Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BERIMAN KEPADA ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengajar

Disusun oleh :

1. Nurhana
2. Puput Miftah Nurjanah
3. Hery Ardianto
4. Andri Priagung

FARMASI PAGI A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PEKALONGAN

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT tuhan semesta alam atas izin dan karunianya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang mungkin masih banyak kekurangan.tak lupa pula kami
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw semoga syafaatnya mengalir
pada kita dihari akhir kelak.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan
agama dengan judul Beriman kepada Allah melalui asmaul husna, disamping itu kami menguccapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan makalah ini.

Akhir kata kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami di waktu mendatang .

Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan kaum muslimin pada umumnya.

B. Rumusan masalah

1. Memahami makna al- Asmaul al- husna


2. Menerapkan perilaku mulia

C. TUJUAN
1. Mengetahui yang dimaksud asmaul husna
2. Mengetahui dalil naqli tentang asmaul husna
3. Mengetahui khasiat dari asmaul husna
4. Mengetahui hikmah yang terkandung dalam mengamalkan asmaul husna
BAB II

PEMBAHASAN

Asmaul Husna
No Asmaul Husna Latin Arab Artinya

1 Ar Rahman ‫الرحمن‬ Yang Maha Pengasih

2 Ar Rahiim ‫الرحيم‬ Yang Maha Penyayang

3 Al Malik ‫الملك‬ Yang Maha Merajai

4 Al Quddus ‫القدوس‬ Yang Maha Suci

5 As Salaam ‫السالم‬ Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6 Al Mu`min ‫المؤمن‬ Yang Maha Memberi Keamanan

7 Al Muhaimin ‫المهيمن‬ Yang Maha Mengatur

8 Al Aziz ‫العزيز‬ Yang Maha Perkasa

9 Al Jabbar ‫الجبار‬ Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

10 Al Mutakabbir ‫المتكبر‬ Yang Maha Megah

11 Al Khaliq ‫الخالق‬ Yang Maha Pencipta

12 Al Baari ‫البارئ‬ Yang Maha Melepaskan

13 Al Mushawwir ‫المصور‬ Yang Maha Membentuk Rupa

14 Al Ghaffaar ‫الغفار‬ Yang Maha Pengampun

15 Al Qahhaar ‫القهار‬ Yang Maha Memaksa

16 Al Wahhaab ‫الوهاب‬ Yang Maha Pemberi Karunia

17 Ar Razzaaq ‫الرزاق‬ Yang Maha Pemberi Rezeki

18 Al Fattaah ‫الفتاح‬ Yang Maha Pembuka Rahmat

19 Al `Aliim ‫العليم‬ Yang Maha Mengetahui

20 Al Qaabidh ‫القابض‬ Yang Maha Menyempitkan

21 Al Baasith ‫الباسط‬ Yang Maha Melapangkan

22 Al Khaafidh ‫الخافض‬ Yang Maha Merendahkan

23 Ar Raafi ‫الرافع‬ Yang Maha Meninggikan

24 Al Mu`izz ‫المعز‬ Yang Maha Memuliakan

25 Al Mudzil ‫المذل‬ Yang Maha Menghinakan

26 Al Samii ‫السميع‬ Yang Maha Mendengar


27 Al Bashiir ‫البصير‬ Yang Maha Melihat

28 Al Hakam ‫الحكم‬ Yang Maha Menetapkan

29 Al `Adl ‫العدل‬ Yang Maha Adil

30 Al Lathiif ‫اللطيف‬ Yang Maha Lembut

31 Al Khabiir ‫الخبير‬ Yang Maha Mengenal

32 Al Haliim ‫الحليم‬ Yang Maha Penyantun

33 Al `Azhiim ‫العظيم‬ Yang Maha Agung

34 Al Ghafuur ‫الغفور‬ Yang Maha Memberi Pengampunan

35 As Syakuur ‫الشكور‬ Yang Maha Pembalas Budi

36 Al `Aliy ‫العلى‬ Yang Maha Tinggi

37 Al Kabiir ‫الكبير‬ Yang Maha Besar

38 Al Hafizh ‫الحفيظ‬ Yang Maha Memelihara

39 Al Muqiit ‫المقيت‬ Yang Maha Pemberi Kecukupan

40 Al Hasiib ‫الحسيب‬ Yang Maha Membuat Perhitungan

41 Al Jaliil ‫الجليل‬ Yang Maha Luhur

42 Al Kariim ‫الكريم‬ Yang Maha Pemurah

43 Ar Raqiib ‫الرقيب‬ Yang Maha Mengawasi

44 Al Mujiib ‫المجيب‬ Yang Maha Mengabulkan

45 Al Waasi ‫الواسع‬ Yang Maha Luas

46 Al Hakiim ‫الحكيم‬ Yang Maha Maka Bijaksana

47 Al Waduud ‫الودود‬ Yang Maha Mengasihi

48 Al Majiid ‫المجيد‬ Yang Maha Mulia

49 Al Baa`its ‫الباعث‬ Yang Maha Membangkitkan

50 As Syahiid ‫الشهيد‬ Yang Maha Menyaksikan

51 Al Haqq ‫الحق‬ Yang Maha Benar

52 Al Wakiil ‫الوكيل‬ Yang Maha Memelihara

53 Al Qawiyyu ‫القوى‬ Yang Maha Kuat

54 Al Matiin ‫المتين‬ Yang Maha Kokoh

55 Al Waliyy ‫الولى‬ Yang Maha Melindungi

56 Al Hamiid ‫الحميد‬ Yang Maha Terpuji

57 Al Muhshii ‫المحصى‬ Yang Maha Menghitung

58 Al Mubdi ‫المبدئ‬ Yang Maha Memulai

59 Al Mu`iid ‫المعيد‬ Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

60 Al Muhyii ‫المحيى‬ Yang Maha Menghidupkan


61 Al Mumiitu ‫المميت‬ Yang Maha Mematikan

62 Al Hayyu ‫الحي‬ Yang Maha Hidup

63 Al Qayyuum ‫القيوم‬ Yang Maha Mandiri

64 Al Waajid ‫الواجد‬ Yang Maha Penemu

65 Al Maajid ‫الماجد‬ Yang Maha Mulia

66 Al Wahid ‫الواحد‬ Yang Maha Tunggal

67 Al Ahad ‫االحد‬ Yang Maha Esa

68 As Shamad ‫الصمد‬ Yang Maha Dibutuhkan

69 Al Qaadir ‫القادر‬ Yang Maha Menentukan

70 Al Muqtadir ‫المقتدر‬ Yang Maha Berkuasa

71 Al Muqaddim ‫المقدم‬ Yang Maha Mendahulukan

72 Al Mu`akkhir ‫المؤخر‬ Yang Maha Mengakhirkan

73 Al Awwal ‫األول‬ Yang Maha Awal

74 Al Aakhir ‫األخر‬ Yang Maha Akhir

75 Az Zhaahir ‫الظاهر‬ Yang Maha Nyata

76 Al Baathin ‫الباطن‬ Yang Maha Ghaib

77 Al Waali ‫الوالي‬ Yang Maha Memerintah

78 Al Muta`aalii ‫المتعالي‬ Yang Maha Tinggi

79 Al Barru ‫البر‬ Yang Maha Penderma

80 At Tawwaab ‫التواب‬ Yang Maha Penerima Tobat

81 Al Muntaqim ‫المنتقم‬ Yang Maha Pemberi Balasan

82 Al Afuww ‫العفو‬ Yang Maha Pemaaf

83 Ar Ra`uuf ‫الرؤوف‬ Yang Maha Pengasuh

84 Malikul Mulk ‫مالك الملك‬ Yang Maha Penguasa Kerajaan


Dzul Jalaali Wal Yang Maha Pemilik Kebesaran dan
85 Ikraam ‫ذو الجالل و اإلكرام‬ Kemuliaan

86 Al Muqsith ‫المقسط‬ Yang Maha Pemberi Keadilan

87 Al Jamii` ‫الجامع‬ Yang Maha Mengumpulkan

88 Al Ghaniyy ‫الغنى‬ Yang Maha Kaya

89 Al Mughnii ‫المغنى‬ Yang Maha Pemberi Kekayaan

90 Al Maani ‫المانع‬ Yang Maha Mencegah

91 Ad Dhaar ‫الضار‬ Yang Maha Penimpa Kemudharatan

92 An Nafii ‫النافع‬ Yang Maha Memberi Manfaat

93 An Nuur ‫النور‬ Yang Maha Bercahaya

94 Al Haadii ‫الهادئ‬ Yang Maha Pemberi Petunjuk


95 Al Badii’ ‫البديع‬ Yang Maha Pencipta

96 Al Baaqii ‫الباقي‬ Yang Maha Kekal

97 Al Waarits ‫الوارث‬ Yang Maha Pewaris

98 Ar Rasyiid ‫الرشيد‬ Yang Maha Pandai

99 As Shabuur ‫الصبور‬ Yang Maha Sabar

A. Memahami makna al-Asmaul al-husna

1. Pengertian al- Asmaul al- husna

Al- Asmaul al- husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama- nama, dan husna yang
berarti baik atau indah. Jadi, al – Asmaul al- husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi
indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt sebagai bukti keagungannya. Kata al- Asmaul al- husna
diambil dari ayat al Qur’an Q.s Taha/20:8 yang artinya,” Allah Swt. Tidak ada tuhan melainkan dia.
Dia memiliki al- Asmaul al- husna ( nama- nama baik ).

2. Dalil tentang al- Asmaul al- husna

a. Firman Allah Swt dalam Q.s al A’raf/7:180

‫َوهّٰلِل ِ ااْل َسْ َم ۤا ُء ْالحُسْ ٰنى َف ْادع ُْوهُ ِب َها ۖ َو َذرُوا الَّ ِذي َْن ي ُْل ِح ُد ْو َن ف ِْٓي‬
۱۸۰ : ‫﴾اَسْ َم ۤا ِٕىهٖ ۗ َسيُجْ َز ْو َن َما َكا ُن ْوا َيعْ َملُ ْو َن ۖ ﴿األعراف‬

Artinnya : “Dan Allah Swt memiliki asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan ( menyebut) nam-nama –Nya yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dalam ( menyebut )nama-nama –Nya .Nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan “(Q.s A’raf/7:180).

Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al- Asmaul al- husna merupakan amalan yang bermanfaat dan
mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asmaul al-husna sangat
dianjurkan menurut ayat tersebut.

b. Hadis Rasulullah saw. Yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari


‫صلَى هللا َعلَيْه َو َسلَّم‬ َ ‫هللا َع ْنه َأ َّن َرس‬  ‫ضي‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫ اَبِي هُ َري َْرةَ َر‬  ‫َع ْن‬
َ‫صاهَا َد َخ َل ْال َجنَّة‬ َ ْ‫اح ًدا َم ْن َأح‬ َ ‫ِإ َّن هَّلِل ِ تِ ْس َعةً َوتِس ِْع‬  ‫ال‬
ِ ‫ين ا ْس َما ِماَئةً ِإالَّ َو‬ َ َ‫ق‬

Artinya :Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Swt.
mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya,
maka ia akan masuk surga.

Berdasarkan hadis diatas, menghafalkan al- Asmaul al- husna akan mengatarkan orang yang
melakukanya masuk kedalam surganya Allah Swt.

c. Memahami makna al-Asmaul al-husna mari pelajari dan pahami satu-


persatu asmaul husna tersebut.

1. Al- Karim

Secara bahasa al – karim mempunyai arti yang maha mulia yang maha dermawan atau yang
maha pemurah. Secara istilah, al- karim diartikan bahwa Allah Swt yang maha mulia lagi maha
pemurah yang memberi anugerah atau rejeki kepada semua makhluk-Nya .Dapat pula dimaknai
sebagai zat yang sangat banyak memiliki kebaikan maha pemurah, pemberi nikmat dan keutamaan,
baik ketika diminta maupun tidak, hal tersebut sesuai dengan firmannya:

َ ِّ‫ان َم ا َغ َّر َك بِ َر ب‬
‫ك الْ َك ِر ِمي‬ ُ ‫يَا َأيُّ َه ا ا ِإْل نْ َس‬
Artinya : “ hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan yang Maha
pemurah?” (Q.s al- Infitar:6).

Al- karim dimaknai Maha pemberi karena Allah Swt, senantiasa memberi, tidak pernah terhenti
pemberian-Nya. Al- karim juga dimaknai yang Maha pemberi maaf karena Allah Swt, memaafkan
dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan kewajiban kepada Allah Swt, kemudian hamba itu
mau bertaubat kepada Allah Swt.

Menurut Imam al-Ghazali al- karim adalah dia yang apabila berjanji, menepati janjinya bila
memberi, melampaui batas harapan, tidak peduli berapa dan kepada siapa dia memberi da tidak rela
bila ada kebutuhan dia memohon kepada selain- Nya, dan tidak membutuhkan sarana atau prasarana.

2. Al- Mu’min

Al-Mu’min secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan
aman, Al- Mu’min artinya Dia Maha pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama
kepada manusia

Artinya : “Orang- orang yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka dengan syirik,
mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.

Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah Swt. Dengan nam-Nya al-Mu’min, berarti
kita memohon diberikan keamanan, Dia yang maha pengaman .
Mengamalkan dan meneladani al- Asmaul al – husna al- mu’min artinya bahwa seseorang yang
beriman harus menjadikan orang yang ada disekelilingnya aman dari gangguan lidah dan tanganya,
Berkaitan dengan itu, Rasulullah saw bersabda :”demi Allah tidak beriman demi Allah tidak beriman
demi Allah tidak beriman para sahabat bertanya:” siapa ya Rasulullah saw? Rasulullah saw menjawab
:” Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari gangguan ,”( H.R Bukhari dan Muslim).

3. Al –Wakil

Kata “al- wakil” mengandung arti Maha mewakili atau pemelihara Al- wakil ( yang Maha
mewakili atau pemelihara ) Allah Swt yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-
Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun akhirat . Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan
hambanya tanpa membiarkan apapun terbelangkai. Firman dalam al-Qur’an.

ُ ْ‫ هّٰللَا ُ َيسْ َتهْزُئ ِب ِه ْم َو َي ُم ُّد ُه ْم ِفي‬: 


‫ط ْغ َيان ِِه ْم َيعْ َمه ُْو َن ﴿البقرة‬ ِ
Artinya : “ Allah Swt. Pencipta segala ssuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu,”( Q.S
az- zumar/39:62).

Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt .melahirkan sikap tawakal. Tawakal bukan
berarti mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian. Ketawakalan dapat diibaratkan dengan
menyadari sebab-akibat .Rasulullah saw telah besabda : “ Ikatlah untukmu dan bertawakalah kepada
Allah Swt.” Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah doa yang aktif dan
harapan akan adanya pertolongan-Nya .Allah Swt . berfirman yang artinya ,” ( yang memiliki sifat –
sifat yang) demikian itu ialah Allah Swt . Tuhan kamu; tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah )
selain Dia, pencipta segala sesuatu , maka sembahlah Dia dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.”
(Q.S al- an’an/6:102).

Hamba al- wakil adalah yang bertawakal kepada Allah Swt . ketika hamba tersebut telah melihat
“ tangan “ Allah Swt. Dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu , dia menyerahkan segala
hidupnya ditangan al- wakil.

4. Al- Matin

Al – matin artinya mahakukuh Allah Swt adalah Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-
Nya Allah Swt juga Mahakukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifat al-matin adalah
kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan begitu,
kekukuhan Allah Swt yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah Swt memberikan rahmat
kepada hamba-hamba-Nya.Allah Swt berfirman:

) ٥٨ :‫ار َيات‬ َّ  (   ُ‫اق ُذو ْالقُوَّ ِة ْال َم ِتيْن‬


‫ٱلذ‬ ُ ‫ز‬َّ َّ‫الر‬ ‫ُو‬‫ه‬ ‫اِنَّ هّٰللا‬
ِ َ َ
Artinya : “ sesungguhnya Allah Swt, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat
kukuh.”(Q.S az- zariyah/51:58).

