- Kekurangan besi
ditunjukkan dengan
gejala klorosis dan
daun menguning atau
nekrosa. Daun muda
tampak putih karena
kurang klorofil. Selain
itu terjadi karena
kerusakan akar. Jika
adenium dikeluarkan
dari potnya akan
terlihat potongan-
potongan akar yang
mati.
- Ditunjukkan dengan
munculnya klorosis di
daun tua , kemudian
menjalar ke daun
muda Molibdenum
(Mo)
- pada serealia
bercak-bercak warna
keabu-abuan sampai
kecoklatan dan garis-
garis pada bagian
tengah dan pangkal
daun muda.
- memperlihatkan
bintik nekrotik pada
daun.
- Kekurangan
mangan ditandai
dengan
menguningnya
bagian daun diantara
tulang-tulang
daun(mangan)
- Dapat menimbulkan
gejala pertumbuhan
daun yang kurang
normal terutama
pada tanaman sayur-
sayuran,daun tampak
kurang sehat dan
berwarna
tembaga.(Chlor)
-Daun-daun tenaman
bisa menjadi hijau tua
dan tipis. Tanaman
cepat menjadi layu.
(Natrium)
- Kekurangan
Cobalt
Mengurangi dan
menghambat fiksasi
Nitrogen.
Kekurangan Silicon
Dapat mengakibatkan
tanaman mudah
terserang penyakit.
Kekurangan Nikel
Kekurangan dari
unsur Nikel pada
tanaman akan
menimbulkan
kegagalan dalam
menghasilkan benih
yang layak.
Unsur non-esensial atau menggantikan peranan -Fungsi unsur hara
3. Tambahan unsur tambahan, yaitu unsur K. natrium bagi tanaman
unsur yang hanya yaitu berperan dalam
diperlukan oleh beberapa pembukaan stomata
jenis tumbuhan tertentu, dan dapat
baik dalam jumlah sedikit menggantikan
ataupun dalam jumlah peranan unsur K,
besar. Misalnya ialah: Na, berperan dalam
Kobalt (Co), Si, Al, dan Cl. fiksasi nitrogen oleh pembentukan umbi,
bakteri di nodul akar mencegah busuk
bagian tengah ubi.
- Keberadaan kobalt di
dalam tanah bisa
sangat mempengaruhi
tanaman tertentu,
terutama tanaman
kacangan. Kobalt
sangat penting untuk
tanaman kacangan
seperti yang
diperlukan untuk
fiksasi nitrogen oleh
bakteri di nodul akar
(Witte et al., 2002),
dan bahkan memiliki
efek menguntungkan
pada beberapa non-
polongan tanaman
seperti kentang dan
kedelai (Locke et al,
2000.)
- Tanaman dengan
pasokan silikon yang
cukup akan kuat dan
toleran terhadap
kekeringan, tanaman
mampu tumbuh di
tempat yang
terinfeksi oleh
jamur. Juga dapat
meningkatkan
ketersediaan P dan
mengurangi aktifitas
logam-logam
beracun.
- Namun pada
tanaman yang lain,
belum tentu unsur
Silikon hara
fungsional ini dapat
bereaksi dengan
baik, karena jika
tanah tersebut
memiliki kandungan
unsur hara
fungsional yang
berlebih, malah akan
meracuni tanaman,
contoh : Kobalt yang
memiliki efek
fisiologis yang
berbahaya bagi
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman, seperti
mengurangi aktivitas
urease (Yamaguchi
et al, 1999; Witte et
al, 2002)
Unsur natrium (Na) memiliki peran dalam membantu pembukaan stomata, dalam hal ini
unsur Na berperan untuk membantu fungsi unsur K (Kalium). Tetapi unsur Na tidak dapat
menggantikan peran unsur K, sebaliknya tanpa unsur Na pun kalium dapat berfungsi dengan
baik.
Unsur Al adalah unsur hara non-esensial dan tidak termasuk unsur hara esensial, sebab unsur
ini meskipun jumlahnya banyak dalam tanah tetapi tidak diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Keberadaan unsur Al justru dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur ini dapat mengikat fosfat
sehingga unsur fosfat menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Karena pengikatan ini tanaman tidak
dapat menyerap fosfat yang tersedia didalam tanah.
Aluminium (Al) dan Silikat (Si) adalah unsur kimia yang selalu terdapat pada setiap tumbuhan
tetapi fungsi dan manfaatnya masih diragukan. Al dan Si hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat sedikit oleh jenis tanaman tertentu, misalnya unsur Si dibutuhkan oleh tanaman berserat
tetapi bukan untuk tanaman makanan ternak
Gejala Kekurangan Klorin (Cl) pada tanaman:
Klorin / chlorine (Cl) merupakan salah satu unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Klorin (Cl)
diserap oleh tanaman dalam bentuk ion klorida (Cl–). Dari hasil analisais pada tanaman ternyata Cl
banyak terdapat dalam abu tanaman (relatif besar) dan dari hasil penyelidikan Cl ternyata banyak
terdapat pada tanaman yang mengandung serat, seperti kapas. Bagi tanaman yang menghasilkan
tepung, Cl memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas tepungnya. Pada tanaman tembakau
apabila Cl keadaannya lebih besar maka produksi tembakaunya akan buruk. Bentuk Cl yang beracun
pada tanaman tergantung pada iklim, sifat tanah, dan lain-lain. Dari hasil penyelidikan bentuk Cl
yang lebih dari 0,1% bagi tanaman pada umumnya akan menimbulkan keracunan, sedangkan pada
padi timbulnya keracunan apabila bentuk Cl adalah sekitar 0,3%.
Ion Cl– mempunyai fungsi fisiologis yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman
terutama pada fase terang. Apabila ion Cl– ini tidak tersedia maka proses fotosintesis akan
terhambat sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan
terhambat. Dalam fotosintesis fase terang, ion Cl– berperan dalam transfer elektron di dalam
klorofil sehingga terbentuk senyawa ATP berenergi tinggi dan senyawa inilah yang
dipergunakan dalam fase gelap untuk pembentukan karbohidrat (C6H12O6). Apabila ATP tidak
terbentuk pada fase terang, pembentukan karbohidrat pada fotosintesis fase gelap akan
terhambat.
Ion Cl bereaksi dengan ion H akan membentuk senyawa asam klorida (HCl) yang merupakan
salah satu jenis asam pekat yang dapat mematikan penyakit yang masuk kedalam tubuh
tanaman. Klorida (Cl) yang diserap dalam bentuk larut kebanyakan terdapat di dalam cairan
sel, dengan kandungan Cl yang bervariasi dari 1 – 5 %.
Defisiensi klorida (Cl) dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal (terutama
pada tanaman sayuran), daun akan nampak kurang sehat dan berwarna tembaga/gelap. Biasanya
tanaman tomat, cabe, gandum, dan kapas menunjukkan gejala seperti itu.