Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN AIR

“RESPIRASI’’

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena limpahan
rahmat dan bimbingannya sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan tepat pada waktunya
guna memenuhi tugas mata kuliah.

Saya menyadari bahwa tugas laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan


sehingga jauh dari kesempurnaan-kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat saya harapkan.

Akhirnya harapan saya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang mahasiswa
yang profesional.

Gorontalo, Desember 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Respirasi Pada Ikan

Respirasi adalah proses mengikat oksigen O2 dan mengeluarkan karbondioksida CO2 oleh
darah melalui alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen dipengaruhi oleh struktur alat
pernapasan dan perbedaan parsial oksigen antara perairan dengan darah sampai difusi gas ke
dalam darah atau keluar melalui alat pernafasan (Aliza, 2013).

Ikan bernafas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis


berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air,
sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang
terdiri dari sepasang filament dan tiap filament mengandung banyak lapisan tipis
(Lamela).pada pilament terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar (kat2 dkk.,2019).

1.2 Sistem pernapasan pada ikan


Pada proses pertukaran gas terjadi secara difusi. Di mana dalam hal ini terjadi dari salah
satu aliran molekul gas lingkungan yang konsentrasi nya lebih rendah. Agar dapat terjadi
proses difusi, dinding (membran) tempat terjadinya difusi harus tipis dan lembab, selain itu
harus ada perbedaan konsentrasi gas antara lingkungan luar dengan lingkungan dalam (kapiler
darah). Dengan adanya persyaratan tersebut, maka pada stadia awal kehidupan ikan difusi gas
terjadi melalui membran tubuh. Hal ini tidak dapat terjadi karena ketebalan membran yang
melebihi 0,5mm. Oleh sebab itu diperlukan organ pernapasan khusus pada ikan berupa insang
(said dkk.,2023).

1.3 Bagian Bagian Insang


Menurut said dkk (2023).bagian bagian insang terbagi menjadi dua yaitu:

a.insang dalam
Insang dalam lebih sering dikatakan sebagai insan saja. Inseng ini dapat dibedakan
menjadi insang setel seperti yang terdapat pada elasmobranchii dan insang berpenutup yang
terdapat pada teleostei.

b.insang luar

Insang luar terdapat pada embrio dan larva. beberapa jenis ikan tidak hanya berperan
dalam proses pernapasan, namun berperan juga dalam proses penyerapan bahan makanan
secara osmotik dari lingkungan luarnya. Insang luarnya ini terbagi atas dua kelompok yaitu,
insang endodermik dan insang ecodermik.

1.4 Fungsi Insang

Menurut said dkk (2023). Di dalam insang juga terdapat beberapa bagian penyusunnya,
adapun bagian-bagian penyusunnya tersebut yaitu:

a. tutupan insang (opeculum). Bagian ini hanya terdapat pada ikan bertulang sejati,
sedangkan pada ikan bertulang belakang rawan tidak terdapat tutup insang.operculum
berfungsi melindungi Bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas.

b. Membran brankiostega (selaput tipis ditepi operkulum), memiliki fungsi sebagai katup
pada air masuk ke dalam rongga mulut.

c. lengkung insang (arkus brankialis), bagian yang berfungsi sebagai tempat melekatnya
tulang tapis insang dan daun insang, memiliki banyak saluran-saluran darah dan saluran saraf.

d. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya
organisme makanan melalui celah insang.

e. Daun (lembaran) insang, berfungsi dalam sistem pernapasan dan peredaran darah
tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.

f. Lembaran (filament) insang (holebran kialis) bagian yang berwarna kemerahan.

g. Saringan insang (tapis insang), memiliki fungsi untuk menjaga agar tidak ada benda
asing yang masuk ke dalam rongga insang.

1.5 Alat bantu pernapasan pada ikan

a.Labirin
Labirin adalah salah satu alat bantu pernapasan pada ikan namun tidak semua ikan
memiliki labirin. Labirin adalah perluasan insang pada bagian atas yang berbentuk lipatan
dan membentuk rongga yang tidak beraturan. Beberapa ikan yang memiliki labirin
diantaranya ikan lele (clavias betrachus) dan gabus (channa sriata). Labirin berfungsi untuk
menyimpan cadangan oksigen yang nantinya bisa digunakan pada saat ikan berada pada
daerah atau lingkungan dengan kadar oksigen rendah. Beberapa ikan seperti ikan cupang
(betta sp.) Mampu mengambil oksigen langsung dari atmosfer dengan menggunakan labirin
sehingga labirin pada ikan berfungsi seperti paru-paru pada manusia (Steffensen,2005).

b.Arborescene

Beberapa spesies ikan seperti lele, gurame atau Nila juga memiliki struktur tambahan
yang disebut arborescene.arborescene adalah struktur tambahan pada insang yang berwarna
merah dan berbentuk seperti bunga karang. Struktur tersebut membantu ikan untuk bernapas
pada lingkungan dengan kadar oksigen rendah (vocational,2017).

c.Diverticula

Pada ikan yang hidup di daerah tropis misalnya gabus (Channa striata) biasanya
terdapat struktur tambahan yang disebut dengan diverticula.diverticula terletak pada daerah
pharynx (Biurstedt,1957 dalam Fikri dkk.,2023).

1.6 Pernapasan ikan dengan gelembung renang

Beberapa spesies ikan juga memiliki alat bantu pernapasan seperti gelembung renang
terkecuali ikan petualang berenang di perairan luas seperti hiu dan ikan yang hidup di air
dengan arus yang deras. Bentuk gelembung renang bervariasi pada setiap spesies ikan
misalnya pada ikan mas (Cyprianus carpio) bagian interior gelombang renang pada ikan mas
lebih besar dari bagian posteriornya. Berbeda halnya dengan ikan mas, bagian posterior
gelembung renang ikan tawes (pantius jevanicus) lebih besar dari bagian anteriornya.
Gelembung renang adalah kantong yang berisi udara atau oksigen dan beberapa pada rongga
tubuh ikan. Gelembung renang memiliki fungsi untuk menjaga posisi ikan agar dapat
mengapung pada saat berada dalam air sehingga ikan tidak perlu terus-menerus berenang.
Ada juga ikan yang memfungsikan gelembung renang seperti layaknya paru-paru, contohnya
di pudi atau ikan paru-paru pada ikan yang dimaksud dapat menyimpan oksigen akan tetapi
tidak diketahui pasti berapa kapasitas total udara yang dapat ditampung seperti ikan kapasitas
vital paru-paru manusia (Daniels dkk.,2004)
BAB 2

METODOLOGI

2.1 Prosedur Kerja

Toples
Diisi air ± ¾ bagian toples.
Dimasukkan es batu.
Dimasukkan Heater.
Ditunggu media air hingga pada suhu
Kelompok 1 & 2 = 15o C5 & 6 = 33oC
3 & 4 = 25oC7 & 8 = 36o C.
Diukur DO Awal dengan DO meter setiap 15 menit.

Ikan Nila (Oreochromisniloticus)

Dimasukkan kedalam toples.


Diamati bukaan mulut tiap 3 menit sebanyak 5 kali.
Diukur DO Akhir dan DO kritis

Hasil

9
2.2 fungsi alat dan bahan

a. fungsi alat

 Heater aquarium : untuk memanaskan air.


 Thermometer : untuk mengukur suhu.
 Handtally counter : untuk menghitung jumlah bukaan mulut.
 Toples. : untuk tempat air dan ikan.
 DO. : untuk mengukur DO.
 Stopwatch. : untuk mengukur atau menghitung waktu.

b. Fungsi bahan

 Ikan nila (oreochromis niloticus). : sebagai objek pengamatan.


 Air tawar. : sebagai media hidup ikan.
 Es batu. : untuk menurunkan suhu,atau mendinginkan air.
 Aquadest. : untuk kalibrasi DO meter.
BAB III

DATA HASIL PENGAMATAN

3.1 Data Hasil Pengamatan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Kelompo Perhitungan Pengamatan


k
1 DO awal: 5,8 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO akhir
sebanyak 5 kali dengan suhu 15℃:
DO Kritis
15 menit 1: 7,38 a. 15 menit pertama: 142,109,144,129,189
2: 8,76
b. 15 menit kedua: 187,245,254,266,252
3: 8,38
4: 8,48 c. 15 menit ketiga: 266,269,278,287,275
d. 15 menit keempat: 301,320,322,314,296
2 DO awal: 5,8 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO akhir
sebanyak 5 kali dengan suhu 15℃:
DO kritis
15 menit 1: 7,38 a. 15 menit pertama: 142,109,144,120,189
2: 8,76
b. 15 menit kedua: 187, 245,254,266,252
3: 8,38
4: 8,48 c. 15 menit ketiga: 266,269,278,287,275
d. 15 menit keempat: 301,320,322,314,295
3 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO awal: 8,10
sebanyak 5 kali dengan suhu 25℃:
DO akhir
DO kritis a. 15 menit pertama: 169,137,98,80,66
15 menit 1: 8,7
2: 7,96 b. 15 menit kedua: 60,51,50,36,24
3: 7,94 c. 15 menit ketiga: 22,19,16,14,11
4:7,90
d. 15 menit keempat
4 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO awal: 8,15
sebanyak 5 kali dengan suhu 25℃:
DO akhir
DO kritis a. 15 menit pertama: 341,334,206,189,187
15 menit 1: 8,06
2: 8,02 b. 15 menit kedua: 171,168,141,139,138
3: 7,89 c. 15 menit ketiga: 134,133,131,131,129
4: 7,87
d. 15 menit keempat: 127,125,120,120,115
5 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO awal: 7,12
sebanyak 5 kali dengan suhu 33℃:
DO akhir
DO kritis a. 15 menit pertama: 361,328,398,166,153
15 menit 1: 7,15
b. 15 menit kedua: 232,181,125,118,153
2: 7,20
3: 7,30 c. 15 menit ketiga: 204,251,238,361,324
4: 7,18
d. 15 menit keempat: 383,204,206,203,201

6 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit


DO awal: 7,18
sebanyak 5 kali dengan suhu 32℃:
DO akhir
DO kritis a. 15 menit pertama: 529,408,466,404,366
15 menit 1: 7,15
2: 7,20 b. 15 menit kedua: 363,370,451,248,306
3: 7,30 c. 15 menit ketiga: 270,271,245,241,237
4: 7,18
d. 15 menit keempat: 180,168,140,132,146
7 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO awal: 6,75
sebanyak 5 kali dengan suhu 36℃:
DO akhir
DO kritis a. 15 menit pertama: 331,325,128,120,115
15 menit 1: 7,15
2: 7,20 b. 15 menit kedua: 245,177,144,121,166
3: 7,35 c. 15 menit ketiga: 138,148,125,128,127
4: 7,19
d. 15 menit keempat: 128,148,174,123,135
8 Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO awal: 6,85
sebanyak 5 kali dengan suhu 35℃:
DO akhir
DO kritis a. 15 menit pertama: 450,343,266,274,224
15 menit 1: 7,02
2: 7,07 b. 15 menit kedua: 196,189,175,169,161
3: 7,19 c. 15 menit ketiga: 156,150,145,106,102,45
4: 7,27
d. 15 menit keempat: 41,28,21,10,8
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 analisa prosedur

Pada saat praktikum respirasi, alat yang dipergunakan saat praktikum adalah heater
digunakan untuk memanaskan air di dalam toples, thermometer digunakan untuk mengukur
suhu air dan untuk kelompok 8 suhu air 35°c, handtally counter digunakan untuk menghitung
bukaan mulut pada ikan, toples untuk tempat air dan ikan, DO untuk mengukur DO, dan
stopwatch digunakan untuk menghitung waktu. Bahan yang digunakan pada praktikum
respirasi yaitu, ikan nila (oreochromis niloticus) digunakan sebagai objek pengamatan, air
tawar digunakan untuk media hidup ikan, es batu digunakan untuk menurunkan suhu atau
mendinginkan air ketika suhu air melebihi ketentuan praktikum, dan aquadest digunakan
untuk kalibrasi DO meter setiap setelah di pakai.

Pertama siapkan toples yang sudah berisi air kurang lebih ¾ bagian toples, dimasukkan
heater, ketika heater di masukkan ditunggu sampai suhu yang telah ditentukan untuk
kelompok 8 di suhu 35°c,dan di ukur DO awal dengan DO meter setiap 15 menit. Kemudian
ikan nila (oreochromis niloticus) dimasukkan kedalam toples, diamati bukaan mulut tiap 3
menit sebanyak 5 kali setelah menghitung bukaan mulut, terakhir mengukur DO akhir dan
DO kritis.

4.2 analisa hasil

Setelah melakukan pengamatan praktikum pada ikan nila, kelompok 1 memperoleh data
DO awal 5,8 dan DO akhir 8,42. Setelah data DO kemudian menghitung bukaan mulut ikan
nila tiap 3 menit, Di menit 15 pertama ikan nila memperoleh bukaan mulut sebanyak 142 dan
di 15 menit Terakhir memperoleh bukaan mulut 295. Kelompok 2 memperoleh data DO awal
5,8 dan DO akhir 8,42. Untuk bukaan mulut nilai 15 menit pertama 142 dan 15 menit terakhir
295.
BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa ikan nila akan


mengembangkan tubuhnya untuk dan jika terjadi perbedaan salinitas air dengan tubuhnya.
Hal ini terjadi karena aktivitas metabolisme dalam tubuh ikan melambat, maka respirasinya
pun berjalan dengan lambat karena kebutuhan O2 menurun.

5.2 saran

Dalam praktikum hendaknya praktekkan lebih memperhatikan arahan atau petunjuk dari
asisten sehingga praktikum akan lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA

FIKRI,M.(2023). SISTEM PERNAPASAN IKAN

SYAIFUL,M.F.(2023). SISTEM PERNAPASAN IKAN KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai