Filum : Arthropoda
Klas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Kanthidae, Cancridae, Portamonidae dan Portunidae.
Genus : Scylla
Spesies : Scylla serrata (Kepiting Bakau)
Scylla serrata :
Hidup di hutan bakau, pantai dan tambak
Ukuran dapat mencapai 20 cm
Banyak dijumpai di pasaran
Sering disebut kepiting hijau, kepiting cina
Mempunyai nilai ekonomis tinggi
Makanan
Pemakan segalanya (bangkai, hewan, tumbuhan, potongan kayu, bambu
dsb)
Mencari makan malam hari mampu bergerak 219 -910 m
Aktif mencari makan pada saat air pasang
Kepiting muda (larva) pemakan plankton, Chlorella, Rotifera, larva
echinodermata, larva moluska dan cacing (hewan bersifat plantonis
bergerak)
Aktifitas makan yang jantan lebih besar dari betina
Pemijahan
Kepiting dewasa berumur 12 – 14 bulan (usia bisa mencapai 3-4 thn)
Ruaya untuk memijah 1 km dari pantai, setelah terjadi pembuahan
Pada saat tertentu juga memijah di tambak dan estuarine
Jumlah telur 2.000.000 – 8.000.000
Telur dibuahi, menetas menjadi larva zoea, berkembang menjadi
megalopa, berkembang menjadi kepiting muda dan terus dewasa
Kepiting menjadi dewasa mengalami molting 17 – 20 kali
Pada Zoea 3 – 5 hari molting
Pada Megalopa rentang molting 17 – 26 hari
Penyebaran
Kualitas Air
Di Tanjung Pasir Salinitas 0 – 30 ppt, suhu 28 – 36, ph 6,5 oksigen
terlarut 4 – 10,2 ppm, kecerahan 30 – 110 cm dan kedalaman 27 -125
cm (Wahyuni dan Ismail).
Kepiting mampu mentolerir suhu 26 – 35 c, salinitas 24 –41 ppt, adanya
muara sungai, bakau yang mendukug kehidupan kepiting (Nazifah)
Salinitas optimal untuk pemeliharaan 15 – 30 %, pemeliharaan larva 30
– 33 %, pH 8 -8,5 (Brick)
Kepiting betina memijah pada salinitas 20 – 24%o, suhu 20-26. Zoea
tidak cocok untuk hidup pada salinitas 17,5 %o (Hill)
Budidaya
Budidaya kepiting telah dimulai 100 tahun yang lalu di cina
Menyebar ke asia 40 tahun silam
Dominal hasil tangkapan
Budidaya sudah mulai, benih masih tergantung dari alam
Produk Yang Dipasarkan
Kepiting petelur (egg crab) kepiting betina yang bertelur hidup
Kepiting pedaging (meat crab) kepiting dewasa hidup
Kepiting bercangkang lunak (soft-shell crab) kepiting baru molting
Daging kepiting olahan. Daging dikeluarkan dari cangkang dan
dipasarkan dalam kemasan atau kaleng
Penangkapan Benih:
Alat Dakkang:
Tongkat kecil dari kayu (bambu)
Jaring yang diikat pada bilah bambu melingkar
Ukuran mata jaring sesuai ukuran benih
Dipasang di muara sungai, pantai dan pentu tambak
Diberi umpan ikan/bangkai diikat pada tongkat bahagian atas jaring
Bila ada kepiting masuk bilah bambu yang ada umpannya bergoyang-
goyang
Diangkat tongkatnya
Benih kepiting ditangkap lalu diikat kakinya.
Ambau/Bento
Tempat Pemeliharaan
Tempat pemeliharaan kepiting bisa berupa kurungan bambu dan waring
Untuk tempat pemeliharaan kepiting yang berasal dari kurungan bambu
(karamba) disarankan berukuran 1,5x1x1meter atau 2x1x1meter, hal ini
bertujuan memperrmudah pengelolaannya terutama pada waktu
mengangkat karamba diwaktu panen.
Pemilihan Benih:
Kakinya lengkap
Warna tidak kemerah-merahan
Pergerakan cepat
Penebaran
Penebaran kepiting dilakukan pada pagi atau sore hari pada karamba.
Benih kepiting yang ditebar berukuran berat 200 - 300 gram per ekor.
Untuk ukuran karamba 1,5 - 2 x 1 x 1 meter kepadatan tebar nya kurang lebih
15 - 25 kg atau sebanyak 60 - 70 ekor.
Pemeliharaan
Diusahakan seminggu 2 kali karamba dipindah dari posisi semula hal ini
bertujuan agar terjadi sirkulasi / pergantian air.
Pemberian pakan rucah lebih diutamakan dalam bentuk segar sebanyak 5 -10%
dari berat badan dan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore/malam hari.
Penggantian air dilakukan bila terjadi penurunan kualitas air.
Sampling dilakukan setiap 5 hari untuk mengetahui perkembangan
pertumbuhan dan kesehatan kepiting. Pengelolaan pakan yang cermat, cocok
dan tepat jumlah maka dalam tempo 10 hari pertumbuhan kepiting bisa
diketahui.
Pemanenan
Untuk memanen kepiting digunakan alat berupa seser baik untuk tujuan
pemanenan total maupun selektif. Pelaksanaan panen harus dilakukan oleh
tenaga terampil untuk menangkap dan kemudian mengikatnya.
Pemeliharaan di Tambak
Persipan Tambak
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dengan padat
tebar rasio perbandingan jantan dan betina 1 : 1 berkisar antara 1 -2 ek/m2.
Pemberian Pakan
Kegiatan pemberian pakan meliputi : (1) memilih jenis pakan yang sesuai
dengan kebutuhan, (2) cara pemberian pakan, (3) dosis pakan, (4) teknik
sampling. Jenis pakan untuk budidaya kepiting adalah pakan alami seperti
bentos dan cacing, untuk pakan buatan dapat diberikan ikan rucah atau pellet.
Khususnya untuk pakan ikan rucah, daging kerang dan hancuran daging siput
dilakukan dengan cara memberikan ikan setengah kering dengan kadar air
berkisar 30 – 40 %. Jumlah pakan diberikan disesuaikan dengan kebutuhan,
dapat dilihat dari sisa pakan yang tidak termakan. Jika pakan dimakan
seluruhnya, maka pemberian pakan selanjutnya sebaiknya ditambah.
Panen
Salah satu kepiting yang paling disukai adalah yang bercangkang lunak,
atau biasa disebut sebagai kepiting soka.
Sebenarnya bukan jenis atau spesies baru, melainkan hanya rekayasa
para pembudidaya dalam memperlakukan moulting atau
pergantiancangkang.
Harga kepiting soka di tingkat pembudidaya sekitar Rp 200.000 /kg, jauh
lebih tinggi daripada kepiting biasa yang rata-rata Rp 80.000 hingga Rp
120.000 / kg.
Permintaan terhadap kepiting soka bukan hanya berasal dari dalam
negeri saja. Sejumlah negara pun kerap mendatangkan kepiting soka
dari Indonesia, terutama Jepang dan AS, yang masing-masing
memerlukan pasokan sebanyak 20-30 ton per bulan.
Metode Sederhana Metode budidaya kepiting soka sebenarnya relatif
sederhana. Pertama, membeli bahan baku kepiting bakau berukuran 10-
12 ekor per kg, kemudian diadaptasi selama sehari dalam
kolam/tambak. Selanjutnya, kedua capit dan keenam kaki jalannya
dipotong.
Mengapa capit dan kaki jalannya harus dipotong? Ternyata tindakan ini
dimaksudkan untuk membuat kepiting stres. Sebab, stres bisa
mempercepat proses molting.
Dengan demikian, hanya tersisa satu bagian yang berdekatan dengan
kedua kaki renangnya yang tetap dibiarkan utuh. Setelah itu, kepiting
dipelihara lagi dalam tambak selama 15 hari, sampai mengalami
pergantian kulit / cangkang (molting).
Ketika molting, kepiting akan menghasilkan cangkang baru yang lunak
dan siap dipanen. Ukuran tubuhnya pun bertambah sekitar dua size.
Pembesaran dari bibit ukuran 30-50 g/ekor menjadi ukuran konsumsi
200-300 g/ekor. Dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai situasi
dan potensi lokasi budidaya kepiting bakau. Prinsip yang harus dilakukan
yaitu kepiting bakau tidak boleh lepas, maka perlu kurungan atau
sekeliling tanggul tempat pemeliharaan pagar dari bambu yang cukup
rapat. Dihindari dari kemungkinan besar terjadi kanibalisme. Disarankan
padat tebar 40 ekor/m2. Jika dilakukan sistem tambak disarankan padat
tebar 2 ekor/m2. Lama pemeliharaan 3 bulan.
Penggemukan dari kepiting bakau dari ukuran 100-150 g/ekor menjadi
ukuran konsumsi 200-300 g/ekor. Disarankan padat tebar40 ekor/m2.
Lama pemeliharaan 3-4 minggu.
Produksi kepiting bakau-soka, bercangkang lunak. Masa pemeliharaan
biasanya 3-4 minggu. Kepiting bakau yang dipelihara berukuran 150-200
g/ekor dan lama pemeliharaan 2-3 minggu. Pergantian kulit ini secara
alami dirangsang oleh alam yaitu saat air pasang tertinggi,
kemelimpahan pakan. Disarankan padat tebar 40 ekor/m2. Cara ini
dilakukan untuk mencapai kelulus hidupan sampai 100%.
Produksi kepiting bakau-bertelur, kepiting bakau betina ukuran 200
g/ekor atau lebih yang penuh telur diperoleh dengan cara ablasi mata.
Masa pemeliharaan 1 bulan dan 1-2 minggu setelah ablasi mata
dilakukan. Disarankan padat tebar 40 ekor/m2. Jenis pakan harus kaya
akan protein dengan jumlah yang cukup, dari bebrbagai jenis ikan rucah,
cumi-cumi dan kerang.