Anda di halaman 1dari 18

FISIOLOGI HEWAN

RESUME PERTUKARAN GAS PADA VERTEBRATA

Dosen Pengampu : Eva Ari Wahyuni

Disusun Oleh :
1. Lutfia Nisa’ 130641100097
2. Mohammad Fachruddin 130641100099
3. Anita Enia Urfi 130641100101
4. Devi Alvionita 130641100111
5. Nur Qomariyah 130641100112
6. Maghifira Dewi Aisyah 130641100117
7. Diah Aisiyah 130641100121
8. Ainani Megawati 130641100127
9. Syaiful Bahri 130641100130
10. Siti Rofiyatun 130641100139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015
SISTEM PERTUKARAN GAS PADA

Pertukaran Gas adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran

karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem pernafasan pada dasarnya

dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan

rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.

Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma (Seiseria,2013).

1. Pertukaran Gas Pada Pisces

Alat pernafasan pada ikan adalah insang. Untuk pernafasannya, ikan mengambil

oksigen yang terlarut didalam air. Ikan digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu ikan

yang memiliki tutup insang dan ikan yang tidak memiliki tutup insang (Saktiyono, 2010).

Insang pada ikan terdiri dari beberapa bagian yaitu lengkung insang berupa tulang

rawan, rigi-rigi insang berada didepan lengkung insang tersusun oleh tulang dan

berfungsi untuk menyaring air, lembaran insang yang terletak dibelakang lengkung

insang, berwarna merah, berbentuk seperti sisir dan didalmanya banyak mengandung

arteri insang. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan gabus, gurame dan lele, rongga

insangnya memiliki perluasan. Perluasan insang yang berlipat-lipat dan tidak beratran

disebut labirin. Labirin berfungsi sebgai tempat penyimpanan udara sehingga ikan ini

dapat hidup di air yang kadar oksigenna rendah (Aryulina, 2010).

Mekanisme pernapasan ikan yang memiliki tutup insang adalah sebagai berikut : pada

fase inspirasi air dimasukkan ke dalam rongga mulut. Rongga mulut akan membesar,

membesarnya rongga mulut disebabkan oleh adanya gerakan ke samping tutup insang.

Pada fase ekspirasi, setlah air masuk kembali pada kedudukan semula diikuti dengan

gerakan selaput ke samping sehingga celah insang terbuka. Terbukanya celah insang

menyebabkan air keluar. Air yang keluar melalui celah-celah insang akan menyentuh
lembaran-lembaran insang. Lembaran insang banyak mengandung kapiler darah

sehingga dibagian inilah terjadi pertkaran gas yaitu saat udsra mengikat oksigen dan

melepaskan karbondioksida (Saktiyono, 2010). Lihat mekanisme pernafasan ikan pada

gambar berikut

Sistem pernafasan ikan terdiri dari organ yang mengikat oksigen dan mengeluarkan

buangan karbondioksida hasil respirasi. Organ tersebut adalah insang dan struktur yang

berhubungan dengan insang seperti pembuluh darah, sehingga memungkinkan terjadinya

pertukaran oksigen dan karbondioksida. Letak insang berada di dua sisi tubuh ikan bagian

depan, yang terdiri dari gill filament terstruktur dan permukaan yang luas untuk menyerap

oksigen. Transfer gas pernafasan dilakukan melalui epitel khusus yaitu filamen insang dan

lamella insang yang disebut epithelium respiratorik, yang biasanya sangat tipis disesuaikan

dengan kebutuhan pertukaran gas. Proses pernafasan pada ikan dimulai dari ikan

membuka mulut dan menutup operkulumnya sedemikian rupa sehingga air yang kaya

oksigen dapat terdorong ke dalam mulut dan melewati insang. Jaringan pembuluh darah

dalam insang akan menangkap oksigen dan melepaskan karbondioksida dan buangan

respirasi lainnya. Terakhir ikan akan menutup mulutnya dan membuka operkulum untuk

mengalirkan air yang telah melalui insang (Saktiyono,2008)

Insang selain sebagai alat pernafasan ikan, juga digunakan sebagai alat pengatur

tekanan antara air dan cairan dalam tubuh ikan (osmoregulasi). Oleh sebab itu, insang
merupakan organ yang penting pada ikan dan sangat peka terhadap pengaruh toksisitas

logam. Faktor yang menyebabkan respon histopatologi ikan adalah adanya zat penyebab

iritasi yang terus menerus masuk ke dalam sel atau jaringan dan kemudian dapat

mempengaruhi kehidupan organisme (Syamsuri, dkk :2010).

Ikan merupakan hewan vertebrate yang hidup di airdan menggunakan insang sebagai

alat respirasinya.Disamping itu ada pula ikan yang bernafas menggunakan gelembung

renang (pulmosis).

a. Respirasi pada ikan tulang sejati

b. Respirasi pada ikan bertulang rawan

c. Respirasi pada ikan paru-paru

Sistem Pernapasan pada ikan bertulang sejati

Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas tersimpan

dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum). Insang ikan mas

terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi

insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen

atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan

berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan

merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2

berlangsung.

Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari

insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari

jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju insang

untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-
ulang. Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi

dan ekspirasi.

a. Fase inspirasi ikan

Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel

pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah

belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih

kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran

air ke dalam rongga mulut. Perhatikan gambar di samping.

b. Fase ekspirasi ikan

Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang

kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut

mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang.

Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke

dalam air dan mengikat O2 dari air.

Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh

kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada

fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan

dari insang diekskresikan keluar tubuh.

2. Pertukaran Gas Pada Amfibi

Ada tiga ordo dalam kelas amfibi. Ordo Gymnophiona adala ordo amfibi yang tidak

berkaki, salah satu contohnya hidup di Sumatra, yaitu lchthyophis elongatus yang

berbentuk seperti cacing. Ordo Urodela, atau golongan salamander, adalah ordo amfibi

yang berkaki dan berekor. Ordo Anura adalah golongan katak dan kodok, yaitu amfibi
yang berkaki tetapi tidak berekor. Di dalam pembahasan tentang system amfibi berikut

hanya akan di fokuskan pada katak.

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paruparu. Kecuali

pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut

dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang

bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang

hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi

masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga

mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam

keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah

berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea)

kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon

dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-

paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran

oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.

Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan

paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.

Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat

bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk

seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paruparu dengan rongga mulut

dihubungkan oleh bronkus yang pendek.


Gbr. alat pernafasan katak

Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat

mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput

rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paruparu. Mekanisme

inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut

membesar. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus

berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong

oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas,

oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya,

karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut.

Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru

tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya

koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga

diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan

mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.

3. Pertukaran Gas Pada Reptil

Reptile mempunyai kulit bersisik, kering yang kurang dapat ditembus oleh air,

sehingga cairan yang keluar dari kulit sangat sedikit. Maka reptile tak terbatas hidup

ditempat-tempat basah, meskipun sebenarnya banyak reptile yang hidup ditempat-

tempat demikian. Kadal dan ular banyak hidup di gurun pasir yang merupakan salah satu

habitat yang kering. Sementara kulit yang bersisik adalah suatu adaptasi untuk hidup
aman dalam udara yang kering, dan tak berguna sebagai alat pertukaran gas. Untuk

fungsi pertukaran gas reptile tergantung pada paru-parunya. Tidak hanya paru-parunya

yang mempunyai permukaa lebih besar dari amfibi, tetapi juga pertukaran gas dalam

paru-paru bnar-benar efisien. Paru-paru dokelilingi oleh rongga dada yang dikelilingi

rusuk. Tulang rusuk-rusuk ini dapat secara bergantian merenggang, dan kemudian

merapat oleh karena adanya perangkat otot-otot tulang rusuk yang berlawanan. Bila

tulang rusuk merenggang, volume rongga dada akan meningkat. Perluasan ini

menimbulkan sebagian paru-paru hampa dan segera terisi oleh karena masuknya udara

segar. Udara yang segar tentu membawa persediaan oksigen yang baru bagi jaringan

paru-paru yang basah itu. Kontraksi rongga dada kemudian mendesak udara keluar dari

paru-paru. (biologi jilid 2).

Pada umumnya hewan kelas Reptilia bernapas dengan paru-paru. Pada reptilian pada

umumnya udar luar masuk dengan mekanisme sebagai berikut :

Melalui Lubang Hidung Glotis Trakea Bronkus Paru-Paru

Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Keluar masuknya udara dari

dan ke dalam paru-paru terjadi karena ada kontraksi otot pada tulang rusuk. Paru-paru

tersusun atas gelembung gelembung berisi kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler

darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler ini, oksigen diambil dan karondioksida bersama

uap air di keluarkan.

- Reptile bernafas melalui paru-paru yang dilindungi oleh tulang rusuk

- Fase inspirasi = tulang rusuk mengembang – volume rongga dada meningkat –

udara (kaya O2) masuk melalui rongga hidung – rongga mulut – anak tekak –

trakea panjang – bronkus – bronkiolus dalam paru-paru.


- Di bronkiolus paru-paru : O2 diangkut oleh darah keseluruh tubuh dan CO2 dari

jantung (berasal dari jaringan tubut) di keluarkan.

- Fase ekspirasi : tulang rusuk merapat – volume rongga dada menurun – udara

(mengandung CO2) keluarkan dari bronkiolus – trakea panjang – anak tekak –

rongga mulut – lubang hidung.

Sistem paru-paru berbeda dengan sistem trakea. Sistem trakea mengadakan

percabangan ke seluruh tubuh dan terjadi pertukaran gas secara langsung, paru-paru

hanya bercabang di satu lokasi. Selanjutnya, gas akan dibawa oleh sistem sirkulasi

(peredaran darah). Paru-paru mempunyai jaringan kapiler yang sangat padat terletak persis

di bawah sel-sel epitel. Pengecualian pada kura-kura (Ordo Testudinae) dan ular laut (Ordo

Squamata). Kura-kura dan penyu memiliki struktur tubuhnya yag dibatasi oleh tempurung

yang kaku dan keras, hal ini memuat proses pernafasan dengan paru-paru mengalami

gangguan (tidak maksimal). Sehingga kura-kura akan menggunakan alternatif pernapasan

yang dibantu oleh epitel mulut dan anus yang lembab sebagai alat pernapasan lainnya

untuk memaksimalkan pertukaran gas. Selain itu pertukaran gas melalui udara dan kulit

akan menyuplai oksigen bagi penyu ketika mengarungi samudra atau berada di perairan.

Sedangkan pada golongan ular laut, karena sebagian besar hidupnya berada di perairan

(mencari makan), pernapasan menggunakan paru-paru tidaklah menjadi pilihan yang

tepat. Untuk mencukupi kebutuhan akan oksigen, ular laut yang memiliki kulit lembab,

menjadi alternatif alat pernapasan ular laut selama di perairan.

Selain dengan paru-paru, kura-kura dan penyu pengambilan oksigen dibantu oleh

lapisan kulit tipis dengan bayak kapiler darah yang da di sekitar kloaka. Kloaka merupakan

muara bersama saluran reproduksi, saluran ginjal, dan saluran pencernaan makanan.
Pada reptil, peoses respirasi dilakukan dengan menggunakan paru-paru

Pada beberapa jenis reptilian yang hidup di air, lubang hidungnya dapat ditutup oleh

klep, misalnya pada buaya. Selain iu pada buaya, saat menyelam, lubang batang

tenggorokannya dapat ditutup oleh lipatan kulit, sehingga air tidak masuk ke dalam paru-

paru pada pangkal tenggorokan cecak dan tokek terdapat pita suara.

Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-

paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi

memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif. Pada

kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan yang

membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal

misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan

hewan tersebut melayang di udara. (yudiarti, ett all.2004).

4. Pertukaran Gas Pada Aves

Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru

burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang

rusuk. Berikut ini adalah organ-organ yang berperan penting pada berlangsungnya proses

pertukaran gas pada Aves :

1. Paru-paru yang terbagi atas 2 bagian yang sama yang dihubungkan oleh trakea.
2. 9 kantung udara yang berperan penting, namun tidak berfungsi pertukaran gas. 9

Kantung udara tersebut adalah :

– Interclavicular (1)

– Cervical (2)

– Anterior thoracic (2)

– Posterior thoracic (2)

– Abdominal (2)

Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi

difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada

burung menjadi efisien.

Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut :

1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen

cadangan.

2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan

secara berlebihan.

3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.

4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang (S.Gina, 2003).
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara

masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang

menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang

berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus

kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada

bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar.

Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi

mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi

ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus

dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).

Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler

sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9

perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai

ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan

berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi

hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh.

Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-

pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks

anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks

posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).

Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya

kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan

tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan

cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada
menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk

sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi

hawa sebagai cadangan udara. Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada

saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan

sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang

korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya,

ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada

kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih

besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon

dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung. hawa

masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru.

Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.

Mekanisme Pertukaran Gas Pada Aves

Pengambilan udara pada burung ada dua cara, yaitu pada waktu terbang dan pada

waktu istirahat. Pada waktu terbang melayang tanpa mengepakan sayap, udara diisap

masuk ke dalam paru-paru kemudian disalurkan menuju kantong udara yang merupakan

tempat penyimpanan udara. Selama terbang dengan mengepakkan sayap, pernapasan

burung terutama menggunakan cadangan udara di ketiak mengembang sehingga udara

masuk. Apabila sayap diturunkan, kantong udara ketiak terjepit, sedangkan kantong

udara antarkorakoid mengembang sehingga udara keluar. Pengambilan oksigen oleh

darah terjadi di paru-paru saja. Oleh karena itu udara yang ada di dalam kantong udara

dialirkan ke paru-paru. Dengan jalan ini maka darah dapat mengambil oksigen sebanyak-

banyaknya. Dengan demikian selama terbang, burung dapat memenuhi kebutuhan

oksigen.
Pada waktu-waktu tertentu burung kembali melayang tanpa mengepakkan sayapnya

dan pada waktu itu burung mengisi kembali kantong udaranya. Demikian juga pada

waktu hinggap,burung mengisi kantong udara. Burung bernapas dengan paru-paru.

Pada burung, terdapat kantong udara yang membantu pernapasan burung pada saat

terbang. Pertukaran gas hanya terjadi di paru-paru. Pada saat terbang, burung tidak

dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada saat burung terbang yang

berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi dan ekspirasinya

dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid (bahu) dan

pundi hawa bawah ketiak.

1. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit,

sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke pundi hawa

ketiak melewati paru-paruterjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi

pertukaran gas O2 dan CO2.

2. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit,

sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara

mengalir keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi.

Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 Dengan cara

inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi

pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat inspirasi dan

ekspirasi.

Pada Saat Istirahat

1. Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar –

tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan.Saat inilah


sebagian oksigen masuk ke paru-parudan O2 berdifusi ke dalam darah kapiler, dan

sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara

2. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil –

tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-

kantong hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus,

O2 diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2 Dengan demikian,

pertukaran gas Cdan O2 dapatberlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.

5. Pertukaran Gas Pada Mamalia

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama

dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber

makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas".

Beberapa hewan mamalia adalah sapi, kambing, kelinci, dan ikan paus (mamalia air).

Sistem pertukaran gas(respirasi) pada hewan mamalia sama dengan respirasi pada

manusia.

Proses respirasi pada hewan mamalia dapat berlangsung dengan memerlukan organ-

organ pernapasan. Organ-organ ini secara berurutan dimulai dari hidung, faring, laring,

trakea, dan paru-paru.

a. Hidung

Perjalanan udara memasuki paru-paru dimulai ketika udara melewati lubang

hidung. Di lubang hidung, udara disaring oleh rambut-rambut di lubang hidung.

Udara juga menjadi lebih hangat ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di

rongga hidung bagian dalam, terdapat juga ujung-ujung saraf yang dapat

menangkap zat-zat kimia yang terkandung dalam udara sehingga kita mengenal
berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman tersebut kemudian akan

mengirimkan impuls ke otak.

b. Faring

Setelah melalui rongga hidung, udara akan melewati faring. Faring adalah

percabangan antara saluran pencernaan (esofagus) dan saluran pernapasan (laring

dan trakea). Pada percabangan ini, terdapat klep epiglottis yang mencegah makanan

memasuki trakea.

c. Trakea

Dari faring, udara melewati laring, tempat pita suara berada. Dari laring, udara

memasuki trakea. Trakea terdiri atas susunan cincin-cincin tulang rawan. Cincin-cincin

ini memungkinkan trakea tetap mempertahankan bentuknya. Dinding trakea dilapisi

oleh epitel berlapis banyak palsu bersilia. Epitel ini menyekresikan lendir di dinding

trakea. Lendir ini berfungsi menahan benda asing yang masuk, sebelum akhirnya

dikeluarkan dengan gerakan silia yang terdapat pada membran sel epitel.

d. Bronkus dan Bronkiolus

Setelah melalui trakea, saluran bercabang dua. Kedua cabang tersebut

dinamakan bronkus. Setiap bronkus terhubung dengan paru-paru sebelah kanan dan

kiri. Bronkus bercabang-cabang lagi, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus.

Dinding bronkus juga dilapisi lapisan sel epitel selapis silindris bersilia.

e. Alveolus

Bronkiolus bermuara pada alveoli (tunggal: alveolus), struktur berbentuk bola-

bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi
alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari

udara dalam rongga alveolus.

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2

jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus

dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang

terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara

dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga

dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga

dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan

pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,

yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara

bersamaan.

1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.

Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

 Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil

daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

 Fase ekspirasi.

Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke

posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada

menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi

lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang

kaya karbon dioksida keluar.

2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan

aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.

Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai

berikut.

 Fase Inspirasi.

Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,

akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara

luar masuk.

 Fase Ekspirasi.

Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke

posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan

menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai