungsi manajemen yang terdiri atas:
merencanakan, meng- organisasikan, menggerakkan, dan mengawasi. Tugas-tugas
tersebut dapat terselesaikan dengan menggerakkan orang-orang yang mengikutinya.
Seorang pemimpin harus kreatif dan inisiatif serta selalu memperhatikan interaksi
manusiawi agar para bawahan mau bekerja dengan baik. Berikut tugas-tugas rinci
seorang pemimpin organisasi: pengambilan keputusan, menetapkan sasaran dan
menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja,
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan)
maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan. Secara umum, tugas- tugas pokok pemimpin meliputi.

Melaksanaan fungsi managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan:

1) Penyusunan rencana. Penyusunan organisasi pengarahan organisasi


pengendalian penilaian atau pelaporan
2) Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan teku
3) Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing
secara baik
4) Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan eisien
5) Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
6) Menyusun fungsi manajemen secara baik
7) Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreativitas
8) Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar

2.2.Buku Pembanding 1

BAB 1. PENGERTIAN, FUNGSI & ANALISIS TEORI PEMIMPIN

1.Pengertian Pemimpin

Untuk memulai pemahaman tentang Pemimpin ini, perlu kita memperhatikan pengertian
tentang pemimpin :

9
Menurut Hersey dan Blanchard

“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk
melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
organisasi”. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156)
mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:

1) alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),


2) aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga
setiap orang menuju kearah yang sama).
3) allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara mereka bekerja).

Lalu apa pengertian kepemimpinan :

“Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang


atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama”.

2.Fungsi Pemimpin

Fungsi pokok pemimpin dalam management organisasi di bagi dalam empat kategori,
yaitu :

1) Planing (Perencanaan )
2) Organizing (Pengorganisasian)
3) Actuating / Leading (Kepemimpinan )
4) Controling (Pengawasan / Pengendalian)

3.Analisis Teori Pemimpin Terhadap Kepemimpinan

Dalam menjembatani pemahaman terhadap pemimpin dan kepemimpin atau Leader dan
Leadership perlu pendalaman terhadap beberapa teori dasar antara pemimpin dan
kepemimpinan tersebut, melalui suatu analisis perbandingan, yaitu :

 Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader is born and
not made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut
aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan
menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.

10
Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah
ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin.
Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada
pandangan fasilitas atau determinitis.
 Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi,
maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini
ialah bahwa “Leader is made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik
bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap
orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang
cukup.
 Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung
kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran
teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa
seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah
memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk
dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua
teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati
kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih
diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang
menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
 Teori Trait : Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang
bervariasi karena mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah
melekat dalam dirinya. Ada 5 karakteristik yang utama menurut teori ini : yaitu
1) percaya diri,
2) empati,
3) ambisi,
4) kontrol diri
5) rasa ingin tahu.

11
Teori ini mengatakan bahwa anda dilahirkan sebagai pemimpin dan bahwa
kepemimpinan tidak dapat dipelajari.

 Teori Situational : Teori ini menekankan bahwa pemimpin muncul dalam situasi
yang berbeda untuk menyesuaikan perbedaan kebutuhan dan lingkungan. Teori
ini dikembangkan lebih dulu oleh Blanchard & Hersey (1976), yang mengatakan
bahwa pemimpin perlu memiliki perbedaan untuk menyesuaikan kebutuhan dan
maturitas pengikut. Pemimpin perlu mengembangkan gaya kepemimpinan dan
dapat mendiagnosa yang mana pendekatan yang sesuai untuk digunakan pada
suatu situasi.
 Transactional and transformational Leader Pertama kali dikembangkan oleh
James McGregor Burns tahun 1978. kemudian dikembangkan oleh Bass dan lain-
lain. Kepemimpinan transaksional berdasarkan pada pemikiran memberikan
motivasi kepada bawahan melalui bentuk instrument seperti uang atau system
reward. Bass et al (1987) berpendapat bahwa pemimpin transformasional adalah
universal dan dapat diaplikasikan tanpa memperhatikan budaya, memberi
semangat pada bawahan untuk lebih mementingkan organisasi atau kelompok.

BAB 2. BAGAIMANA ORGANISASI SEBAGAI PEMIMPIN

1.Tipe-Tipe Organisatoris

Berikut ini beberapa tipe organisator yang dapat membedakan pemahaman terhadap
kejelasan ciri dan gambaran tentang seorang pemimpin, di antaranya adalah sebagai
berikut (Siagian,1997) :

 Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai milik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat,
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan bersifat menghukum.

12
 Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung
kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan,
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan
dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
 Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha
tahu.
 Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-
sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat
besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi
pemimpin yang karismatik maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan,
umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
 Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.
Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai
berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
13
tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih
berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas
diri pribadinya sebagai pemimpin.

Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis


bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang
paling ideal,alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang
pemimpin yang demokratis.

2.Syarat-Syarat Organisator

Suatu persyaratan penting bagi efektivitas atau kesuksesan pemimpin (kepemimpinan)


dan manajer (manajemen) dalam mengemban peran, tugas, fungsi, atau pun tanggung
jawabnya masing-masing adalah kompetensi. Konsep mengenai kompetensi untuk
pertama kalinya dipopulerkan oleh Boyatzis (1982) yang didefinisikan kompetensi
sebagai “kemampuan yang dimiliki seseorang yang nampak pada sikapnya yang sesuai
dengan kebutuhan kerja dalam parameter lingkungan organisasi dan memberikan hasil
yang diinginkan”. Secara historis perkembangan kompetensi dapat dilihat dari beberapa
definisi kompetensi terpilih dari waktu ke waktu yang dikembangkan oleh Burgoyne
(1988), Woodruffe (1990), Spencer dan kawan-kawan (1990), Furnham (1990) dan
Murphy (1993).

3.Model – model organisator

Beberapa model yang menganut pendekatan organisator dalam memberikan penjelasan


terhadap pemahaman rinci atas model pemimpin dan kepemimpinan, di antaranya
adalah sebagai berikut.

 Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis-Demokratis). Tannenbaun dan


Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa pemimpin
mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang
14
menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan
cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku
demokratis. Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana
sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi
otoritas berada di tangan pemimpin, karena pemusatan kekuatan dan
pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh,
sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman.
 Model Kepemimpinan Ohio. Dalam penelitiannya, Universitas Ohio melahirkan
teori dua faktor tentang gaya kepemimpinan yaitu struktur inisiasi dan
konsiderasi (Hersey dan Blanchard, 1992). Struktur inisiasi mengacu kepada
perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengan
anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran
komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik.
 Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System). Likert dalam Stoner
(1978) menyatakan bahwa dalam model kepemimpinan dapat dikelompokkan
dalam empat sistem, yaitu sistem otoriter, otoriter yang bijaksana, konsultatif, dan
partisipatif.
 Model Kepemimpinan Managerial Grid. Jika dalam model Ohio, kepemimpinan
ditinjau dari sisi struktur inisiasi dan konsideransinya, maka dalam model
manajerial grid yang disampaikan oleh Blake dan Mouton dalam Robbins (1996)
memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap
tugas dan perhatian pada orang.
 Model Kepemimpinan Kontingensi. Model kepemimpinan kontingensi
dikembang- kan oleh Fielder. Fielder dalam Gibson, Ivancevich dan Donnelly
(1995) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bagi sebuah
organisasi bergantung pada situasi di mana pemimpin bekerja. Menurut model
kepemimpinan ini, terdapat tiga variabel utama yang cenderung menentukan
apakah situasi menguntungkan bagi pemimpin atau tidak. Ketiga variabel utama
tersebut adalah : hubungan pribadi pemimpin dengan para anggota kelompok
(hubungan pemimpin-anggota); kadar struktur tugas yang ditugaskan kepada
kelompok untuk dilaksanakan (struktur tugas); dan kekuasaan dan kewenangan
posisi yang dimiliki (kuasa posisi).
15
 Model Kepemimpinan Tiga Dimensi. Model kepemimpinan ini dikembangkan oleh
Redin. Model tiga dimensi ini, pada dasarnya merupakan pengembangan dari
model yang dikembangkan oleh Universitas Ohio dan model Managerial Grid.
Perbedaan utama dari dua model ini adalah adanya penambahan satu dimensi
pada model tiga dimensi, yaitu dimensi efektivitas, sedangkan dua dimensi
lainnya yaitu dimensi perilaku hubungan dan dimensi perilaku tugas tetap sama.

BAB 3. GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan (leadership style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi


kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya tersebut
bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu.

Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton, 1996 : 18 dst), masing-
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat – meskipun
disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa
sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.

Directing adalah gaya yang tepat apabila Anda dihadapkan dengan tugas yang rumit dan
staf Anda belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut ;
atau apabila Anda

berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Anda menjelaskan apa yang perlu dan apa
yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu).
Coaching adalah gaya yang tepat apabila staf Anda telah lebih termotivasi dan
berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini Anda perlu memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan
waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

Selanjutnya, gaya kepemimpinan supporting akan berhasil apabila karyawan telah


mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih

16
dekat dengan Anda. Dalam hal ini, Anda perlu meluangkan waktu untuk berbincang-
bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan kerja, serta
mendengarkan saran-saran mereka mengenai peningkatan kinerja. Adapun gaya
delegating akan berjalan baik apabila staf Anda sepenuhnya telah paham dan efisien
dalam pekerjaan, sehingga Anda dapat melepas mereka menjalankan tugas atau
pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

1.3.Buku Pembanding 2

BAB 1.GAYA KEPEMIMPINAN FAUZAN CAHYA BACHTIAR

Fauzan memahami arti dari seorang pemimpin adalah bentuk dari pengabdian (Fauzan,
2019). Maksudnya, bentuk pengabdian adalah seorang pemimpin harus siap dua kali
bekerja lebih keras, dua kali berpikir lebih keras, dan dua kali lebih keras dalam
meluangkan waktunya. Bentuk nyata dari pengabdian adalah pemimpin harus
mengorbankan apa yang ingin dirahinya karena pemimpin sadar bahwa waktu yang
dimilikinya terbatas bisa itu kegiatan, cita-cita, maupun hal lain yang telah ditetapkan
oleh seorang pemimpin sebelum ia memperoleh amanah menjadi seorang pemimpin.
Analogi mengenai bentuk pengorbanan seorang pemimpin seperti ini, pemimpin dan
bawahannya sama-sama memiliki 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari
dalam sebulan, tetapi pemimpin harus bisa memilih mana yang harus diprioritaskan dan
mana yang harus dikorbankan untuk amanah yang dipegangnya. Pengorbanan seorang
pemimpin itu perlu adanya, karena untuk menjalankan amanah yang telah dititipkannya
dan agar ia dapat fokus pada organisasi ataupun sesuatu yang dipimpinnya.

Menjadi seorang pemimpin adalah suatu bentuk pengabdian dan pengorbanan terhadap
apa yang dipimpinnya (Fauzan, 2019). Sebagai generasi milenial yang banyak
diberitakan hal negative, Fauzan mencoba menjawab permasalahan tersebut melalui
tokoh ideal dan sifat dari beberapa tokoh yang ia tiru serta pengalaman yang pernah ia
dapatkan juga turut ia implementasikan ke

gaya kepemimpinannya dalam memimpin Kapstra. Mengenai gaya kepemimpinannya,


Fauzan memadukan beberapa gaya kepemimpinan seperti demokratis, moralis, dan
transaksional. Kepemimpinan Demokratis yang bercirikan memberikan kesempatan
17
anggota untuk berkembang, berpartisipasi, dan keikutsertaan dalam pengambilan
keputusan. (Tumbol, Tewal, & Sepang, 2014). Selanjutnya moralis yang ditunjukan
melalui sikap hangat, sopan, dan menghargai bawahannya (Thoha, 1995). Terakhir,
kepemimpinan transaksional yang ditunjukan juga melalui membimbing atau
memotivasi bawahan agar memperjelas peran untuk mencapai tujuannya (Robbins,
2003). Selain itu, kemajuan teknologi ia sikapi dengan bijak dan tenang serta mencoba
untuk memanfaatkan teknologi tetapi bukan untuk dimanfaatkan.

