Anda di halaman 1dari 7

II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Siklus Estrus
Siklus estrus adalah ritme fungsi fisiologis tertentu dari sistem kelamin,
yang terjadi pada saat ternak mencapai masa pubertas. Pada ternak perkawinan
hanya terjadi pada waktu estrus dilanjutkan dengan terjadinya ovulasi.
Sedangkan pada manusia perkawinan tidak terbatas selama siklus
menstruasi, sedangkan ovulasi terjadi dipertengahan siklus menstruasi. Siklus
birahi ini dipengaruhi oleh hormone estrogen, yang dihasilkan oleh kelenjar
theca interal follicle de graaf atau oleh placenta. Stimulasi pelepasan estrogen
berada dibawah pengaruh gonadotrophin dari kelenjar hipofisa anterior.
Estrogen ini menimbulkan gejala-gejala klinis dan syaraf pada siklus
birahi. Gejala-gejala tersebut meliputi mengendor dan membukanya serviks, sel
sel goblet serviks dan vagina bagian cranial mensekresikan sebagian besar
mucus oophorus. Vulva mengendor dan oedematous. Estrogen meninggikan
laju migrasi leukosit kedalam lumen uterus dan dengan demikian meninggikan
aktifitas bakterisit pada uterus selama estrus.

2.2. Tahapan Periode Siklus Estrus

Siklus estrus secara garis besar melalui dua tahapan yaitu fase folikuler dan fase
luteal. Fase folikuler dibagi lagi menjadi dua tahapan yaitu fase proestrus dan fase
estrus, sedangkan fase luteal dibagi lagi menjadi dua yaitu metestrus dan diestrus.

1) Fase Folikuler
 Fase proestrus
Proestrus adalah periode perkembangan folikel pada ovari. Selama tahap ini,
folikel mulai berkembang dan tumbuh. Ketika ukuran folikel meningkat, produk yang
dihasilkannya berupa estrogen juga meningkat kira-kira pada hari ke-18 sampai hari
ke-20 dari siklus estrus, sehingga menimbulkan banyak perubahan-perubahan fisik
dalam upaya mempersiapkan saluran reproduksi lainnya untuk ovulasi, dan
perkawinan. Perubahan-perubahan tersebut mencakup penebalan dan perkembangan
lapisan-lapisan oviduk, uterus, dan vagina. Epitel yang melapisi dinding dalam vagina
juga mulai berkornifikasi., yakni membentuk melindungi vagina dari gesekan fisik
perkawinan yang akan segera terjadi.
 Fase Estrus
Estrus adalah periode birahi atau periode penerimaan seksual pada betina. Ini
terjadi ketika kadar estrogen yang dihasilkan oleh folikel-folikel yang matang
mencapai puncaknya. Kadar estrogen yang tinggi ini menyebabkan perubahan-
perubahan fisik dan perilaku, pertanda bahwa hewan betina ingin dan siap dikawini
oleh hewan jantan. Tergantung pada spesies, lama estrus berkisar dari kira-kira 12 jam
sampai beberapa hari. Kadar estrogen yang tinggi menyebabkan sentakan LH dan FSH,
sentakan ini menyebabkan kadar LH meninggi sehingga memicu ovulasi menjelang
akhir atau segera sesudah estrus; hari ke-1 pada siklus estrus sapi.
Pada kebanyakan spesies, ovulasi terjadi menjelang akhir estrus. Namun pada
sebagian besar spesies, seperti kucing, musang, dan kelinci, ovulasi tidak terjadi sampai
tiba saatnya kawin. Spesies-spesies tadi disebut dengan pengovulasi -pengovulasi
terinduk (induced ovulators), mereka tetap mengalami estrus yang panjang apabila
belum juga kawin.

2) Fase Luteal
 Fase Matestrus
Matestrus adalah periode sesudah ovulasi ketika korpus luteum berkembang dan
mulai menghasilkan progesterone; kira-kira hari ke-2 sampai ke-5 pada sapi. Sel-sel
granulosa yang tertinggal dalam folikel yang kini kosong mulai memperbanyak diri di
bawah rangsangan terus menerus LH. Sel-sel tersebut denga segera menghasilkan
struktur yang padat, korpus luteum (badan kuning) yang ukurannya kira-kira sebesar
folikel matang terdahulu. Hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum,
untuk sementara menghambat perkembangan folikel di dalam ovari, menyebabkan
lapisan yang mendindingi uterus menjadi sangat tebal dan “juicy” (seperti jus) dalam
rangka menyiapkan implantasi ovum yang telah dibuahi dan menyebabkan hilangnya
lapisan epitel keratin yang berkembang dalam vagina selama proestrus dan estrus.
 Fase Diestrus
Diestrus adalah tahap ketika korpus luteum telah mencapai ukuran maksimum
dan sangat aktif memproduktif progesterone. Jika hewan kawin dan berhasil bunting
maka estrus berikutnya dihambat, dan korpus luteum menerima sinyal endokrin dari
embrio yang sedang berkembang agar terus mempertahankan keberadaannya dengan
baik selama kebuntingan. Jika tidak terjadi konsepsi (kebuntingan) maka hormone
prostaglandin dilepaskan dari dinding uterus yang mengakibatkan regresi KL pada
akhir diestrus. Hewan betina kemudian kembali menjalani tahap proestrus; atau
kegiatan siklus ovarinya terhenti, dan hewan mengalami keadaan unestrus (nirbirahi).
Diestrus berlangsung dan kira-kira hari ke-5 sampai ke-18 pada siklus estrus sapi.

Anestrus
Adalah periode ketidakatifan ovari sementara waktu yang dialami oleh hewan-
hewan poliestrus bermusim, maupun hewan-hewan diestrus dan monoestrus. Ini adalah
periode antara siklus perkawinan (breeding atau mating season) ketika ovari
menghentikan aktivitas bersiklusnya untuk sementara.
Berikut adalah ringkasan penjelasan ciri-ciri keempat tahap siklus estrus dan
anestrus :
Fase Ciri-Ciri
Proestrus Fase persis menjelang estrus. Hormone utama yang dihasilkan ovari
adalah estrogen.
Estrus Periode penerimaan pejantan. Selama fase ini terjadi estrus pada
semua spesies domestic, kecuali sapi, dimana estrus terjadi segera
sesudah itu. Hormone utama yang dihasilkan di ovari, dalam FSH
dan LH adalah estrogen.
Metestrus Fase sesudah estrus ketika betuna tidak mau lagi menerima pejantan.
Periode pembentukan korpus luteum. Hormone utama yang
dihasilkan oleh ovari adalah progesterone.
Diestrus Periode pematangan, korpus luteum fungsional. Hormone utama
yang dihasilkan di ovari adalah progesterone.
anestrus Fase istirahat kelamin yang diperpanjang menyela keberdauran
estrus pada beberapa spesies. System reproduksi diam, tidak aktif
bekerja.

Pada kebanyakan spesies, peningkatan kadar estrogen yang dihasilkan oleh


folikel-folikel ovarium selama proestrus mencapai kadar batas tertentu sehingga
menimbulkan sentakan (surge) GnRH yang disekresioleh hipotalamus selama estrus.
Pada saat mencapai kelenjar pituitary anterior, GnRH kemudian merangsang sekresi
dan sentakan LH. Di ovarri, LH dibutuhkan untuk pematangan akhir oosit dan
pelepasan oosit melalui proses ovulasi. Di antara spesies hewan domestic, kucing dan
unta tergolong unik Karena sentakan GnRH penyebab ovulasi diinduksi melalui
kopulasi. Selanjutnya, kucing terus menunjukan kelakuan estrus dan mau menerima
jantan meskipun telah memasuki fase metestrus.

Ovulasi tanpa Estrus


Pada beberapa hewan betina kejadian fisiologik dan histologik serta proses
ovulasi dan berbagai fase siklus berahi dapat berjalan secara normal tetapi tidak disertai
timbulnya gejala gejala berahi. Perkembangan perkembangan folikuler ovulasi dan
terbentuknya korpus luteum dapat diketahui dengan pemeriksaan melalui palpasi
rectal, tetapi dalam hal ini tidak terlihat gejala berahi dari luar.
Ovulasi tanpa estrus banyak ditemukan pada hewan muda dari pada hewan tua.
Ovulasi tanpa estrus ini ditandai dengan perpanjangan periode siklus berahi yaitu 2-3
kali normal. Hal ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal.

Estrus tanpa Ovulasi


Estrus tanpa ovulasi merupakan kebalikan dari ovulasi tanpa estrus. Hal ini
menyebabkan perkawinan yang steril dan bisa terjadi pada setiap ternak. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu dapat berupa rangsangan dari luar.

2.3. Siklus estrus menurut jenis ternaknya

Berdasarkan siklus birahinya, hewan-hewan dapat digolongkan menjadi tiga


golongan, yaitu:

a. Monestrus
Hewan-hewan monestus adalah hewan-hewan yang hanya memiliki satu
siklus birahi per tahun. Hewan-hewan yang termasuk golongan monestrus
biasanya adalah hewan-hewan liar.
b. Polyestrus

Hewan-hewan polyestrus meliputi jenisjenis ternak sapi, babi, dan kuda


yang memperlihatkan estrus sepanjang tahun.

c. Poliestrus bermusim
Hewan-hewan poliestrus bermusim adalah hewanhewan yang memiliki
siklus birahi yang periodic hanya selama musim-musim tertentu dalam setahun.
Contoh hewan yang termasuk golongan poliestrus bermusim adalah domba.

2.4. Gejala-gejala estrtus


Gejala-gejala birahi yang terlihat dari luar hampir sama pada semua ternak
mamalia , walaupun terdapat beberapa variasi antar spesies. Pada sapi betina ditandai
dengan sapi tersebut tidak tenang, kurang napsu makan, dan kadang-kadang menguak,
serta akan mencari hewan jantan. ia akan menaiki sapi betina lain dan akan siam berdiri
bila dinaiki. Selama estrus ia akan tetap berdiri bila dinaiki pejantan dan dia menerima
jantan untuk berkopulasi. Vulva sapi tersebut membengkak, memerah, dan penuh
dengan sekresi mucus transparan yang terlihat disekeliling pangkal ekor.

Pada domba betina, yang berahi akan mendekati dan memperhatikan domba
jantan, menggoyang-goyangkan ekornya, dan akan diam bila dinaiki pejantan jarang
menaiki betina lain.domba betina tersebut tidak mengekresikan lendir selama estrus
tersebut dan vulvanya tidak oedematous.

Pada babi betina ditandai dengan akan memisahkan diri dari kelompoknya untuk
mencari pejantan, kurang napsu makan, dan sering mengeluarkan suara-suara rendah
dan singkat. Apabila punggungnya ditekan ia akan mengambil posisi diam atau posisi
kawin, vulvanya membengkak selama estrus tetapi tidak terlihat sekresi lendir mucus.

Kuda betina yang birahi mengijinkan kuda jantan mencium dan menggigitnya
tanpa memberika perlawanan, sering mengangkat ekor dan kencing, diam berdiri bila
dinaiki kuda jantan. labia vulva mengkuak dan memanjang dengan klitoris yang erektif.
sekresi lendir bervariasi jumlahnya.

III
KESIMPULAN

 Siklus estrus adalah ritme fungsi fisiologis tertentu dari sistem kelamin, yang
terjadi pada saat ternak mencapai masa pubertas
 Siklus estrus terbagi menjadi dua fase yang terdiri dari fase folikuler yang terdiri
dari proestrus dan estrus, serta fase luteal yang terdiri dari postestrus, dan diestrus.
 Berdasarkan siklus birahinya, hewan-hewan dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu monestrus, polyestrus, dan polyestrus musiman
 Gejala-gelala birahi yanga terlihat pada beberapa ternak yaitu Vulva
membengkak, memerah, dan penuh dengan sekresi mucus transparan yang terlihat
disekeliling pangkal ekor, ataupun vulva mengkuak dan memanjang dengan
klitoris yang erektif , sekresi lendir bervariasi jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai