Anda di halaman 1dari 27

THIN-WALLED TUBE GEOTHECNICAL

SAMPLING OF SOIL
PART 2 - D 1587-94
KELOMPOK 6

• Ilham Ramadhan
• Fauzan Shidiq
• M Revo Falla
• Rae Ahmad P
1. RUANG LINGKUP

• Praktek ini mencakup sebuah prosedur untuk menggunakan tabung


berdinding tipis (thin walled tube) untuk memperoleh sampel tanah yang
relative tidak terganggu sehingga cocok untuk tes laboratorium pada sifat
structural. Tabung berdinding tipis (thin walled tube) menggunakan piston,
steker, atau rotary-type samplers, seperti denison atau pitcher, harus
memenuhi bagian dari praktek dimana menjelaskan tabung berdinding tipis
(thin walled tube) tersebut.
2. RUJUKAN

• 2.1 ASTM Standards :


• D2488 Practice for Description and Identification of Soils (visual-Manual
Procedure)2
• D3550 Practice for Ring-Lined Barrel Sampling of Soil𝑠 2
• D 4220 Pratices for Preserving and Transporting Soil Sample𝑠 2
3.RINGKASAN

• Sebuah sampel yang relative tidak terganggu dapat diperoleh dengan


menekan tabung berdinding tipis (thin walled tube) ke tanah langsung pada
titik sampling (in-situ), angkat tabung yang terisi oleh tanah, dan tutup pada
ujung tabung untuk mencegah tanah dari gangguan atau kehilangan
kelembaban.
4. SIGNIFICANCE AND USE

• Praktek D 3550, digunakan saat diperlukan untuk mendapatkan sampel yang


relative tidak terganggu serta cocok untuk tes structural atau tes lain yang
mungkin dipengaruhi oleh gangguan tanah pada laboratorium.
5.PERALATAN
5.1 PERALATAN PENGEBORAN

• Peralatan pengeboran apapun yang dapat menyediakan lubang cukup


bersih (yang tidak mengganggu sampel tanah)
• Tidak mengganggu perembesan atau penembusan pada thin walled
sampler.
• Buka diameter borehole (lubang bor) dan pada diameter dalam dari
selubung bergerak atau batang berongga tidak melebihi 3,5 kali dari
diameter luar alat thin-walled tube.
5.2 SAMPLER INSERTION EQUIPMENT

Harus memadai untuk memberikan kekuatan penetrasi secara terus menurus,


cepat, dan keseluruhan. Terutama pada batuan yang keras. Meskipun tidak
dianjurkan, untuk menggerakan thin-walled tube sampler tersebut.
5.3 THIN-WALLED TUBES

Thin-walled tube harus memiliki diameter luar 2 sampai 5 inci. Dan terbuat dari
logam dengan kekuatan yang memadai untuk digunakan dalam tanah dan
batuan yang dimaksudkan. Tabung harus bersih dan terbebas dari segala
ketidaksesuaian termasuk tonjolan bekas las.
5.3 THIN-WALLED TUBE
1. Panjang Tabung
Diamter Luar
Inci 2 3 5
Milimeter 50.8 76.2 127
Ketebalan dinding
Bwg 18 16 11
Inci 0.049 0.065 0.120
Milimeter 1.24 1.65 3.05
Panjang tabung
Inci 36 36 54
Meter 0.91 0.91 1.45
Clearance ratio, % 1 1 1
5.3 THIN-WALLED TUBE
2. Toleransi

Nominal Diameter Tabung dari Tabel Panjang Tabung


Besar Diameter 2 3 5
Luar
Diameter Luar +0.007 +0.010 +0.015
-0.000 -0.000 -0.000
Diameter Dalam +0.000 +0.000 +0.000
-0.007 -0.010 -0.015
Ketebalan Dinding ±0.007 ±0.010 ±0.015
Ovality (Ovalitas) 0.015 0.020 0.030
Straightness (lurus) 0.030/ft 0.030/ft 0.030/ft
5.3 THIN-WALLED TUBE

3. Inside Clearance Ratio


Harus 1% atau sebagaimana ditentukan oleh insinyur atau ahli geologi untuk
tanah dan batuan untuk sampel. Umumnya, “inside clearance ratio” harus
menigkat seiring dengan penigkatan keliatan tanah yang dijadikan sample.
5.3THIN-WALLED TUBE

4. Perlindungan dari korosi atau karat


• Korosi, baik dari galvanic atau reaksi kimia, dapat merusak atau
menghancurkan thins-walled tube dan sampel.
• Besarnya kerusakan tergantung dari waktu kontak antara sampel dan
tabung.
• Thin-walled tubes yang mengandung sampel yang lebih dari 72 jam harus
dilapisi. Jenis pelapis tergantung dari bahan sampel itu sendiri.
5.4 SAMPLER HEAD

• Sampler head harus memiliki check valve (katup) yang cocok dan tempat
ventilasi ke luar sama atau lebih besar daripada daerah yang melalui katup.
• Attachment (alat tambahan) dari head sampler ke tabung harus concentric
dan coaxial untuk memastikan bentuk penerapan dari kekuatan untuk tabung
oleh sampler insertion equipment.
6. METODE PEMBORAN
6.1 OPEN HOLE

• Digunakan batang padat untuk menggali secara terus menuerus.


• Pada metode ini terdapat tanah bekas pengeboran (cuttings) yang dapat
dijadikan sampel namun memiliki kualitas yang rendah karena bekas
pemboran dan dapat terkontaminasi.
• Jika kedalaman sudah cukup untuk mengambil sampel dengan kualitas yang
diperlukan, bor bisa ditarik.
• Dalam metode ini lubang pengeboran harus tetap terbuka tanpa adanya
penopang.
6.2 HOLLOW STEM AUGER

• Dilakukan jika tanah lunak yang akan menyebabkan tanah menutupi lubbang
pemboran saat bor diitarik.
• Metode ini menggunakan batang berongga dan bor dapat ditarik tanpa
menarik btang berongga sehingga batang tetap berada di tanah.
• Batang berongga tersebut menahan kondisi tanah agar tidak menutupi lubang
pemboran.
• Sampel didapatkan dengan memasukan thin walled tube kedalam batang
berongga.
6.3 ROTARY WASH BORING

• Metode ini tidak meninggalkan bekas galian tanah di permukaan melainkan dihasilkan
lumpur.
• Metode ini menggunakan betonite dan air atau polimer dan air untuk menaikkan viskositas
lumpur tersebut.
• Metode ini membutuh alat tambahan seperti tangki penampung, pompa dan “swivel head”.
• Pompa mensirkulasi lumpur dari tangki penampung melalui“swivel Head” menuju ujung bor.
• Pada bor terdapat lubang agar cairan pada tangki penampung dapat dikeluarkan sehingga
dapat menaikkan viskositas tanah bekas pemboran.
• Tanah bekas pemboran akan menjadi lumpur yang dialirkan kembali ke tengki penampung
dan tanah akan diendapkan sehingga cairan bisa digunakan kembali.
• Metode ini menggunakan lebih sedikit energi, lebih cepat dan dapat menggali lebih dalam.
6.4 CASING

• Metode ini menggunakan pipa dengan diameter yang besar lalu dengan
menggunakan “hammer” dipukul sehingga pipa memasuki tanah.
• Tanah didalam pipa dibersihkan dengan metode auger (6.2) atau rotary wash
boring (6.3).
6.5 KESIMPULAN METODE PEMBORAN

Metode Solid Stem auger-open hole


yang
umum
digunakan Hollow stem auger

Rotary wash boring with or without casing


6.5 KESIMPULAN METODE PEMBORAN

• Tidak ada metode yang paling bagus.


• Setiap metode digunakan untuk keadaan yang berbeda beda.
• Metode ditentukan berdasarkan:
• Lokasi dan akses
• Jenis proyek dan tujuan
• Kondisi tanah.
7. CARA KERJA
1. Bersihkan lubang bor untuk pengambilan sampel
2. Hilangkan material yang longgar dari tengah selubung atau batang berongga pada bor
dengan hati-hati sebisa mungkin untuk menghindari terjadinya gangguan pada material yang
akan di ambil sampelnya.
3. Tempatkan tabung sampel sehingga terletak dibagian bawah lubang. Majukan alat tanpa
adanya perputaran dengan gerakan yang relatif cepat.
4. Tentukan kedalaman penekanan berdasarkan daya tahan dan kondisi dari batuan, tetapi
kedalaman tidak lebih dari 5 hingga 10 diameter dari tabung pada permukaan pasir dan 10
hingga 15 diameter tabung pada permukaan lumpur/tanah liat.
5. Saat batuan terlalu keras untuk penekanan, tabung harus dipindahkan atau practice D 3550
harus digunakan. Selain itu, tabung harus diberi label “driven sample”
6. Dalam kasus apapun, kedalaman penekanan harus lebih besar dari panjang sampel tabung
dikurangi kelonggaran untuk sampler head dan minimal 3 inci untuk stek lumpur.
VIDEO
VIDEO
8. PERSIAPAN UNTUK PENGIRIMAN

1. Setelah pemindahan tabung, ukur panjang sampel didalam tabung. Keluarkan material yang
mengganggu pada ujung atas tabung dan ukur panjang sampe lagi. Tutup ujung atas tabung.
2. Keluarkan sekurang-kurangnya 1 inci dari material melalui ujung bawah tabung. Gunakan
bahan tersebut untuk gambaran tanah pada praktek D 2488. hitung keseluruhan panjang
sampel. Tutup ujung bawah tabung.
3. Alternatif lain, setelah perhitungan, tabung bisa disegel tanpa mengeluarkan tanah dari
ujung tabung yang diarahkan oleh insinyur atau ahli geologi.
4. Siapkan dan segera tempelkan label atau gunakan tanda seperlunya untuk mengidentifikasi
sampel pastikan tanda atau label mampu bertahan saat pemindahan dan penyimpanan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai