Anda di halaman 1dari 10

Makalah Dinamika Populasi

Ikan Hiu Lonjor (Carcharhinus Amblyrhnchos)

Di susun oleh :

KELOMPOK VI

St. Nurazmi Reskiani. A STK319020

Sri Nur Annisa STK319021

Tri Ambar Larasati STK319022

Yuli Azrina STK319023

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK

DIWA MAKASSAR

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Dinamika
Populasi Ikan Hiu lonjor (Carcharhinus Amblyrhnchos) ” untuk memenuhi salah satu syarat
tugas mata kuliah Dinamika Populasi.
Dengan selesainya penulisan makalah ini, penulis berterimakasih kepada semua pihak
yang membantu dan mendukung penulis dalam proses penyusunan dan pembuatannya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, tidak mudah untuk
mencapai kesempurnaan, banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalh ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, umumnya untuk pembaca dan khususnya
untuk penulis.

M akassar , Desember 2021

Kelom pok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. rumusan masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Ikan Hiu Lonjor ......................................................................... 4
B. Morfologi Ikan Hiu Lonjor............................................................................ 4
C. Habitat Ikan Hiu Lonjor ............................................................................... 5
D. Laju Pertumbuhan Ikan Hiu Lonjor ............................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 6
B. Saran .......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setidaknya, dikenal empat kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas
Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan yang
masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes), ikan purba berahang keras
Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan tulang rawan (ikan hiu, pari dan
chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua kelas terakhir
dikelompokkan dalam superkelas pisces.
Pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi oleh sisik
placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah ventral dari kepala. Juga
merupakan vertebrata rendah yang memiliki columna vertebralis sempurna yang terpisah
satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah memiliki
tulang rahang dan beberapa pasang appendage berupa pina (sirip). Hampir semuanya
predacious, hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa
tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik.
Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang
rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan
lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di
samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi
kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan
untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat
digantikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai
spesies dari Chondrichthyes, salah satunya Hiu lonjor (Carcharhinus Amblyrhnchos) agar
kita mampu membedakan ikan bertulang rawan dengan ikan yang lainnya serta spesifikasi
mengenai hewan Chondricthyes ini. (Destyani, Eva Amalia, dkk. 2014).

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memanfaatkan sumber daya ikan
bertulang rawan (hiu dan pari) terbesar di dunia (Stevens et al. 2000, Fahmi dan Dharmadi
2005). Kegiatan pemanfaatan (penangkapan) sumberdaya hiu dan pari (Elasmobrancii) di
perairan Indonesia sudah berkembang sejak tahun 1970 (Rahardjo 2009). Diketahui tahun
1996 dilaporkan 100.000 ton hiu tertangkap di Indonesia (Stevens et al. 2000) dan hasil
tangkapan sebesar 103.245 ton pada tahun 2011 dan 105.230 ton pada tahun 2012 (Fahmi dan
Dharmadi 2005).

Walaupun tercatat sebagai negara yang memanfaatkan hiu, sangat disayangkan hiu yang
tertangkap tidak terdata secara baik hingga tahapan spesies. Diperkirakan hiu yang tertangkap
terdiri dari berbagai macam spesies (multi species) dengan berbagai jenis alat tangkap (multi
gear). Hal tersebut dikarenakan perairan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati spesies
hiu hingga 114 spesies hiu (Fahmi dan Dharmadi 2005) dan dominasi nelayan tradisional
yang cenderung mengoperasikan berbagai alat tangkap dalam satu armada penangkapan
(White et al. 2014).

Ikan hiu atau nama lokal sering disebut ikan cucut merupakan spesies yang menjadi isu
perikanan tangkap dunia saat ini. Hiu yang merupakan by-catch karena dianggap memiliki
nilai ekonomis tinggi seringkali memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari target utama. Nilai
hiu yang tinggi disebabkan keberadaan sirip ikan hiu sebagai bahan konsumsi yang dianggap
prestise di pasar.

Bagi nelayan artisanal di beberapa daerah yang memiliki kapasitas armada kecil, ikan hiu
ditangkap hanya untuk diambil siripnya, setelah itu tubuh ikan dibuang ke laut karena
menghasilkan amoniak yang menimbulkan bau pesing. Berbeda dengan kapal penangkapan
yang memiliki palka cukup besar, tubuh hiu hasil tangkapan tetap dibawa dan didaratkan
untuk dijual dengan harga yang relatif murah (Fahmi dan Dharmadi 2005).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana klasifikasi dari ikan hiu lonjor ?
2. Bagaimanakah morfologi dari ikan hiu lonjor ?
3. Bagaimanakah habitat dari ikan hiu lonjor ?
4. Bagaimanakah laju pertumbuhan ikan hiu lonjor ?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui klasifikasi dari ikan hiu lonjor .
2. Untuk mengetahui morfologi dari ikan hiu lonjor.
3. Untuk mengatahui habitat dari ikan hiu lonjor.
4. Untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan hiu lonjor.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Hiu Lonjor

Kingdom : Anamalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Sub Class : Elasmobranchii
Ordo : Carcharhinidae
superOrdo : Selachimorpha
Family : carcharhinidae
Genus : Carcharhinus
Species : Carcarhinus amblyrhynchos

B. Morfologi hiu Lonjor


Karakterisitik khas yang dapat membedakan Hiu Lonjor dengan Hiu Lainnya adalah
bentuk tubuhnya yang panjang dengan ekor berbentuk asimetris. Memiliki pangkal sirip pada
punggung pertama yang terletak di belakang, ujung belakang sirip dada. Sisi bagian dalam
sirip punggung kedua sangat panjangnya antara 1,6 – 3,0 kali tinggi siripnya. Moncong hiu
agak panjang,bulat menyempit (muncul dari arah bawah), gigi atas kecil,ramping dan tegak
(White et al., 2006). Memiliki sepasang sirip dada yang panjang dan serupa sabit besar,
memiliki 2 sirip anal yang terpisah, umumnya berwarnah putih abu – abu ke hitaman,bagian
tubuh atas dan berwarna putih pada tubuh bagian bawah, memiliki mata yang besar pada
bagian ujung siripnya terdapat warna hitam.
Ukuran hiu sendiri sangat bervariasi sesuai jenisnya. Mulai dari yang terkecil dengan
ukuran 15 cm, hiu lonjor dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 70 – 230 cm. ikan hiu
memiliki ciri khusus seperti tepi sirip ekor bagian belakang berwarna hitam, ada guratan
meninjol diantara sirip punggung yang tidak begitu jelas. (Slamet Mardiyanto Rahayu., 2020)

C. Habitat Hiu Lonjor


Orang indonesia mengenalnya dengan sebutan hiu lonjor, Merak Bulu (Lombok), hiu
lanjaman atau cucut lanjaman (jawa) yang tersebar diseluruh perairan tropis mulai dari pesisi
pantai hingga paparan benua (Compangno, 1998). Di wilayah indonesia, hiu tersebut
umumnya ditangkap di samudera hindia,mulai dari barat sumatera hingga bagian selatan
jawa, bali dan nusa tenggara yang termasuk dalam wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 572
dan 573,seta perairan natuna,selat makassar dan laut banda (Fahmi dan Dharmandi 2013).
Hiu ini hidup diperairan paparan benua,sering ditemukan di daerah terumbu
karang,dekat tubir batas karang atol,dan lepas pantai pada lapisan permukaan hingga
kedalaman 280 meter (white,et al. 2006). Status pemanfaatan, IUCN telah memasukkan
dalam daftar kuning (hampir punah).

D. Laju Pertumbuhan Hiu Lonjor

Hiu lonjor jantan mengalami matang kelamin pada ukuran 166 – 200 cm dan betina
pada ukuran 170 – 220 cm (fahmi dan Suma dhidarga, 2007). Biasanya memiliki sekitar 6 –
20 ekor anak setiap satu atau dua tahun. Hiu ini tumbuh dewasa pada ukuran 215 – 225 cm
(male) dan 232 – 246 cm (famale) dan dapat mencapai panjang total 350 cm (Dharmadi,
2013)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat simpulkan bahwa Hiu Putih termasuk
kedalam kelas Condrichthyes. Salah satu cirinya yaitu skeleton berupa tulang rawan tidak ada
tulang keras, vertebrae lengkap dan terpisah. Di Indonesia, kita bisa menemukan hiu lonjor di
kawasan timur Indonesia, Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan. Hiu ini memiliki ciri-ciri
khusus, seperti tepi sirip ekor bagian belakang berwarna hitam melebar, ujung sirip dada
bagian bawah berwarna hitam, ada guratan menonjol di antara sirip punggung yang tidak
begitu jelas. Hiu ini dapat berkembang hingga seukuran 70-230 cm. Ukuran Hiu sendiri
sangat bervariasi, sesuai dengan jenisnya. Mulai dari yang terkecil dengan ukuran 15 cm.
Karakteristik khas yang dapat membedakan Hiu dengan jenis ikan lainnya adalah bentuk
tubuhnya yang panjang dengan ekor berbentuk asimetris. Memiliki tulang punggung yang
memanjang hingga bagian ekor, gigi Hiu juga memiliki bentuk segitiga yang runcing dan
berjumlah banyak.

B. Saran

Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara


mendalam/detail. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca dan penulis selanjutnya
dapat melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Destyani, Eva Amalia, dkk. 2014. Makalah Fisiologi Hewan Air Fisiologi Ikan Hiu.
Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran.
Slamet Mardiyanto Rahayu, Syuhriatin, Desi Iftiana, 2020 "Identifikasi Ikan Di Pelabuhan
Perikanan Tanjung Luar, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat". Dalam Jurnal
Harpodon Bomco, Vol. 13, No. 1 (Hal : 30 ). Universitas Islam Al-Azhar, Mataram,
Nusa Tenggara Barat.
Vista Dhea Nurastri, Ilham Marasabessy, 2021 "Status Konservasi Ikan Terancam Punah
yang Diperdagangkan Keluar Kota Sorong (Studi Kasus: Ikan Hiu Berdasarkan
Identifikasi di Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Sorong)". Dalam Jurnal
Riset Perikanan Dan Kelautan. Vol.3, No.1 (Hal : 303-318). Program Studi Menajemen
Sumberdaya Perairan UM Sorong.
Benaya M. Simeon, Mulyono S. Baskoro, Am Azbas Taurusman, Dwi A. Gautama, 2015
"Kebiasaan Makan Hiu Kejen (Carcharinus falciformis): Studi Kasus Pendaratan Hiu di
PPP Muncar Jawa Timur". Dalam Jurnal Marine Fisheries. Vol.6, No.2 (Hal : 202-209).
Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. WWF Indonesia.
Umi Chodrijah, Irwan Jatmiko, dan Agus Arifin Sentosa, 2017 "Parameter Populasi Hiu
Kejen (Carcharhinus falciformis) Di Perairan Selatan Nusa Tenggara Barat". Dalam
Jurnal Bawal. Volume 9, Nomor 3 (Hal : 175-183). Balai Riset Perikanan Laut,
Cibinong, Bogor, Jl. Raya Bogor KM. 47 Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor. Loka
Riset Perikanan Tuna, Jl. Mertasari No. 140 Br Suwung Kangin, Sidakarya, Denpasar
Bali, 80224. Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan, Jalan Cilalawi No. 01 Jatiluhur,
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia-41152.

Anda mungkin juga menyukai