Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN Commented [U1]: spasi 1

1.1 Latar Belakang


Kingdom Animalia memiliki banyak filum satu diantaranya yaitu filum Commented [U2]: biasakanj awal paragraf menggunakan
metering 1
Arthropoda. Arthropoda merupakan filum terbesar dalam kingdom Animalia dan Commented [U3]: jgn dicetak miring

kelompok terbesar dalam filum itu adalah Insecta. Telah diperkirakan terdapat
713.500 jenis Arthropoda, dengan jumlah itu diperkirankan 80% dari jenis hewan
yang sudah dikenal. Arthropoda tanah merupakan satu diantara kelompok hewan
tanah yang dikelompokkan atas Arthropoda dalam tanah dan Arthropoda
permukaan tanah. Arhtropoda tanah berperan penting dalam peningkatan
kesuburan tanah dan penghancur serasah serta sisa-sisa bahan organik (Nurhadi
dkk,2010).
Arhtropoda permukaan tanah sebagai komponen biotik pada ekosistem tanah
sangat tergantung pada faktor lingkungan. Perubahan lingkungan sangat
berpengaruh terhadap kehadiran dan kepadatan populasi Arhtropoda. Perubahan
faktor fisika kimia tanah sangat berpengaruh terhadap kepadatan hewan tanah.
Keanekaragaman hewan tanah lebih rendah pada daerah yang terganggu
dibandingkan dengan daerah yang tidak terganggu (Najima, 1991).
Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthros yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki, jadi dapat diartikan Arthropoda adalah hewan yang
memiliki kaki beruas-ruas. Arthropoda banyak ditemukan di darat, air tawar, dan
laut, serta di dalam tanah. Arthropoda merupakan hewan yang memiliki banyak
jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah hewan di dunia yang
telah diketahui. Filum Atrhropoda terdiri dari beberapa kelas yaitu Crustacea,
Arachnida, Insecta, Myriapoda ( Chilophoda dan Diplopoda) (Setiati, 2012). Commented [U4]: pindahkan ke paragraf 2

Oleh karena begitu banyak jenis Arthropoda maka penting untuk dikenali
keanekaragamannya. Tempat yang masih alami akan memiliki keanekaragaman
biotik lebih tinggi. Tempat yang keanekaragaman spesiesnya memadai untuk
penelitian Arthropoda adalah Pantai Batu Burung Sedau dan Bukit Sedau,
Kecamatan Singkawang Selatan, oleh sebab itu tempat tersebut digunakan sebagai
lokasi penelitian. Commented [U5]: jadikan paragraf baru dan tambahkan lagi
menjadi 1 alinea
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum lapangan Sistematika Hewan I ini adalah :
- Bagaimana keanekaragaman Arthropoda secara langsung di alam ? Commented [U6]: pakai angka

- Bagaimana morfologi Arthropoda secara umum ?


- Bagaimana sebaran Arthropoda di alam ?

1.3. Tujuan Commented [U7]:

- Mengetahui keanekaragaman Arthropoda secara langsung di alam Commented [U8]: jaraknya diperkecil

- Mengetahui morfologi Arthropoda secara umum


- Mengetahui sebaran Arthropoda di alam

1.4 Manfaat
- Mahasiswa mengetahui keanekaragaman Arthropoda langsung di alam
terbuka
- Mahasiswa mengetahui morfologi Arthropoda secara umum
- Mahasiswa mengetahui sebaran Arthropoda di alam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Commented [U9]: spasi 1

Arthropoda berasal dari bahasa yunani, yaitu arthros yang artinya beruas dan Commented [U10]: mana sub-bab nya? kok masih berantakan
begini?
posos yang artinya kaki, oleh karena itu ciri-ciri utama hewan yang termasuk ke
dalam filum ini adalah kaki-kaki yang tersusun atas ruas-ruas (buku-buku).
Jumlah spesies filum ini adalah yang terbanyak dibandingkan dengan filum
lainnya, yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain
Kepiting, Udang, Serangga, Laba-laba, Kalajengking, Kelabang, dan Kaki seribu,
serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan
anggota filum arthropoda di air dan didarat (Yasminah,2007).
Ciri-ciri umum dari arthropoda antara lain mempunyai anggota tubuh yang
beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh
dibungkus oleh zat kitin sehingga ruas tersebut mudah digerakan, sistem saraf
berupa sistem saraf tangga tali. Coelom pada hewan dewasa adalah kecil dan
merupakan satu rongga berisi darah dan disebut Homocoel. Klasifikasi arthropoda
terdiri atas kelas Crustaceae, contoh udang, kelas Onychopora, contoh preparatus,
kelas Chilopoda, contoh kelabang, kelas Diplopoda, contoh kelemayer, kelas
Insecta, contoh belalang, kelas Arachinoidae, contoh laba-laba, kelas Pauropoda,
contoh pauropus dan kelas Symphyla, contoh scutigerella (Jasin,1987).
Ukuran tubuh arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang
lebih dari 60 cm. Namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk
arthropoda pun beragam. Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetris
bilateral, tripoblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan
kutikula yang merupakan rangka luar (eksoskeleton). Ketebalan kutikula sangat
bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis
yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan
pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan, kutikula berfungsi
melindungi tubuh bagian dalam memberi bentuk pada tubuh serangga dan dapat
menjadi tempat meletaknya otot. Utama yang berhubungan dengan alat gerak.
Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks,
otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat (Djuhanda,1980).
Tubuh arthropoda terdiri dari Caput (kepala), Toraks (dada), dan Abdomen (perut)
yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang kepala dan dadanya bersatu
membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara
kepala, toraks, dan abdomennya. Seperti pada lipan pada tiap-tiap segmen tubuh
ada yang melengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudah berkembang. Seperti mata,
penciuman, serta antenna, yang berfungsi sebagai alat peraba dan penciuman
tingkat perkembangan sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya
(Radiopoetra,1996).
Sitsem peredaran darah terdiri atas jantung, bagian dorsal, sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler
darah, jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan
arthropoda yang hidup di air ada yang bernafas dengan menggunakan insang.
Sistem trakea, paru-paru buku. Atau pada beberapa spesies melalui permukaan
tubuh. Sistem ekresi menggunakan saluran malphigi, sistem saraf dinamakan,
sistem saraf tangga tali karena atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf
tepi. Setiap saraf tepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan
tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut juga
berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada
nyamuk serta menggigit, seperti pada semut. Anggota filum arthropoda dapat
dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilasi srthropoda terjadi secara
internal. Telur banyak mengandung kuning yang tertutup oleh cangkang. Hewan
arthropoda ada yang mengalami metamorfosis sempurna, metamorfosis tidak
sempurna dan ada yang tidak bermetamorfosis (Alan,1994).
Sistem reprodukdi arthropoda secara seksual. Namun ada juga yang secara
aseksual, yaitu dengan partogenesis. Partogenesis adalah pembentukan individu
baru tanpa melalui fertilasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steriel.
Organ reproduksi jantan dan betina pada arthropoda terpisah masing-masing
menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus
(berumah dua). Hasil fartilasi berupa telur. Cara hidup arthropoda sangat beragam
ada yang hidup bebas, parasit, komersal, atau simbiotik. Dilingkungan kita sering
dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu,
capung, belalang, dan lebah (Levine,1990).

Kelas Myriopoda
Myriopoda adalah kelas dari anggota hewan invetebrata yang termasuk dalam
filum arthropoda, contohnya keluwing dan kelabang merupakan bintang yang
menentukan karena apa bila menggigit dapat menyebabkan kematian. Tubuhnya
tersebut oleh beberapa segmen selain kepala. Myriopoda adalah gabungan dari
kelas chilopada dan aplopoda dengan tubuh yang beruas-ruas dan setiap ruas
memiliki satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua
bagian kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis
dengan habitat di daratan terutama tempat yang banyak mengandung samaph,
misalnya kebun dan di bawah bebatuan (Soulsby,1982).
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan, dan hewan, sejenis lainnya. Arthropoda
memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu :
tubuh bersegmen, segmen biasanya, bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang
jelas anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan arthropoda). Sistem
bilateral, eksoskeleton dan berkitin secara bersekala mengalir dan di perbaharui
sebagai pertumbuhan hewan, kenal alimentan seperti pipa dengan mulut dan anus
sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah
struktur dorsal seperti pipa menuju kenal slimentar dengan bukan lateral di daerah
abdomen rongga tubuh sebuah rongga daerah atau hemosok dan selom terduksi,
sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas
kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar
kanal alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal
alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi, tabung kosong yang masuk
kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi
dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia. Arthropoda
memiliki lima kelas, diantaranya yaitu : kelas Chilopoda, kelas Diplopoda, kelas
Crustacea, kelas Arachnida, dan kelas Insecta, namun hanya 2 kelas Arthropoda
yang mempunyai peran besar yaitu kelas Arachinida dan insekta (Borror,1996).
BAB III
METODE KERJA Commented [U11]: tolong diperbaiki lagi, masih banyak
menggunakan kalimat tidak baku & space antar kata masih belum
3.1 Waktu dan Tempat teratur

Praktikum Lapangan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 6 Mei 2017
dan berlokasi di Pantai dan di Bukit Batu Burung Sedau, Kelurahan Sedau,
Kecamatan Singkawang Selatan. Waktu pelaksanaan praktikum mulai dari pukul
10.15 – 13.00 untuk lokasi di pantai, dan pukul 14.00 – 16.00 untuk lokasi di
bukit. Commented [U12]: bukit apa?

Commented [U13]: peta cukup 1 dan dipindahkan ke deskripsi


lokasi
3.2 Deskripsi Lokasi
Kota Singkawang terkenal dengan banyaknya wisata alam, salah satunya
wisata Batu Burung yang terletak di Sedau, Singkawang Selatan. Batu Burung ini
memiliki pantai dan bukit didalamnya. Pantai Batu Burung ini kondisinya masih
terawat dan terjaga, terdapat banyak batu-batu besar juga banyak karang-karang
yang terlihat jelas pada saat air laut surut dan hewan-hewan laut yang lain juga
banyak terdapat dipantai ini. Kondisi bukit di Batu Burung pun masih terjaga dan
terawat, sehingga hewan-hewannya pun banyak terdapat disana. Oleh karena itu,
Pantai dan Bukit di Batu Burung Sedau ini dipilih untuk dijadikan sebagai tempat
melakukan Praktikum Lapangan Sistematika Hewan 1.
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan selama Praktikum Lapangan ini adalah ; botol
hisap, botol flakon, jaring serangga, kamera, kertas papilot, mangkuk puding, Commented [U14]: spec?

penjepit gorengan besi, plastik klip, plastik wayang, tanggokan ikan, dan toples.
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan selama Praktikum Lapangan ini adalah ;
akuades, alkohol 70%, dan formalin 40%.
3.4 Cara Kerja
3.4.1 Pengambilan Sampel Arthropoda
Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling bebas metode jelajah.
Setiap anggota yang ditemukan diambil dan dimasukkan kedalam plastik, botol
flakon, atau toples. Anggota Arthropoda khusus yang di darat masing-masing
diambil dengan menggunakan alat yang berbeda, seperti jaring serangga
digunakan untuk mengambil anggota Arthropoda yang bisa terbang, penjepit
gorengan digunakan untuk mengambil anggota Arthropoda kelas Arachnoidea
ordo Scorpionida seperti kalajengking. Botol hisap digunakan untuk mengambil
serangga kecil seperti semut.
3.4.2 Pembuatan Awetan Basah dan Insectarium
Pembuatan awetan basah Arthropoda dilakukan untuk anggota Arthropoda
selain insekta, caranya dengan memasukkan sampel kedalam wadah seperti
plastik, botol flakon, dan toples. Selanjutnya diberi pengawet seperti alkohol 70%
dan formalin 40%. Selanjutnya diberi tally sheet pada bagian luar wadah.
Pembuatan insectarium dilakukan khusus untuk kelas insekta, caranya
susun sampel yang telah mati pada papan perentang atau sejenisnya, dan tusuk
masing-masing siku kaki serangga dengan jarum pentul, anggota insekta yang
sayapnya mudah rusak bisa langsung dilem pada papan perentang. Kemudian
badan serangga disuntik dengan formalin dan biarkan sampai mengering.
3.4.3 Pengukuran Parameter Commented [U15]: paramter lingkungan

Pengukuran parameter ada 2, yaitu : parameter fisika dan parameter kimia.


Parameter fisika digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban, sedangkan
parameter kimia digunakan untuk mengukur pH (derajat keasaman) dan DO
(Disolved Oxigent). Lokasi di pantai didapatkan data ; suhu udara 29ºC, suhu air
34ºC, kelembaban udara 70%, pH air 6, dan salinitas 13 ppm, sedangkan lokasi di
bukit didapatkan data ; suhu udara 32ºC dan kelembaban udara 62%. Koordinat
sampling pantai N 00º 51’ 57,9. E 108º 54’ 11,3 dan koordinat sampling bukit N
00º 51’ 442,2. E 108º 54’ 19,3 . Commented [U16]: jelaskan mengenai kelembaban, ph, dll di
sub-bab

Anda mungkin juga menyukai