Anda di halaman 1dari 9

VII.

FRAKSINASI

A. Tujuan
Dapat melakukan pemisahan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
berdasarkan perbedaan kelarutan didalam dua pelarut yang saling tak
campur.

B. Teori

Fraksinasi merupakan proses pemisahan antara zat cair dengan zat


cair. Fraksinasi dilakukan secara bertingkat berdasarkan tingkat kepolarannya
yaitu dari non polar, semi polar, dan polar. Senyawa yang memiliki sifat non
polar akan larut dalam pelarut non polar, yang semi polar akan larut dalam
pelarut semi polar, dan yang bersifat polar akan larut kedalam pelarut polar
(Harborne 1987). Fraksinasi ini umumnya dilakukan dengan menggunakan
metode corong pisah atau kromatografi kolom. Kromatografi kolom
merupakan salah satu metode pemurnian senyawa dengan menggunakan
kolom (Trifany 2012). Corong pisah merupakan peralatan laboratorium yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran antara
dua fase pelarut yang memiliki massa jenis berbeda yang tidak tercampur
(Haznawati 2012).

Ekstrak yang telah dilarutkan dalam aquades, nantinya akan


dimasukkan ke dalam corong pisah dan dicampur dengan pelarut
berdasarkan tingkat kepolarannya. Setelah itu corong pisah dikocok. Setelah
dikocok, akan terbentuk dua lapisan. Pelarut yang memiliki massa jenis lebih
tinggi akan berada di lapisan bawah, dan yang memiliki massa jenis lebih
kecil akan berada di lapisan atas. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak
nantinya akan terpisah sesuai dengan tingkat kepolaran pelarut yang
digunakan. Senyawa akan tertarik oleh pelarut yang tingkat kepolarannya
sama dengan dengan senyawa tersebut.
Gambar :

C. Bahan dan Alat


Bahan :
1. Ekstrak maserasi (Ekstrak daun afrika)

Klasifikasi daun Afrika (Vernonia amygdalina Del)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asterids
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Vernonieae
Spesies :Vernonia amygdalina Del (Nidya, dkk 2016)

Daun Afrika banyak mengandung nutrisi dan senyawa kimia, antara


lain protein 19,2%, serat 19,2%, karbohidrat, 68,4%, lemak 4,7%, asam
askorbat 166,5% mg/100gr, karotenoid 30 mg/100gr, kalsium 0,97gr/100gr,
fosfor, kalium, sulfur, natrium, mangan, tembaga, zink, magnesium dan
selenium. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun Afrika antara lain:
saponin (vernoniosida dan steroid saponin), seskuiterpen (vernolida,
vernodalol, vernoolepin, vernodalin dan vernomygdin), flavonoid, koumarin,
asam fenolat, lignin, xanton, terpen, peptide dan luteolin. (Ijeh, 2010).
2. Ekstrak perkolasi (Ekstrak pare)
Tumbuhan M. Charantia di klasifikasikan menurut Cronquist (1981 ; XIII –
XVIII) dan Hien & Widodo (1999:357) sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Bangsa : Violales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Momordica
Jenis : Momordica charantia L.
Sinonim : Mamordica indica L., Momordica elegans Salibs., Momordica
chinesis Spreng.
Nama umum : Bitter gourd, bitter cucumber, balsam pear (inggris), paria
(sunda), pare (jawa). (Hien & Widodo (1999:357-358)).

Buah Momordica charantia dilaporkan mengandung damar, saponin,


glikosida tipe cucurbitan, dan alkaloid yang mungkin menyebabkan
muntah dan diare. Protein juga terkandung dalam bijinya yaitu -
momorcharin dan β-momorcharin (Hien & Widodo (1999:353)).
Buah pare mengandung saponin, flavonoid, steroid/triterpenoid,
karbohidrat, momordisin, alkaloid, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan
kreatinin. (Ermawati, 2010;23)
3. Ekstrak sokletasi (Ekstrak pare)
4. Pelarut
 Pelarut Polar : Air (H2O)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
 Pelarut Semi Polar : Etil Asetat (CH3CO.O.C2H5)
Pemerian : tidak berwarna, bau khas.
 Pelarut Non Polar : n-Heksan (C6H14)
Pemerian : tidak berwarna.

Pertolongan jika terkena n-heksan :


1. Apabila terhirup, pindahkan ke tempat yang berudara segar.
Jika tidak dapat bernafas berikan nafas buatan, jika sulit
bernafas berikan oksigen.
2. Apabila terkena mata,basuh dengan air yang banyak dan
segara beri tindakan medis.
3. Apabila terkena kulit, basuh dengan air yang banyak dan segara
beri tindakan medis.
4. Apabila tertelan segera hubungi dokter, jangan dipaksakan
muntah kecuali tim medis yang mengarahkannya.
Alat :

1. Corong Pisah
2. Erlenmeyer
3. Beaker Glass
4. Corong
5. Gelas Ukur

D. Cara kerja
 Ekstrak kental diencerkan dengan aquadest.
 Masukkan kedalam corong pisah.
 Fraksinasi dengan n-heksan 200 ml, lakukan 3 kali. Fraksi n-heksan
disatukan, pekatkan dengan destilasi vakum (fraksi non polar).
 Fraksi air difraksinasi dengan etil asetat 200 ml, lakukan 3 kali. Fraksi
etil asetat disatukan, pekatkan dengan destilasi vakum (fraksi semi
polar).
 Fraksi air (fraksi sisa) dipekatkan dengan destilasi vakum (fraksi polar).
 Hitung persentase perolehan masing-masing fraksi.

E. Hasil Pengamatan.
1. Hasil Fraksinasi
Ekstrak Air n-heksan (non polar) Etil asetat (semi
polar)
kental (polar)
1 kali 3 kali 1 kali 3 kali
MASERASI 16,0461 g 50 ml 50 ml 150 ml 50 ml 150 ml
PERKOLASI 24,0337 g 50 ml 50 ml 150 ml 50 ml 150 ml
SOKLETASI 4,476 g 50 ml 50 ml 150 ml 50 ml 150 ml

2. Hasil Destilasi Vakum.


 Pelarut non polar (n-heksan)

Waktu Tetes/menit
Mulai Mendidih Tetes selesai
pertama
MASERASI 18.23 WIB 18.25 WIB 18.38 WIB 19.00 WIB 150
PERKOLASI 19.40 WIB 19.42 WIB 19.44 WIB 19.49 WIB 142
SOKLETASI 19.23 WIB 19.24 WIB 19.25 WIB 19.30 WIB 121

 Pelarut semi polar (etil asetat)

Waktu Tetes/menit
Mulai Mendidih Tetes selesai
pertama
MASERASI 10.40 WIB 10.42 WIB 10.43 WIB 10.55 WIB 179
PERKOLASI 10.00 WIB 10.15 WIB 10.20 WIB 10.34 WIB 190
SOKLETASI 19.59 WIB 20.00 WIB 20.01 WIB 20.09 WIB 141

 Pelarut polar (fraksi air)

Waktu Tetes/menit
Mulai Mendidih Tetes selesai
pertama
MASERASI 12.31 WIB 12.50 WIB 12.52 WIB 13.10 WIB 17
PERKOLASI 13.13 WIB 13.28 WIB 13.30 WIB 14.01 WIB 20
SOKLETASI 11.20 WIB 12.06 WIB 12.08 WIB 12.27 WIB 15

F. Pembahasan

Fraksinasi dilakukan dengan ekstraksi cair-cair. Sebelum dilakukan fraksinasi


dilakukan pemekatan ekstrak terlebih dahulu dengan cara ekstrak kental dilarutkan
dengan air sama banyak dengan ekstrak kental yaitu 50 ml setelah ekstrak larut,
tambahkan pelarut satu persatu dari pelarut non polar, semi polar sampai polar
sebanyak jumlah air yang dimasukan, 50 ml. lalu larutan tersebut dimasukan
kedalam corong pisah. Prinsip kerja corong pisah adalah memisahkan zat/senyawa
tertentu dalam sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu yang memiliki
perbedaan fase dan Bobot Jenis. Setelah dimasukan kedalam corong pisah dikocok
sebanyak 3x, diamkan sampai memisah atau hingga terlihat adanya dua lapisan,
dimana lapisan atas adalah lapisan pelarut non polar/semi polar sedangkan lapisan
bawah adalah fraksi air. Masukan fraksi-fraksi tersebut kedalam botol-botol sesuai
pelarutnya, setelah selesai seluruhnya lalu didestilasi vakum untuk mendapat
ekstrak kembali, memisahkan kelarutannya untuk mendapat ekstraknya.

Dari hasil praktikum didapatkan hasil identifikasi sebagai berikut, dari maserasi n-
heksan tidak mengandung senyawa apapun, etil asetat mengandung steroid, dan
fraksi air mengandung saponin, steroid, dan tannin. lalu perkolasi n-heksan
mengandung senyawa alkaloid, etil asetat tidak mengandung apapun, dan fraksi air
tidak mengandung apapun. Sedangkan sokletasi n-heksan dan etil asetat tidak
mengandung senyawa apapun dan fraksi air mengandung alkaloid, steroid, tannin.

G. Tugas
1. Catat BS dan kepolaran beberapa jenis pelarut

No. Pelarut Bj Kepolaran


1 Air (H2O) 1,000 g/ml Pelarut Polar
2 Metanol 0,7969 g/ml Pelarut Polar
3 Etil asetat 0,899 g/ml Pelarut Semi Polar
4 Benzena 0,876 g/ml Pelarut Non Polar
5 Heksana (n-Heksan) 0,670 g/ml Pelarut Non Polar
6 Toluena 0,860 g/ml Pelarut Non Polar
7 Aseton 0,790 g/ml Pelarut Semi Polar
8 Etanol 0,8119 g/ml Pelarut Polar
9 Asam asetat 1,040 g/ml Pelarut Polar
10 n-Butanol 0,826 g/ml Pelarut Polar

2. Cari kepolaran beberapa senyawa kimia bahan alam.

 Saponin : Polar
 Tanin : Polar
 Glikosida : Polar
 Terpenoid : Polar
 Flavonoid : Semi polar
 Steroid : Non polar

3. Identifikasi kandungan kimia masing-masing fraksi.

Fraksi n-
Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin Steroid Terpenoid
Heksan
Maserasi - - - - - -
Perkolasi + - - - - -
Sokletasi - - - - - -
Fraksi Etil
Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin Steroid Terpenoid
asetat
Maserasi - - - - + -
Perkolasi - - - - - -
Sokletasi - - - - - -

Fraksi Air Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin Steroid Terpenoid


Maserasi - - + + + -
Perkolasi - - - - - -
Sokletasi + - - + + -
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi III, Jakarta:


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1979, hal 96, 673.

http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/2894/05bab1_rendiani_10
060310070_skr_2014.pdf (diakses pada 28 juni 2018)

http://repository.unpas.ac.id/31219/5/bab%202.pdf (diakses pada 28 juni 2018)

Anda mungkin juga menyukai