Anda di halaman 1dari 28

MODUL AJAR PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

OLEH:
EFRIDA PIMA SARI TAMBUNAN, M.Pd

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019
VISI MISI PRODI BIOLOGI

A. VISI PRODI BIOLOGI

Menjadi pusat islamic learning society yang unggul bidang


pendidikan serta pengembangan dan penerapan ilmu biologi di
Indonesia pada tahun 2030.

B. MISI PRODI BIOLOGI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu biologi


2. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian di bidang ilmu biologi
3. Mengembangkan hubungan kerjasama akademik dan kelembagaan
dalam rangka penyelenggaraan dan pelaksanaan tridharma perguruan
tinggi di bidang ilmu biologi

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat
dan hidayahNya sehingga buku penuntun praktikum FISIOLOGI HEWAN ini
dapat diselesaikan sesuai waktu yang dijadwalkan. Buku penuntun praktikum
FISIOLOGI HEWAN ini disusun dengan harapan dapat membantu para mahasiswa
agarlebih mudah mempelajari fisiologi hewan, dan sebagai pedoman dalam
melaksanakan praktikum fisiologi hewan.
Topik-topik praktikum yang ada dalam buku ini disusun dengan
memperhatikan fasilitas yang tersedia disamping memperhatikan pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang biologi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa biologi.
Penulis rasakan masih ada kekurangan dalam penyusunan buku penuntun
praktikum FISIOLOGI HEWAN ini. Segala macam kritikan yang membangun dan
saran dari semua pihak akan dihargai dan diterima dengan lapang hati. Semoga
buku ini dapat bermanfaat bagi pemakainya.

Medan, September 2017


Penulis

DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

TATA TERTIB FISIOLOGI HEWAN iii

Percobaan I : Pengujian Urine...................................................... 1


Percobaan II : Termologi (Pengaruh Perubahan
Suhu Panas Media Air Terhadap Membuka
Dan Menutup Operculum Ikan Mas....................... 4
Percobaan III : Aktivitas Jantung Dan Aliran Darah.................. 7
Percobaan IV : Pengujian Golongan Darah Dan Koagulasi Darah... 12
Percobaan V : Menguji Enzim Amilase................................................ 15
Percobaan VI : Penentuan Adanya Lemak Dalam Empedu.............. 20

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Praktikan wajib hadir dengan tertib dan tepat waktu dengan toleransi
keterlambatan maksimal 10 menit
2. Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit wajib menyertakan surat
keterangan dokter. Jika tanpa surat keterangan tersebut dianggap absen.
3. Jumlah kehadiran minimum 75%, jika kurang dari 75% tidak diperkenankan
mengikuti UAS Praktikum.
4. Sebelum memasuki laboratorium, praktikan wajib mengenakan jas lab,
sepatu. Tidak diperkenankan memakai kaos oblong dan sandal.
5. Praktikan wajib membawa objek sesuai petunjuk modul dan asisten lalu
menyerahkannya sebelum praktikum dimulai. Jika tidak membawa objek,
tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan akan dianggap absen dan
pelanggaran hebat.
6. Praktikan harus memahami instruksi modul dan asisten dalam pelaksanaan
prosedur kerja praktikum, bekerja dengan tertib dan tidak diperkenankan
melakukan aktifitas praktikum di luar prosedur yang telah ditentukan.
7. Praktikan harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan hewan percobaan
karena beberapa hewan dpat berbahaya (menggigit,menyengat, dan
mencakar), perhatikan petunjuk yang benar dalam memperlakukan hewan
percobaan dan usahakan menggunakan sarung tangan serta masker.
8. Praktikan harus berhati-hati ketika menggunakan benda tajam (pisau, jarum,
kaca, dll) yang dipakai dalam praktikum.
9. Beberapa zat dapat menyebabkan iritasi ringan hingga berat (ex: HCl) atau
bersifat toksik berat (ex: formalin, eter, klorofom, Hg dalam hayem), mudah
terbakar (ex. Etanol), sumebr penyakit (ex: darah, urine) sehingga harus
menggunakan sarung tangan, masker, serta pelindung untuk keselamatan
lainnya yang sesuai.
10. Hati-hati dalam menggunakan instrumen-instrumen elektronika termasuk
sentrifus, mikroskop, dll yang dapat menyebabkan kebocoran arus (setrum)
atau kerusakan alat bahkan ledakan. Perhatikan petunjuk pemakaian yang
benar.
11. Segala kerusakan instrumen yang dipakai karena kesalahan ppraktikan akan
menjadi tanggung jawab praktikan dalam perbaikan atau penggantiannya.
12. Praktikan wajib mencatat seluruh data hasil praktikum yang dilaksanakan
dalam buku kerja individu dan harus menyerahkan data lengkap di buku
kerja kelompok kepada asisten penanggung jawab praktikum, menyusun
dan menyerahkan laporan akhir praktikum pada praktikum selanjutnya
sesuai dengan format yang berlaku.
13. Praktikan harus membersihkan seluruh alat/bahan praktikum yang dipakai
dan memeriksa kelengkapan alat/bahan yang ada untuk kemudian
dicocokkan dengan list alat dan bahan yang telah disediakan pada baki
objek. Mintalah paraf asisten setelah dilakukan pengecekkan secara benar.
14. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium membuang sampah pada
kotak yang telah disediakan dan harus melaksanakan tugas piket
laboratorium sesuai jadwal yang telah ditentukan.
15. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib praktikum akan dicatat dalam berita
acara praktikum dan akan diberikan sanksi sesuai kesepakatan dosen dan
asisten.
16. Praktikan akan dinilai secara komprehensif dari aspek kognitif (kecakapan
berfikir dan teoritis), afektif (sikap dan moral), dan psikomotorik
(keterampilan penguasaan teknis dan operasional kerja praktikum)
termasuk keaktifan dalam kerja praktikum dan diskusi.

PERCOBAAN I
PENGUJIAN URINE
Tinjauan Teoritis
Sistem eksresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu
filtrasi cairan tubuh dan peny ulingan(reabsopsi) larutan cair yang dihasilkan
dari filtrasi itu. (Campbell, 2004).Urine (air seni) adalah cairan sisa yang
dieksresikan oleh ginjal yang dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinisasi.
Sifat-sifat urine yaitu; volume urine normal dewasa 600-25.000 ml/hari. Jumlah ini
tergantung pada masukan air, suhu luar, makanan, keadaan mental/fisik individu;
berat jenis berkisar 1,003-1,035; pH berkisar 4,8-7,5. Bila masukan protein tinggi,
urine menjadi asam sebab fosfor dan sulfat berlebihan dari hasil metabolism
protein; Warna urine normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya
urokrom, sedikit urobilin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urine berwarna
kuning tua atau kecoklatan. Pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urine
menjadi hijau, coklat atau kuning tua. Darah (hemoglobin) memberi warna seperti
asap sampai merah pada urine.
Unsur normal dalam urine misalnya adalah: Urea yang lebih dari 25 – 30 gram
dalam urine; amonia pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urine segar;
kreatinin dan keratin, normalnya 20 – 26 mg/kg pada laki – laki, pada perempuan
14 – 22 mg/kg; asam urat adalah hasil akhir terpenting oksidasi purine dalam tubuh;
asam amino hanya sedikit dalam urine; klorida terutama diekskresikan sebagai
natrium klorida; sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur dari makanan;
fosfat di urine adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat; oksalat dalam urine
rendah; mineral, natrium, kalsium, kalium dan magnesium ada sedikit dalam urine;
vitamin, hormone, dan enzim ditemukan dalam urine dengan jumlah kecil.
Tes yang dilakukan pada sampel urine pasien ber tujuan diagnosisinfeksi saluran
kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi
(hipertensi),dan skrining terhadap status kesehatan umum

Tujuan
1. Mengamati warna, kejernihan dan derajat keasaman (pH) urine
2. Mengetahui kandungan dalam urine
Alat dan Bahan
1. AgNO3 9. Rak Tabung
2. Urine 10. Tabung Reaksi 6 buah
3. pH stick (kertas pH indikator) 11. Kaki Tiga
4. Larutan Biuret 12. Beaker glass
5. Spritus 1 buah 13. Aquades
6. Larutan Benedict
7. Penjepit Tabung Reaksi 1buah
8. Pipet Tetes 1 buah

Prosedur Kerja
Pemeriksaan Warna Urine
1. Memasukkan ± 2 ml urine ke dalam tabung reaksi I
2. Warna dan bau urine diamati

Pemeriksaan pH Urine
1. Kertas pH indikator dimasukkan dalam tabung reaksi I
2. Perubahan warna pada kertas pH indikator diamati untuk mengetahui pH.

Pemeriksaan Glukosa
1. Tabung reaksi 1 diberi 5 tetes benedict
2. Pembakar spiritus dinyalakan dan diletakkan di bawah kaki tiga
3. Beaker glass yang telah berisi aquades diletakkan diatas kaki tiga
4. Tabung reaksi 1 dipanaskan secara tidak langsung
5. Perubahan warna pada urine di tabung I diamati

Pemeriksaan Protein
1. Memasukkan ± 2 ml urine dimasukkan dalam tabung reaksi II
2. Bagian atas tabung reaksi dipanasi diatas nyala api
3. 5 tetes larutan asetat 6 % dimasukkan kedalam tabung reaksi II
4. Tabung reaksi kedua dipanaskan kembali
5. Kekeruhan pada urine di tabung reaksi II diamati

Pemeriksaan Protein dan Clor


1. Tabung reaksi III dan IV masing-masing dimasukkan 2 ml urine
2. Tabung reaksi III diberi 5 tetes biuret
3. Perubahan warna pada tabung reaksi III diamati
4. Tabung reaksi IV diberi 5 tetes AgNO3
5. Perubahan endapan pada tabung reaksi IV diamati

Lembar Kerja Praktikum


Tabel 1. Pengamatan Uji Urine Secara Kualitatif
Warna Warna
Zat yang
No. Pemeriksaan Reagen Sebelum Setelah Hasil
diuji
diuji diuji
Bau dan
1. Urine -
Warna
Kertas
2. pH Urine
pH
3. Glukosa Urine Benedict
Asam
4. Protein Urine
Asetat
Biuret
Protein dan dan
5. Urine
Clor Perak
Nitrat

PERCOBAAN II
TERMOLOGI
(PENGARUH PERUBAHAN SUHU PANAS MEDIA AIR TERHADAP
MEMBUKA DAN MENUTUP OPERCULUM IKAN MAS)

Tinjauan Teoritis
Ikan merupakan salah satu hewan yang bersifat poikilotermik, suhu tubuhnya
mengikuti suhu lingkungan. Suhu media air merupakan faktor pembatas bagi
hewan poikilotermik. Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi berbagai faktor
seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara
sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopii (penutup oleh
vegetari) dari pepohonan yang tumbuh sel tepi (Barus, 2010). Selain itu, pola
temperatur juga dapat dipengaruhi dari aktifitas manusia yaitu; limbah panas yang
berasal dari pendinginan pabrik.
Air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak
mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas
jenis air lebih tinggi daripada udara. Artinya untuk naik 10 C, setiap satuan volume
air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak dari pada udara. Jika suhu tinggi,
air akan lebih lekas jenuh dengan oksigen dibanding dengan suhunya rendah. Suhu
air pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian
dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan
kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi
kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O 2,
CO2, N2, CH4 dan sebagainya. Kisaran suhu air yang sangat diperlukan agar
pertumbuhan ikan pada perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25oC –
32oC.
Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan
ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan
mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat di sembulkan, di bagian
mulut di hiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di antaranya
kurang sempurna dan warna badan sangat beragam. (Susanto,2007).
Tujuan Teoritis
1. Mengetahui Perubahan suhu panas media air terhadap membuka & menutup
operculum ikan mas yang secara tidak langsung ingin mengetahui laju
pernafasan ikan tersebut.

Alat dan Bahan


1. Beaker glass sebagai tempat ikan yang akan diamati
2. Wadah Plastik sebagi tempat ikan sebelum dan setelah diamati
3. Spritus/ water bath sebagai penangas air
4. Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air
5. Hand counter untuk menghitung bukaan operculum
6. Timer / stopwatch untuk mengamati waktu
7. Ikan Mas 5 ekor
8. Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai dengan perlakuan

Prosedur Kerja :
1. Siapkan sebuah beaker glass 600 ml sebagai wadah perlakuan dan dua wadah
plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati
2. Ambil sebanyak 5 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke
dalam salah satu wadah plastik yang telah diberi media air.
3. Isi beaker glass dengan air secukupnya ( ± ½ volumenya ), lalu ukur suhunya
dengan thermometer dan catat hasilnya.
4. Pengamatan akan dilakukan dengan dua perlakuan yaitu :
a. T1 = untuk suhu kamar ( …. ± 0,5 ºC)
b. T2 = untuk suhu 3 ºC di atas suhu kamar
5. Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui
suhunya (perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka & menutup
operculum ikan tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter
dan stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga kali untuk
masing –masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar kerja yang
telah tersedia.
6. Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya
sampai ke lima ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan ke
dalam wadah plastik lain yang telah disediakan
7. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit. Usahakan
pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran toleransi ± 1ºC.
Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.
8. Data hasil pengamatan ditabulasi

Lembar Kerja Praktikum


Tabel 1. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu Kamar
(25 º C ± 1)
Ulangan
Ikan Ke Rata-rata
1 2 3
1
2
3
4
5

Tabel 2. Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 3 º C di atas
Suhu Kamar (29 º C ± 1)
Ulangan
Ikan Ke Rata-rata
1 2 3
1
2
3
4
5

PERCOBAAN III
AKTIVITAS JANTUNG DAN ALIRAN DARAH
Tinjauan Teoritis
Sistem sirkulasi merupakan sistem yang vital bagi keberlangsungan aktivitas
fisiologi organisme. Dalam menganalisa aktivitas system sirkulasi dilakukan
perhitungan tekanan darah dan detak jantung (heart beat) karena kemampuan
konduktivitasnya yang dapat dihitung pada nadi di pergelangan tangan. Kecepatan
detak seirama dengan detakan jantung memompa darah.
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium)
yang mengumpulkan darah dan sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan
darah. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan
membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung
melaksanakan fungsinya dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen
dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan
mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian
mengumpulkan darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru dan memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh.
Denyut nadi adalah denyut/ getaran darah di dalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu
dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah
arteri, terutama pada tempat-tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas
pembuluh darah arteri. Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari
banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Efek Windkessel yaitu aorta akan
mengambang jika ventrikel berkontraksi sehingga darah dari ventrikel dapat
tertampung dalam aorta dan diteruskan ke arteri. Aorta mempunyai daya kamplians
(peregangan) yang sangat tinggi. Tempat-tempat lain untuk menghitung denyut
nadi antara lain: arteri temporalis terdapat pada tulang pelipis, arteri caratis terdapat
pada leher, arteri femoralis terdapat pada lipatan paha, arteri dorsalis pedis terdapat
pada punggung kaki, arteri politela terdapat pada lipatan lutut, arrteri bracialis
terdapat pada lipatan siku, ictus cordis terdapat pada dinding iga , rusuk ke
5-7
Frekuensi denyut nadi (heart rate, HR) yaitu banyak denyut jantung permenit.
Stroke Volume (SV) yaitu volume satu kali pompa yang merupakan volume akhir
diastole dikurangi volume akhir sistole. Tekanan nadi saat beristirahat pada
kebanyakan orang adalah 40 mmHg dan ini bisa meningkat hingga 100 mmHg
ketika orang dewasa sehat sedang berolahraga. Jika tekanan nadi lebih rendah dari
biasanya mencerminkan stroke volume rendah dan jantung tidak mampu memompa
jumlah darah yang seharusnya. Hal ini disebabkan karena masalah serius seperti
gangguan jantung kongestif atau shock. Faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi denyut jantung antara lain: jenis kelamin, jenis aktifitas, keadaan emosi
(psikis), usia, berat badan, temperatur.

Tujuan Percobaan
1. Memahami metode pengukuran tekanan darah dan detak jantung manusia
2. Mengetahui hubungan tekanan darah dan detak jantung dengan aktivitas dan
jenis kelamin
3. Melihat dan memahami arah aliran darah pada hewan

Alat dan Bahan


Mengukur Tekanan Darah Pada Berbagai Aktivitas
1. Stopwatch
2. Alat tulis
3. Spigmomanometer
4. Tubuh praktikan sendiri dengan jenis kelamin berbeda

Hubungan Denyut Nadi dan Aktivitas


1. Stopwatch
2. Stetoskop
3. Alat tulis
4. Tubuh praktikan

Aliran Darah Pada Kecebong


1. Mikroskop
2. Cawan petri
3. Pinset
4. Object glass
5. Kecebong
6. Batu es
7. Kertas tissue

Prosedur Kerja:
1. Mengukur Tekanan Darah Pada Berbagai Aktivitas
1. Lakukan pengukuran tekanan darah pada seluruh anggota kelompok
praktikum baik laki –laki maupun perempuan dengan menggunakan
spigmomanometer.
2. Pengukuran yang dilakukan terhadap praktikan dengan berbagai aktivitas
yaitu; duduk, berdiri, berjalan santai, jalan cepat dan berlari (masing-masing
dilakukan selama 5 menit).
3. Catat hasil pengukuran systole dan diastole pada lembar kerja dan buat
grafik hubungan aktivitas dan jenis kelamin dengan tekanan darah manusia.
Interprestasikan hasil yang diperoleh.

2. Hubungan Denyut Nadi dan Aktivitas


1. Lakukan perhitungan denyut nadi pada pergelangan tangan untuk masing-
masing individu pada beberapa keadaan yaitu: duduk istirahat, berdiri, jalan
santai, jalan cepat dan berlari (masing-masing dilakukan selama 5 menit).
2. Hitung jumlah detakan selama 60 detik dengan bantuan stetoskop atau
dirasakan secara langsung
3. Catat hasil yang diperoleh untuk semua individu. Kelompok praktikan baik
laki-laki dan perempuan
4. Buat grafik hubungan antara aktifitas, jenis kelamin dan jumlah detakan per
menit lalu interprestasikan hasil praktikum.
3. Aliran Darah Pada Kecebong
1. Ambil Kecebong dari wadah lalu letakkan di atas batu es beberapa saat
hingga pasif (jangan terlalu lama karena menyebabkan kematian).
2. Angkat kecebong tersebut lalu letakkan di atas kaca objek dan amati dengan
mikroskop dengan memposisikan bagian pinggir ekornya yang bening
sehingga terlihat jelas pada pembesaran minimum.
3. Perhatikan aliran darah pada pembuluh darahnya dan tentukan jenis
pembuluh serta aliran darah dan catat hasil pada lembar pengamatan.
4. Buat sketsa arah aliran darah yang terlihat dan tentukan kategori kecepatan
alirannya (cepat, sedang, lambat).

Lembar Kerja Praktikum


Tabel 1. Pengukuran tekanan darah pada berbagai aktivitas
Tekanan Darah (mmHg)
Nama
No. L/P Jalan
Praktikan Duduk Berdiri Jalan Lari
Cepat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Catatan Penting:…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………...

Tabel 2. Pengukuran detak nadi pada berbagai kegiatan


Nama Detak Nadi Per Menit
No. L/P
Praktikan Duduk Berdiri Jalan Jalan Lari
Cepat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Catatan Penting:…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………...

Tabel 3. Pengamatan Aliran Darah Pada Kecebong


Gambar Keterangan

PERCOBAAN IV
PENGUJIAN GOLONGAN DARAH DAN KOAGULASI DARAH
Tinjauan Teoritis
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan tingkat tinggi) yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri.
Komponen darah yaitu; plasma darah berupa eritrosit (sel darah merah), leukosit
(sel darah putih), dan trombosit (keping-keping darah). Sistem penggolongan darah
pada manusia, misalnya ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan adalah
adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di
dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin
adalah zat yang menggumpalkan. Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO.
Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah
menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah
manusia menjadi empat golongan, yaitu, A, B, AB, dan O .
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya
aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B) yang ditemukan pada permukaan eritrosit
dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma.
1. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B.
2. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A.
3. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak
mengandung aglutinin anti-A atau anti-B.
4. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung
aglutini anti-A dan aglutini-B.

Koagulasi darah adalah suatu fungsi penting dari darah untuk


mencegah banyaknya darah yang hilang dari pembuluh darah yang rusak (terluka).
Bagian dari darah yang sangat berperan dalam proses koagulasi adalah trombosit
atau keping darah. Trombosit berasal dari sistem sel di sumsum tulang yaitu
mengakarosit yang berkembang menjadi trombosit. Hemostatis merupakan
peristiwa penghentian pendarahan akibat putusnya atau robeknya pembulih darah,
sedangkan trombosit terjadi ketika endotelium yang melapisi pembuluh darah rusak
atau hilang. Peristiwa ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit (platelet) serat protein plasma baik yang
menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Teori koagulasi darah menurut Morowitz (1904) merupakan peristiwa
pendarahan, jaringan yang robek (rusak) akan menyebabkan trombosit pecah dan
membebaskan tromboplastin kemudian tromboplastin dan ion Ca2+ mengaktifkan
protrombin menjadi trombin. Trombin tersebut akan mempengaruhi perubahan
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin sehingga menutup jaringan yang rusak.
Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dan dihasilkan di hati dengan
bantuan vitamin K,perubahan protrombin yang belum aktif menjadi trombin yang
aktif dapat dipercepat oleh ion kalsium (Ca). Fibrinogen adalah protein yang larut
dalam plasma darah.
Proses penggumpalan darah sangat dipengaruhi oelh beberapa faktor instrinsik,
misalnya fibrinogen, protrombin, proconvertin, dll; serta faktor ekstrinsik darah
misalnya tromboplastin jaringan, tromboplastin pembuluh, luka, permukaan
kasar/halus, suhu lingkungan, pengenceran dan bahan antikogulas dan lain-lain.
Permukaan kasar, suhu lingkungan panas dan pengadukan mempercepat
penggumpalan, sedangkan permukaan halus, suhu lingkungan dingin dan
pengenceran menghambat proses koagulasi.

Tujuan
1. Memahami prinsip dan proses pengujian golongan darah manusia sistem ABO
2. Menentukan waktu koagulasi darah

Alat dan Bahan


1. Blood lancet steril
2. Kapas
3. Alkohol 70%
4. Tusuk gigi beberapa batang
5. Serum anti A dan anti B
6. Darah praktikan
7. Tes card golongan darah
Prosedur Kerja
Menentukan Golongan Darah
1. Usaplah jari manis tangan kiri dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi
alkohol 70% lalu tusuk dengan blood lancet steril tepat dibagian tengah ujung
jari.
2. Buanglah tetesan pertama yang keluar, lalu selanjutnya teteskan darah ke tes
card golongan darah yang sudah berlabel A dan B.
3. Kemudian teteskan satu tetes reagen serum anti A ke sampel darah di kolom A
dan reagen serum anti B ke sampel darah dikolom B pada tes card.
4. Aduk darah tersebut dengan menggunakan tusuk gigi dan perhatikan reaksi yang
terjadi, apakah terjadi aglutinasi atau tidak, dan menetukan apakah jenis
golongan darah praktikan tersebut.

Koagulasi Darah
1. Sterilkan ujung jari tengah atau jari manis dengan kapas yang telah ditetesi
alkohol, biarkan hingga mengering.
2. Tusuk ujung jari dengan menggunakan blood lancet sehingga darah keluar.
3. Teteskan satu tetes darah pada object glass, kemudian setiap 30 detik lakukan
tusukan-tusukan dengan jarum pentul pada tetes darah tersebut
4. Mengamati adanya benang-benang fibrin; lalu catatlah waktunya

Lembar Kerja Praktikum


Tabel 1. Pengujian golongan darah dan Koagulasi Darah
Koagulasi Darah
No. Nama Praktikan Umur Golongan Darah
(30 Detik)
1
2
3
4
5
PERCOBAAN V
MENGUJI ENZIM AMILASE
Tinjauan Teoritis
Enzim merupakan biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim
amilase merupakan enzim yang mampu bertindak sebagai katalis dalam reaksi
hidrolisis pati oleh air membentuk glukosa/maltosa. Gula merupakan produk
konstituen utama dalam industri makanan dan minuman. Pencernaan karbohidrat
kompleks melibatkan dua enzim yaitu amilase saliva dan alfa-amilase pankreatik.
Enzim-enzim ini bekerja efektif pada pH antara 6,7-7,5. Karbohidrat mulai dicerna
secara kimia pada mulut selama menguyah oleh amilase saliva yang berasal dari
kelenjar parotid dan submandibular. Amilase saliva memecahkan polisakarida
menjadi disakarida dan monosakarida.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu substrat, suhu,
keasaman, kofaktor, dan inhibitor. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan
aktivitas enzim, sedangkan aktivaktor adalah meningkatkan aktivitas enzim.
Lima cara utama aktivitas enzim dikontrol dalam sel antara lain:
1. Produksi enzim (transkripsi dan translasi gen enzim) dapat ditingkatkan atau
diturunkan bergantung pada respon sel terhadap perubahan lingkungan.
Sebagai contoh; bakteri dapat menjadi resistan terhadap antibiotik seperti
penisilin.
2. Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metabolisme yang berbeda-
beda yang terjadi dalam kompartemen sel yang berbeda. Sebagai contoh asam
lemak disintesis oleh sekelompok enzim dalam sitosol, retikulum
endoplasma, dan aparatus golgi dan digunakan oleh sekelompok enzim
lainnya sebagai sumber energi dalam mitokondria melalui β-oksidasi.
3. Enzim dapat regulasi oleh inhibitor dan aktivator.
4. Enzim dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Hal ini dapat
meliputi fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya, sebagai respon
insulin, fosforilasi banyak enzim termasuk glikogen sintase membantu
mengontrol sintesis ataupun degradasi glikogen dan mengijinkan sel
merespon terhadap perubahan kadar gula dalam darah.
5. Beberapa enzim dapat menjadi aktif ketika berada pada lingkungan yang
berbeda. Contohnya; hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif
dikarenakan kondisi asam lingkungan. Hal ini terjadi ketika virus terbawa ke
dalam sel inang dan memasuki lisosom.

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi substrat terhadap proses
kerja enzim amilase.

Alat dan Bahan


Pengaruh suhu terhadap kerja amilase
1. Tabung reaksi 4 tabung 10. Kawat kasa
2. Gelas ukur dan gelas kimia 11. Kaki tiga
3. Pipet tetes 12 Kulkas
4. Plat tetes 13. Rak tabung reaksi
5. Termometer 14. Penjepit tabung reaksi
6. Lampu spritus 15. Kertas Label
7. Air liur 12 ml 16. Korek api
8. Larutan kanji 1%
9. Lugol

Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kerja amilase


1. Tabung reaksi 4 buah 9. Kawat kasa
2. Gelas ukur dan gelas kimia 10. Kaki tiga
3. Pipet tetes 11. Rak tabung reaksi
4. Plat tetes 12. Penjepit tabung reaksi 1 buah
5. Termometer 13. Larutan kanji 1 % dan 5 %
6. Lampu spritus 14. Larutan lugol
7. Air liur 36 ml 15. Korek api
8. Aquades 16. Kertas label

Prosedur Kerja
Pengaruh suhu terhadap kerja amilase
1. Menuangkan air liur sebanyak 3 ml pada masing-masing tabung reaksi yang
telah disediakan.
2. Memberikan label pada setiap tabung reaksi, tabung I,II dan III masing-
masing diberikan label 250, 370 dan 700.
3. Meletakkan tabung I pada rendaman air kran dalam baskom, sedangkan
tabung II dan III dipanaskan di atas bunsen dan suhunya diukur dengan
termometer.
4. Menunggu selama 10 menit, setelah itu menambahkan 5 ml larutan kanji 1%
pada masing-masing tabung. Mengocok tabung untuk menghomogenkan
kemudian dikembalikan pada tempatnya semula.
5. Setelah 5 menit, mengambil sedikit sampel dengan menggunakan pipet tetes
dari masing-masing tabung kemudian meneteskannya pada plat tetes.
6. Menetesi masing-masing sampel dengan larutan lugol kemudian
menghomogenkan sampel tersebut.
7. Mencatat hasil pengamatan dengan memberikan tanda positif (+) untuk yang
bereaksi/ reaksi positif dengan warna biru dan tanda negatif (-) untuk yang
tidak beraksi/reaksi negatif dengan warna selain biru (merah atau kuning).
Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kerja amilase
1. Menuangkan air liur sebanyak 3 ml pada masing-masing tabung reaksi yang
telah disediakan
2. Memberikan label pada setiap tabung reaksi, tabung I sampai IX diberikan
label masing-masing amilum 1% 1 ml, amilum 1% 2 ml, amilum 1 % 3 ml,
amilum 1 % 5 ml, amilum 1% 10 ml, amilum 5% 1 ml, amilum 5 % 2 ml,
amilum 5% 3 ml, amilum 5% 5 ml, amilum 5% 10 ml, aquades 5 ml, dan
alkohol 70% 5 ml.
3. Menambahkan larutan amilum 1% pada tabung I-V masing-masing sebanyak
1ml, 2 ml, 3 ml, 5 ml dan 10 ml.
4. Menambahkan larutan amilum 5% pada tabung VI- X dengan volume
masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 5 ml dan 10 ml
5. Menambahkan aquades pada tabung XI dan alkohol 70% pada tabung XII
masing-masing dengan volume 5 ml.
6. Memanaskan ke empat tabung tersebut di atas bunsen selama 10 menit.
7. Setelah 10 menit, mengambil sedikit sampel dari masing-masing tabung
dengan pipet tetes lalu meneteskannya pada plat tetes.
8. Menetesi masing-masing sampel dengan 2 tetes lugol dan
menghomogenkannya.
9. Mencatat hasil pengamatan dengan memberikan tanda positif (+) untuk yang
bereaksi/reaksi positif dengan warna biru dan tanda negatif (-) untuk yang
tidak bereaksi/ reaksi negatif dengan warna selain biru (merah atau kuning).
10. Melakukan perrlakuan pada poin 7 setelah menit ke 15, ke 30 dan menit ke
60.

Lembar Kerja Praktikum


Tabel 1. Pengaruh suhu terhadap kerja amilase
No. Tabung Suhu (0C) Reaksi
1 I
2 1I
3 III
Keterangan:

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kerja amilase


Waktu (Menit)
No. Tabung Volume Substrat
10 15 30 60
1 I 1 Kanji 1%
2. II 2 Kanji 1%
3. III 3 Kanji 1%
4. IV 5 Kanji 1%
5. V 10 Kanji 1%
6. VI 1 Kanji 5%
7. VII 2 Kanji 5%
8. VIII 3 Kanji 5%
9. IX 5 Kanji 5%
10 X 10 Kanji 5%
11. XI 5 Aquades
12. XII 5 Alkohol 70%

Keterangan :

PERCOBAAN VI
PENENTUAN ADANYA LEMAK DALAM EMPEDU

Tinjauan Teoritis
Pohon empedu (biliary tree) merupakan saluran keluar untuk sekresi
empedu, suatu cairan yang mengandung garam empedu dalam membuat lemak
menjadi emulsi dan mempermudah penyerapan lemak dari usus, dan sejumlah
senyawa yang merupakan bentuk ekskresi dari akhir metabolisme hemoglobin
(bilirubin) serta inaktivasi obat-obatan dan hormon (Bevelender, 1988).
Kantong empedu merupakan suatu organ berongga berbentuk per (pear-
shaped) yang menempel erat pada permukaan belakang hati. Hati melakukan
berbagai fungsi penting dalam tubuh, termasuk produksi empedu, suatu campuran
zat-zat yang di simpan dalam kantung empedu sampai diperlukan (Campbell,
2004). Empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi mengandung garam
empedu yang membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Empedu
mengandung pigmen yang berasal dari hasil sampingan perusakan sel darah merah
dalam hati, pigmen empedu ini dikeluarkan tubuh bersama-sama dengan feses.
Pada tubuh katak kelenjar pencernaan terbesar adalah hepar dan
pancreaticum yang memberikan sekresinya pda intestinum, kecuali intestenium
menghasilkan sekresinya sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan
bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea
kemudian akan ditungkan dalam inetstinum melalui ductus cystecus terlebih
dahulu, kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan
yang berasal dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak..
Garam empedu berperan melarutkan lemak dalam air, dengan cara membuat
stabil emulsi lemak yang berasal dari makanan. Apabila garam empedu bergabung
dengan kolesterol, gliserid dan asam lemak akan terbentuklah micel yang dapat
diserap oleh dinding usus. Kekurangan cairan empedu dapat menurunkan
pencernaan lemak dan kekurangan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin
A, D, E, dan K

Tujuan
1. Mengetahui fungsi empedu dalam pencernaan lemak
2. Mengetahui adanya lemak dalam kantung empedu

Alat dan Bahan


1. Katak (Rana esculanta)
2. Aquades
3. Minyak kelapa
4. Pinset
5. Jarum pentul
6. Gunting bedah
7. Tabung reaksi
8. Pipet tetes
9. Kertas label

Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan bahan utama yaitu Rana esculanta dibedah kemudian diambil
kantung empedunya (fesicafella). Kemudian bangkai katak yang tidak
digunakan dalam praktikum dibuang.
2. Pada perlakuan I, menyiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan
memberi label A dan B
3. Tampung isi dari kantung empedu ke dalam tabung reaksi A dengan
menggunting sedikit permukaan kantung empedu tadi.
4. Pengenceran cairan empedu tersebut dilakukan dengan menambahkan aquades
sehingga volumenya menjadi 2 ml.
5. Tambahkan 1-2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi A; kemudian
kocoklah kuat-kuat; lalu biarkan selama 5-10 menit.
6. Pada perlakuan II tabung reaksi B diisi dengan 2 ml aquades dan 1-2 tetes
minyak kelapa.
7. Amatilah perubahan reaksi yang terjadi pada tabung reaksi A dan B

Lembar Kerja Praktikum


Tabel 1. Penentuan adanya lemak dalam empedu
No. Tabung Reaksi Hasil
A (Empedu + aquades 2 ml +
1.
minyak kelapa )
2. B (aquades 2 ml + minyak kelapa)

Anda mungkin juga menyukai