Anda di halaman 1dari 5

IKAN LELE

Ikan Lele (Clarias batrachus) merupakan ikan yang hidup di perairan tawar dan
bernilai ekonomis karena sering diperjual-belikan dan dikonsumsi oleh masayarakat.
Secara morfologi, Ikan lele (Clarias batrachus) mempunyai panjang tubuh total pada
umumnya sekitar 23 cm. Bentuk mulut pada ikan lele (Clarias batrachus ) adalah
inferior yaitu mulut ikan terbuka kebawah dan terletak di bagian bawah kepala, dimana
rahang atas yang lebih panjang dibanding rahang bawah. Untuk tubuh ikan lele
berbentuk terminal compressed yaitu tubuh yang panjang dan pipih kesamping.
Sedangkan untuk bentuk ekor ikan lele adalah rounded (membundar). Ikan lele tidak
memiliki sisik dan memiliki tubuh yang licin karena lendir yang berguna untuk
melindungi diri dari bakteri dan infeksi serta membantu pergerakan lele, baik di air
maupun di lumpur. Ikan lele mempunyai pigmen warna kulit dominan yaitu hitam
kecoklatan, untuk lebih spesifiknya pada bagian di atas linea lateralis yaitu bewarna
melanin (hitam dan coklat), di linea lateralis bewarna chromolipoid (kuning sampai
coklat), dan di bawah linea lateralis bewarna purin (putih keperakan). Selanjutnya
bentuk sirip ikan lele adalah abnominal, dimana letak sirip perut jauh dibelakang sirip
dada. Menurut Fuadi et al. (2020), ikan lele umumnya memiliki warna kehitaman atau ke
abuan dengan bentuk tubuh yang panjang dan pipih ke bawah, kepala yang pipih dan tidak
memiliki sisik dan terdapat alat pernapasan bantuan, jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-79, sirip
dada 9-10, sirip perut 5-6, sirip dubur 50-60, dan sungut berjumlah 4 pasang. Ikan lele
mempunyai kelenjar beracun yang terletak di dekat sirip dada yang disebut dengan patil
untuk melindungi dirinya terhadap serangan atau ancaman dari luar yang
membahayakan. Menurut Angraini et al. (2019), . ikan lele dan sembilang memiliki
kelenjar racun di dalam sirip pektoral ataupun sirip dorsal yang merupakan derivat dari
salah satu sistem integumen yaitu kulit.
Adapun sifat ikan yang digunakan dalam identifikasi di taksonomi yaitu rumus
sirip, perbandingan panjang, lebar, dan tinggi, bentuk dan jumlah sisik, serta tulang-
tulang ikan. Berdasar identifikasi tersebut, maka dibuatlah klasifikasi ikan yaitu
pengelompokkan ikan berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Menurut
Hendriana (2010), ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) di klasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Family : Chlariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias gariepinus
Secara anatomi yaitu berdasar organ-organ dalam, ikan lele mempunyai organ
dalam diantaranya sumsum tulang belakang, gelembung renang, operculum, insang,
anus, gonad, usus, perut, ginjal, hati, dan jantung. Sistem respitoria atau sistem
respirasi ikan lele menggunakan insang, dimana ikan lele mempunyai 4 lengkung
insang. Pada insang kedua dan keempat terdapat katup insang tambahan dinamakan
arborescent organ. Menurut Estellita dan Andriani (2014), Ikan lele mempunyai organ
insang tambahan yaitu arborescent atau biasa juga disebut labyrinth, alat ini
memungkinkan ikan lele untuk mengambil napas langsung dari udara, sehingga dapat
hidup di tempat beroksigen rendah. Lalu, pada sistem urogenetalia atau sistem
reproduksi dan sistem kemih pada ikan lele jantan berbeda dengan ikan lele betina.
Perbedaan tersebut yaitu pada ikan lele jantan terdapat testis dan aperm (Wolffian) duct,
sedangkan pada ikan lele betina terdapat ovarium, oviduct, dan lubang genital. Untuk
sistem kemih ikan lele yaitu dengan organ ginjal.
Pada ikan, panjang usus berhubungan erat dengan panjang tubuh ikan tersebut.
Adanya ratio panjang usus dan panjang tubuh ikan dapat menentukan jenis dominan
ikan tersebut. Cara menghitung ratio panjang usus dan panjang tubuh ikan yaitu dengan
membagi panjang usus dengan panjang standar tubuh ikan. Ikan jenis karnivora
mempunyai ratio 0,7-1,5, herbivora ratio 2,5-10,0, omivora ratio 1,0-1,3, dan dertitivora
ratio 15,0-21,0. Diketahui panjang usus ikan lele adalah 15 cm, sedangkan panjang
standar tubuh ikan lele yaitu 17 cm. Dengan begitu diketahui ratio ikan lele yaitu 0,88.
Dari ratio tersebut dapat diketahui jika ikan lele tergolong jenis ikan karnivora. Menurut
Primaningtyas et al. (2015), ciri khas dari ikan lele yaitu ikan omnivora tetapi cenderung
