Anda di halaman 1dari 9

HASIL LAPORAN PENELITIAN

Dosen Pengampu : FX. Widadi Padmasari , S.Si.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Antika (C1101221009)
2. Dya Lucky Permadani (C1101221036)
3. Siti Fatikhah Aqso Kamila (C1101221044)
4. Yumita (C1101221047)

PRODI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................4

2.1 Klasifikasi Ikan Tengadak.........................................................................................................4

2.2 Morfologi....................................................................................................................................4

2.3 Penyebaran.................................................................................................................................5

2.4. Habitat dan Kebiasaan Hidup.................................................................................................5

2.5. Pertumbuhan............................................................................................................................6

2.6 Hasil pengamtan........................................................................................................................7

BAB III....................................................................................................................................................9

KESIMPULAN.........................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) merupakan komoditas lokal yang memiliki nilai


ekonomi tinggi dan sangat prosfektif untuk dikembangkan. Jenis ikan ini di alam dapat
mencapai ukuran besar (panjang 34cm dan berat lebih dari 500 gr/ekor, bahkan pernah
ditemukan ikan yang berukuran panjang baku 45cm). Dagingnya memiliki cita rasa yang
khas dan mengandung nilai gizi yang tinggi, sehingga disukai konsumen. Ikan tengadak
termasuk ikan air tawar yang memiliki prospek cerah sebagai komoditas budidaya dimasa
yang akan datang, namun, sampai saat ini ikan tengadak yang dipasarkan umumnya
merupakan hasil tangkapan dari perairan umum (Lisna, 2012)

1.2 Rumusan Masalah

Salah satu permasalahan dalam pemeliharaan ikan tengadak adalah masih banyak
masyarakat yang belum mau membudidayakan ikan tengadak, kurangnya pembudidaya ikan
tengadak di karenakan ikan tengadak sangat rumit untuk di budidayakan

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan ikan tengadak


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Tengadak

Klasifikasi ikan Tengadak (Barbonymus scwanenfeldii) Kalimantan Barat menurut


Nelson (1994) adalah sebagai berikut :
Fhylum : Chordata
Sub Fhylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub class : Neopterygii
Ordo : Cypiniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
Species : Barbonymus scwanenfeldii
Ikan tengadak memiliki kepala yang kecil, tubuh pipih dan badan tinggi seperti ikan
tawes, sisik kecil-kecil, warna tubuh seperti perak, dengan punggung yang lebih gelap atau
abu-abu kecoklatan dan perut putih mengkilat (Gaffar dan Nasution, 1990). Pada ikan muda,
ujung sirip warna merah menguning, tetapi pada ikan dewasa seluruh siripnya berwarna
merah, sirip punggung di dukung oleh 3 jari-jari keras dan 8-9 jari-jari lunak, sirip dubur
didukung oleh 3 jari-jari keras dan lima jari-jari lunak. Sirip perut mempunyai 2 jari keras
dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada mempunyai 1 jari-jari sirip keras dan 14-15 jari-jari lunak.

2.2 Morfologi
Tubuh bewarna perak. Ikan ukuran besar agak bewarna keperakan atau kekuningan
waktu hidup dengan sirip punggung dan ekor bewarna jingga atau merah darah. Linea
lateralis komplit dengan sisik 35. Sisik predosal 13, 8 sisik diantara linea lateralis dan awal
sirip punggung. Terdapat delapan baris sisik antara awal sirip punggung dan gurat sisi. Jari-
jari keras sirip punggung: tiga; jari-jari lunak sirip punggung: delapan. Jari-jari keras sirip
dubur: tiga; jari-jari lunak sirip dubur: lima. Dibedakan dari spesies lain dalam genus yang
sama berdasarkan sirip punggung yang bewarna merah dengan warna hitam di ujungnya.
Sirip dada, sirip dubur, sirip ekor bewarna merah dengan batas warna putih dan memiliki
garis hitam sepanjang lengkung sirip ekor.

2.3 Penyebaran
Menurut Djuhanda, (1981), ikan tengadak dikenal dengan beberapa nama daerah
diantaranya : Tengadak (Riau, Jambi, Sumatra, Selatan dan Lampung), Menjuhan
(Kalimantan Tengah), Sultan (Malaysia). Ikan tengadak berukuran 10- 12cm disebut jelejer di
Jambi, sedangkan Kalimantan Barat kususnya di temui jenis ikan mirip bentuknya dengan
tengadak yang dikenal dengan sebutan tengadak batu yang berukuran lebih kecil dari ikan
tengadak, maksimal 1 kg per ekor. Ikan tengadak banyak ditemui di sungai dan daerah
genangan kawasan tengah hingga hilir. Bahkan di bagian muara sungai. Habitat yang
disukainya adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan dibagian pinggirnya. Anak
tengadak banyak di jumpai di daerah genangan dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Disaat air
menyusut, anakan dari ikan tengadak secara bergerombol beruaya ke arah bagian hulu sungai.
Ikan tengadak dapat hidup pada pH 5-7, oksigen terlarut 5-7 ppm, dan suhu 25-37 C serta
diperairan yang kurang subur hingga sedang.

2.4. Habitat dan Kebiasaan Hidup


Di Indonesia ikan ini tersebar di sungai-sungai besar di pulau Sumatra dan kalimantan
(Djuhanda,1981). Dari identifikasi yang dilakukan terhadap jenis-jenis ikan air tawar di
sungai Batang Hari, Jambi, di jumpai 162 jenis ikan yang termasuk dalam 14 ordo, 30 famili
dan 73 genus. Ordo astarriophysi mendominasi jenis-jenis ikan yang ditemukan dan ikan
tengadak juga termaksud jenis utama yang bernilai ekonomis penting. Ikan tengadak juga di
jumpai di bagian hulu sungai Musi dengan jumlah yang sedikit, bagian tengah dan rawa- 6
rawa sekitar sungai (Djuhanda,1981). Di luar Indonesia, ikan tengadak dapat di temukan di
Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar (Djuhanda, 1981). Ikan Tengadak sudah
dibudidayakan masyarakat di berbagai daerah di Sumatra dan Kalimantan, meski belum
berkembang seperti ikan nila dan ikan mas. Jenis ikan ini di pelihara petani dalam kolam atau
keramba dengan memanfaatkan benih dari alam. Di Kalimantan Timur, ikan Tengadak ukuran
50 g/ekor yang di tebar dalam hapa yang bervolume 10 m3 sebanyak 1200 ekor setelah di
pelihara 1 tahun menggunakan pakan komersial (kadar protein 25-28%) dapat dihasilkan ikan
sebanyak 684 kg (mortalitas 5%) dan nilai konversi pakan 3,25 (Gaffar dan Nasution, 1990)
2.5. Pertumbuhan
Pada kegiatan budi daya ikan tengadak, khususnya pembenihan masih ditemukan
kendala pertumbuhan benih yang masih rendah. Menurut Prakoso et al. (2010), pertumbuhan
bobot ikan tengadak hanya 16 gram selama lima bulan masa pemeliharaan. Pertumbuhan
bobot ini cukup rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian Christensen (1994) yang
menunjukkan bahwa ikan tengadak dapat tumbuh hingga 253 gram selama dua belas bulan
pemeliharaan. Rendahnya tingkat pertumbuhan diduga karena belum optimalnya faktor
eksternal seperti media pemeliharaan dalam mendukung kehidupan ikan tersebut. Ikan
tengadak seperti halnya ikan air tawar lainnya bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan,
sehingga dibutuhkan pengaturan tekanan osmotik agar air dan ion-ion antara tubuh dan
lingkungannya berada dalam kondisi yang seimbang. Pengaturan tekanan osmotik media
dapat dilakukan melalui pengaturan salinitas dan kalsium pada media pemeliharaan. Pada
saat ikan tengadak dipelihara pada media salinitas yang mendekati kondisi isoosmotiknya
maka kondisi ini dapat meminimalkan penggunaan energi untuk kerja osmotik sehingga ikan
dapat meningkatkan pertumbuhannya. Menurut Carrion et al. (2005), semakin besar
perbedaan tekanan osmotik akan mengakibatkan semakin besar energi yang digunakan untuk
proses osmoregulasi dan pada akhirnya akan memengaruhi pertumbuhan ikan tersebut. Pada
beberapa jenis ikan air tawar, salinitas optimal untuk pertumbuhan benih berbeda-beda.