BAB 2. EKSISTENSI ORGANISASI MAHASISWA DAERAH DI DAERAH ASAL


(BERKAITAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN)

Pengalaman berorganisasi dapat memberikan bekal kepada lulusan perguruan tinggi


dalam berbagai hal, antara lain: kemampuan beinteraksi, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir logis-sistematis, kemampuan menyampaikan gagasan di muka
umum, kemampuan melaksanakan fungsi manajemen, seperti peencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi, kemampuan memimpin, serta kemampuan
memecahkan permasalahan. (Miftahuddin, 2013).

Kinerja organisasi dijadikan sebagai salah satu ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi
dimana hal tersebut ditentukan oleh sumberdaya manusia yang ada didalamnya.
Tuntutan yang semakin ketat untuk terus bertahan dan mengembangkan organisasi
membuat manajemen sumberdaya manusia harus dikelola dengan baik dengan
memperhatikan segala kebutuhan demi tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan, sedangkan manajemen sumberdaya manusia tidak terlepas dari
kepemimpinan yang berjalan (Faturahman, 2018). Selain itu, pentingnya kepemimpinan
dalam organisasi seperti yang dikutip oleh Faturahman dari Suranta (2002) dikarenakan
pemimpin memiliki peran strategis dalam usaha mencapai tujuan organisasi sesuai visi
dan misi organisasi.

Gaya kepemimpinan dalam berorganisasi

Setiap organisasi tentu memiliki gaya kepemimpinan yang tidak sama antara satu dan
yang lainnya, karena gaya kepemimpinan cukup beragam dan penerapannya pun

18
tergantung situasi dan kondisi yang ada dalam organisasi itu sendiri. Selain itu,
kemampuan pemimpin juga dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan yang diterapkan.
Salah satu gaya kepemimpinan yang menuntut kemapuan dari seorang pemimpin
tersebut yaitu gaya kepemimpinan transformasional dengan memotivasi para bawahan
untuk berbuat lebih baik sesuai harapan dari bawahan dengan meningkatkan nilai tugas
dengan mendorong bawahannya mengorbankan diri sendiri demi kepentingan
organisasi.

Seperti yang dikutip dari Faturahman (2018) gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku dari seseorang yang dipakai saat orang tersebut berusaha mengarahkan atau
mempengaruhi orang lain dengan berbagai kelebihan dan kelemahan. Seorang pemimpin
akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai dengan potensi kemampuan dan
kepribadiannya. Dengan kata lain pemimpin memiliki sifat antusias untuk
mempengaruhi orang lain dalam pencapaian tujuan organsiasi. dengan kemampuan yang
dimiliki oleh pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat mungkin organisasi berjalan
efektif dalam mencapai tujuan.

BAB 3. SEKOLAH SEBAGAI PEMBENTUK PEMIMPIN MASA DEPAN YANG MELAYANI


: STUDI KASUS DI SMA KOLESE DE BRITTO

Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat penting, karena kepemimpinan dapat
menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi. Keahlian seorang pemimpin tidak
dapat dilepaskan dari cara atau gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin
tersebut karena gaya kepemimpinannya akan menentukan keberhasilannya sebagai
pemimpin. Setiap pemimpin yang ingin berhasil, sebaiknya mempelajari gaya
kepemimpinan yang paling tepat untuk dijalankan pada organisasinya. Kepemimpinan
yang melayani adalah kemampuan yang muncul dalam diri seseorang yang sedang atau
ingin memimpin dengan memprioritaskan kepentingan organisasi dan pengikutnya serta
mampu berkontribusi di masyarakat luas sehingga membawa dampak yang positif bagi
organisasi dan masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Kepemimpinan yang
melayani terbentuk oleh suatu keadaan yang ada di sekitarnya. Kepemimpinan yang
melayani (servant leadership) berfungsi untuk mengurangi kompetisi dalam organisasi,

19
meningkatkan egalitarianisme, serta menghasilkan perubahan dalam masyarakat.
Kepemimpinan Melayani (servant leadership) juga merupakan kepemimpinan yang lebih
mengutamakan pelayanan (service) kepada orang-orang yang dipimpinnya, bukan lebih
mengutamakan kepentingan pribadi pemimpinannya (Spears, 1995, 1996). Tugas
pemimpin adalah melayani kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya.

Konsep kepemimpinan melayani mulanya dicetuskan oleh Greenleaf (Greenleaf,1997).


Kemudian banyak penulis, yaitu para ahli kepemimpinan dan para praktisi (yaitu CEO,
konsultan manajemen dll) yang mendukung konsep tersebut. Selain pengembangan
konsep kepemimpinan yang melayani pada tingkat individual, seorang ahli
kepemimpinan bernama James Alan Laub, telah mengembangkan konsep kepemimpinan
melayani pada tingkat organisasi. Ia telah membuat konsep teoretikal dan penelitian
lapangan, yang akhirnya menghasilkan alat untuk mengukur karakteristik
kepemimpinan melayani pada tingkat organisasi yang disebut dengan Organizational
Leadership Assesment (OLA) atau Servant Organizational Leadership Assesment (SOLA)
(Laub,1999).

20
BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Pembahasan Isi Buku

BAGIAN 1 :

Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership memiliki arti luas
meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri
kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie). Kepemimpinan mengacu
pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau lembaga, dan bukan sekedar
memimpin upacara bendera, paduan suara dan sejenisnya (memimpin sesaat).

“Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang


atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama”.

Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat penting, karena kepemimpinan dapat
menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi. Keahlian seorang pemimpin tidak
dapat dilepaskan dari cara atau gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin
tersebut karena gaya kepemimpinannya akan menentukan keberhasilannya sebagai
pemimpin.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan , kepemimpinan adalah suatu


konsep tentang ilmu kepemimpinan , mengacu pada seseorang pemimpin sebuah
organisasi atau lembaga yang dapat menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi.

BAGIAN 2 :

Gaya kepemimpinan (leadership style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi


kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya tersebut
bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu.

Seperti yang dikutip dari Faturahman (2018) gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku dari seseorang yang dipakai saat orang tersebut berusaha mengarahkan atau
mempengaruhi orang lain dengan berbagai kelebihan dan kelemahan.

21
Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai dengan potensi
kemampuan dan kepribadiannya.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, Gaya kepemimpinan adalah norma prilaku dari
seorang pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan , dan sikapnya untuk mengarahkan atau mempengaruhi orang lain dengan
berbagai kelebihan dan kelemahan.

3.2.Kelebihan dan Kekuranagan Buku

BUKU UTAMA

1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)


Buku utama ini berjudul Kepemimpinan dan prilaku organisasi, cocok digunakan
untuk mahasiswa, peneliti, dan para dosen. Warna kuning dan putih menambah
kesan cerah pada tampilan caver pada buku ini .Jumlah buku ini sekitar 163
lembar , tidak terlalu tebal dan tidak terlalu berat seehingga mudah dibawa
kemana-mana
2. Dari aspek layout dan tata letak , serta tata tulis termasuk penggunaan fort adalah:
Buku yang direview menurut saya sudah cukup bagus,pada aspek layoutnya
sudah cukup bagus dan sesuai, Dan untuk font ada yang bolt dan italic untuk
menentukan mana kalimat penting mana kalimat penjelas.
3. Dari aspek isi buku
Buku ini sangat jelas dan sistematis, Materi yang disampaikan pada buku ini juga
sudah cukup lengkap, buku ini membahas tentang konsep dasar kepemimpinan
dalam organisasi, serta memuat pendapat-pendapat para ahli yang semakin
menegaskan argumen dalam buku tersebut.Namun pada bagian akhir bab pada
buku ini tidak terdapat rangkuman atau kesimpulan.
4. Dari aspek tata bahasa
Buku tersebut memiliki susunan kalimat , pemilihan kata , dan kesesuaian atara
paragraf yang cukup baik.Terdapat kata atau pun kalimat dalam bahasa inggris
yang tidak di jelasakan pengertianya, sehingga untuk para pembaca yang tidak
paham harus mentranslet kalimat tersebut.

22
2.BUKU PEMBANDING 1

1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)


Buku pembanding 1 ini berjudul Pemimpin & Kepemimpinan , Sampul pada buku
ini menggunakan warna biru yang cerah tetapi terkesan polos dikarenakan cuma
terdapat gambar burung dan awan putih .Jumlah halaman pada buku ini sekitar
131 halaman, tidak terlalu tebal dan mudah dibawa kemana pun.
2. Dari aspek layout dan tata letak , serta tata tulis, termasuk penggunaan font
adalah:
Buku yang direview menurut saya sudah cukup bagus ,pada aspek layoutnya
sudah cukup bagus dan sesuai.Tata tulisannya menurut saya sudah bagus dan
dapat dimengerti. Dan untuk font ada yang bolt dan italic untuk menentukan mana
kalimat penting mana kalimat penjelas.
3. Dari aspek isi buku
Dari aspek isi buku penyusun menulis kalimat demi kalimat dengan baik , serta
mengelompokan kata-kata yang penting , untuk isi buku ini membahas tentang
kepemimpinan dengan isi yang cukup jelas, buku ini juga memuat pendapat para
ahli.Di dalam buku ini tidak terdapat rangkuman dan gambar untuk memperjelas
,Namun terdapat tugas kepemimpinan di bab IX.
4. Dari aspek tata bahasa
Buku tersebut memiliki susunan kalimat, pemilihan kata ,dan kesesuaian antara
paragraf yang baik. Di dalam buku ini terdapan kalimat yang menggunakan bahasa
inggris terdapat pula kalimat yang tidak diartikan.

3.BUKU PEMBANDING 2

1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)


Buku pembanding 2 ini berjudul Pemuda dan Gaya Kepemimpinan Di Era
Milenial.Dilihat dari aspek tampilan buku, sampul buku terlihat menarik dengan
panduan warna cerah yang membuat pembaca tertarik untuk membaca buku
ini.Jumlah halaman buku ini sekitar 111 lembar , tidak tebal , dan mudah dibawa
kemana pun.

23
2. Dari aspek layout dan tata letak , serta tata tulis, termasuk penggunaan font
adalah:
Buku yang direview menurut saya sudah cukup bagus ,pada aspek layoutnya
sudah cukup bagus dan sesuai.Tata tulisannya menurut saya sudah bagus dan
dapat dimengerti.Dan untuk font ada yang bolt dan italic untuk menentukan mana
kalimat yang penting dan mana kalimat penjelas.
3. Dari aspek isi buku
Dari aspek isi buku penyusun menulis kalimat demi kalimat dengan baik , serta
mengelompokan kata-kata yang penting , di dalam buku ini juga memuat
pendapat para ahli.Buku ini berisi karya ilmiah dengan objek bertema
kepemimpinan seseorang , dikarang oleh 12 penulis dan 1 orang editor. Terdapat
beberapa kesimpulan di beberapa judul karya ilmiah nya.
4. Dari aspek tata bahasa.
Buku tersebut memiliki susunan kalimat, pemilihan kata ,dan kesesuaian antara
paragraf yang baik.Terdapat beberapa kata yang menggunakan bahasa inggris.

24
BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership memiliki arti luas
meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri
kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie). Kepemimpinan mengacu
pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau lembaga, dan bukan sekedar
memimpin upacara bendera, paduan suara dan sejenisnya (memimpin sesaat).

“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk
melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
organisasi”. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156)
mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:

1)Alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),

2)Aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap


orang menuju kearah yang sama).

3)Allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah


cara mereka bekerja).

“Organisasi di mana orang-orangnya secara terus- menerus mengembangkan


kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-
pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi
kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari
(learning to learn) sesuatu secara bersama” (Peter Senge, 1990).

4.2.Saran

Saya sadar, bahwa laporan yang saya buat ini belum sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritikan oleh pembaca terutama dosen pengampu demi
kelengkapan isi laporan yang saya buat ini. Namun selain itu, saya berharap kritikan agar
bisa lebih melengkapi kekurangan yang ada pada buku yang saya kritik. Dan mungkin
didalam kritikan saya tersebut ada salah kata, saya mohon maaf dan saya ucapkan
terimakasih.

25
DAFTAR PUSTAKA

Chaniago.Aspizain.2017. Pemimpin & Kepemimpinan. Lentera Ilmu Cendekia:Jakarta.

Prabaningrum.Galih. Pemuda dan Gaya Kepemimpinan di Era Milenial.Buana Grafika:


Yogyakarta.

Syamsu Q.Badu & Novianty Djafri.2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Ideas
Publishing:Gorontalo.

26

Anda mungkin juga menyukai