Anda di halaman 1dari 12

Domestic Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Daya Tarik Ekowisata Bahari Raja Ampat


Papua Barat

Mohammad Rizaldy Maturan


1702688

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Domestic Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di
Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Daya Tarik Ekowisata Bahari Raja
Ampat Papua Barat.

1. Pendahuluan
Dalam perkembangan dunia pariwisata dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang
meningkat dan sebagai salah satu sektor pendukung yang sangat membantu bagi perekonomian
bangsa Indonesia. Pada saat ini didalam dunia pariwisata sedang mengalami penurunan yang
sangat memprihatinkan [1,2,3].
Penulis yang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif Strata Satu dengan Program studi
Pariwisata atau Hospitality di Sekolah Tinggi Ambarrukmo Stipram Yogyakarta, telah
mengikuti seminar alam pada tanggal 12 January sampai 14 January 2018 di Kaliurang,
Yogyakarta. Tema seminar yang diusung adalah Responsible Tourism (pariwisata yang
bertanggung jawab), yang dibawakan oleh Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. dan Prof. Dr. Azril
Azahari Phd serta AKBP Sinungwati SH. MIP [4].

Dalam seminar ini terdapat materi-materi yang dibahas, antara lain :


1. Pengertian: Youth Tourism Conference
2. Pergeseran Pardigma Pariwisata: Saat Ini
3. Responsible Tourism
4. Pandangan Dan Tantangan Kedepan
5. Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik
Adapun Radikalisme, antara lain :
1. Untuk lebih selektif dalam penggunaan IT di zaman sekarang, khususnya melalui
media social agar tidak terjerumus berita hoax.
2. Menumbuhkan rasa cinta tanah air Indonesia.
3. Pelatihan UKM SATMABHARA .

Pariwisata Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan yang makin meningkat. Apalagi
pemerintah menetapkan bahwa pariwisata sebagai sarana pembangunan dapat menjadi
penghasil devisa nomor dua setelah minyak dan gas bumi. Di indonesia pariwisata merupakan
sumber devisa yang paling banyak, maka untuk itu di Indonesia banyak obyek sekali
pariwisata[5,6,7].
Kembali ke daya tarik wisata alam, penulis mengambil tema yang erat kaitanya dengan alam
dan keindaha wisata Baharinya. Destinasi wisata Bahari Raja Ampat merupaka tempat wisata
yang berada di Propinsi Papua Barat Kabupaten Raja Ampat, merupakan sekelompok pulau
yang berlokasi di Provinsi Papua Barat. Keindahan Pulau ini menjadikan Raja Ampat sebagai
salah satu ikon wisata bawah laut terpopuler di Indonesia. Terdapat satu hal yang menjadi ciri
khas Raja Ampat yakni pemandangan bawah lautnya yang menakjubkan. Memang, sejak dahulu

1
kawasan pulau raja ampat papua selalu menjadi daya tarik tersendri bagi para wisatawan
domestik maupun mancanegara. Kebanyakan dari mereka sengaja mengunjungi wisata ini untuk
menilik keindahan biota dan terumbu karang bawah laut yang menakjubkan. Bahkan banyak
pihak yang menyatakan Kepulauan Raja Ampat memiliki banyak keanekaragaman spesies
terbanyak dari seluruh pulau-pulau di dunia. Beberapa spesies biota laut langka yang belum
pernah Anda jumpai bahkan dapat Anda temui disini.
Dengan latar belakang yang ada diatas, maka penulis akan mengambil judul penelitian ini yaitu
“DAYA TARIK EKOWISATA BAHARI RAJA AMPAT PAPUA BARAT “

A. Raja Ampat
Kepulauan ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong sejak tahun 2003
yang mencakup 12 Kecamatan dan 88 desa. Kabupaten berpenduduk 31.000 jiwa ini memiliki
610 pulau dengan Empat diantaranya pulau besar, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan
Waigeo. Dari 610 pulau tersebut, hanya 35 pulau saja yang berpenghuni. Dengan luas wilayah
sekitar 46.000 km2, hanya 6.000 km2 berupa daratan, sedangkan 40.000 km2 sisanya adalah
lautan. Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan
langsung terpikat. Kepulauan Raja Ampat terletak di jantung pusat segitiga karang dunia (Coral
Triangle) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.
Kepulauan ini berada di bagian paling barat pulau induk Papua, Indonesia, membentang di area
seluas kurang lebih 4,6 juta hektar. Raja Ampat memiliki kekayaan dan keunikan spesies yang
tinggi dengan ditemukannya 1.104 jenis ikan, 699 jenis moluska (hewan lunak) dan 537 jenis
hewan karang. Tidak hanya jenis-jenis ikan, Raja Ampat juga kaya akan keanekaragaman
terumbu karang, hamparan padang lamun, hutan mangrove, dan pantai tebing berbatu yang
indah. Potensi menarik lain adalah pengembangan usaha ekowisata dan wilayah ini telah pula
diusulkan sebagai Lokasi Warisan Dunia (World Herritage Site) oleh Pemerintah Indonesia.
Melihat posisinya di kawasan segitiga terumbu karang, yang tepat pada pusat keragaman
terumbu karang dunia, maka laut di Kepulauan Raja Ampat diindikasikan sebagai kawasan yang
paling kaya keragaman hayatinya di dunia. Kumpulan terumbu karang yang luas dan kaya ini
membuktikkan bahwa terumbu karang di kepulauan ini mampu bertahan terhadap ancaman-
ancaman seperti pemutihan karang dan penyakit, dua jenis ancaman yang kini sangat
membahayakan kelangsungan hidup terumbu karang di seluruh dunia. Kuatnya arus samudra di
Raja Ampat memegang peran penting dalam menyebarkan larva karang dan ikan melewati
samudra Hindia dan Pasifik ke ekosistem karang lainnya. Kemampuan tersebut didukung oleh
keragaman dan tingkat ketahanannya menjadikan kawasan ini prioritas utama untuk dilindungi.
Kepulauan Raja Ampat adalah bagian dari wilayah yang dikenal sebagai Kawasan Bentang Laut
Kepala Burung, yang didalamnya termasuk teluk Cendrawasih, Taman Laut Nasional terbesar
di Indonesia.

a. Kepulauwan Wayang
Pulau ini berbatasan langsung dengan Laut Seram sehingga memiliki laut lepas yang luas.
Lokasi strategis ini membuat Pulau Misool menjadi jalur lintasan hewan-hewan besar seperti
ikan paus dan gurita.Air laut di pulau ini berwarna hijau toska dengan hamparan pasir putih di
sekitarnya. Lingkungannya pun dipenuhi pepohonan hutan tropis dan bakau yang hijau. Di
pulau ini pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, mulai dari snorkeling, menyelam,
berenang, atau sekedar bersantai menikmati pemandangan indah.

b. Pulau Wigeo
Pulau yang juga dikenal dengan nama Amberi ini terletak di antara Pulau Halmahera danPulau
Papua. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang paling mudah untuk dijangkau dengan
transportasi umum dibandingkan pulau di sekitar Raja Ampat lainnya. Selain lokasi diving yang
cantik, di sini pengunjung juga dapat menemukan teluk indah berdinding tebing yang
menjulang. Pulau Waigeo juga memiliki hutan rimba yang luas, tetapi sebagian besar masih
belum dapat diakses.

2
c. Pulau Batanta
Di pulau ini pengunjung dapat menemukan air terjun Batanta yang berada di pedalaman hutan
bakau. Di belakang air terjun juga terdapat goa kecil yang hanya dapat dimasuki lima orang. Di
Pulau Batanta terdapat desa wisata Marandanweser dan Waiweser, di mana pengunjung dapat
menginap dan merasakan kehidupan asli masyarakat [8]lokal.
d. Pulau Salawati
Pulau Salawati belum terlalu ramai dan alamnya masih murni. Pulau ini merupakan saksi bisu
terjadinya Perang Dunia II, terbukti dari peninggalan-peninggalan bunker Belanda dan Jepang
yang ditemukan di pulau ini. Tak hanya itu, di pulau ini pengunjung bisa menemukan ikan
pelangi salawati yang hanya ada di pulau ini.

2. Pembahasan

1. Pengertian Ekowisata
Ekowisata adalah bentuk baru dari perjalanan bertanggung jawab ke area alami dan
berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata (Eplerwood, 1999) [8,9,10].
Istilah “ekowisata” dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil
dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah,
di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam.
Pembangunan infrastruktur pariwisata secara berlebihan justru pada akhirnya menyebabkan
perlindungan terhadap keunikan kawasan wisata menjadi tersisih dikalahkan oleh industri
pariwisata massal. Padahal salah satu tujuan ekowisata harus mampu manjabarkan nilai kearifan
lingkungan dan sekaligus mengajak orang untuk menghargai apapun yang walaupun tampaknya
teramat sederhana. Pada hakikatnya dengan kesederhanaan itulah yang menjadi pedoman
masyarakat sekitar kawasan wisata mempertahankan kelestarian alamnya.Dengan demikian
keterlibatan masyarakat sekitar sebagai pengawas menjadi teramat penting. Hal lain yang harus
diperhatikan adalah perkembangan budaya dalam masyarakat asli di sekitar kawasan ekowisata
yang berbeda dengan budaya para wisatawan. Disadari atau tidak lambat laun akan terjadi
pergeseran budaya yang mungkin dapat melenyapkan budaya asli. Idealnya dalam suatu
kawasan ekowisata timbul suatu keterikatan dan rasa saling menghormati antar komunitas
penduduk asli dengan wisatawan.

2. Wisata Bahari
Wisata Bahari adalah suatu kegiatan untuk menghabiskan waktu dengan menikmati keindahan
dan keunikan wilayah di sepanjang pesisir pantai dan juga lautan. Secara singkat, Wisata Bahari
adalah sebuah rekreasi di pantai atau lautan.

a. Definisi Wisata Bahari Menurut Para Ahli.


1. Wisata Bahari diartikan sebagai sebuah wisata dimana tempat wisata tersebut
didominasi perairan dan kelautan. Pendapat ini cukup sederhana dan cukup mudah dipahami.
2. Wisata Bahari juga berarti sebuah kegiatan untuk menikmati keindahan dan keunikan
pesisir pantai dan juga lautan.
3. Wisata Bahari juga didefinisikan sebagai sebuah usaha untuk memanfaatkan wilayah
pantai dan laut sebagai tempat wisata.
4. Definisi lainnya menyatakan bahwa Wisata Bahari merupakan kegiatan untuk
menghabiskan waktu di pantai dan lautan.
5. Yang terakhir, Wisata Bahari adalah kegiatan untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya menjaga ekosistem alam khususnya pantai dan lautan.

b. Kegiatan Wisata Bahari

3
1) Menjelajahi dan menikmati keindahan alam bawah laut yang sangat menakjubkan.
Terdapat banyak sekali biota laut dan juga batu karang yang sangat indah di dasar lautan.
Dengan menjelajahi dasar lautan, kita bisa menikmati keindahan tersebut sekaligus mempelajari
banyak hal baru. Kegiatan menjelajahi alam bawah laut sering disebut dengan Sea Walker yang
berarti menjelajahi lautan. Kegiatan menjelajahi ini biasanya sering dilakukan disekitar pantai
atau perairan dangkal.
2) Diving dan juga Snorkeling. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan
menyelam. Tujuan kegiatan ini selain untuk rekreasi juga sebagai sarana untuk mempelajari
keragaman kehidupan yang ada di lautan.
3) Olahraga Air. Jenis kegiatan seperti Speedboat, berselancar dan Mengayuh perahu
masuk dalam kategori ini.
4) Menikmati hasil laut. Bagi yang gemar menikmati ikan, jenis kegiatan ini pasti tak akan
pernah terlewatkan. Menikmati hasil laut yang didapat secara langsung dari lautan tentu
memiliki cita rasa yang berbeda.
5) Eko Wisata Bahari atau yang lebih dikenal dengan kegiatan konservasi bertujuan
memberikan pengetahuan pada wisatawan untuk menjaga ekosistem pantai dan laut dari
kerusakan.

c. Potensi Wisata Bahari


1) Meningkatkan Ekonomi.Jenis wisata kelautan akan memiliki dampak secara
langsung pada warga masyarakat di sekitar pantai dan lautan. Warga sekitar bisa mendapatkan
penghasilan tambahan dari menawarkan jasa maupun produk kepada wisatawan.Adapun sektor
ekonomi juga akan bergerak ke arah positif seiring dengan semakin cepatnya perputaran uang
dan jasa di suatu wilayah.
2) Meningkatkan pendapatan daerah.Pendapatan daerah dari sektor wisata akan
naik secara signifikan.
3) Sarana Konservasi.Setiap wisatawan bisa mengetahui beragam hal yang
berkaitan dengan dunia kelautan dan diharapkan hal tersebut bisa menambah kesadaran untuk
menjaga kelestarian alam.
4) Sarana Pendidikan.Tiada hal yang lebih baik dari belajar secara langsung
dengan melihat dan mengetahui objek yang sedang dipelajari. Dengan melakukan kegiatan
rekreasi bahari setiap wisatawan akan mendapatkan pengetahuan mengenai banyak hal yang
berkaitan dengan kelautan.

d. Keunikan Wisata Bahari


a. Terdapat banyak hal baru yang bisa dipelajari. Saat kita berjalan di sekitar
pantai, kita akan menjumpai banyak hal baru yang bahkan mungkin tidak pernah kita jumpai
sebelumnya. Begitu juga saat kita menjelajahi lautan. Akan terdapat begitu banyak hal yang bisa
diketahui dari kegiatan tersebut.
b. Lokasi cukup sejuk dan lapang. Jenis Pariwisata Kelautan pada umumnya
memiliki lokasi yang sangat luas serta terdapat hembusan angin yang cukup sejuk untuk
dirasakan.
c. Menikmati keindahan matahari yang muncul dan tenggelam di lautan.
Menikmati pesona matahari yang muncul saat fajar menyingsing serta saat tenggelam di waktu
senja terasa sangat luar biasa.
d. Pengunjung bisa menikmati ikan hasil tangkapannya dari laut. Pada jenis wisata
lain, hal ini tentu saja tidak bisa dilakukan.

3. Raja Ampat
Kabupaten Raja Ampat terdapat 2.713 pulau dengan luas wilayah 46,108 km2 (87 % berupa
laut) yang dihuni oleh 70,000 penduduk. Terdapat 1 pulau terdepan, yaitu pulau Fani yang
berbatasan dengan Republik Palau di Samudera Pasific.

4
Pemkab Raja Ampat mengklaim bahwa Raja Ampat sebagai Jantung Segitiga Karang Dunia
(Heart of The Coral Triangle) dan Pusat Keanekaragaman Hayati Laut Dunia. Klaim tersebut
bukan tanpa alasan. Beberapa bukti yang dikemukakan adalah :
1. Terdapat 553 jenis karang, dan merupakan rumah dari 70% jenis karang yang ada
didunia.
2. 1.456 jenis ikan karang, yang paling kaya di dunia.
3. 699 jenis molusca.
4. 5 jenis penyu.
5. 16 jenis mamalia laut (cetacean).

a. Pesona Wisata Pantai Raja Ampat


Eksotisme alam Papua selalu mengandung daya hipnotis yang kuat bagi traveler manapun.
Kondisi Papua yang berupa kepulauan, menghadirkan pesona alam tersendiri. Salah satunya,
destinasi spektakule, Pantai Raja Ampat.

b. Legenda
Para traveler ada baiknya mengetahui sejarah ringkas dari Kepulauan Raja Ampat ini. Dahulu
kala, hiduplah seorang perempuan. Suatu hari, dia menemukan telur yang berjumlah tujuh butir.
Dari tujuh butir, empat di antaranya menetas lalu berkembang menjadi sosok pangeran yang
berjumlah empat orang. Pangeran-pangeran tersebut lalu menjadi penguasa di empat pulau,
yaitu Misool Timur dan Misool Barat, Salawati, dan Waigeo. Sebaliknya, tiga butir telur lain,
tidak menetas. Ketiganya malah menjadi sosok perempuan, sebuah batu, dan hantu.
c. Lokasi
Secara geografis, wisata alam ini berada di Kabupaten Manokwari Papua Barat. Posisinya
berada di belahan barat kepala burung Pulau Papua. Luas kawasan ini sekitar 4,5 juta hektar dan
didominasi oleh perairan (85%). Sebagian kecil lain, yaitu daratan yang berupa gugusan pulau.
Jumlahnya bisa mencapai 600 pulau; bahkan lebih. Jumlah tersebut, menunjukkan sebuah
kawasan yang memang sangat berpotensi menjadi destinasi wisata bahari unggulan.

d. Pesona Alam Pantai Raja Ampat


Raja Ampat bisa dibilang bagi pecinta wisata bahari maupun penyelam. Khusus bagi para
penyelam, keindahan bawah laut perairan di Raja Ampat, adalah daya tarik utama
mereka. Pantai Raja Ampat memilki empat pulau yang berukuran besar. Keempatnya, seperti
Pulau Batanta, Pulau Waigeo, Pulau Salawti, dan Pulau Misool.
Di kawasan kepulauan ini, tak hanya keindahan pantai Raja Ampat saja. Raja Ampat juga
menyimpan mutiara berharga yang langka keberadaannya. Apa itu? Spesies ikan pari manta, hiu
abu-abu, kuda laut, penyu, ikan duyung, ikan barkuda, ikan tuna, dan lain-lain. Pengunjung
yang kebetulan pecinta sejarah, bisa pula melihat sisa-sisa barang peninggalan Perang Dunia II.
Seperti bangkai pesawat perang yang teronggok kaku di sekitar Pulai Wai. Kepulauan Raja
Ampat memang luar biasa. Berdasar sebuah data hasil penelitian, ada sekitar 75% dari seluruh
kerang yang ada di dunia ini, terkandung di bumi Raja Ampat.
Selain para penyelam, rata-rata wisatawan yang datang ke sana, sekadar ingin mereguk
kenikmatan alam Raja Ampat. Entah itu bersantai di pesisir pantainya ataupun berlayar
menggunakan kapal Pinisi Raja Ampat. Mereka juga bisa menikmati sejuta pesona lain, seperti
kuliner setempat, melihat burung Cenderawasih, mendaki bukit karang, atau memancing.

e. Transportasi Wisata Pantai Raja Empat

Berwisata ke Pulau Raja Ampat tentu saja bakal menguras kantong anda, jadi siapkan budget
yang agak tinggi! Berkunjung ke Raja Ampat, bila Anda berangkat dari Jawa, moda terbaik
tentu pesawat terbang. Kita akan menghabiskan waktu kira-kira 5 jam perjalanan udara menuju
Sorong. Setiba di Sorong, kita bisa menaiki kapal menuju Kepulauan Raja Ampat. Idealnya, kita
berangkat secara kelompok; demi efisiensi harga sewa kapal. Ada banyak penginapan di sana,

5
harap berhati-hati jika menyewa kamar di Raja Ampat Resort, sebaiknya luangkan waktu untuk
riset dan browsing harga-harga penginapan di tempat tersebut sebagai panduan agar tidak
terjebak dengan harga sewa yang cukup mahal.
A. Sejarah Wisata Raja Ampat
Wisata Raja Ampat memang boleh dibilang sangatlah unik, karena memiliki nilai sejarah atau
legenda tersendiri. Legenda dari Raja Ampat sediri muncul dari masyarakat sekitar dan
memiliki beberapa versi cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi ( turun - temurun )
mengenai cerita legenda asal - usul nama Raja Ampat sendiri. Adapun salah satu versi cerita
legenda dari Raja Ampat yang beredar di kehidupan masyarakat asli sekitar adalah sebagai
berikut.
Dijaman dahulu ada sepasang suami istri hidup dengan sederhana di Teluk Kabui Kampung
Wawiyai, pasangan suami tersebut mempunyai pekerjaan sebagai perambah hutan, yang
kegiatan sehari - harinya pergi untuk mencari bahan makanan. Mereka bahu membahu
menyusuri hutan agar cepat mendapatkan apa yang mereka harapkan. Kemudian dalam
perjalanannya mereka sampai di tepi Sungai Waikeo, dan beristirahat melepas lelah. Selama
mereka beristirahat mereka melihat lima butir telur yang letaknya tidak jauh dari mereka
beristirahat. Setelah itu mereka dekati dan ternyata telur - telur tadi merupakan telur dari Naga.
Karena merasah menemukan telur - telur yang aneh, mereka membungkus dalam sebuah noken
( noken = kantong ) dan dibawah pulang ke rumahnya. Setelah sampai rumah telur - telur yang
mereka temukan tadi disimpan di dalam kamar.
Waktu mulai berganti dan malampun mulai datang, telur - telur yang tadi mereka simpan
didalam kamar mengeluarkan suara bisikan, merekapun penasaran dan mencoba mengintip dari
balik pintu kamar. Setelah mereka melihat kejadiannya, betapa kagetnya kedua pasangan suami
istri tadi, karena melihat kelima telur yang disimpan menetas dan berwujud empat anak laki -
laki dan yang satu perempuan. Kelima anak tadi memakai pakaian halus yang menandakan
bahwa mereka adalah keturunan dari seorang Raja.
Nama Raja Legenda Raja Ampat :
1. Betani yang kemudian menjadi raja Salawati.
2. Dohar menjadi Raja Lilinta ( Misool ).
3. Mohamad menjadi Raja Waigama ( Batanta ).
4. War Menjadi Raja di Waigeo.
5. Pintolee anak perempuan yang dilahirkan dari telur naga diatas.
Setelah tumbuh dewasa, ke empat anak laki - laki itu menjadi raja dan memerintah dengan
bijaksana. Sementara, anak perempuan ( Pintolee ) suatu hari ditemukan sedang hamil dan
mengeluarkan dua buah telur. Setelah diketahui oleh kakak - kakak Pintolee, satu telur yang dia
lahirkan diletakan dalam kulit kerang, dengan ukuran besar ( Kulit Bia) dan kemudian
dihanyutkan hingga terdampar disebuah pulau yang diberi nama Pulau Numfor. dan yang
satunya, tidak menetas dan berubah menjadi batu yang kemudian diberi nama Kapatnai. Batu itu
diperlakukan seperti raja oleh penduduk sekitar, dan diberi ruangan tempat untuk bersemanyam
serta diletakan pula dua buah batu sebagai pertanda pengawalan terhadap persemayaman
tersebut. Sampai saat ini masyarakat sekitar masih menghormati keberadaan persemayaman
tersebut dan menjadi objek pemujaan.

a. Asal usul dan sejarah[sunting


Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita
yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran
yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool
Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita,
dan sebuah batu.

Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan
dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat sekumpulan manusia. Tiap
desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya lima kesultanan muslim di Maluku, Raja

6
Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari
Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia Belanda.

b. Masyarakat Lokal
Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-
kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang
ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa
pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam 'pipa perdamaian indian' di Raja Ampat.
Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran
satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.
Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga
terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan
masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.

c. Kekayaan sumber daya alam


Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai
objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai
sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia.
Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air
pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia
mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua,
sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia.
Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.

Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi
Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian
cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540
jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis
moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75%
spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama
memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.

Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase
penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara Pulau Waigeo dan
Pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Tenggara dan Kepulauan Wayag. Tipe
dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai
hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat
seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu
karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup
walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.

Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut
katai, wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja,
yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda bisa
menyelam dengan ditemani beberapa ekor Pari Manta yang jinak seperti ketika Anda menyelam
di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef,
Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan
snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun
sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau
sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu
sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di
Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.

7
Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman
pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan
drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil
menerobos kumpulan ikan.

d. Peninggalan prasejarah dan sejarah


Di kawasan gugusan Misool ditemukan peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang
diterakan pada dinding batu karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan
permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini
sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari
kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia.

4. Perkembangan Ekowisata
Rumusan ekowisata sendiri sebenarnya pernah dikemukakan oleh Hector Ceballos-Lascurain
pada tahun 1987 sebagai berikut: “Ekowisata adalah perjalanan ketempat-tempat yang masih
alami dan relatif belum terganggu atau tercemari dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi
dan menikmati pemandangan, flora dan fauna, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya
masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini”, bagi kebanyakan orang,
terutama para pencinta lingkungan, rumusan yang dikemukakan oleh Hector Ceballos-Lascurain
tersebut belumlah cukup untuk menggambarkan dan menerangkan kegiatan ekowisata.
Penjelasan di atas dianggap hanyalah penggambaran dari kegiatan wisata alam biasa. Rumusan
ini kemudian disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun
1990, sebagai berikut: “Ekowisata adalah kegiatan wisata alam yang bertanggung jawab dengan
menjaga keaslian dan kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk
setempat”. Penjelasan ini sebenarnya hampir sama dengan yang diberikan oleh Hector Ceballos-
Lascurain yaitu sama-sama menggambarkan kegiatan wisata di alam bebas atau terbuka, hanya
saja menurut TIES dalam kegiatan ekowisata terkandung unsur-unsur kepedulian, tanggung
jawab dan komitmen terhadap keaslian dan kelestarian lingkungan serta kesejahteraan
masyarakat setempat. Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus
melestarikan potensi sumber daya alam dan budayamasyarakatsetempat untuk dijadikan sebagai
sumber pendapatan yang berkesinambungan, Ekowisata dikembangkan sejak era tahun delapan
puluhan sebagai upaya untuk meminimalkan dampak negative kegiatan wisata terhadap
lingkungan atau keanekaragaman hayati. Konsep Ekowisata dimaksudkan untuk menyelesaikan
atau menghindari konflik dalam pemanfaatan dengan menentapkan ketentuan dalam berwisata,
melindungi sumber daya alam dan budaya, serta menghasilkan keuntungan dalam bidang
ekonomi untuk masyarakat lokal.

a. Prinsip Pengembangan Ekowisata Pesisir dan Laut


Pengembangan Ekowisata dapat menjamin keutuhan dan kelestarian ekosistem pesisir dan
laut.Hal ini didukung oleh keinginan para pecinta Ekowisata yang memang menghendaki syarat
kualitas dan keutuhan ekosistem.Oleh karenanya ada beberapa prinsip pengembangan
Ekowisata yang harus dipenuhi yaitu : pertama, mencegah dan menanggulangi dampak dari
aktivitas wisatawan terhadap bentang alam dan budaya masyarakat lokal. Pencegahan dan
penanggulangan dampak harus dapat disesuaikan dengan sifat dan karakter bentang alam dan
budaya masyarakat lokal.Dua, mendidik atau menyadarkan wisatawan dan masyarakat lokal
akan pentingnya konservasi. Tiga, mengatur agar kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan
manajemen pengelola kawasan pelestarian dapat menerima langsung penghasilan atau

8
pendapatan.Retribusi dan pajak konservasi dapat digunakan secara langsung untuk membina,
melestarikan dan meningkatan kualitas kawasan pelestarian.
Empat, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pengembangan ekowisata.
Lima, keuntungan ekonomi yang diperoleh secara nyata harus dapat mendorong masyarakat
untuk menjaga dan melestarikan kawasan pesisir dan laut.Enam, semua upaya pengembangan,
termasuk pengembangan fasilitas dan utilitas, harus tetap menjaga keharmonisan dengan alam.
Bila terdapat ketidakharmonisan dengan alam, hal itu akan merusak produk Ekowisata yang
ada.
Tujuh, pembatasan pemenuhan permintaan, karena umumnya daya dukung ekosistem secara
alamiah lebih rendah daripada daya dukung ekosistem buatan.Delapan, apabila suautu kawasan
pelestarian dikembangkan untuk Ekowisata, maka devisa dan belanja wisatawan dialokasikan
secara proporsional dan adil untuk pemerintah pusat dan daerah.
b. Ekowisata berbasis masyarakat (community-based ecotourism)
Apa yang dimaksud dengan ekowisata berbasis masyarakat dan mengapa Ekowisata harus
berbasis masyarakat? Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata
yangmendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat
dalamperencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntunganyang
diperoleh.Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang memprioritaskan
peran aktif masyarakat.Masyarakat setempatlah yang memiliki pengetahuan tentang alam serta
budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan
masyarakat menjadi mutlak.Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Ekowisata berarti
mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka
miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. Model ini juga akan mencegah terjadinya
kecemburuan social dan adanya kemungkinan upaya masyarakat melakukan aksi destruktif
terhadap objek wisata atau sarana yang ada pada objek wisata tersebut.
Dampak pengelolaan yang melibatkan masyarakat adalah menciptakan kesempatan kerja bagi
masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari
jasa-jasa wisata untuk pengunjung seperti ongkos transportasi; penginapan; menjual souvenir,
serta biaya buat pemandu wisata dll.

c. Ekowisata Dan Konservasi.


Sejak 1970an, organisasi konservasi mulai melihat ekowisata sebagai alternatif ekonomiyang
berbasis konservasi karena tidak merusak alam ataupun tidak “ekstraktif” denganberdampak
negatif terhadap lingkungan seperti penebangan dan pertambangan.Ekowisata juga dianggap
sejenis usaha yang berkelanjutan secara ekonomi danlingkungan bagi masyarakat yang tinggal
di dalam dan di sekitar kawasan konservasi.Namun agar ekowisata tetap berkelanjutan, perlu
tercipta kondisi yang memungkinkandi mana masyarakat diberi wewenang untuk mengambil
keputusan dalam pengelolaanusaha ekowisata, mengatur arus dan jumlah wisatawan, dan
mengembangkanekowisata sesuai visi dan harapan masyarakat untuk masa depan.Ekowisata
dihargai dan dkembangkan sebagai salah satu program usaha yangsekaligus bisa menjadi
strategi konservasi dan dapat membuka alternatif ekonomi bagimasyarakat.Dengan pola
ekowisata, masyarakat dapat memanfaatkan keindahan alamyang masih utuh, budaya, dan
sejarah setempat tanpa merusak atau menjual isinya.

d. Ekowisata sebagai Program


Kegiatan wisata saat ini telah menjadi kebutuhan primer, yang dalam implementasinya kembali
disesuaikan dengan kekuatan ekonomi masing-masing. Di Indonesia isu wisata bahari dalam
kurun waktu 5 tahun ini nai seiring dengan naiknya isu terumbu karang.Hal ini berdampak pada
meningkatnya jumlah wisatawan. Hal ini dikhawatirkanakan melebihi daya dukung lingkungan.
Dengan meningkatnya wisatawan maka jumlah sampah juga akan semakin meningkat dan
jumlah air semakin terbatas. Selain itu, penambangan pasir dan terumbu untuk pembangunan
penginapan juga terjadi.Sehingga dengan demikian, sebuah rencana mejadikan suatu kawasan
wisata menjadi Ekowisata harus terprogram.

9
Sebagai sebuah percontohan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat adalah ekowisata di
Kepaulauan Seribu. Secara keseluruhan program ekowisata di wilayah tersebut melewati empat
tahap program yakni:
Tahap 1.Perencanaan dan pembentukan kelompok.Formulasi penentuan ekowisata berbasis
masyarakat dan pembentukan kelompok dirumuskan pada tahap ini melalui lokakarya dan
diskusi.
Tahap 2.Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat .Pada tahap ini ekowisata diperkenalkan
kepada pelaku-pelaku usaha terkait wisata, yaitu pemilik penginapan, penyedia jasa catering,
penyedia kapal dan para pemandu lainnya melalui sosialisasi dan pelatihan.Selain itu pada tahap
ini juga diupayakan adaya dukungan pemerintah untuk keberlanjutan pengembangan ekowisata
berbasis masyarakat di objek wisata dimaksud.
Tahap 3.Penguatan kapasitas aggota kelompok.Berbagai pelatihan untuk meningkatkan
kapasitas terkait kegiatan ekowisata untuk anggota kelompok diberikan.
Tahap 4.Pengembangan kemandirian organisasi.Pada tahap ini kemandirian organisasi
dikembangkan dan diperkuat melalui serangkaian pelatihan organisasi, sosialisasi kelompok
kepada pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya, mempromosikan kelompok kepada
pasar, serta meningkatkan peran organisasi dalam pengelolaan objek wisata,(Budi Santoso dkk,
2010).

e. Kerjasama dan Kemitraan dalam Ekowisata


Program pengembangan ekowisata tidak akan berjalan secara efektif jika tidak ada kerjasama
dengan berbagai pihak. Oleh karena itu segenap pihak yang memiliki keterkaitan erat dengan
keberhasilan ekowisata harus dilibatkan.
1. Pemerintah, meliputi: Suku Dinas Budaya dan Pariwisata, Suku Dinas Perikanan, DISORDA,
TNKpS, dan KESMAS untuk penyedia fasilitas dan infrastruktur, dukungan kebijakan, dan
untuk pelestarian ekosistem yang ada pada objek wisata.
2. Universitas atau Perguruan Tinggi apa saja yang ada di sekitar atau dekat dengan objek
wisata. Bisa juga Balai Diklat yang melatih tentang konservasi dan ekowisata. Tujuannya untuk
penyediaan narasumber/pelatih peningkatan kapasitas kelompok dan pelestarian ekosistem yang
ada pada objek wisata.
3. Kelompok masyarakat. Kelompok nelayan atau karang taruna apa saja yang ada pada
masyarakat. Tujuannya untuk melakukan pengamatan ekosistem pada objek secara bersama dan
berkala.
4. Event organizer. Untuk membantu membangun pasar objek wisata (promosi dll).
5. LSM. Untuk penyediaan narasumber/pelatih peningkatan kapasitas kelompok.

f. Dampak Umum Ekowisata


Tidak sedikit manfaat yang telah diperoleh dari kegiatan Ekowisata, namun tidak sedikit pula
kerugian yang ditimbulkannya. Dampak positif yang dapat dirasakan dari kegiatan Ekowisata
dapat berupa : 1) peningkatan penghasilan dan devisa Negara; 2) tersedianya kesempatan kerja
baru; 3) berkembangnya usaha-usaha baru; 4) meningkatnya kesadaran masyarakat an
wisatawan tentang pentingnya konservasi sumberdaya alam; 5) peningkatan partisipasi
masyarakat; dan 6) meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Manfaat lain dari kegiatan ekowisata dapat berupa: 1) meningkatnya nilai ekonomi sumberdaya
ekosistem; 2) Meningkatnya upaya pelestarian lingkungan; 3) meningkatnya keuntungan
langsung dan tidak langsung dari para stakeholders; 4) terbangunnya konstituensi untuk
konservasi secara lokal, nasional dan onternasional; 5) Meningkatnya promosi penggunaan
sumberdaya alam secara berkelanjutan; dan 6) Berkurangnya ancaman terhadap
kenaekaragaman hayati yang ada di objek wisata.
Terlepas dari dampak positif yang diperoleh, beberapa hasil kajian menunjukkan bahwa
pengelolaan Ekowisata yang kurang baik dapat melupakan kepentingan ekonomi masyarakat
lokal.

10
3. Penutup

Berdasarkan data Educational program pada tanggal 12 January sampai 14 January 2018 di
Kaliurang, Yogyakarta penulis dapat menyimpulkan bahwa Wisata Bahari di Raja Ampat
memiliki daya tarik wisata tersendir merupakan destinasi pariwisatanya dengan banyaknya
berbagai kekayaan alam bawah laut dan pesona gugusan pulau kecil yang ada di dalam daerah
tersebut yang di manfaatkan secara maksimal sehingga dapat menjadi daya tarik wisata.
Eksotisme alam Papua selalu mengandung daya hipnotis yang kuat bagi traveler manapun.
Kondisi Papua yang berupa kepulauan, menghadirkan pesona alam tersendiri. Salah satunya,
destinasi spektakule, Pantai Raja Ampat yang terdapat di Propinsi Papua Barat Kabupaten Raja
Ampat.
Adapun saran dari penulis, sebagai berikut :
1. Pemerintah dan masyarakat harus lebih genjar mempromosikan wisata yang ada di Raja
Ampat untuk menarik wisatawan agar para wisatawan lebih mengenal Kabupaten Raja Ampat
dan juga Papua Barat.
2. Pemerintah harus lebih tegas dalam menyikapai berbagai permasalahan seperti tidak
membuang sampah sembarangan, melarang, wisatawan untuk tidak melakukan hal hal di luar
batas sebagai wisatawan, harus memperhatikan dan lebih manjaga ekosistem yang ada di Wisata
Bahari Raja Ampat
3. Masyarakat harus lebih sadar diri untuk menjaga kelestarian alam yang ada di Raja
ampat dan kekayaan yang dimiliki Raja Ampat, tidak harus pemerintah, untuk upaya ini peran
masyarakat juga sangatlah penting, agar dapat menjaga keindahan yang menjadi pesona di Raja
Ampat dan Papua Barat.

Daftar Pustaka
[1]. Ben, S. M. (2010). Paradigma Baru Pariwisata Sebuah Kajian Filsafat. Yogyakarta: Kaukaba.
[2]. Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya
bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
[3]. Soeroso, A., & Susuilo, Y. S. (2008). Strategi Konservasi Kebudayaan Lokal Yogyakarta. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan| Journal of Theory and Applied Management, 1(2).
[4]. Seminar alam pada tanggal 12 January sampai 14 January 2018 di Kaliurang, Yogyakarta.
[5]. Irawati, N., & Prakoso, A. A. (2016). Terapan Brand “Jogja Istimewa” terhadap Pengembangan
Pariwisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) di Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(3), 65-
80.
[6]. Susetyarini, O. (2017). KAJIAN MANAJEMEN KUNJUNGAN DI KAWASAN WISATA: STUDI
KASUS DESTINASI WISATA KALIURANG. Jurnal Kepariwisataan, 11(2), 25-40.
[7]. SETYANINGSIH, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN
TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani,
Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
[8]. Sigarete, B. G., & Ahmad, H. (2017). Candi Ijo Dalam Perspektif Wisatawan Mancanegara. Jurnal
Inovasi Bisnis (Inovbiz), 5(1), 59-66.
[9]. Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam menghadapi
globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta, 4, 3-11.
[10]. Soeroso, A. (2010). Polikotomi Pilihan Pengembangan Ekowisata Kawasan
Borobudur. KINERJA, 14(2).

11
LAMPIRAN

Pesona Raja Ampat

Pesona Bawa Laut

12

Anda mungkin juga menyukai