2.6 Hasil pengamtan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September samapi Oktober 2023. Dari hasil
pengamatan selama kurang lebih sebulan pada ikan tengadak mengalami perubahan dalam
bentuk panjang dan bobot pada ikan tengadak. Pada awal pembelian ikan, benih ikan yang
diamati berusia sekitar 6 minggu yang memiliki ukuran panjang 7,5 cm dan berat bobot 7
gram.
Panjang ikan tengadak Berat ikan tengadak

Dan pada saat pemberian pakan tiga kali sehari,dan dalam penggatian air di lakukan
selama tiga hari sekali agar ikan tengadak tidak mengalami kesetresaan saat penggantian air,
dikarenakan suhu air yang baru sangat berbeda di bandingkan suhu air lama. Tinggi atau
rendahnya sintasan disebabkan oleh gradien osmotik dalam proses adaptasi terhadap fluktuasi
lingkungan. Menurut Affandi & Tang (2002), dalam rangka menyesuaikan diri dengan
lingkungan ikan memiliki toleransi dan resistensi terhadap perubahan lingkungan pada
kisaran tertentu. Tingkat salinitas yang terlalu tinggi atau rendah dengan fluktuasi yang lebar
dapat menyebabkan kematian pada ikan (Setiawati & Suprayudi 2003).

Air yang di gunakan untuk penggantian air yaitu menggunakan air mineral,dan bisa juga
menggunakankan air PDAM tetapi lebih baik menggunkan air sumur atau mineral,karena air PDAM
mengandung kaporit yang dapat menyebabkan ikan tidak lama bertahan hidup. Dan pastikan juga
bahwa air tersebut tidak mengandung klorin atau bahan kimia berbahaya lainnya yang dapat
membahayakan kesehatan pada ikan tengadak.

Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah akuarium kaca berukuran Panjang 11,5
cm,lebar 11,5 cm,tinggi 17,5 cm. berjumlah 1 buah dan dilengkapi dengan instalasi aerasi.
Sebelum digunakan, akuarium dicuci terlebih dulu dan dibiarkan sampai kering. Media
pemeliharaan benih ikan tengadak adalah air tawar (0 ppt) dan air bersalinitas 3 dan 6 ppt
yang diperoleh dari penambahan garam ke dalam air tawar.Pada saat ikan tengadak
mengalami perubahan panjang dan bobot ikan di pindahkan ke baskom yang berukuran lebih
besar dan ikan tengadak dapat bergerak bebas.

Setelah satu bulan pemeliharaan kemudian kami melakukan pengecekan ulang


ternyata ikan tengadak mengalami perubahan dalam Panjang dan bobot pada ikan.yaitu
memiliki ukuran Panjang 11,5 cm,dengan berat bobot 23 gram.
Panjang ikan tengadak berat bobot ikan tengadak

Ikan tengadak ini membutuhkan oksigen apabila tidak di beri oksigen,ikan akan naik
ke permukaan air dan bergerak sangat agresif.Gerak ikan tengadak merupakan tanda bahwa
ikan tersebut mungkin mengalami masalah kesehatan atau stres. Ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti kualitas air yang buruk, tingkat oksigen yang rendah, atau masalah
dengan parameter lingkungan lainnya. Jika pemeliharaan di dalam akuarium, penting untuk
memantau kondisi air dan memastikan bahwa semua parameter lingkungan sesuai untuk
spesies ikan tengadak yang di pelihara.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai perubahanan panjang dan besarnya


perkembang besar nya perkembangan Ikan tengadak dapat diambil kesimpulan bahwa waktu
pemeliharaan awal sampai akhir ikan tengadak memiliki perubahan awal lkan dipelihara
berat awal 7 gram panjang (kan 7,5 cm. dan berat akhis 23 Panjang 11,5 cm, artinya tingkat
gram, pertumbuhan Ikan tengadak selama 1 bulan pertumbuhan dinyatakan lambat dimana
ikan tengadak mempunyai kelambatan pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai