Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ZOOLOGI VERTEBRATA

“ OSTEICHTYES ”

OLEH :

NAMA : 1. PAOZI ROMADHON ACD 116 002


2. INA SHAITY KARUEHNI ACD 116 003
3. RIRI KRISNAWATI ACD 116 009
4. MASDINAH ACD 116 014
5. MEGAWATI MARPAUNG ACD 116 019
6. YOSUA ACD 116 022
7. OLGA DEBRINA ACD 116 069
KELOMPOK : II ( DUA )
KELAS :A
DOSEN PENGAMPU : SHANTY SAVITRI, S.Si, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Zoologi
Vertebrata dengan judul “Osteicthyes”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan penyusun,
semoga penulisan makalah ini bermanfaat. Khususnya bagi penyusun sendiri, umumnya bagi
para pembaca.

Palangka Raya, 10 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2. Rumusan masalah .............................................................................................. 2

1.3. Tujuan Masalah ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Osteicthyes ...................................................................................... 3

2.2. Ciri – Ciri Osteicthyes ....................................................................................... 4

2.3. Struktur Morfologi Osteicthyes ......................................................................... 5

2.4. Struktur Anatomi Osteicthyes ........................................................................... 7

2.5. Fisiologi Osteicthyes ......................................................................................... 7

2.6. Klasifikasi Osteicthyes ...................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 18

3.2. Saran .................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteichthyes atau disebut juga ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan
bertulang belakang yang merupakan subfilum dari pisces. osteichthyes berasal dari bahasa
yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan. hidup di laut, rawa-
rawa, atau air tawar.semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas osteichthyes memiliki
sebagian tulang keras,mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup
(tidak terlihat dari luar)dan jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. jantung beruang dua,
darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit. ikan ini juga
mempunyai sistem limfa dansistem porta renalis. mempunyai hati yang berkantong empedu.
lambung dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas
adanya pankreas. Terdapat gelembung renang. mempunyai gurat sisi, indra mata, telinga
dalam dengan tiga saluran semisirkuler dan memiliki otolit untuk keseimbangan. bernapas
dengan insang yang memiliki tutup insang (operkulum). Sirip ekor memiliki panjang yang
sama pada bagian atas dan bawah, kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit,
adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak. sistem gurat sisi
terdapat pada sisi tubuh, usus panjang dan ramping menggulung, fertilisasi terjadi di luar,
mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar.ikan bertulang sejati memiliki gelembung renang
yaitu kantong udara yang dapat digunakan untuk mengubah daya apung dan sebagai alat
bantu dalam bernafas.
Beberapa anggotanya dapat berpindah dari perairan asin ke perairan tawar, misalnya ikan
salmon dan belut laut.pada saat berada di air tawar, ginjal mengeluarkan urin yang sangat
encer dan insangnya menyerap garam dari air dengan cara transfor aktif. ikan yang sering
dijumpai di air tawar seperti ikan nila dan ikan gabus.sistem digestoria (sitem pencernaan)
sitem pencernaan pada ikan merupakan serangkaian jalur yang melalui berbagai organ yaitu
dimulai dari mulut, pharink, esophagus, lambung, usus (intestin) dan anus.sistem
urogenitalsistem urogenital dibagi menjadi dua yaitu organ genitalia dan organ
uropoetica.organ genitalia terdiri dari gonad (kelenjar kelamin) yang dibedakan menjadi
jantan (testis), betina (ovarium) dan saluran keluar dari gonad yang sangat pendek.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Osteicthyes?
2. Bagaimanakah Ciri-Ciri Osteicthyes?
3. Bagaimanakah Struktur Morfologi Osteicthyes?
4. Bagaimanakah Struktur Anatomi Osteicthyes?
5. Bagaimanakah Fisiologi Osteicthyes?
6. Bagaimanakah Klasifikasi Osteicthyes?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Osteichyes.
2. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Osteicthyes.
3. Untuk Mengetahui Struktur Morfologi Osteicthyes.
4. Untuk Mengetahui Struktur Anatomi Osteicthyes.
5. Untuk Mengetahui Fisiologi Osteicthyes.
6. Untuk Mengetahui Klasifikasi Osteicthyes.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Osteichthyes


Osteichthyes atau disebut juga Ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan
bertulang belakang yang merupakan subfilum dari Pisces. Osteichthyes berasal dari bahasa
Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan.
Bentuk tubuh Osteicthyes bermacam-macam, tetapi sebagian besar berbentuk
gelendong pipih, ukuran tinggi tubuh lebih daripada lebarnya, maka penumpang potongannya
berbentuk oval. Bentuk gelondong atau torpedo, bentuk seperti ini dapat memudahkan gerak
dalam air. Kepala (Cephal) terbentang mulai dari ujung moncong sampai dengan akhir
Operculum (penutup insang). Badan (Truncus) membentang mulai dari akhir Operculum atau
penutup insang sampai dengan anus dan sisanya adalah ekor (Caudal). Mulut terdapat di
ujung muka moncong, mempunyai rahang yang bergigi baik. Sebelah dorsal moncong
terdapat sepasang Fovea nasalis (lubang hidung sebelah luar) yang sebelah dalamnya
terdapat Sacci olfactorius, mata terletak sebelah lateral tanpa kelopak mata terbentang
operculum di dalam bawahnya terdapat sejumlah sisir insang. Anus dan aperture urogenitalis
terdapat di muka pinnae analis. sampai dengan tulang belakang terakhir. Hal ini untuk
menghindarkan penggumnaan ekor masuk dalam ukuran. Tapi sebaliknya nelayan ikan
memasukkan ekor dalam ukuran panjang ikan.
Pada punggung terdapat sirip punggung (Pinnae dorsalis), pada akhir badan terdapat
sirip ekor(Pinnae caudalis), dan daerah ventral dibagian ekor terdapat analis. Semua sirip
yang telah disebutkan diatas letaknya disebelah median tubuh, sedangkan disebelah lateral
sepasang sirip dada(Pinnae pectoralis) dan Pinnae thoraciace yang dibelakang Operculum
dan sebelahnya terdapat sepasang sirip perut (Pinnae pelvicus atau Pinnae abdominalis.
Sirip adalah suatu perluasan integument (pembugkus kulit) yang tipis dan disokong oleh jari-
jari sirip. Semua sirip tersebut, kecuali sirip dorsal (pada beberapa spesies) adalah lemas,
disokong oleh jari-jari atau duri yangbanyak mengandung zat kapur. Fungsi sirip adalah
untuk mempertahankan keseimbangan dalam air dan untuk berenang.
Berdasarkan anatomi, sirip ekor dibedakan atas 4 type:
1. Type protocercal yaitu akhir columna vertebralis sampai ujung ekor dan ekor berujung
tumpul.
2. Type diphicercal yaiu akhir colmna vertebralis sampai ujung ekor dengan bentuk ujung
runcing.
3. Type homocercal yaitu bila columna vertebralis berakhir tidak persis di ujung ekor tetapi
agak membelok sedikit, tapi ujung embagi diri menjadi dua bagian yang sama.
4. Type heterocercal yaitu apabila columna vertebralis berakhir menorok ke salah satu ujung
yang membagi diri menjadi dua tidak sama panjangnya.
Seluruh tubuh pisces class Osteichthyes (bertulang keras), sebagian besar tubuhnya
dibungkus oleh kulit yang terdiri atas epidermis halus, yang menghasilkan mucusa (lendir),
guna memudahkan gerak didalam air dan melindungi diri dari microorganisme yang
menyebabkan penyakit. Pada tubuh dan ekor, pada epidermis terdapat sisik yang tersusun
bertindihan seperti genten rumah. Masing-masing sisik tertanam dalam saku dermal dan
tumbuh sepanjang hidup.
Pada Osteichthyes terdapat tiga macam sisik, yaitu:
1. Sisik Cycloid yang berbentuk bulat. Pada sisik ini bila diteliti lebih dalam (pada ikan yang
hidup daerah yang terdapat empat musim) akan tampak lingkaran yang berbeda-beda.
2. Sisik Ctenoid berbentuk bulat agak lonjong, berduri kecil-kecil pada bagian anterior,
sedangkan pada posterior memecah diri menjadi beberapa bagian.
3. Sisik Ganoid berbentuk belah ketupat dengan bagian kecil yang tertanam dalam saku-saku
dermis. Permukaan sebelah dalam mengandung zat genuine dan mengandung duri-duri
halus. Dibawah sisik sebelah- menyebelah terdapat linea yang berupa suatu saluran
didalamnya terdapat alat-alat sensoris yang peka terhadap getaran gelombang air.

2.2 Ciri - Ciri Osteichthyes


A. Ciri – ciri umum osteichthyes
1. Mulut terdapat dibagian depan tubuh.
2. Celah insang satu di masing-masing sisi kepala.
3. Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah.
4. Kulit licin karena sekresi mucus oleh kelenjar pada kulit.
5. Adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak begerak.
6. System gurat sisik terdapat pada sisi tubuh.
7. Usus panjang dan ramping menggulung.
8. Fertilisasi terjadi di luar.
9. Mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar.
B. Ciri - Ciri Khusus Osteichthyes.
1. Kulit banyak mengandung kelenjar mocusa, biasanya diliputi oleh sisik(ganoid,cycloid
atau ctenoid)beberapa spesies tidak bersisik, bersirip pada mediana, baik dorsal maupun
ventral dan pada sebelah tubuh dengan beberapa pengecualian. Sirip(pina) biasanya
disokong oleh jari dari tulang rawan atau tulang keras,tidak berkaki.
2. Mulut terletak diujung dan bergigi baik. Rahang tumbuh dengan baik dan bersendi pada
tempurung tulang kepala,mempunyai dua sacci olfactorius yang umumnya
berhubungan dengan rongga mulut,bermata besar dan tidak berkelopak mata.
3. Skleton terutama tulang keras,kecuali beberapa jenis sebagian bertulang rawan,bentuk
vertebrata bermacam-macam,sirip anus/belakang (pina caudalis) biasanya bersifat
homocerca,sisa-sisa notochord(perkembangan skleton masing-masing.
4. Cor terdiri dari dua ruangan(auriculum dan ventriculum) dengan sinus venosus dan
conus arteriosus yang berisi darah vena, terdapat empat pasang archus aorticus, sel
darah merah berbentuk oval dan berinti.
5. Pernapasan(respirasi) dilakukan dengan beberapa pasang insang yang terletak pada
archus branchius yang berada dalam ruangan celah insang pada kedua tepi samping dari
pharing, tertutup oleh operculum, biasannya memiliki vesica pneumatica(gelembung
udara) dan memiliki dustus pneumaticus. Beberapa jenis mempunyai bentuk seperti
“paru-paru”,misalnnya pada dipnoi.
6. Terdapat sepuluh pasang nervi cranialis (saraf pusat).
7. Suhu tubuh bergantung dengan lingkungan sekitar.
8. Memiliki sepasang gonad, umumnya ovipar (beberapa ada yang ovovivipar dan
vivipar), fertilisasi atau pembuahan terjadi didalam tubuh, telur kecil berukuran sampai
12 mm, kandungan kuning telur(yolk) bermacam-macam, segmentasi biasanya secara
meroblastis, tidak mempunyai membrane embrio, hewan mudanya(post larva) kadang-
kadang tidak mirip dengan yang dewasa.

2.3 Struktur Morfologi Osteicthyes


Bentuk tubuh bermacam-macam tapi sebagian besar berbenruk gelendong pipih, ukuran
tubuh lebih tinggi daripada lebarnya maka penampang potonganya berbentuk oval. Bentuk
gelendong atau terpedo itu memudahkan gerak dalam air. Tubuh ikan mas dapat dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu: kepala, badan dan sirip.
1. Kepala terbentang mulai dari moncong sampai akhir Operculum (tutup insang). Pada
kepala terdapat alat-alat sebagai berikut:
a. Mulut
Terletak diujung dan bergigi baik, rahang tumbuh dengan dengan baik dan bersendi
pada tempurung kepala. Fungsi mulut pada ikan adalah memakan makanan.
b. Cekung hidung (Fovea nasalis)
Jumlahnya sepasang, tidak berhubungan dengan rongga mulut. Di dalam cekung
hidung ini terdapat kumpulan saraf yang berfungsi sebagai penangkap rangsangan bau.
c. Mata
Mata pada ikan berjumlah sepasang, berukuran besar dan tidak berkelopak mata.
Mata berfungsi sebagai alat untuk melihat keadaan disekitarnya.
d. Katup insang (Operculum)
Katup insang pada ikan berjumlah sepasang kiri dan kanan, katub insang berfungsi
ssebagai penutup celah-celah insang, alat pendengaran dan keseimbangan tidak nampak
dari luar. Alat ini hanya terdiri dari telinga bagian dalam, didalamnya terdapat alat
keseimbangan dan alat-alat yang dapat menerima getaran-getaran suara. Karena pada
ikan belum terdapat selaput pendengar maka getaran-getaran suara diterima dan
diteruskan ke telinga melalui tulang kepala.
2. Badan membentang dari akhir Operculum sampai anus dan sisanya adalah ekor. Pada
badan terdapat kulit luar yang banyak mengandung kelenjar (Mucosa) yaitu kelenjar yang
terletak pada kulit dan berfungsi unntuk menghasilkan lender. Lendir berguna untuk
melicinkan tubuh ikan, untuk memudahkan pergerakan ikan dalam air dan melindungi diri
terhadap micro-organisme yang menyebabkan penyakit.
a. Sisik
Sisik adalah kepingan pipih tipis yang menyebabkan/terbuat dari kitin yang
membentuk lapisan permukaan tubuh ikan. Jenis sisik yang ada pada ikan mas
(Cyprinus carpio) yang kami amati adalah jenis Ctenoid, baik pada sisik yang dilalui
gurat sisi maupun yang tidak dilalui gurat sisi. Perbedaannya hanya ada pada sisik
yang dilalui gurat sisi semacam garis datar dan yang tidak dilalui guratan sisi hanya
polos saja.
b. Gurat sisi
Gurat sisi tampak sebagai garis membujur pada kedua sisi badan ikan, mulai dari
akhir Operculum hingga ke pangkal ekor. Fungsi gurat sisi adalah untuk mengetahui
perubahan tekanan air yang menyebabkan ikan mengenal kedudukannya dalam air.
3. Sirip
Sirip adalah organ yang menyerupai sayap atau dayung tipis seperti selaput yang
melekat pada salah satu dari berbagai bagian tubuh ikan. Fungsi sirip umumnya adalah untuk
mempertahankan keseimbangan dalam air dan untuk berenang. Ikan mas mempunyai
beberapa macam sirip:
a. Sirip yang berpasangan
Sirip dada yaitu sirip yang berada dibagian dada, sirip perut terletak di bagian perut.
b. Sirip tunggal
Sirip punggung (Pinnae dorsalis) yaitu sirip yang berada dibagian punggung. Sirip
anus/belakang yaitu sirip yang berada dibagian belakang.

2.4 Anatomi Osteicthyes


Anatomi tubuh atau struktur yang menyusun tubuh bagian dalam dari kelas
Osteichthyes, adalah sebagai berikut:
1. Memiliki pharynx pada celah insang yang banyak mengandung lembaran-lembaran
insang.
2. Terdapat esophagus yang menuju ke ventriculus, yang berfungsi sebagai tempat saluran
pencernaan makanan.
3. Terdapat kelenjar pencernaan berupa hepar yang terletak dalam rongga badan sebelah
anterior.
4. Memiliki cor (jantung) yang terletak di bawah pharynx, yang terdiri atas dua bagian yaitu
ventriculum dan auriculum.
5. Terdapat limpa sebagai bagian dari sistem sirkulasi yang berada dekat lambung dengan
pembuluh-pembuluh limpa.
6. Memiliki rangka dalam (endoskeleton) yang terdiri atas tulang tempurung kepala,
columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong
sirip.

2.5 Fisiologi Osteicthyes


A. Sistem Pencernaan
Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan
berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara
mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan
(kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan
usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran cairan digestif. Cairan digestif yang
berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas, dan dinding
usus itu sendiri.
B. Sistem Peredaran Darah
Ikan mempunyai sistem peredaran darah tunggal. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu
serambi dan bilik. Peredaran ikan termasuk peredaran darah tunggal. Sistem peredaran
darah pada ikan terdiri dari: jantung beruang dua, yaitu sebuah-bilik (ventrikel) dan sebuah
serambi (atrium). Darah ikan tampak pucat dan relative sedikit bila dibanding dengan
vertebrata darat. Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah
putih.
C. Sistem Ekskresi
Ikan mempunyai sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang
disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan
saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang hidup di air
tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang
hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme
berjalan lambat.
D. Sistem Reproduksi
Ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Cara reproduksi ini dikenal sebagai
oviparus, yaitu telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh ikan. Ikan terkenal sebagai
mahluk yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana kebanyakan jenis ikan
yang merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan berjuta-juta tiap tahun.
E. Sistem Pernafasan
Bagian-bagiannya organ:
a. tulang lengkung insang.
b. tulang tapis insang.
c. daun insang.
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun
insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf.
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya
organisme makanan melalui celah insang.
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat
terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
Mekanisme pernafasan :Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air dari
habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak
dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang
dikandung di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak
mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
F. Sistem Saraf Dan Hormon
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb).
Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan
merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon dikirim ke hormon-hormon
yang dibutuhkan organ target dan akan merangsang aktivitas metabolisme jaringan-
jaringan untuk bergerak.
Sistem Hormon:Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon yaitu hormon
pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.
Menurut hasil kelenjar hormon :
a. endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas.
b. ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis kelamin
lain mendekat untuk berpijah.

2.6 Klasifikasi Kelas Osteichtyes


Kelompok ikan yang rangkanya tersusun dari tulang sejati. Kulit banyak mengandung
kelenjar mucosa, biasanya diliputi oleh sisik, beberapa spesies tidakmeiliki sisik bersirip pada
median, baik dorsal maupun ventral. Sirip biasanya disokong oleh jari duri tulang rawan atau
keras. Mulut terletak di ujung dan bergigi rahang tumbuh dengan baik dan bersendi pada
tulang tempurung kepala. Bentuk vertebrae bermacam-macam, pinna caudalis biasanya
homocercal, sisa-sisa notochord masing-masing nampak seperti rantai manik kecil.
Mempunyai rahang (gnathostomatos), terdapat tiga semisercular canal pada alat
keseimbangan atau alat pendengaran yang terletak pada sisi kepala bagian dalam. Lengkung
insang (gillarches) dari tulan sejati, bagian dalam insang terdapat pembuluh kapiler dan
syaraf insang. Lengkung insang tidak bersatu dengan tengkorak (cranium).
Mempunyai sirip berpasangan, terdapat lubang hidung (nostril) yang berpasangan
(dirhinous).
Sisik pada umumnya cycloid, ctenoid, dan beberapa golongan mempunyai sisik ganoid.
Biasanya mempunyai gelembung renang (swimbladder). Tidak mempunyai cloaka. Kelas ini
dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :
1. Ordo Pleuronectiforme
Kepala asimetris, kedua mata terletak pada satu sisi badan. Bentuk badan sangat pipih
(compressed). Sirip punggung dan sirip dubur mengelilingi tubuh. Hidup pada dasar
perairan atau di bawah permukaan air.
Golongan ikan ini pada stadia mudanya berbentuk bilateral symetris. Sirip-sirip tidak
berjari keras. Pada dewasa tidak terdapat gelembung renang. Sirip-sirip perut biasanya
tidak lebih dari 6 jari-jari. Contoh: Pleuronectidae, Cithardae, Scophthalmidae
Ciri-ciri:
a. Bentuk badan sangat pipih,
b. Kedua matanya terletak di samping kiri badan,
c. Tidak punya sirip dada,
d. Sirip punggung dan sirip bersatu dengan sirip ekor.
e. Pada umumnya mempunyai dua gurat sisi, terdapat 12 – 14 sisik antara gurat sisi,
f. Sudut mulut lebih dekat ke arah moncong dari pada ke arah tutup insang,
g. 10 jari jari pada sirip ekor,
h. Makanan utama ikan lidah adalah bentos dan invertebrata, sedangkan makanan
pelengkapnya berupa zoo-plankton.
2. Ordo Mastacembeliformes
Mastacembeliformes memiliki keunikan yaitu sirip punggung didahului oleh banyak
duri yang digunakan untuk melindungi diri dari predator. Habitatnya di dataran tinggi
sungai, dataran rendah lahan basah, masih perairan, pesisir rawa-rawa dan sungai dengan
berpasir atau berbatu dasar sungai dan berat vegetasi. Contohnya: Mastacembelus sp.
Mastacembeliformes memiliki ciri-ciri :
a. Tubuh memanjang dan memiliki tubuh seperti ular, tanpa sirip perut.
b. Sirip dubur dan sirip punggung memanjang dan tersambung ke sirip ekor.
c. Memiliki sirip ekor yang pendek.
3. Ordo Anguiliformes
Bentuk badan pajang dan silindris (angulliform) atau seperti ular. Memiliki sirip
punggung kemudian sirip ekor dan sirip dubur bersatu. Kadang-kadang tidak mempunyai
sirip ekor sehingga ekor merupakan ujung yang pendek dan tumpul selain itu juga tidak
memiliki sirip perut, namun ditemukan sirip dada yang kecil.
Habitatnya kebanyakan hidup di perairan dangkal laut, lumpur, antara bebatuan atau
di celah-celah yang ditemukan di terumbu karang. Penyebarannya di wilayah Asia
Tenggara, perairan Indo-Pasifik, Atlantik dan Hindia. Keunikannya memiliki bentuk
tubuh seperti ular. Contohnya: Anguilla sp.
Tubuh bersisik sangat kecil “cycloid” atau tidak bersisik. Gelembung renang
berhubungan dengan usus oleh saluran “ductus pneumaticus”. Jumlah ruas tulang
pungung (vertebrae) sangat banyak ada sampai 260 ruas. Tidak mempunyai tulang
rahang depan “premaxillary”. Rahang “maxillary” bergigi besar dan kecil yang tajam.
Juga langit-langit bergigi. Yang dibagi dalam 2 sub ordo yaitu:
a. Sub Ordo Angullloidei
b. Sub Ordo Nemichthyoidei
Anguilliformes memiliki ciri-ciri
a. Tubuhnya tidak memiliki sisik.
b. Kulit ditutupi oleh selaput lendir.
c. Mengeluarkan lendir untuk melindungi tubuhnya dari parasit sekaligus melumas otot-
ototnya yang kekar.
d. Tidak memiliki sirip pectoral maupun pelvic.
e. Memiliki sirip anal dan dorsal yang panjang, yang berujung pada sirip ekor yang
pendek.
f. Indera penglihatannya sangat buruk, karenanya belut lebih mengandalkan penciuman.
4. Ordo Symbranchiformes
Bentuk tubuh anguilliform. Tidak mempunyai gelembung renang. Tidak mempunyai
jari-jari sirip keras. Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur bersatu. Sirip ekor jika ada
mempunyai 8- 10 jari-jari. Sirip perut 2. Mulut membundar dan mempunyai bagian
premaxilla. Celah insang berhubungan menjadi satu celah ventral. Tidak mempunyai
tulang orbitosphenoid. Juga tidak terdapat tulang infraorbitals. Demikian pula tulang
scapula, coracoid dan pectoral radials pun tidak ada. Tidak mempunyai tulang rusuk
bagian bawah (pleural rib). Insang-insang biasanya mengecil. Alat pernapasan utama
oleh buccopharyngal dan usus. Hidup pada perairan tawar dan payau. Distribusi Asia
Timur dan Selatan, Australia, Amerika tengah dan Selatan, juga daerah tropis Afrika
Barat. Keunikannya tidak mempunyai jari-jari dan sirip keras. Contohnya: Spiny eels
(belut rawa). Memiliki Ciri-ciri :
a. Tubuh panjang gilig menyerupai ular.
b. Insang kurang berkembang.
c. Tidak memiliki sisik dan gelembung udara.
5. Ordo Tetradontiformes
Tetradontiformes memiliki keunikan yaitu hanya mempunyai sirip ekor dan bergerak
lamban dan apabila mati akan mengeluarkan racun yang dapat merusak ekosistem.
Habitatnya di dasar laut. Contohnya Ostracion cubicus. Memiliki ciri-ciri:
a. Kulit kasar.
b. Sisik mengalami modifikasi menjadi spina-spina.
c. Tubuh tertutup oleh lempeng-lempeng tulang.
6. Ordo Perciformes
Sirip-sirip ekor mempunyai jari-jari keras (spines). Rahang atas (maxillary)
memanjang keluar. Umumnya terdapat dua sirip punggung, yang pertama mempunyai
bentuk yang normal. Sirip perut tidak lebih dari 6 jari-jari. Letak sirip perut “thoracic”
tetapi kadang-kadang terletak “jugular” atau “abdominal”. Tulang pelvic biasanya
langsung berhubungan dengan tulang cleithra. Sirip ekor tidak lebih dari 17 jari-jari,
dimana 2 jari-jari keras dan 15 jari-jari lemah. Tidak mempunyai tulang weber.
Tulang”mesthmoid” biasanya ada. Tidak terdapat tulang “mesocoracoid”. Vertebrae
pertama tidak bersatu dengan tengkorak kemudian tidak memiliki tulang Intermuscular.
Tulang posttemporal biasanya membentuk menggarpu (forked). Terdapat pada
permulaan periode Cretaceous. Sebagian besar hidup di laut, tetapi ada juga yang hidup
di air tawar.
Yang dibagi dalam beberapa sub ordo, yaitu:
a. Sub Ordo Trichiuroidei
b. Sub Ordo Scombroidei
c. Sub Ordo Stromateoidei
d. Sub Ordo Ophidioidei
e. Sub Ordo Acanturoidei
f. Sub Ordo Blennioidei
g. Sub Ordo Callionymoidei
h. Sub Ordo Kurtoidei
i. Sub Ordo Gobioidei
j. Sub Ordo Cottoidei
k. Sub Ordo Percoidei
7. Ordo Cypriniformes
Tulang vertebrae pada ujung depan berubah bentuk menjadi 4 keping tulang yaitu
tulang-tulang Claustrum, Intercalarium, Scaphium dan Tripus. Tulang-tulang ini sering
diistilahkan tulang-tulang pendengar atau tulang weber (Weberian Ossicles). Tulang-
tulang tersebut berhubungan dengan telinga dalam dan gelembung renang. Gelembung
renang terbagi menjadi dua atau tiga bagian. Bersisik atau tidak, biasanya mempunyai
sungut di sekitar mulut atau kadang-kadang tidak bersungut. Terdapat satu sampai empat
jari-jari sirip punggung yang mengeras. Sirip perut terletak abdominal (jauh dibelakang
sirip dada). Hampir seluruhnya hidup pada perairan tawar, kecuali beberapa species yang
termasuk Siluroidea (catfishes). Yang dibagi dalam 2 sub ordo yaitu:
a. Sub Ordo Siluroidei
b. Sub Ordo Cyprinoidei
8. Ordo Syngnathiformes
Syngnathiformes habitatnya ditemukan di perairan tropis dan menengah di seluruh
dunia. Sepanjang pantai, di antara ganggang laut dan tumbuhan lainnya. Keunikannya
Kuda laut adalah satu-satunya di dunia dimana jenis jantannyalah yang hamil. Tetapi
bukan berarti yang jantan yang memproduksi telur. Contohnya: H. Bargibanti.
Ciri-ciri:
a. Bernafas dengan insang.
b. Ukuran tubuh bervariasi dari sekitar 4 sampai 30 sentimeter (1,6 sampai 11,8 inci).
c. Sirip dorsal terletak pada bagian bawah sedangkan sirip pektoralnya terletak pada
bagian kepala, di dekat insang.
d. Beberapa spesies berwarna transparan sebagian, sehingga tidak mudah terlihat.
9. Ordo Cyprinodontiformes
Cyprinodontiformes habitatnya terdapat di air danau dan payau. Keunikannya
memiliki mulut besar yang menghadap ke atas, yang dengan mudah dapat mengambil
makanan di permukaan. Contohnya: Fundulus nottii.
Ciri-ciri :
a. Memiliki bentuk tubuh yang kecil,
b. Ekor berbentuk bulat, betina lebih besar dari jantan dengan panjang sekitar 16 dan 12
inci.
10. Ordo Clupeiformes
Biasanya bersisik cycloid, tidak bersungut. Sirip punggung tidak berjari-jari keras.
Termasuk golongan ikan physostomi. Sirip ekor tipe homocercal. Mempunyai
”Intermuscular bones” (tulang daging). Tulang rahang atas biasanya bundar dan
mempunyai premaxilla. Terdapat sejak periode Middle Triassic atau periode Jurrasic.
Kebanyakan hidup di permukaan laut bersifat pelagis atau di tepi pantai yang dangkal.
Tetapi ada beberapa yang hidup di daerah estuaria. Bentuk tubuh pada umumnya
memanjang dan sisik yang besar. Sirip perut terletak “abdominal”. Memiliki Pyloric
caeca (sejenis usus buntu) banyak.
11. Ordo Pegasiformes
Pegasiformes habitatnya di tengah-tengah vegetasi di pantai Indo-Pasifik dari Afrika
Timur ke Jepang, Australia, dan Hawaii Ablabys. Contohnya: macracanthus.
Ciri-ciri
a. Tubuh terbungkus dalam, luas kurus kerangka anterior.
b. Memiliki cincin tulang belakang, mensimulasikan kuda laut dan pipefishes.
c. Memiliki tulang hidung yang membesar membentuk sebuah mimbar bahwa proyek-
proyek baik maju dari kecil, ompong mulut.
d. Perut ramping, sirip perut terdiri dari tulang belakang dan satu atau dua sinar panjang.
sirip punggung.
e. Dubur tidak memiliki duri.
12. Ordo Beloniformes
Moncong seperti paruh yang panjang, kemudian memiliki sirip yangmemanjang
seperti sayap tapi pada sirip ini tidak ditemukan jari-jari (spines). Sirip-sirip perut
abdominal dan mempunyai 6 jari-jari. Ductus peneumaticus tertutup (physoclisti)..
Rahang atas membundar dan hanya mempunyai premaxilla. Sirip ekor mempunyai 13
jari-jari sirip yang bercabang. Sisik cycloid. Garis rusuk letaknya agak di bawah. Jari-jari
penyokong tutup insang (branchiostegal rays) berjumlah 9- 15. Usus lurus dan tidak
mempunyai pyloric caeca. Hidup di laut dan beberapa species terdapat hidup di air tawar
13. Ordo Scopeliformes
Scopeliformes habitatnya ditemukan di bawah pasir di sekitar batu-batu atau di
koridor patch terumbu berpasir, yang paling umum antara 7,5 dan 25 m. Keunikannya
membenamkan diri di pasir ketika istirahat, kadang-kadang hanya dengan kepala terlihat.
Juga beristirahat di puncak terumbu. Contohnya: Synodes intermedius.
Ciri-ciri :
a. Badan memanjang berwarna abu-abu kecoklatan pada kepala dan badan bagian atas.
b. Tubuh bergaris-garis kuning emas dan tipis.
c. Ukuran tubuh sampai dengan 46 cm.
d. Tidak memiliki garis lateral
14. Ordo Polyteriformes
Bentuk tubuh bulat panjang, sisik tebal “ganoid” atau “rhomboid”, yang terdiri dari
struktur garam “ganoin” dan “enamel”. Dasar sirip dada besar dan menonjol dan diliputi
oleh sisik. Sirip punggung terpisah-pisah dalam bentuk “finlets” sebanyak 8 lebih dan
setiap sirip punggung di bagian depandisokong oleh duri (spine). Sirip ekor (caudal fin)
termasuk tipe diphycercal. Ruas tulang punggung (vertebrae) termasuk tipe
“amphicoelous” dan diperkuat oleh tulang sejati. Gelembung renang seperti paru-paru,
yang berguna untuk pernapasan tambahan. Pada masa larva bernapas dengan insang luar
(external gill).
15. Ordo Mugiliformes
Mugiliformes habitatnya kebanyakan ikan belanak hidup di air asin habitat dangkal
dekat pantai, seperti teluk, rataan terumbu, kolam pasang surut, dan tiang yang pelabuhan
dan dalam habitat dengan kandungan garam rendah. Keunikannya serangkaian pori dan
tabung kecil sepanjang setiap sisi dari tubuh digunakan untuk merasakan getaran.
Contohnya: Mugil cephalus.
Ciri-ciri:
a. Memilki gigi sangat kecil atau bahkan mungkin tidak ada.
b. Mata ikan belanak mungkin sebagian ditutupi oleh lemak.
c. Tidak ada garis lateral,
16. Ordo Gadiformes
Gadiformes habitatnya di perairan pantai dengan kedalaman 250 m. Keunikannya
memiliki sirip ekor yang pendek. Memiliki ciri-ciri:
a. Tubuh yang panjang dan lancip,
b. Mulut besar,
c. Memiliki dua sirip punggung hampir berdekatan, yang pertama berbasis pendek dan
tinggi, yang kedua berbasis memanjang sampai dasar sirip ekor.
17. Ordo Maceuriformes
Macruriformes habitatnya sebagian besar hidup di laut dan air payau. Keunikannya
yaitu jantan memiliki kantong anak-anak di mana telur diletakkan dan di mana mereka
dibuahi dan diinkubasi. Contohnya: Syngnathus jonesi.
Ciri-ciri:
a. Sebuah seri lingkaran tulang membungkus tubuh memanjang,
b. Sirip punggung tunggal, sirip dubur anal sangat kecil.
18. Ordo Ophiochepaliformes (Chaniformes)
Ophiocephalifomes ( Chaniformes ) habitatnya terdapat di lautan lepas dengan
kedalaman 100m. Keunikannya memiliki gelembung renang sangat panjang. Contohnya:
Pygocentrus natterer.
Ciri-ciri:
a. Sirip punggung dan sirip dubur hanya terdiri dari jari-jari lemah.
b. Sirip perut jika ada dengan 6 jari-jari.
c. Rongga diatas insang tidak mempunyai alat labyrinth, tetapi hanya berupa rongga
perluasan insang.
d. Termasuk tipe physoclisti. Sisik cycloid.
19. Ordo Bryciformes
Bryciformes habitatnya hidup di rataan terumbu dan laguna dangkal dan yang kearah
laut. Di dalam atau di celah-celah dekat gua-gua dan karang. Keunikannya mempunyai
tompel serta garis coklat kehitaman dari atas operkulum ke dasar sirip dada. Contohnya:
Myripristus jacobus.
Ciri-ciri:
a. Matanya besar dan umumnya berwarna merah.
b. Warna tubuhnya merah muda keperakan.
c. Sirip punggung pertama adalah merah dan sirip perut berwarna merah dengan sinar
putih terkemuka.
d. Kulit dan sisiknya keras.
20. Ordo Lophiiformes
Lophiiformes habitatnya umumnya hidup di laut dalam. Habitatnya di Samudra
Arktik, Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania.
Keunikannya yaitu bagian kepala yang besar dan lebar. Contohnya: Lophius piscatorius.
Ciri-ciri:
a. Mulutnya besar dan bergigi.
b. Mulutnya sedikit menghadap ke atas.
c. Di bagian atas mulut terdapat antena yang bisa digerak-gerakkan sebagai umpan
untuk menarik perhatian mangsa.
21. Ordo Batrachoidiformes
Batrachoidiformes habitatnya hidup di dasar laut. Keunikannya mempunyai duri
punggung yang lunak. Contohnya: Sanopus splendidus.
Ciri-ciri:
a. Sirip menyatu,
b. Mempunyai duri punggung.
22. Ordo Echeneiformes
Echeneiformes memiliki keunikan yaitu mengeluarkan cahaya pada malam hari.
Contohnya: Echeneis naucrates. Memiliki ciri-ciri:
a. Tidak pernah memiliki sirip adiposa.
b. Biasanya sirip memiliki duri.
c. Sirip ekor memiliki kurang dari 18 sinar utama.
23. Ordo Dactypopteriformes
Dactylopteriformes memiliki keunikan yaitu sirip yang menyerupai sayap.
Contohnya: Dactylopterus volitans. Memiliki ciri-ciri:
a. Kepala relatif besar, dengan mulut besar, dengan baju besi bertulang.
b. Tubuh memanjang, agak pipih di bagian belakang.
c. Memiliki dua sirip punggung , yang pertama adalah diatur oleh duri menyerupai duri
(serta sirip dubur ) sementara yang kedua lebih lembut.
d. Para sirip perut yang menunjuk, yang ekor yang memanjang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Osteichthyes atau disebut juga ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan
bertulang belakang yang merupakan subfilum dari pisces. osteichthyes berasal dari bahasa
yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan. hidup di laut, rawa-
rawa, atau air tawar.
2. Ciri – ciri osteichthyes
a. Mulut terdapat di bagian depan tubuh.
b. Celah insang satu di masing-masing sisi kepala.
c. Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah.
d. Kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit.
e. Adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak.
f. Sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh.
g. Usus panjang dan ramping menggulung.
h. Fertilisasi terjadi di luar.
i. Mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar.
j. Kerangka yang tersusun dari tulang keras yang mengandung matriks kalsium fosfat.
3. Struktur Morfologi Osteicthyes dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan
dan sirip.
4. Struktur Anatomi Osteicthyes yaitu memiliki pharynx pada celah insang yang banyak
mengandung lembaran-lembaran insang, terdapat esophagus yang menuju ke ventriculus,
yang berfungsi sebagai tempat saluran pencernaan makanan, terdapat kelenjar pencernaan
berupa hepar yang terletak dalam rongga badan sebelah anterior, memiliki cor (jantung)
yang terletak di bawah pharynx, yang terdiri atas dua bagian yaitu ventriculum dan
auriculum, terdapat limpa sebagai bagian dari sistem sirkulasi yang berada dekat lambung
dengan pembuluh-pembuluh limpa, memiliki rangka dalam (endoskeleton) yang terdiri
atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang
kecil tambahan yang menyokong sirip.
5. Fisiologi Osteicthyes dapat dibedakan menjadi sistem pencernaan, sistem peredaran darah,
sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem pernafasan, dan sistem saraf dan hormon.
6. Klasifikasi Kelas Osteicthyes ini dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu ordo
pleuronectiforme, ordo mastacembeliformes, ordo anguiliformes, ordo symbranchiformes,
ordo tetradontiformes, ordo perciformes, ordo cypriniformes, ordo syngnathiformes, ordo
cyprinodontiformes, ordo clupeiformes, ordo pegasiformes, ordo beloniformes, ordo
scopeliformes, ordo polyteriformes, ordo mugiliformes, ordo giformes, ordo
maceuriformes, ordo ophiochepaliformes (chaniformes), ordo bryciformes, ordo
lophiiformes, ordo batrachoidiformes, ordo echeneiformes, dan ordo dactypopteriformes.

3.2 Saran
Kami meyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat ini belum begitu
sempurna, maka dari itu kami dari kelompok 2 dengan penuh rendah hati mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca guna penyempurnaan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2003. Biologi edisi kelima jilid 2. Penerbit

Erlangga. Jakarta.
Hickman, C. P., L. S. Roberts & A. Larson. 2001. Integrated Principles of Zoology - eleventh

edition. McGraw-Hill. New York.


Orr, Robert T. 1976. Vertebrate Biology. Fourth edition. Tokyo: Toppan Company Limited.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : UM Press.
Sumadji Sastrosuparno. 1978. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: FKIE-IKIP Yogyakarta.

iii

Anda mungkin juga menyukai