DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
1. DEVIA RANTY
3. M. RAIHAN ALFIKRI
4. SANRI MONIKA
5. WURI CAHYANINGRUM
XII.MIPA.5
SMA NEGERI 2 DUMAI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi mengenai
timbulnya spesies baru.
Adapun makalah biologi tentang timbulnya spesies baru ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah biologi ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. II
BAB II PEMBAHASAN
A. Spesiasi....................................................................................................................... 3
b. Isolasi Reproduksi..................................................................................................6-10
c. Domestikasi............................................................................................................10-13
d. Radiasi Adptif.......................................................................................................13-15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Spesiasi
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru yang berbeda dari spesies
sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi.
Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi
lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Kecepatan spesiasi
maupun kepunahan sebagian tergantung
pada ukuran kisaran geografis dari suatu
daerah. Daerah yang luas cenderung
meningkatkan kecepatan spesiasi dan
menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis
yang terdapat di daerah yang luas akan
mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan
menurunnya luas area akan meningkatkan
kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang akan mengalami spesiasi.
(Widodo, 2007). Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya
isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses
spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.
Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam
kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga
puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan
menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-
masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu
yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi spesies
baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil.
Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi
reproduksi, domestikasi serta radiasi adaptif.
B. Pengaruh Utama Spesiasi
1. Isolasi Geografi
Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi adalah
pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi
di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi
intraspesies. Proses-proses geologis dapat memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih
terisolasi. Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan
populasi organisme yang hanya
dapat menempati dataran
rendah; suatu glasier yang yang
bergeser secara perlahan-lahan
bisa membagi suatu populasi;
atau suatu danau besar bisa surut
sampai terbentuk beberapa
danau yang lebih kecil dengan
populasi yang sekarang menjadi
terisolasi. Jika populasi yang
semula kontinyu dipisahkan oleh
geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang
demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-
sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin berbeda
sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing.
Sejalan dengan waktu pemisahan geografi dari sistem populasi akan mengalami
penyimpangan, sebabnya adalah sebagai berikut:
a) Kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen permulaan yang
berbeda. Jadi, jika dua populasi memiliki potensi genetik yang berbeda sejak awal
pemisahannya, sudah barang tentu akan menempuh jalan yang berbeda.
b) Mutasi terjadi secara random. Pemisahan dalam dua sistem populasi tersebut mungkin
disebabkan adanya mutasi.
c) Pengaruh tekanan seleksi alam sekeliling setelah mereka menempati posisi pemisahan
yang berbeda.
d) Pergeseran susunan gen (genetic drift). Ini berpeluang bagi terbentuknya koloni baru.
Dalam ilmu lingkungan, suatu pembatas bagi penyebaran tumbuhan dan binatang
yang hidup di suatu kepulauan atau benua penyebabnya adalah perbedaan faktor geografis
seperti bentang alam dan iklim di wilayah itu. Contoh isolasi geografis terhadap penyebaran
hewan dapat dilihat pa-da burung Passerina cyanea. Burung kecil yang hidup hutan gugur
daun ini semula ditemukan di pantai timur Amerika Serikat. Sementara itu, P. lazuli, yang
menurut ahli taksonomi sama genusnya dengan P. cyanea, hanya ditemukan di bagian barat
negeri ter-sebut yang merupakan wilayah pegunungan. Pemisah-an habitat kedua spesies
burung itu disebabkan ter-dapatnya dataran luas berupa padang rumput, yang tidak
merupakan habitat baik bagi kedua spesies itu, di antara kedua wilayah. Pada saat ini, dengan
ke-mampuan orang mengubah padang rumput menjadi tempat yang dapat ditanami pohon,
diperoleh lapor-an bahwa P. cyanea telah menyebar ke arah barat hutan gugur daun, dan P.
lazuli menyebar ke arah timur pegunungan.
Contoh isolasi geografis terhadap tumbuhan dapat dilihat pada pohon kelapa yang
tumbuh di suatu pu-lau, yang hanya mungkin dapat menyebar ke pulau di sekitarnya apabila
ada buahnya yang terbawa arus laut ke sana. Dengan demikian isolasi geografi itu
ter-jembatani oleh arus laut. Contoh lainnya adalah tum-buhan Solvinia molesta atau paku air
yang dahulu hanya ada di Amerika Selatan. Genus sama yang ada di Indonesia adalah S.
natans dan S. cucullata. Un-tuk menambah koleksi tumbuhan, pada tahun 1951 Kebun Raya
Bogor mendatangkan S. molesta ke Bo-gor. Tetapi karena pertumbuhannya cepat sekali,
se-bagian tanaman itu terbuang ke perairan terbuka dan menyebar ke seluruh Pulau Jawa.
Sementara itu, ter-jadinya penyebaran paku air ke Lampung kemungkin-an karena tercampur
bibit padi yang dibawa para transmigran dari Jawa. Jadi isolasi geografis tanaman itu
dipatahkan oleh manusia sendiri.
2. Isolasi Reproduksi
Dalam kehidupan makhluk hidup di alam ini ternyata juga mengalami suatu peristiwa
atau proses yang dinamakan dengan isolasi reproduksi. Isolasi reproduksi ini merupakan
suatu bentuk hambatan yang dialami oleh organisme atau makhluk hidup untuk melakukan
perkawinan silang. Dengan adannya kondisi yang terhambat untuk melakukan perkawinan
silang, maka suatu organisme tersebut hanya dapat melakukan perkawinan dengan satu
spesiesnya saja. Bilamana individu
- individu dalam satu populasi
berkumpul atau bertempat tinggal
dalam suatu tempat yang sama
maka kemungkinan besar dapat
timbulnya kompetisi antar individu
dalam populasi tersebut. Kompetisi
yang terjadi atau dialami oleh
individu - individu di dalam
populasi dapat terjadi dalam
berbagai hal diantaranya saja,
terjadi kompetisi dalam hal perebutan makanan, tempat, maupun bahkan juga kompetisi
dalam rebutan pasangan untuk melakukan proses perkawinan.
Keadaan yang adanya kompetisi dalam suatu populasi memungkinkan beberapa individu
yang kalah di dalam populasi tersebut, akan berusaha untuk beradaptasi atau menyesuaikan
diri dengan keadaan yang demikian. Proses penyesuaian diri yang dilakukan adalah dengan
mengembangkan cara hidup yang berbeda atau tidak sama dengan individu - individu yang
sepopulasi dengannya. Dua varietas yang menghuni daerah yang berbeda akan mengarah
pada terbentuknya spesies baru.Perubahan ini kadang kala secara tampilan luar tidak jelas.
Dua varietas dapat disebut spesis baru dilihat dari dapat tidaknya melakukan interhibridasi.
Bila dua varietas tersebut tidak dapat melakukan interhibridasi berarti sudah menjadi spesies
yang berlainan. Dengan adanya kondisi yang seperti demikian ini tentunya dapat
mengakibatkan, tidak akan pernah terjadinya proses perkawinan di antara organisme -
organisme yang memiliki pola adaptasi atau penyesuaian diri yang tidak sama. Adapun suatu
organisme yang mana memiliki ciri - ciri morfologi, fisiologi, dan perilaku yang hampir sama
dan berbeda dalam satu lingkungan yang sama tetapi tidak dapat melakukan perkawinan
silang maka dinamakan dengan organisme simpatrik. Hal - hal yang menghalangi terjadinya
persilangan yang menghasilkan keturunan fertil pada organisme yang simpatrik hal disebut
dengan isolasi reproduksi.
Spesiasi Alopatrik
Kata Allopatrik berasal dari bahasa latin allos yang artinya berbeda, dan patria yang
artinya daerah asal (Starr dan Taggart, 1984: 492). Odum (1993, 297-298) menyatakan
bahwa pengertian alopatrik adalah spesies-spesies yang terdapat di daerah-daerah geografis
yang berlainan (atau dipisahkan oleh adanya barier ruang). Spesiasi allopatrik yaitu
pembentukan jenis baru yang terjadi melalui pemisahan populasi-populasi yang diturunkan
dari nenek moyang bersama dalam geografis yang berbeda. Kebanyakan spesies timbul
dikarenakan spesiasi allopatrik ini. Proses spesiasi allopatrik didahului oleh pemisahan suatu
populasi menjadi dua group (subpopulasi) yang dikarenakan adanya barier ruang. Selanjutnya
kedua subpopulasi tersebut akan menempuh rute evolusi yang berbeda sesuai dengan kondisi
lingkungan tempat tinggalnya dan membentuk subpopulasi yang berbeda antara satu dengan
lainnya pada akhirnya. Sehingga pada saat kedua subpopulasi tersebut bertemu kembali di
suatu wilayah, mereka tidak dapat melakukan perkawinan (tidak dapat melakukan pertukaran
gen-gen) (Wallace, 1992: 266).
Terjadinya spesiasi alopatrik banyak dibuktikan melalui studi variasi geografi. Spesies
yang beranekaragam secara geografis dari seluruh karakter dapat menghalangi pertukaran gen
antara spesies simpatrik. Populasi yang terpisah secara geografis dapat terisolasi oleh
kemandulan atau perbedaan perilaku dibandingkan dengan populasi yang berdekatan.
Populasi yang terisolasi mungkin tidak dapat melakukan interbreeding jika mereka bertemu,
karena bentuknya sangat menyimpang (divergent) dan kemudian masuk ke dalam simpatrik
tetapi tidak terjadi interbreeding. Spesiasi alopatrik merupakan mekanisme isolasi yang
terjadi secara gradual.
Spesiasi alopatrik terjadi karena adanya penghalang fisik seperti sungai, gunung,
letak geografis dan sebagainya. Penghalang ini memisahkan sebuah populasi dari populasi
induknya, yang berarti memotong aliran gen antar kedua pupulasi tersebut. Setelah terisolasi
mereka membentuk sejumlah perbedaan genetik, termasuk penghalang reproduksi yang
membedakannya dari populasi induknya.
Contoh dari
spesies yang mengalami
spesiasi allopatrik adalah
burung-burung finches
di kepulauan Galapagos.
2 jenis “ground finches”
(Geopisa) yang terdapat
pada beberapa pulau-
pulau yang lebih kecil
(terisolasi secara
geografis) mempunyai kemiripan dalam ukuran dan bentuk paruhnya dan tupai Abert dan
Kaibab yang berasal dari Grand Canyon (Wallace, 1992: 266). Contoh bukti perbedaan
alopatrik lainnya misalnya hewan air tawar menunjukkan keanekaragaman yang besar di
daerah pegunungan yang banyak terisolasi dengan sistem sungai. Pada suatu pulau suatu
spesies adalah homogen di atas rentang kontinen yang berbeda dalam hal penampilan,
ekologi dan perilaku.
Spesiasi alopatrik juga dialami oleh tupai antelope di Grand Canyon. Di mana pada tebing
selatan hidup tupai antelope harris (Ammospermophillus harris). Beberapa mil dari daerah itu
pada sisi tebing utara hidup tupai antelope berekor putih harris (Ammospermophillus
leucurus), yang berukuran sedikit lebih kecil dan memiliki ekor yang lebih pendek dengan
warna putih di bawah ekornya (Gambar 2.6.). Ternyata di situ semua burung-burung dan
organisme lain dapat dengan mudah menyebar melewati ngarai ini, tetapi tidak dapat dilewati
oleh kedua jenis tupai ini.
Spesiasi Simpatrik
Merupakan spesiasi tanpa isolasi geografik, Mekanisme ini cukup langka karena
hanya dengan aliran gen yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu
bagian populasi dengan bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada
hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan perkawinan tak-acak, mengijinkan isolasi
reproduksi berkembang. Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua
spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada
hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi
pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk
poliploid. Ini mengijinkan kromosom dari tiap spesies tetua membentuk pasangan yang
sepadan selama meiosis. Salah satu contoh kejadian spesiasi ini adalah ketika tanaman
Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa berkawin silang, menghasilkan spesies baru
Arabidopsis suecica.