karnivora karena usus pada ikan lele lebih pendek dari panjang badannya, usus pada ikan lele
dapat berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
IKAN KEMBUNG
Ikan kembung (Rastrelliger spp) merupakan salah satu jenis ikan yang hidup di laut dan
termasuk jenis ikan pelagis kecil dengan nilai ekonomis. Secara morfologi, ikan kembung
(Rastrelliger spp) mempunyai panjang tubuh total berkisar 17 cm dan panjang standar 13,5 cm.
Ikan kan kembung (Rastrelliger spp) memiliki bentuk tubuh fusiform/topedo yaitu berbentuk
elips ramping dan menggembung di tengah. Untuk bentuk mulut pada ikan kembung
(Rastrelliger spp) adalah terminal, dimana memiliki panjang rahang atas dan bawah yang sama,
dan seringkali memakan mangsa yang mengambang di depannya. Sedangkan bentuk ekor pada
ikan kembung (Rastrelliger spp) adalah forked yaitu berbentuk lengungan dalam dan tajam.
Tubuh ikan kembung ditutupi oleh sisik yang berukuran kecil. Warna tubuh ikan kembung biru
kehijauan di bagian punggung dengan bagian bawah tubuh berwarna putih perak. Untuk
lebih spesifiknya bagian diatas linea literalis berwarna melanin (hitam dan cokelat), pada linea
lateralis berwarna Flalin (Kuning kehijau – hijauan), dan dibawah linea literalis berwarna purin
(Putih keperakan). Ikan kembung (Rastrelliger spp) mempunyai bentuk sirip toraric yaitu letak
sirip perut sejajar dengan sirip dada. Menurut morfologi ikan kembung terdiri dari sirip dorsal
(total): 8 - 11; sirip dorsal lunak (total): 12 - 12; tidak ada duri anal, sirip anal lunak: 12, kepala
lebih panjang dari tinggi tubuh. Ikan kembung (Rastrelliger spp) ini tidak memiliki kelenjar
beracun.
Secara taksonomi ikan kembung dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat juga ciri-ciri
ikan kembung. Sifat-sifat indentifikasi yang nantinya menjadi klasifikasi antara lain bentuk sirip
dan jumlahnya jari-jari sirip, perbandingan panjang, lebar dan tinggi, bentuk garis rusuk, bentuk
dan jumlah sisik juga gigi beserta susunan dan tempatnya, tulang-tulang insang. Adapun
klasifikasi ikan kembung menurut Indaryanto et al. (2019) antara lain :
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombrinae (Scombrini)
Genus : Rastrelliger
Spesies : Rastrelliger kanagurta
Rastrelliger brachysoma
Rastrelliger faughni
Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) memiliki genus yang sama dengan ikan
kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta). Ciri yang membedakannya adalah adanya
satu bintik atau totol hitam dekat sirip dada pada ikan kembung lelaki.
Berdasarkan anatomi ikan kembung, organ dalam yang dimiliki ikan kembung antara
lain insang, jantung, hati, lambung, ginjal, gonad, gelembung renang, usus, pankreas, empedu.
Saluran pencernaan ikan kembung dengan lambung, usus, anus. Sedangkan kelenjar pencernaan
ikan kembung yaitu hati dan pankreas. Sistem optik ikan kembung terdiri dari otot, sklera,
kornea, retina, saraf optik, iris, dan pupil. Pada sistem optik dan pencernaan terdapat ciri khas
pada ikan kembung. Menurut terdapat selaput lemak pada kelopak mata ikan kembung dan
karena ikan kembung memakan plankton, ikan ini mempunyai saringan yang panjang. Pada
sistem respiratoria atau respirasi ikan kembung terdapat perbedaan antara ikan kembung jantan
dan betina. Menurut ikan kembung perempuan memiliki tapis insang yang lebih halus karena
plankton makanannya terdiri dari plankton berukuran kecil sementara ikan kembung lelaki
sebaliknya. Sedangkan untuk sistem urgenitalia atau sistem reproduksi dan kemih ikan
kembung terdiri dari ovarium, ginjal, oviduk, dan porus urogenitalia.
Ratio panjang usus ikan kembung dengan panjang tubuh karena menentukan jenis ikan
kembung termasuk kedalam golongan ikan karnivora/herbivora/omnivora/detitrivora. Diketahui
jika panjang usus ikan kembung yaitu 27,52 dan panjang standar tubuh ikan kembung yaitu
13,56. Dari data tersebut diketahui jika ratio ikan kembung yaitu 2,03. Dengan nilai ratio
tersebut ikan kembung termasuk kedalam ikan omnivora. Hal ini diperkuat dengan jenis
makanan ikan kembung. Menurut Salsabila dan Affandi (2019), berdasarkan hasil analisis
terhadap usus ikan kembung lelaki, secara umum jenis organisme yang terdapat pada makanan
ikan kembung lelaki terdiri atas mikroorganisme dan makroorganisme berupa zooplankton dan
fitoplankton, dengan begitu berdasarkan komposisi jenis makanan, dapat dinyatakan bahwa ikan
kembung lelaki termasuk ikan omnivora.
Kesimpulan

Daftar Pustaka
Erian, V., Zainuddin dan U. Balqis. 2018. Gambaran Luas Permukaan Vili Usus Ikan Lele
Lokal (Clarias batrachus) Jantan Dewasa. Jurnal Jimvet., 2(3) : 283-287.

Estellita, D. D. dan U. Andriani. 2014. Perbedaan Kualitas Ikan Lele Dumbo Dengan Ikan Lele
Lokal Dalam Pembuatan Abon Ikan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat., 20(78) :
33-39.

Angraini, R. M. dan D. Sumarto. 2019. Karakteristik Mutu Tepung Tulang Ikan Dari Jenis Ikan
Berbeda (Ikan Patin, Lele dan Sembilang). Jurnal Berkala Perikanan Terubuk., 47(1) :
69-75.

Fuadi, A., M. Sammi dan Usman. 2020. Teknologi Tepat Guna Budidaya Ikan Lele Dalam
Kolam Terpal Metode Bioflok Dilengkapi Aerasi Nano Buble Oksigen. Jurnal Vokasi.,
4(1) : 39-45.

Hendriana A. 2010. Pembesaran Lele di Kolam Terpal. Jakarta: Penebar Swadaya.

Iindrayanto, F. R., R. Tiuria, Y. Wardiatno dan Zairion. 2019. Ikan Kembung (Scombridae:
Rastrelliger sp.) Genetik, Biologi, Reproduksi, Habitat, Penyebaran, Pertumbuhan, dan
Penyakit. Bogor : Pt Penerbit IPB Press.

Telleng, A. T. R. 2010. Perikanan Tangkap Kembung (Rastrelliger sp.) di Perairan Sekitar


Teluk Buyat. Jurnal Maritek., 10(1) : 51-59.

Babe, B. Y., Erifin dan M. Yohanista. 2021. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Pelangis Kecil yang
Ada di Pasar Alok dan Pasar Wuring, Kabupaten Sikka. Jurnal Aquanipa., 3(2) :

Salsabila, S. dan R. Affandi. 2019. Preferensi Makanan Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger
kanagurta Curvier, 1816) Terhadap Klorofil-A. Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis.,
44-50.

Khatami, A. M., Yonvitner dan I. Setyobudiandi. 2018. Tingkat Kerentanan Sumberdaya Ikan
Pelagis Kecil Berdasarkan Alat Tangkap di Perairan Utara Jawa. Jurnal Pengelolaan
Perikanan Tropis., 2(1) : 19-29.

Anda mungkin juga menyukai