Anda di halaman 1dari 11

FITOTERAPI

(Kulit Manggis sebagai Antioksidan)

Disusun oleh :

FHATIA MEDINA

1748201141

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN 20117/2018
KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana Linn)

Senyawa yang akan dibahas : Xanthone

Khasiat : Antioksidan

KLASIFIKASI

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospremae

Sub-klas : Dicotyledonae

Ordo : Thalamiflora

Famili : Guttiferales

Genus : Guttiferae

Spesies : Garcina mangostana (Bahri et al., 2012)

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang
teduh di kawasan Asia tenggara, yaitu hutan belantara Kalimantan Timur di Indonesia atau
semenanjung Malaya. Tanaman ini tumbuh subur pada daerah yang mendapat banyak sinar
matahari, kelembaban tinggi, serta musim kering yang pendek (untuk menstimulasi perbungaan).
Pada kondisi kering, diperlukan irigasi untuk menjaga kelembapan tanah. Tanaman ini dapat
ditanam hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut (20-40 ) di daerah tropis, namun
biasanya pertumbuhan maksimal berlangsung di daerah dataran rendah (Nugroho, 2009).

TAKSONOMI

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta


Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Guttiferanales

Famili : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L (Bahri et al., 2012).

MORFOLOGI TANAMAN MANGGIS

A. Batang Tegak, kulit batang coklat memiliki getah kuning.


B. Daun Tunggal, posisi daun berhadapan atau bersilang berhadapan. Helai daun mengkilat
di permukaan, permukaan atas hijau gelap dengan permukaan bawah hijau terang,
berbentuk elips memanjang, ukuran 12-23 cm 4,5-10 cm, tangkai 1,5-2 cm.
C. Bunga Bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm.
Mempunyai 4 daun kelopak, dua daun kelopak yang terluar hijau kuning, dua yang
terdalam lebih kecil bertepi merah, melengkung kuat, tumpul.
D. Buah Bentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua dengan kepala putik duduk
(tetap), kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning.
E. Biji Memiliki biji 1-3 butir, diselimuti oleh selaput biji yang tebal berair, putih, dapat
dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna) (Nugroho, 2009).

KANDUNGAN PADA BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA LINN)

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan dan
memiliki bioaktifitas yang biasanya memiliki fungsi sebagai pelindung bagi tumbuhan terhadap
serangan hama penyakit. Metabolit sekunder tumbuhan diklasifikasikan menjadi 4 kelompok
utama yaitu, senyawa mengandung nitrogen, terpenoid, phenolic dan poliasetat (Nugroho, 2009).
Kandungan metabolit sekunder dalam buah manggis diantaranya yaitu triterpen, mangostin,
tanin, dan resin. Sedangkan yang terdapat dalam kulit buah manggis yaitu antosianin dan
xanthone.

XANTHONE

Xanthone merupakan senyawa polifenol alami yang terdapat di dalam tanaman, dan telah
disintesis secara luas dan memiliki efek antioksidan (Mahabusarakam, et al., 2000). Xanthone
atau xanthen-9H-one merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C13H8O2 merupakan
salah satu metabolit sekunder yang banyak ditemui pada beberapa tanaman tingkat tinggi, jamur
dan lichen. Inti dari xanthone adalah 9-xanthene atau Dibenzo-c-pyrone. Xanthone di
klasifikasikan dalam lima kelompok yaitu: (a) simple oxygenated xanthones; (b) xanthone
glycosides; (c) prenylated xanthones; (d) xanthoneolignoids; dan (e) xanthone jenis lain
(Chaverri, et al., 2006).

Sifat Fisika dan Sifat kimia Xanthone

 Rumus molekul = C13H8O2


 Nama IUPAC = 9H-OXO-9-ONE
 NAMA Lain = 9-OXO-xanthene/diphenyline kentone oxide
 Massa molar = 196,19 g/mol
 Wujud = padatan putih
 Titik lelah = 170 ℃
 Titik didih = 351 ℃

MEKANISME KERJA XANTHONE SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Mekanisme kerja senyawa xanthone ini adalah dengan cara menghambat produksi
Reactive Oxygen Species (ROS) intraseluler secara signifikan (Moongkarndi, et al., 2004).
Penelitian Chomnawang, et al. (2007), menyebutkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis
mempunyai aktivitas antioksidan yang signifikan yang diukur dengan penghambatan
pembentukan radikal dengan metoda DPPH dan menghasilkan bahwa ekstrak etanol kulit
manggis mampu menghambat 50% pembentukan radikal dan juga mereduksi produksi ROS
dengan menghambat radikal superoxide (O2-). Selain itu juga dapat menangkap radikal hidroksil
(OH-), tetapi kerjanya lebih kuat dalam menghambat radikal superoxide (Kosem, et al., 2007).

Radikal merupakan suatu molekul yang memiliki satu elektron tidak berpasangan di
orbital terluar atau senyawa yang sangat tidak stabil karena struktur atom atau molekulnya
tersebut. Akibatnya, radikal bebas menjadi sangat reaktif dikarenakan berusaha mencoba untuk
berpasangan dengan atom atau molekul lain, atau bahkan elektron tunggal, untuk menciptakan
senyawa yang stabil (Wu & Cederbaum, 2003; Smith dkk., 2005).

Salah satu yang terlibat dalam pembentukan radikal bebas adalah oksigen (O2). Oksigen
sangat penting bagi kehidupan manusia namun juga dapat bersifat toksik. Atom O2 adalah
biradikal, yang berarti atom O2 mempunyai 2 elektron tunggal dalam orbital yang berbeda.
Kedua elektron ini tidak dapat melintasi orbital yang sama karena memiliki putaran paralel,
yakni berputar dengan arah yang sama (Wu dan Cederbaum, 2003; Smith dkk., 2005). Oksigen
mampu menerima 4 elektron, yang akan direduksi menjadi 2 molekul air. Ketika O2 menerima 1
elektron, superoksida terbentuk. Superoksida masih menjadi radikal karena masih mempunyai 1
elektron yang tidak berpasangan. Ketika superoksida menerima 1 elektron, superoksida tereduksi
menjadi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida kemudian tereduksi menjadi radikal hidroksil.
Produk akhir dari proses ini adalah H2O. Superoksida, peroksida, dan radikal hidroksil
dikategorikan sebagai ROS (Reactive Oxygen Species).

Sumber utama produksi ROS dalam sel adalah mitokondria karena sekitar 80%−90% O2
yang masuk digunakan oleh mitokondria untuk membentuk ROS (Wu & Cederbaum, 2003;
Smith dkk., 2005). Radikal hidroksil mungkin adalah ROS yang paling poten. ROS mencetuskan
ikatan silang protein diperantarai sulfhidril, menyebabkan peningkatan kecepatan degradasi atau
hilangnya aktivitas enzimatik. Reaksi ROS juga dapat secara langsung menyebabkan fragmentasi
polipeptida. ROS yang berlebihan dapat merusak lipid, protein, atau DNA, dan menginhibisi
fungsi normal sel (Smith dkk., 2005). ROS juga dapat memodulasi ekspresi gen, adhesi sel,
metabolisme sel, siklus sel, dan kematian sel. Kejadian-kejadian tersebut dapat menginduksi
kerusakan oksidatif DNA yang nanti dapat meningkatkan kerusakan kromosom yang
berhubungan dengan transformasi sel. ROS juga mengaktivasi jalur sinyal seluler, dengan
terbentuknya Reactive Oxygen Intermediates (ROI) (Nathan & Ding, 2010)

Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang
bersifat oksidan serta dapat menunda dan mencegah proses oksidasi lipid yang dapat
menyebabkan keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan. Antioksidan dibagi menjadi
dua, yaitu antioksidan enzimatis dan antioksidan non-enzimatis. Antioksidan enzimatis bekerja
menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara memutuskan reaksi berantai (polimerisasi),
kemudian mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil, sehingga antioksidan kelompok ini
disebut juga chainbreaking-antioxidant (Winarsi, 2007). Enzim katalase dan glutation
peroksidase bekerja dengan cara mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2 sedangkan enzim
superoksida dismutase (SOD) bekerja dengan cara mengkatalisis reaksi dismutasi dari radikal
anion superoksida menjadi H2O2 (Winarsi, 2007). Antioksidan non-enzimatis bekerja secara
preventif, dimana terbentukanya senyawa oksigen reaktif dihambat dengan cara dirusak
pembentukannya (Winarsi, 2007). Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi
pertama merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen disebut
sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat keradikal
lipid atau mengubahnya kedalam bentuk lebih stabil dibandingkan dengan radikal lipid. Fungsi
kedua yaitu memperlambat laju autooksidasi yaitu dengan mengubah radikal lipid kebentuk lebih
stabil.

SEDIAAN YANG DAPAT DIFORMULASIKAN

1. Tablet Hisap
Menurut penelitian Ria Cahya Andriana, dkk., 2014 variasi pengikat gelatin dapat
mempengaruhi sifat fisik tablet hisap ekstrak kulit buah manggis. Semakin tinggi
konsentrasi gelatin akan meningkatkan kekerasan tablet sebesar 1,6 kg, memperlama
waktu larut 6,57 menit, serta menurunkan kerapuhan tablet sebesar 0,34 %. Persentase
peredaman radikal bebas ekstrak kulit buah manggis terhadap DPPH mengalami
penurunan sebesar 70,72% setelah diformulasi menjadi bentuk sediaan tablet hisap.
2. Gel
Menurut penelitian Supomo, dkk., 2016 ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) dapat diformulasikan sebagai gel antioksidan. Formula gel antioksidan
yang terbaik yaitu pada formula I dengan konsentrasi ektrak 0,2% dengan hasil pengujian
sifat fisik yang cukup stabil serta memiliki warna yang lebih transparan.
3. Krim
Menurut penelitian Desi Syifa Nurmillah Harun,.2014 Ekstrak etanol kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.) dapat diformulasikan sebagai gel antioksidan. Formula gel
antioksidan yang terbaik yaitu pada formula I dengan konsentrasi ektrak 0,2% dengan
hasil pengujian sifat fisik yang cukup stabil serta memiliki warna yang lebih transparan.
4. Tablet
Menurut penelitian Shalahuddin Al Madury, dkk., 2012 bahwa tablet kulit manggis
(Garcinia mangostana L) diharapakan efektif digunakan untuk terapi pengobatan kanker
dan tablet kulit manggis yang stabil melalui uji kelayakan terstandar serta tablet kulit
manggis (Garcinia mangostana L) dapat diterima oleh masyarakat dengan pertimbangan
bentuk sediaan, nilai ekonomis, kepraktisan sediaan tablet, dan efektifitas.
5. Body butter/body lotion
Menurut penelitian Ni Made Dharma Shantini Suena, dkk., 2017 bahwa berdasarkan data
hasil evaluasi mutu fisik dari hari ke-1 sampai bulan ke-5 terhadap sediaan body butter
ekstrak kulit manggis dan sediaan body butter pembanding yang sudah beredar di
pasaran, maka dapat ditarik simpulan bahwa ekstrak kulit manggis dapat diformulasikan
menjadi sediaan body butter dengan mutu fi sik yang baik. Hasil analisis deskriptif
menunjukkan bahwa sediaan produk body butter ekstrak kulit manggis maupun sediaan
pembanding memiliki mutu fisik yang baik dan stabil secara analisis statistik dari segi
organoleptis, homogenitas, nilai ph, daya serap, daya sebar, maupun daya lekat.
6. Masker gel peel-off
Menurut penelitian Wijayanti, N.P.A.D, dkk., 2016 hasil yang diperoleh bahwa masker
gel peel off ekstrak etanol 96% kulit buah manggis mampu mempertahankan pH kulit
tikus wistar yang dipapar sinar UV-B.
7. Salep
Menurut penelitian beny dwi hatmoko, 2015 menyatakan bahwa formulasi dengan
kombinasi PEG 400 dengan PEG 4000 mempengaruhi sifat fisik dan antibakteri salep
kulit manggis. Penambahan PEG 400 akan menurunkan viskositas, meningkatkan daya
menyebar dan antibakteri. Penambahan PEG 4000 dapat meningkatkan pH dan daya
melekat salep. Formula optimum yang diperoleh dari contour plot super imposed dengan
perbandingan komposisi PEG 400 30,7 g dan PEG 4000 33 g dalam 100 g salep.
SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN

1. Mastin
MASTIN

Khasiat

Membantu memelihara kesehatan badan


Antioksidan

Dosis :
– Petunjuk Penggunaan :
Minumlah secara teratur 2 x sehari @ 2 kapsul

Perhatian tidak dianjurkan di konsumsi wanita hamil dan


menyusui
Komposisi
GARCIA Garcia Ekstrak Kulit Manggis
Indikasi Kapsul mengandung Ekstrak
2. Garcia Garcia Ekstrak Kulit Manggis Kapsul Kulit Manggis 420 mg.
dapat berfungsi untuk: Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap
 Menangkal radikal bebas. kandungan Ekstrak Kulit
 Menghambat sel kanker. Manggis.
 Meningkatkan daya tahan tubuh. Dosis dan Cara mengonsumsi
 Berfungsi sebagai detoksifikasi Garcia Ekstrak Kulit Manggis
(pengeluaran racun). Kapsul merupakan obat herbal
 Antibiotik alami. yang belum diuji secara klinis.
 Menjaga kecantikan dan kesehatan Untuk menghindari
kulit. ketidakamanan pada konsumsi,
 Beberapa penyakit dalam seperti ikuti aturan pakai yang
kolesterol (kadar lemak dalam dianjurkan.
tubuh) dan diabetes(kadar gula 3 kali sehari 1 kapsul.
yang tinggi pada darah). Perhatian tidak dianjurkan di
konsumsi wanita hamil dan
menyusui
3. XaNtonin
XANTONIN Dosis :

Indikasi : 2 x sehari 2 kapsul

Membantu memelihara daya tahan Efek samping :


tubuh, meningkatkan kekebalan
tubuh, menetralisir radikal bebas, Tidak memiliki efek samping
mematikan berbagai
Kontra indikasi :
mikroorganisme pathogen,
memperbaiki sel dan jaringan yang Tidak ada kontra indikasi
rusak, memperbaiki sistem
metabolisme tubuh, dan membantu
memperbaiki kualitas tidur

4. Extilo

EXTILO Dosis :
Indikasi : - Pencegahan : 1 kapsul
per hari
- Antioksidan, anti aging
- Pengobatan penyakit
- Anti virus, anti bakteri, anti ringan : 1 kapsul 2-3 kali
plasmodial sehari
- Anti kanker, anti tumor - Pengobatan penyakit
- Anti kolesterol, anti arteroskerosis berat : 2 kapsul 2-3 kali
sehari
- Anti diabetes, anti fungi
- Anti inflamasi Efek Samping :
- Anti alergi, anti platelet Nafsu makan meningkat
pada orang tertentu
- Meningkatkan kekebalan tubuh
Kontra Indikasi :
Tidak ada kontra indikasi
dengan produk kimia
maupun herbal lain
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho AE. 2009. Manggis (Garcinia Mangostana L.): dari kulit buah yang terbuang hingga
menjadi kandidat Suatu Obat. Majalah Obat Tradisional. 12(42):1–9

Bahari, S., Pasaribu, F. Dan sitorus,P , 2012. Uji ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia
Mangostana ,L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Journal of Pharmaceutic and
Pharmacology. 1(1) : 1-8.

Kosem, N., Han, Y. H., dan Moongkarndi, P. 2007. Antioxidant and Cytoprotective Activities of
Methanolic Extract from Garcinia mangostana Hulls. Science Asia. 33: 283-92.

Wu, D., Cederbaum, W.I. 2003. Alcohol, Oxidative Stress, and Free Radical Damage. Alcohol
Research and Health. Vol. 27 No. 4.

Smith, C., Marks, A.D., Lieberman, M. 2005. Marks’ Basic Medical Biochemistry a Clinical
Approach Second Edition. Lippincott Williams and Wilkins. USA. 977 pp.

Nathan C, Ding A. Snapshot: reactive oxygen intermediates (ROI) Cell. 2010;140:951–


951.e2.[PubMed]

Hery Winarsi. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 189-90

Andriana, C.R., Mufrod, & Chabib, L. 2014. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia Mangostana L.) Sebagai Antioksidan Dengan Variasi Konsentrasi Gelatin
Sebagai Bahan Pengikat, Vol. 6, No.2.

Supomo, Sapri, & Komaladsari, N.A. 2016. Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia Mangostana L) Dengan Basis Carbopol. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 50-60,
2016.

Harun, N.S.D. 2014. “Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti Aging Ekstrak Etanol
50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-
Picril Hydrazil). Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi. UIN Syarif
HidayatullahJakarta.Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26061/1/DESI%20SYIFA%20NURMI
LLAH%20HARUN-fkik.pdf. diakses pada tanggal 03 sept 2018

Madury, A.S. Fakhrunnisa. F. & Amin, A. 2012. Pemanfaatan Kulit Manggis (Garcinia
Mangostana L) Sebagai Formulasi Tablet Anti Kanker Yang Praktis Dan Ekonomis. Vol. 5 No.2.
Suena, S.D.M.N. Antari, U.P.N. Cahyaningsih, E. 2015. Evaluasi Mutu Fisik Formula Body
Butter Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.). Vol. 15, No. 1, hlm. 63-
69, ISSN 1693-1831.

Wijayanti, N.P.A.D. Ratnayanti, IG.A.D. Wadhana, M.A. Aini, Z. Putri, C.M.A. 2016.
Efektivitas Perlindungan Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis
(Garcinia Mangostana L.) Dalam Mempertahankan Ph Kulit Tikus Wistar Jantan Yang Diberi
Paparan Sinar Uv-B. Vol.5, No. 1, ISSN 2301-7716.

Hatmoko, D.B. 2015. Optimasi Formula Salep Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana Linn.) Basis Peg 400 Dan Peg 4000 Dengan Metode Desain Faktorial.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta .

Anda mungkin juga menyukai