Anda di halaman 1dari 9

FORMAT LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KORALOGI 2019

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENILAIAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
HALAMAN PEMBATAS UNDIP BIRU
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan (sesuai lapsem)
1.2.1. Taksonomi Karang
1.2.2. Reproduksi Karang
1.2.3. Penyakit Karang
1.2.4. Histologi Karang
1.2.5. Isolasi Zooxanthela
1.2.6. Line Intercept Transect (LIT)
1. Mengamati life form karang dan pengkodean karang.
1.3. Manfaat (minimal 3 per materi)
1.3.1. Taksonomi Karang
1.3.2. Reproduksi Karang
1.3.3. Penyakit Karang
1.3.4. Histologi Karang
1.3.5. Isolasi Zooxanthela
1.3.6. Line Intercept Transect (LIT)
1. Mengetahui bentuk life form karang.
2. Mengetahui prosedur sampling dengan menggunakan metode LIT.
3. Mengetahui substrat lifeform karang.

II. TINJAUAN PUSTAKA (setiap bagian minimal 2 paragraf dan 2


referensi)
2.1. Karang (jelaskan secara umum hewan karang, taksonomi karang, dan
karang di Indonesia)
2.1.1. Morfologi Karang
2.1.2. Anatomi Karang
2.1.3. Anacropora sp. (jelaskan tentang kunci identifikasi dan
keberadaannya di Indonesia)
2.1.4. Favia sp. (jelaskan tentang kunci identifikasi dan
keberadaannya di Indonesia)
2.2. Reproduksi Karang (jelaskan tentang mode reproduksi)
2.2.1. Aseksual
2.2.2. Seksual
2.3. Penyakit Karang (jelaskan sumber penyakit, dampaknya kepada
ekosistem, cara penanganan)
2.4. Zooxanthela (jelaskan fungsi, struktur, klasifikasi, zooxanthela pada
karang dan biota lain)
2.5. Terumbu Karang (jelaskan tentang definisi, fungsi, peran, struktur,
terumbu karang di Indonesia)
2.6. Pemantauan Terumbu Karang
Keberlangsungan hidup terumbu karang terbatas dan dipengaruhi kualitas
perairannya. Tidak semua karang memiliki daya tahan yang sama terhadap
perubahan kondisi fisika dan kimia seperti kekeruhan atau buangan limbah kimia
dan dapat mengakibatkan matinya zooanthella. Kematian zooanthella yang masal
dikenal sebagai mass bleaching yang menjadi topik masalah yang ada. Kondisi
terumbu karang terutama hard coral yang umumnya menjadi tempat berlindungnya
biota laut, juga tidak terlepas dari hadirnya penyakit baik bakteri maupun virus yang
dapat menghasilkan efek yang sama dengan mass bleaching. Kondisi tersebut
menjadikan perlunya fungsi monitoring terumbu karang untuk mengetahui kondisi
umum serta melakukan pencegahan atau pengembalian ketika terlihat adanya
ancaman (Wilkinson et al., 2003).
Pemilihan metode pemonitoran terumbu karang dipilih tingkat pemantauan
berdasarkan kebutuhan serta tujuan. Pemonitoran komunitas umumnya dilakukan
untuk menjelaskan kondisi secara garis besar terumbu karang yang ada serta
menjadi peringatan dini apabila terjadi perubahan yang mengancam
keberlangsungan terumbu karang. Langkah yang diambil yakni melakukan survey
secara garis besar seperti melakukan berenang secara acak, melakukan point
intercept transect koral dan bentos, serta transek ikan. Sala satu program
pemantauan komunitas yang dilakukan yakni reef check. Monitoring menggunakan
cara ini tidak memerlukan surveyor yang berpengalaman serta dapat melibatkan
masyarakat untuk menajaga kondisi lingkungan sekitar perairan. Kegiatan tersebut
efisien dan berpengaruh terhadap masyarakat, seperti yang dilakukan di
Gilutongan, Filipina pada tahun 1991 yang melakukan reef check dan mendapati
kondisi lingkungan yang buruk disekitar terumbu (Hill dan Wilkinson, 2004).
2.6.1. Line Intercept Transect (LIT)
LIT merupakan sebuah metode yang dilakukan untuk mengamati pesentasi
tutupan dari komunitas bentik. Metode ini dapat digunakan sendiri maupun
dikombinasikan dengan metode lainnya, seperti metode kuadran. Metode LIT
merupakan standar yang direkomendasikan oleh GCRMN untuk menentukan
pesentase tutupan dan ukuran koloni untuk tingkat pemantauan pemeliharaan.
Metode ini dilakukan oleh surveyor yang berpengalaman. Dengan luas wilayah
yang cukup besar, dan tingkat data yang didapat bersifat kuantitatif, sehingga
didapat data hasil yang presisi (English et al., 1997).
Data yang diperoleh dari metode ini yakni persentase tutupan komunitas
bentik seperti hard coral, soft coral, alga, sponge. Spesifikasi data yang dapat
diperoleh seperti bentuk pertumbuhan berdasarkan famili, genus, atau spesies
terkait objek dan pengetahuan surveyor yang ada. Kelebihan dari metode ini dari
perlekapan yang dibutuhkan sedikit dan informasi terkait ukuran koloni koral yang
menjadi indikator stabilitas komunitas koral. Keterbatasan yang dimiliki metode ini
yakni waktu yang diperlukan lama, sulit melakukan standarisasi bentuk
pertumbuhan karang oleh surveyor, dan data yang diperoleh tidak mencakup
beberapa poin penting seperti frekuensi distribusi ukuran koloni karang (Hill dan
Wilkinson, 2004).
III. MATERI DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
3.1.1. Praktikum Laboratorium
3.1.2. Praktikum Lapangan
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Materi Isolasi Zooxanthela
3.2.1.1. Alat (tabel | no | nama alat | gambar | fungsi)
3.2.1.2. Bahan
3.2.2. Materi Histologi Karang
3.2.2.1. Alat
3.2.2.2. Bahan
3.2.3. Materi Line Intercept Transect (LIT)
3.2.3.1. Alat
Tabel . Alat materi LIT
No Nama Gambar Fungsi

Transek (roll
Sebagai transek penanda
1. meter 100m)/
interval pendataan karang.
LIT

2. Skin Dive Alat bantu pengamatan.

Kamera
3. Dokumentasi
Underwater
4. Papan Jalan Penyangga kertas newtop.

5. Pensil Mencatat hasil pendataan.

Sebagai pelampung dan


Botol plastik dan
6. menandai perbatasan
tali rafia
interval transek menjadi 2.
3.2.3.2. Bahan
Tabel . Bahan materi LIT
No Nama Gambar Fungsi

Sebagai transek penanda


1. Kertas newtop
interval pendataan karang.

2. Karang Dokumentasi

3. Substrat Penyangga kertas newtop.


4. Biota asosiasi Mencatat hasil pendataan.

3.3. Metode (dibuat diagram alir)


3.3.1. Isolasi Zooxanthela

3.3.2. Histologi Karang


3.3.3. Line Intercept Transect

Transek LIT digelar 100m

Pada tiap cm karang diamati life formnya

Substrat dan biota yang ada di interval juga dicatat

Karang didokumentasikan

Gambar . Diagram alir metode LIT


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Struktur Koralit 8 lifeform/bentuk koloni
No. Bentuk Koloni Bentuk Ciri-ciri
(+gambar) Koralit

4.1.2. Penyakit Karang 9 penyakit karang


No. Nama Penyakit (+ Ciri-ciri
gambar)

4.1.3. Bagian Jaringan Karang (gambar oosit dan spermatosit karang


beserta penjelasan)
4.1.4. Hasil Isolasi Zooxanthela (gambar sampel koloni karang
anacropora dan favia beserta hasil ekstraksi zooxanthelanya, penjelasan
gambar dan perbesarannya)
4.1.5. Hasil LIT (2 site, masukin tabel hasil)
Tabel . Hasil pendataan LIT Site 1
S (m) Kode Li (cm) L (cm) Ni Ni%
0-50 M RB 1689 5000 0,3378 33,78
DCA 1419 5000 0,2838 28,38
CM 597 5000 0,1194 11,94
CS 435 5000 0,087 8,7

4.2. Pembahasan
4.2.1. Taksonomi Karang (bahas penting nya dari mengetahui
taksonomi / life form / identifikasi karang)
4.2.2. Reproduksi Karang (bahas pentingnya belajar reproduksi
karang, bisa dikaitkan dengan upaya konservasi)
4.2.3. Penyakit Karang
4.2.4. Histologi Karang
4.2.5. Isolasi Zooxanthela (bahas hasil, perbedaan zooxanthela yg ada
di anacropora dan favia – pake referensi, bahas langkah2 isolasi
(aklimatisasi, kenapa harus pake waterpik dan lain lain) )
4.2.6. Line Intercept Transect (LIT) (bahas hasil, bandingkan 2 site,
kondisi karang di P.Panjang gimana? Penyebab kerusakannya apa kira-
kira? <- di dukung referensi)

V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan (per materi)
5.1.1. Taksonomi Karang
...
5.2. Saran (min 3, saran untuk praktikum)

DAFTAR PUSTAKA (LENGKAP SESUAI PANDUAN FPIK)


HALAMAN LAMPIRAN
DOKUMENTASI SETIAP MATERI
JURNAL
HALAMAN PEMBATAS UNDIP BIRU
LAPORAN SEMENTARA DIURUTKAN PER MATERI
BIODATA PER ANAK
FOTO KELOMPOK (HARUS LENGKAP)

FONT TNR 12
SPACING 1,5
MARGIN 4333
SOFTCOVER WARNA BIRU

RESPONSI TGL 13 MEI 2019

PJ ASISTEN:
IK A DAN IK D
1 Gandang
2 Bima
3 Nurhidayah
4 Novita
5 Zola
6 Julian
7 Nadia
8 Ahmad Annas

IK B DAN IK C
1 Nadia
2 Caca
3 Faishal Falah
4 Novita
5 Naida
6 Bima
7 Zola
8 Ahmad Annas

SEMANGAT! 
- Tim Asisten Koralogi 2019

Anda mungkin juga menyukai