Anda di halaman 1dari 9

“ STRATEGI PELAKSANAAN RESTOCKING DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERAIRAN UMUM”

oleh:
Kelompok 6
1. Andika Prasetia/STK319003
2.Arini/STK319003
3.Yuli Azrina/STK319023
A. LATAR BELAKANG
Oseanografi perikanan dapat secara luas didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antara
ikan laut dan lingkungannya di berbagai tahap sejarah kehidupan. Oseanografi perikanan
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang kuat tentang perilaku ikan, dinamika
populasi, dan sejarah kehidupan dengan perspektif ekosistem. Oseanografi, juga disebut
oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau
lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi
tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai
studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya.
1. Pengertian Restocking
*Restocking adalah salah satu upaya penambahan stok ikan tangkapan untuk ditebarkan di
perairan umum, pada perairan yang dianggap telah mengalami krisis akibat padat tangkap
atau tingkat pemanfaatannya berlebihan. Tujuan restocking selain menambah stok ikan
agar dapat dipanen sebagai ikan konsumsi , juga bertujuan mengembalikan fungsi dan
peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang.
*Tujuan utama melakukan restoking adalah meningkatnya ukuran populasi ikan lokal yang
sebelumnya mengalami penurunan akibat penangkapan atau penyebab lainnya termasuk
gangguan habitat, pencemaran, ataupun penyebab yang bersifat ekologis misalnya
persaingan dan pemangsaan.
2. Kegiatan restocking
Secara teknis, restoking hanya dapat dilakukan bilamana kondisi perairan yang memungkinkan
untuk dilakukan penebaran ikan. Namun sebelum ikan tersebut benar-benar ditebarkan, perlu
diketahui komposisi jenis dan struktur komunitas ikan yang ada di perairan.
Beberapa tahapan umum yang perlu dilakukan dalam melaksanakan restoking:
1. Populasi jenis ikan yang akan direstoking.
2. Indentifikasi terlebih dahulu.
3. Perairan yang akan ditebar memiliki persyaratan sik-kimiawi, dan ketersediaan pakan alami
bagi jenis ikan yang direstoking.
4. Pemilihan jenis ikan.
5. Restoking ditujukan untuk meningkatkan populasi secara permanen dan sebaiknya dalam
pemanfaatannya tidak secara langsung.
6. Restoking diharapkan bisa berperan pula untuk reklamasi habitat/ekosistem
7. Gangguan oleh predator dan ancaman lainnya
8. Program restoking harus ada koordinasi dan konsistensi antara stakeholders (Karantina
Ikan, Balai Benih, Dinas Perikanan, Lingkungan Hidup, Perencanaan Pembangunan, dan
pelibatan masyarakat di sekitar lokasi restoking).
9. Benih ikan yang akan direstoking bisa diperoleh dengan mudah : tersedia di Panti Benih
atau Balai Benih Ikan.
10. Ukuran dan kondisi ikan.
11. Tahapan penebaran.
12. Kepadatan Tebar
3. Syarat perairan umum untuk Restocking
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan kegiatan restoking di
perairan umum:
1. Mempunyai tingkat kesuburan perairan yang tinggi
2. Perairan tidak tercemar
3. Kualitas air memenuhi kriteria baku mutu air golongan
4. Kondisi perairan layak bagi kehidupan biota akuatik
5. Sifat perairan permanen (mengandung air sepanjang tahun
6. Dekat dengan sumber benih.
4. Prioritas perairan umum untuk restocking
1. Perairan umum yang sudah kritis dan padat tangkap
2. Banyak nelayan/petani ikan/ masyarakat yang bermukim di sekitar perairan tersebut
3. Produksi ikan cenderung menurun/rendah.
4. Keanekaragaman jenis sumberdaya ikan rendah.
5. Pembinaan dan Pengelolaan
Agar kegiatan restocking dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu
dilakukan langkah-langkah yang kongkrit. Sebagai berikut:
1.Pengaturan dan pembatasan penangkapan
2. Pengendalian dan Pengawasan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai