1. Antika (C1101221009)
2. Dya Lucky Permadani (C1101221036)
3. Siti Fatikhah Aqso Kamila (C1101221044)
4. Yumita (C1101221047)
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................4
2.2 Morfologi....................................................................................................................................4
2.3 Penyebaran.................................................................................................................................5
2.5. Pertumbuhan............................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................9
KESIMPULAN.........................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan dalam pemeliharaan ikan tengadak adalah masih banyak
masyarakat yang belum mau membudidayakan ikan tengadak, kurangnya pembudidaya ikan
tengadak di karenakan ikan tengadak sangat rumit untuk di budidayakan
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Morfologi
Tubuh bewarna perak. Ikan ukuran besar agak bewarna keperakan atau kekuningan
waktu hidup dengan sirip punggung dan ekor bewarna jingga atau merah darah. Linea
lateralis komplit dengan sisik 35. Sisik predosal 13, 8 sisik diantara linea lateralis dan awal
sirip punggung. Terdapat delapan baris sisik antara awal sirip punggung dan gurat sisi. Jari-
jari keras sirip punggung: tiga; jari-jari lunak sirip punggung: delapan. Jari-jari keras sirip
dubur: tiga; jari-jari lunak sirip dubur: lima. Dibedakan dari spesies lain dalam genus yang
sama berdasarkan sirip punggung yang bewarna merah dengan warna hitam di ujungnya.
Sirip dada, sirip dubur, sirip ekor bewarna merah dengan batas warna putih dan memiliki
garis hitam sepanjang lengkung sirip ekor.
2.3 Penyebaran
Menurut Djuhanda, (1981), ikan tengadak dikenal dengan beberapa nama daerah
diantaranya : Tengadak (Riau, Jambi, Sumatra, Selatan dan Lampung), Menjuhan
(Kalimantan Tengah), Sultan (Malaysia). Ikan tengadak berukuran 10- 12cm disebut jelejer di
Jambi, sedangkan Kalimantan Barat kususnya di temui jenis ikan mirip bentuknya dengan
tengadak yang dikenal dengan sebutan tengadak batu yang berukuran lebih kecil dari ikan
tengadak, maksimal 1 kg per ekor. Ikan tengadak banyak ditemui di sungai dan daerah
genangan kawasan tengah hingga hilir. Bahkan di bagian muara sungai. Habitat yang
disukainya adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan dibagian pinggirnya. Anak
tengadak banyak di jumpai di daerah genangan dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Disaat air
menyusut, anakan dari ikan tengadak secara bergerombol beruaya ke arah bagian hulu sungai.
Ikan tengadak dapat hidup pada pH 5-7, oksigen terlarut 5-7 ppm, dan suhu 25-37 C serta
diperairan yang kurang subur hingga sedang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September samapi Oktober 2023. Dari hasil
pengamatan selama kurang lebih sebulan pada ikan tengadak mengalami perubahan dalam
bentuk panjang dan bobot pada ikan tengadak. Pada awal pembelian ikan, benih ikan yang
diamati berusia sekitar 6 minggu yang memiliki ukuran panjang 7,5 cm dan berat bobot 7
gram.
Panjang ikan tengadak Berat ikan tengadak
Dan pada saat pemberian pakan tiga kali sehari,dan dalam penggatian air di lakukan
selama tiga hari sekali agar ikan tengadak tidak mengalami kesetresaan saat penggantian air,
dikarenakan suhu air yang baru sangat berbeda di bandingkan suhu air lama. Tinggi atau
rendahnya sintasan disebabkan oleh gradien osmotik dalam proses adaptasi terhadap fluktuasi
lingkungan. Menurut Affandi & Tang (2002), dalam rangka menyesuaikan diri dengan
lingkungan ikan memiliki toleransi dan resistensi terhadap perubahan lingkungan pada
kisaran tertentu. Tingkat salinitas yang terlalu tinggi atau rendah dengan fluktuasi yang lebar
dapat menyebabkan kematian pada ikan (Setiawati & Suprayudi 2003).
Air yang di gunakan untuk penggantian air yaitu menggunakan air mineral,dan bisa juga
menggunakankan air PDAM tetapi lebih baik menggunkan air sumur atau mineral,karena air PDAM
mengandung kaporit yang dapat menyebabkan ikan tidak lama bertahan hidup. Dan pastikan juga
bahwa air tersebut tidak mengandung klorin atau bahan kimia berbahaya lainnya yang dapat
membahayakan kesehatan pada ikan tengadak.
Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah akuarium kaca berukuran Panjang 11,5
cm,lebar 11,5 cm,tinggi 17,5 cm. berjumlah 1 buah dan dilengkapi dengan instalasi aerasi.
Sebelum digunakan, akuarium dicuci terlebih dulu dan dibiarkan sampai kering. Media
pemeliharaan benih ikan tengadak adalah air tawar (0 ppt) dan air bersalinitas 3 dan 6 ppt
yang diperoleh dari penambahan garam ke dalam air tawar.Pada saat ikan tengadak
mengalami perubahan panjang dan bobot ikan di pindahkan ke baskom yang berukuran lebih
besar dan ikan tengadak dapat bergerak bebas.
Ikan tengadak ini membutuhkan oksigen apabila tidak di beri oksigen,ikan akan naik
ke permukaan air dan bergerak sangat agresif.Gerak ikan tengadak merupakan tanda bahwa
ikan tersebut mungkin mengalami masalah kesehatan atau stres. Ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti kualitas air yang buruk, tingkat oksigen yang rendah, atau masalah
dengan parameter lingkungan lainnya. Jika pemeliharaan di dalam akuarium, penting untuk
memantau kondisi air dan memastikan bahwa semua parameter lingkungan sesuai untuk
spesies ikan tengadak yang di pelihara.
BAB III
KESIMPULAN