(Pangasius pangasius)
Dosen Pengampu
Dr. Ir. Adelina, M.Si
OLEH :
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan Patin (Pangasiussp) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
memiliki nilai ekonomis penting dalam dunia akuakultur. Departemen perikanan dan
urutan kelima setelah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila (Oreochromis niloticus),
ikan lele (Clarias sp)dan ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Ghufran, 2015).Hal
tersebut dapat dijadikan sebagai peluang bagi Indonesia untuk menduniakan ikan
Patin lokal. Wilayah Sumatera menyumbang 68,07 % dari produksi nasional, dengan
sungai besar baik di Kalimantan maupun Sumatera. Selain ikan patin lokal (asli
Indonesia) dikenal juga ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) sebagai ikan
introduksi dari Thailand pada tahun tujuh puluhan. Salah satu jenis ikan patinyang
diperoleh dari sungai di Jambi yaitu ikan patin jambal (Pangasius djambal). Ikan ini
dijadikan sebagai kandidat ikan lokal yang dapat dikembangkan budidayanya karena
Ikan Patin adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan,
karena merupakan salah satu ikan unggul. Patin merupakan ikan penting di dunia
karena daging patin tergolong enak, lezat, dan gurih. Di samping itu, patin
mengandung protein yang tinggi dan kolesterol yang rendah. Penggemar daging patin
bahkan terdapat di berbagai negara melintasi benua. Selain merupakan ikan
berukuran besar dan pertumbuhannya cepat, patin juga respon terhadap pakan buatan
serta dapat dibudidayakan di berbagai tipe perairan dan wadah budi daya (Munisa et
al., 2015).
Pakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan. Pakan
merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan namun di sisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50-70%)
dari biaya produksi. Kian meningkatnya harga pakan ikan tanpa disertai kenaikan
harga jual ikan hasil budidaya adalah permasalahan yang harus dihadapi setiap
pembudidaya ikan. Oleh karena itu, upaya pencarian pakan alternatif yakni pakan
alami yang murah serta mudah dijangkau terus dilakukan agar dapat mengurangi
pakan alami pada fase benih. Pakan alami memiliki kandungan nutrisi yang cukup
baik dibanding pakan komersil. Selain itu, pakan alamai memiliki ukuran yang kecil
Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan buatan.. Pakan alami adalah
pakan yang di konsumsi oleh organisme yang disediakan secara alami dari alam yang
pakan yang dibuat oleh manusia dengan menggunakan bahan baku yang mempunyai
kandungan gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan. Di antara kedua jenis
pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, peternak perlu
memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat
yang tepat untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya
digunakan dalam bentuk hidup dan agak sulit untuk mengembangkannya. Karena
ikan. Sedangkan, pakan buatan dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang
berasal dari olahan beberapa pakan yang memenuhi nutrisi yang di perlukan. Pakan
Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci mencapai tujuan
produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan
dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberikan makan
ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang
cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang
gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan
menghasilkan warna dan rasa tertentu.. Ikan memenuhi kebutuhan energinya dari
pakan buatan.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Djariah (2001) mengemukakan bahwa Ikan Patin memiliki warna tubuh putih
relatif kecil. Ujung kepala terdapat mulut yang dilengkapi dua pasang sungut pendek.
Susanto dan Amri (2002) menambahkan, pada sirip punggung memiliki sebuah jari-
jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah
belakangnya. Sirip ekor membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak
mempunyai sisik, sirip dubur relatif panjang yang terletak di atas lubang dubur terdiri
dari 30-33 jari-jari lunak sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak.
Sirip dada mempunyaii 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jarijari keras yang berubah
menjadi senjata yang dikenal dengan patil. Di bagian permukaan punggung ikan patin
Di Indonesia, ada dua macam ikan patin yang dikenal yaitu patin lokal
(Pangasius pangasius) atau sering pula disebut jambal (Pangasius djambal) dan patin
memiliki sungut rahang atas jauh lebih panjang dari setengah panjang kepala dan
pertumbuhan ikan selama pembesaran, setiap hari ikan patin perlu diberikan makanan
Benih patin pada tahap pendederan satu ini dipelihara selama 3-4 minggu. Hari
kedua atau ketiga setelah menetas diberia pakan artemia sampai hari ketujuh setiap 1-
2 jam sekali. Larva ikan patin diberikan pakan berupa nauplis artemia setelahberumur
30-35 jam setelah menetas hingga larva berumur 7 hari,frekuensi pemberian pakan
berupa nauplis artemia sebanyak 5 kali dengan interval waktu 4 jam sekali. Pada hari
kalidengan interval waktu 4 jam sekali. Larva akan sangat bergairah melihat
makananyang hidup/bergerak. Untuk menjaga agar artemi tidak cepat mati maka air
dalam akuarium tersebut juga harus bersifat asin. Menurut (Khairuman dan Amri,
2018) ; (Komayrah dan Aries, 2016), bahwa kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat
dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan Yang diberikan serla kondisi lingkungan.
Pemeliharaan setelah hari ke-14 Sudah bisa dikasih pelet dalam bentuk tepung.
Pemberian pelet setiap 3-4 jam sekali. Usahakan pakan yang diberikan sesuai
kebutuhan benih.
Pemberian pakan dilakukan secara bertahapsebanyak empat kali yaitu pagi, siang,
sore, dan malam hari. Porsi pemberian pakan pada malam hari sebaiknya lebih
banyak daripada pagi, siang, dansore hari, karena ikan patin lebih aktif pada malam
hari. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada
pembudidayaan, dalam usia enam bul.an ikan patin sudah bisa mencapai panjang 35 -
40 cm.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap hari ikan patin perlu diberikan makanan tambahan berupa pelet
sebanyak 3 sampai 5% dari bobot tubuhnya. Larva ikan patin diberikan pakan berupa
nauplis artemia setelahberumur 30-35 jam setelah menetas. Pemeliharaan setelah hari
ke-14 Sudah bisa dikasih pelet dalam bentuk tepung. Pemberian pakan dilakukan
secara bertahapsebanyak empat kali yaitu pagi, siang, sore, dan malam hari. Porsi
pemberian pakan pada malam hari sebaiknya lebih banyak daripada pagi, siang,
dansore hari, karena ikan patin lebih aktif pada malam hari.
DAFTAR PUSTAKA
Munisa, Q., Subandiyono dan Pinandoyo. 2015. Pengaruh Kandungan Lemak dan
Energi yang Berbeda dalam Pakan Terhadap Pemanfaatan Pakan Dan
Pertumbuhan Patin (Pangasius pangasius). Journal of Aquaculture Management
and Technology. Vol 4 (3) 12-21.
Tampubolon E.H, Raharjo E.I, dan Farida. 2016. Pengaruh Beberapa Jenis Pakan
Alami terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Koi
(Cyprinus carpio). Jurnal Fakultas Perikanan Dan ilmu kelautan. Universitas
Muhammadiyah Pontianak.
Wurganto, S. 2018. Kandungan protein dalam serat kasar. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.