Namun demikian, spesiasi simpatrik telah terbukti terjadi pada lalat apel belatung
(Rhagoletis pomonella), serangga parasit yang meletakkan telur di buah Hawthorns liar
(Crataegus) sampai salah satu bagian dari populasi mulai bertelur di buah pohon apel (Malus
domestica) yang tumbuh di daerah yang sama. Kelompok kecil apel lalat belatung memilih
spesies inang yang berbeda dari jenis yang lainnya, dan keturunannya menjadi terbiasa
dengan apel dan kemudian meletakkan telur mereka sendiri di dalamnya, sehingga
memperkuat pergeseran inang.
Penemuan simpatrik mungkin juga hasil dari kombinasi dari seleksi seksual dan
faktor ekologi. Studi ikan cichlid Afrika di Danau Nyasa dan danau lain dalam catatan Afrika
Timur Rift Sistem yang disebut spesies kawanan (individu dari spesies yang sama bahwa
“kawanan” bersama-sama dalam satu kumpulan besar) yang muncul di danau seragam secara
ekologis. Kondisi ini secara substansial mengurangi kemungkinan alopatri menjadi penyebab
spesiasi, dan dapat menyebabkan kelompok betina dalam populasi mengembangkan afinitas
yang kuat menjadi jantan dengan ciri-ciri fenotipik ekstrim yang berbeda, seperti tanda-tanda
sisik dan anggota badan yang berbeda dalam ukuran dari rata-rata individu.
Penelitian lain menunjukkan bahwa simpatrik antara ikan cichlid juga terjadi di
sungai makan danau Afrika Timur Rift System, serta di kawah danau Nikaragua.
3. Domestikasi
Domestikasi adalah suatu budi daya yang menyebabkan perubahan genetik pada
tumbuhan ataupun hewan yang dilakukan oleh manusia. Proses domestikasi ini
membutuhkan waktu yang bertahun-tahun karena melibatkan sebuah seleksi dan pemuliaan
(perbaikan keturunan) yang menghasilkan sebuah varietas atau spesies baru (spesiasi).
Domestikasi bisa disebut sebagai bentuk evolusi akibat proses adaptasi dari
lingkungan liar ke lingkup kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, spesies baru yang
terbentuk akan memiliki karakter yang berbeda dengan nenek moyangnya. Yuk, kita simak
penjelasan singkat untuk domestikasi pada hewan dan tumbuhan di dalam artikel ini.
Domestikasi hewan
Proses domestikasi pada hewan tampaknya sudah terjadi sejak zaman Mesolitikum
(10.000 SM). Menurut bukti sejarah tertua, anjing adalah hewan pertama yang didomestikasi
di daerah Asia Timur. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya kerangka-kerangka anjing
yang berusia 8000 dan 7000 SM. Selain itu, kerangka kucing peliharaan tertua yang berusia
6000 SM juga ditemukan di daerah Siprus.
Hewan ternak seperti domba dan kambing juga diyakini telah didomestikasi sejak
tahun 7000 SM. Hewan-hewan ini didomestikasi karena kebutuhan manusia saat itu.
Misalnya, anjing didomestikasi untuk keperluan berburu, kucing didomestikasi untuk
mengatasi gangguan tikus di lumbung padi, sedangkan domba dan kambing didomestikasi
untuk produksi pangan, bulu, susu, serta komoditas perdagangan.
Pengadopsian hewan dari lingkungan liar ke lingkungan hidup manusia bisa menjadi
hal yang sulit karena perbedaan pakan ternak ataupun cara perawatan. Contohnya, herbivora
pemakan rumput lebih mudah untuk dikembangbiakkan daripada herbivora pemakan biji
karena biji juga termasuk salah satu bagian tumbuhan yang perlu didomestikasi.
Hewan yang telah didomestikasi memiliki perbedaan dengan nenek moyangnya, baik
dalam bentuk maupun sifat. Misalnya, sebelum didomestikasi, ayam liar hanya memiliki
berat sekitar 2 pounds saja dan hanya bertelur dalam jumlah yang sedikit tiap tahunnya.
Namun, setelah mengalami proses domestikasi kini ayam memiliki berat sampai 17 pounds
dan bisa bertelur 200 butir atau lebih tiap tahunnya.
Domestikasi tumbuhan
Menurut sejarah, domestikasi tumbuhan telah lama dilakukan sejak 10.000 tahun yang
lalu di Mesopotamia. Bangsa Mesopotamia mengumpulkan biji-biji tumbuhan seperti
gandum, jelai, kacang-kacangan dan kacang polong, kemudian menanam dan
menumbuhkannya. Sejak terjadi domestikasi tumbuhan, manusia tidak lagi hidup dengan
berburu hewan atau mencari tumbuhan liar. Mereka mulai hidup menetap dan bercocok
tanam.
Tujuan manusia melakukan domestikasi pada tumbuhan tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan pangan, tetapi juga untuk bahan baku kain, dekorasi, atau komoditas perdagangan.
Tumbuhan yang didomestikasi akan mengalami perubahan baik pada bentuk maupun
karakter yang dimiliki. Salah satu contoh yang bisa dijelaskan adalah jagung (Zea mays).
Para ahli berpendapat bahwa jagung yang dibudidayakan sekarang ini adalah bentuk
evolusi dari jagung liar (Teosinte). Jagung yang sekarang memiliki jumlah biji yang banyak
dengan tongkol yang tertutup, berbeda dengan Teosinte yang hanya memiliki jumlah biji
yang sedikit dengan tongkol yang terbuka.
Sampai sekarang, domestikasi pada hewan dan tumbuhan masih terus dilakukan dan
dikembangkan oleh manusia. Tidak hanya terpaku pada hewan atau tumbuhan darat saja,
tetapi juga hewan atau tumbuhan yang berkembang biak di perairan, seperti ikan (misal:
gurame, bandeng), udang (misal: udang windu), dan alga (misal: makroalga merah).
Perubahan yang terjadi pada bentuk dan sifat akibat proses domestikasi tersebut
berbeda-beda tergantung dari masing-masing spesies dan budaya dari komunitas manusia
yang mengadopsinya. Dengan kata lain, manusia dapat mempengaruhi bentuk evolusi pada
tumbuhan dan hewan yang dapat mengakibatkan terjadinya keanekaragaman spesies di dunia.
4. Radiasi Adaptif
Radiasi adaptif adalah pola evolusi dimana bentuk nenek moyang tunggal (atau
spesies) diversifikasi (atau spesiasi) menjadi beberapa atau berbagai bentuk terkait (atau
spesies). Menurut konsep ini, taksa keturunan yang berbeda akan sama, tetapi masing-masing
beradaptasi untuk ceruk lingkungan tertentu. Hal ini menyatakan bahwa radiasi adaptif
menyebabkan kehadiran lebih dari 250.000 jenis kumbang, 14 spesies yang berbeda dari pipit
Darwin di Kepulauan Galapagos, lebih dari 25.000 jenis ikan teleost, dan marsupial yang
berbeda di Australia (Luria et al. 1981).
Radiasi adaptif adalah bagian dari teori keturunan dengan modifikasi, meskipun
mengekspresikan evolusi dalam bentuk yang berhubungan erat dan bukan dalam desain baru.
Kenyataan yang menunjukkan bahwa dijumpai anekaragam spesies dewasa ini, sedang fosil
yang terekam menunjukkan bahwa jumlah spesies yang ada dahulu tidak sebanyak itu,
membawa orang pada kesimpulan bahwa terjadi proses “Pembelahan” Evolutif spesies.
Terjadi radiasi evolusioner, yang juga dapat disebut sebagai evolusi divergen. Proses evolusi
yang terjadi sangat erat hubungannya dengan kemampuan beradaptasi suatu spesies
dilingkungan yang baru, disamping tidak tidak dimungkinkannya persilangan antara spesies
pendatang dengan spesies yang sudah ada, atau antara sesama spesies pendatang yang
berlainan spesies.
Contoh yang nyata dari radiasi adaptif ini adalah burung Finch di Galapagos. Orang
berteori bahwa burung Finch yang terdapat di Kepulauan Galapagos berasal dari Amerika
Selatan yang berjarak lebih kurang 900 km, yang secara kebetulan terbuncang angin.
Keadaan yang gersang dan terpencil menyebabkan bahwa antara penghuni kepulauan tersebut
terjadi suatu kompetisi. Spesialisasi dalam menggunaan bahan makan adalah suatu cara yang
“terhormat” dalam menghindarkan diri dari kekalahan berkompetisi. Dari sinilah kemudian
“lahir” bermacam-macam burung Finch, diantaranya yang hidup di tanah dari biji-bijian yang
berbeda. Ini dapat terlihat dari bentuk paruh yang berbeda. Berparuh pendek sebanyak 3
spesies, dan yang berparuh panjang 1 spesies, sebagai pemakan biji kaktus. Enam spesies
dikenal sebagai burung yang hidup di pohon, sebagai pemakan biji, buah, serangga, di
samping yang hidup dari madu. Untuk lengkapnya gambar 5.6 dirasakan dapat membantu.
Radiasi adaptif dapat dipahami dari asal katanya yaitu radiasi dan adaptif.Radiasi atau
menyebar dan adaptif artinya memiliki atau menunjukkan kemamouan beradaptasi. Individu
atau populasi setelah adanya berbagai situasi yang menyebabkan adanya perilaku adaptasi
baik pada tingkah laku maupun pada morfologi, maka akan menyesuaikan diri dengan
lingkungan agar dapat hidup dan mempertahankan jenisnya dengan bereproduksi.
Penyesuaian diri ini dapat berupa penyesuaian diri dalam bentuk atau morfologi dan juga
adaptasi tingkah laku.
Adaptasi morfologi dan tingkah laku menyebabkan populasi dapat hidup karena dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan dapat bereproduksi dan menghasilkan
generasi berikutnya. Adanya perubahan pada organisme dalam populasi akan diwariskan
kepada generasi berikutnya secara terus menerus dan akan menetap menjadi satu varian baru
dalam satu jenis atau menjadi spesies baru. Spesies baru ini merupakan hasil dari perubahan
dari satu jenis organisme yang sama.
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Bervariasinya paruh burung finch yang ada di kepulauan Galapagos sangat berbeda
dengan burung finch nenek moyangnya yang ada di Amerika selatan. Hal ini
dipengaruhi…
Jawaban: B
Burung finch yang terdapat di Kepulauan Galapagos berasal dari satu spesies burung
pemakan biji. Burung-burung ini kemudian bermigrasi oleh karena faktor makanan. Akibat
proses adaptasi yang dilakukan burung finch terhadap variasi makanan yang tersedia
tergantung lingkungannya, paruh burung finch menjadi bervariasi. Sedangkan ketersediaan
jenis makanan yang terbatas, lingkungan yang berbeda-beda, perbedaan bentuk pulau, dan
perbedaan iklim tidak mempengaruhi paruh burung finch.
2. Pada awalnya dua ekor kucing yang menjadi piaraan di rumah merupakan kucing hutan.
Kedua kucing tersebut selanjutnya menjadi dua spesies berbeda. Terbentuknya spesies
tersebut dipengaruhi oleh faktor…
A. hibridisasi
B. domestikasi
C. seleksi alam
D. rekombinasi gen
E. adaptasi lingkungan
Jawaban: E
Adaptasi lingkungan sebab kucing hutan yang menjadi piaraan di rumah beradaptasi dengan
lingkungan rumah yang berbeda dengan lingkungan di hutan sehingga dapat berevolusi dan
menghasilkan keturunan yang berbeda dengan spesies kucing hutan.
3. Spesies baru akan terbentuk karena anakan terpisah dari induknya dan menempati wilayah
yang berbeda.Terbentuknya spesies baru tersebut terjadi karena................
A. Spesises alopatrik
B. Spesies simpatrik
D. Hanyutan genetik
Jawaban : A
Terbentuknya spesies baru disebut juga sebagai spesiasi.Terdapat dua macam spesiasi,yaitu
allopatrik dan simpatrik.Spesiasi alopatrik terjadi karena adanya isolasi geografi,sedangkan
spesiasi simpatrik tidak disebabakan oleh isolasi geografi.
Homologi merupakan salah satu petunjuk adanya evolusi di muka bumi ini. Dari organ –
organ diatas yang menunjukkan adanya proses homologi adalah....
Jawaban : A
Homologi merupakan organ-organ dari berbagai mahluk hidup yang mempunyai bentuk asal
yang sama, tetapi kemudian berkembang menjadi struktur dengan bentuk dan fungsi yang
berbeda. Contohnya adalah tangan manusia , kaki depan anjing , dan sayap burung. Ketiga
organ tersebut memiliki bentuk dasar yang sama, tetapi kemudian berkembang dengan arah
yang berbeda sehingga memiliki fungsi yang berbeda. Tangan manusia berfungsi untuk
memegang ,kaki depan anjing berfungsi untuk berjalan , sedangkan sayap burung untuk
terbang.
5. Tahun 1926 Muller melakukan eksperimen terhadap lalat buah yang dipengaruhi sinar X.
Hasil eksperimen memunculkan variasi fenotipe yang tidak pernah dijumpai pada populasi
lalat buah liar, seperti individu tanpa sayap dan bersayap melengkung yang mampu
membentuk populasi di laboratorium.
Apakah alasan yang tepat bahwa eksperimen tersebut dapat tepat bahwa eksperimen
tersebut dapat memengaruhi keberlangsungan evolusi?
E. fenotipe tersebut hanya berubah sesaat, ketika tidak dipengaruhi sinar X akan kembali
normal
Jawaban: B
Pada percobaan tersebut diketahui bahwa muncul fenotipe yang memiliki variasi berbeda
dengan spesies di alam liar. Hal ini dapat mempengaruhi keberlangsungan evolusi karena
terjadi perubahan fenotipe akibat adanya perubahan lingkungan (mutasi induksi). Akan tetapi,
tidak semua mutasi dapat diwariskan pada keturunannya. Mutasi yang terjadi pada sel soma
tidak diwariskan. Sementara itu, mutasi yang terjadi pada sel-sel kelamin akan diwariskan
kepada keturunannya. Jika mutasi selalu terjadi pada sel kelamin dari generasi ke generasi
dapat mengakibatkan susunan gen dalam kromosom generasi pendahulu sangat berbeda
dengan generasi berikutnya. Peristiwa itu memungkinkan timbulnya individu atau spesies
baru yang memiliki fenotipe sangat berbeda dengan generasi pendahulunya.
6. Bagaimana pengaruh isolasi geografi dan radiasi adaptif terhadap proses pembentukan
spesies baru?
Pembahasan :
*Isolasi geografis:
Radiasi adaptif menyebabkan proses pembentukan spesies baru, karena spesies yang
menghadapi tantangan kondisi alam yang berbeda akhirnya melakukan adaptasi yang berbeda
terhadap lingkungannya. Akibatnya organisme berubah secara cepat menjadi beberapa
bentuk baru, saat ada perubahan lingkungan yang membuat adanya sumber baru dan
membuka niche ekologi tertentu. Pemisahan spesies atau divergensi ini terjadi dalam interval
waktu yang relatif singkat geologis. Radiasi adaptif umumnya terjadi ketika organisme
memasuki wilayah baru atau terjadi perubahan besar pada kondisi alam, dan kemudian
organisme tersebut beradaptasi mengembangkan sifat-sifat yang berbeda. Contoh adaptasi
radiasi adalah perkembangan mamalia setelah kepunahan dinosaurus, sekitar 65 juta tahun
lalu akibat tabrakan meteor di Bumi, yang menyebabkan muncul banyak niche baru yang bisa
dimasuki mammalia, karena dinosaurus penguasa niche tersebut punah.
Pembahasan:
Isolasi reproduksi merupakan hambatan terjadinya perkawinan silang antara dua spesies
simpatrik. Spesies simpatrik adalah dua spesies berbeda yang tinggal atau menghuni daerah
yang sama. Isolasi reproduksi dapat terjadi melalui isolasi intrinsik. Mekanisme isolasi
intrinsik dapat di bagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) isolasi ekogeografi
b) isolasi habitat
d) isolasi perilaku
e) isolasi mekanik
2) Mekanisme yang mencegah terjadinya hibrida. Mekanisme ini beroperasi dengan
mencegah terbentuknya hibrida. Isolasi reproduksi yang terjadi karena isolasi intrinsik, antara
lain:a) isolasi gametb) isolasi perkembanganc) ketidakmampuan hidup suatu hibrida
3) Mekanisme yang mencegah kelangsungan hidup hibrida. Isolasi reproduksi yang terjadi,
antara lain:
a) kemandulan hibrida
Pembahasan :
Domestikasi terjadi jika ada dua spesies dimana salah satu dari keduanya mempengaruhi
reproduksi dan menjaga sumberdaya milik yang lainnya dari generasi ke generasi selanjutnya
selama waktu yang lama. Misalnya, manusia dan hewan ternak.
Pada domestikasi juga terjadi (perkawinan silang antara individu dengan karakter yang
diinginkan), sehingga ada perbedaan karakteristik dan genetik antara populasi liar dengan
populasi yang sudah didomestikasi.
Sejauh ini kedua hal tersebut tidak terjadi pada manusia. Meskipun beberapa suku terisolasi
dari dunia luar selama ribuan tahun, namun perkawinan selektif untuk karakter tertentu yang
diinginkan sangat jarang terjadi. Bahkan jika dibandingkan dengan hewan, populasi manusia
bisa dikatakan sangat homogen dari segi genetik, walaupun apabila tampak luar akan sangat
berbeda (misalnya warna kulit dan struktur rambut). Ini karena manusia sendiri masih
tergolong spesies yang muda.
Di zaman modern, perkawinan selektif seringkali dikaitkan dengan ideologi ekstrim seperti
Nazisme.
9. Berikan suatu contoh terbentuknya spesies baru dari suatu organisme!
Pembahasan :
Terbentuknya spesies baru dinamakan pula dengan spesiasi. Spesiasi terbagi dua, yaitu
spesiasi alopatrik dan spesiasi simpatrik. Contoh paling terkenal adalah Burung Finch dari
Kepulauan Galapagos. Karena suatu bencana di habitat asalnya, maka Burung Finch
bermigrasi ke tempat lain untuk dapat bertahan hidup. Kemudian, untuk dapat bertahan hidup
Burung Finch harus menyesuaikan bentuk paruh dengan jenis makanannya, sehingga lama
kelamaan bentuk paruhnya berubah sesuai dengan jenis makanannya berupa biji bijian,
sehingga terbentuk spesies Burung Finch yang baru.
10. Mengapa seleksi alam dapat menyebabkan terbentuknya spesies baru? jelaskan!
Pembahasan :
Karena makhluk hidup harus beradaptasi terhadap lingkungan jika ingin terus bertahan hidup.
Jika tidak, maka spesies tersebut akan punah. Sebagai contoh, menurut teori darwin, jerapah
sebelumnya berleher pendek. Namu karena seleksi alam, jerapah mengalami perubahan
fisiologis, maka lehernya menjadi panjang. Jerapah dengan leher panjang akan mudah
bertahan hidup dibanding jerapah leher pendek. Karena lebih mudah mencapai daun di dahan
pohon yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
Simpulan:
1. Isolasi Geografi
2. Isolasi Reproduksi
3. Domestikasi
Starr, Cecie dan Ralph Taggart. 1984. Biology the Unity and Diversity of Life.California:
Wadsworth Publishing company.
Wallace, A. 1992. Biology The World of Life. USA: Harper Collins Publisher Inc.