Dengan demikian , akhlak kita terhadap sifat al- matin adalah dengan beristiqomah (meneguhkan
pendirian ). Beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus
berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat.

5. Al-Jami’
Al- jami secara bahasa artinya yang maha mengumpulkan/menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt
Maha mengumpulkan/menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak Allah Swt Maha
Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan dimanapun Allah Swt berkehendak.

Penghimpun ini ada berbagai macam bentuknya, diataranya adalah mengumpulkan seluruh
makhluk yang beraneka ragam,termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan
kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat ,Allah Swt berfirman :

6. Al-‘Adl

Al- Adl artinya Mahaadil, keadilan Allah Swt bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apapun dan
oleh siapapun, keadilan Allah Swt juga didasari dengan ilmu Allah Swt yang Mahaluas, sehingga
tidak mungkin keputusanya-Nya itu salah, Allah Swt berfirman :

‫ص ْدقًا َو َع ْداًل ۚ اَّل ُمبَ ِّد َل لِ َكلِ ٰ َمتِ ِهۦ ۚ َوهُ َو ٱل َّس ِمي ُع‬ ْ ‫َوتَ َّم‬
ُ ‫ت َكلِ َم‬
ِ ‫ت َرب َِّك‬
‫ْٱل َعلِي ُم‬

Artinya : “ Telah sempurnalah kalimat Tuhammu ( al-Qur’an ) sebagai kalimat yang benar dan
adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi
Maha mengetahui.”( Q.S al-An’ am/6:115).

Al-Adl berasal dari kata adala yang berasal lurus dan sama, orang yang adil adalah orang yang
berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda, persamaan
inilah yang menunjukan orang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih .Adil
juga dimaknai sebagai penempatan sesuatu pada tempat yang semestinya.

Allah Swt dinamai Al- Adl karena keadilan Allah Swnt adalah sempurna, dengan demikian semua
yang diciptakan dan ditentukan oleh Allah Swt sudah menunjukan keadilan yang sempurna.

Allah Swt Mahaadil Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat. Tidak
ada yang ditinggalkan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena jabata. Dekat jauhnya pasti
seseorang dengan Allah Swt hanya diukur dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan
takwanya. Makin tinggi takwa seseorang , makin tinggi pula posisinya , makin mulia dan dimuliakan
oleh Allah Swt , begitupun sebaliknya.

Kembali lagi ke pembahasan awal, yakni menguraikan sifat Allah dalam Asmaul Husna (Al Muqsith,
An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al
Afuww). Untuk lebih jelasnya saya akan menguraikan sebagai berikut;

7. Al – Akhir

Al- akhir artinya yang Maha akhir yang tidak ada sesuatu apapun setelah Allah Swt, dia
Mahakekal takada semua makhluk hancur, Maha kekal dengan kekekalan-Nya, adapun kekekalan
makhluknya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan surga, neraka ,dan yang ada
didalam-Nya , nama ini disebutkan di dalam firman-Nya :

ٰ
ِ َ‫اخ ُر َوٱلظَّ ِه ُر َو ْٱلب‬
‫اط ُن ۖ َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ْى ٍء َعلِي ٌم‬ ِ ‫هُ َو ٱَأْل َّو ُل َوٱلْ َء‬
Artinya :” Dialah yang awal dan akhir yang zahir dan yang batin, dan Maha Mengetahui segala
sesuatu .” ( Q.S al- Hadid/57:3).

Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk, kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa
masa sesuai dengan ketentuan-Nya. Orang yang mengesakan al –akhir akan menjadikan Allah Swt
sebagai satu-satunya tujuan hidup Yang tiada tujuan hidup selain-Nya . oleh sebab itu, jadikanlah
akhir kesudahan kita hanya kepada-Nya . karena sungguh akhir kesudahan hanya kepada rabb kita.
Seluruh sebab dan tujuan jalan akan berujung ke haribaan-Nya semata.

Orang yang mengesakan al-akhir akan selalu merasa membutuhkan Rabb-Nya, ia akan selalu
mendasarkan apa yang diperbuatnya kepada apa yang telah ditetapkan oleh Allah Swt untuk hamba-
Nya , karena ia mengetahui bahwa Allah Swt adalah pemilik segala kehedak, hati , niat.

8. Al Muqsith ‫ المقسط‬Yang Maha Seimbang.

Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak meringankan
satu pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak, semuanya di Anggap
sama.

9. An Nafii` ‫النافع‬ Yang Maha Memberi Manfaat.

Dikatakan bahwa Dialah yang memberi Manfaat, Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi ini
untuk memberikan manfaat kepada mahluknya.

10. Al Waarits ‫ الوارث‬Yang Maha Pewaris.

Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah/daerah (QS, Al-Ahzab 33.27)
tapi juga Al-Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-
Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga (Qs. Maryam 19.19) .

11. Ar Raafi` ‫الرافع‬ Yang Maha Meninggikan (makhluknya).

Walaupun kita sudah jatuh, Ia dapat membangkitkan kita kembali, walaupun sudah mencapai titik
rendah, Ia bisa meninggikan kembali. Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk dapat
melakukannya.

12. Al Baasith ‫ الباسط‬Yang Maha Melapangkan (makhluknya).

Ketika kita dihadapkan dengan permasalahan hidup seakan-akan hari-hari yang kita hadapi cukup
lama, ketika kita mendapatkan musibah seakan-akan kita pesimis untuk dapat melaluinya dan enngan
mengikhlaskannya. Tapi ketika kita sadar, Dialah (Allah) yang maha melapangkan segala-galanya,
Dalah yang melapangkan jiwa kita, yang membesarkan hati kita dan meningkatkan kesadaran kita.
Karena Allah Maha Pengasih lagi penyayang hamba-Nya.

13. Al Hafizh ‫ الحفيظ‬Yang Maha Memelihara.

Begitu besar-Nya ia, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih, manusia
yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Manusia juga tidak bisa
disebut sang pemelihara. Paling banter, kita hanya memelihara keluarga kita sendiri dan itupun karena
kehendak-Nya. Tanpa rahmat-Nya kita tidak dapat melakukan apapun. Sebagai pemelihara dan
melestarikan sifat-sifat bijak kita. Ia memberikan kepada fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan
rohani kita. Pada saat melemah Ia lah sumber kekuatan, karena Ia adalah yang memberi kekuatan (al-
Muqit).[2]

14. Al Waduud ‫الودود‬ Yang Maha Mengasihi.

Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata Wadud itu lebih mendekati makna rahmat, tetapi
rahmat menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan orang yang dikasihani
ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan
orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud itu tidak demikian. Sebab, rahmat
yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin,
orang durhaka, orang kuat dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang
mukmin, sebab mereka adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang
khusus mendapatkan kasih saayang-Nya sebagai tambahan dari rahmat yang telah mereka peroleh.

15. Al Walii ‫الولي‬ Al-Waliy Yang Maha Melindungi

Sahabat-sahabat kita di dunia ini tidaklah bisa melindungi kita, hari ini melindungi besok tidak,
hari ini sahabat, bisa jadi besok berubah menjadi musuh, bahkan ketika ada suatu bencana pun mereka
tak mampu menolong kita, Mereka bukanlah

sahabat sejati kita, mereka hanyalah teman bagi kita, karena hanya Allah lah yang bisa melindungi
kita kapan pun dan dimanapun, karena erlindungan-Nya tak terbatas oleh ruang dan waktu.

16. Al Mu`izz ‫المعز‬ Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya).

Dikatakan bahwa Al-Mu’izz itu adalah Dzat yang memberikan kemuliaan kepada hamba-hamba
yang dikehendaki-Nya, sedangkan Al-Mudzill itu ialah Dzat yang menundukkan orang yang
dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Namun jangan lupa di balik penarikannya kembali
itupun terdapat kemurahan Allah, Ia ingin meningkatkan kesadaran kita dan merendahkan derajat kita
itu merupakan sarana untuk mencapai apa yang di inginkan-Nya. Hanya kesadarn yang bisa
menyelamatkan kita, dan Ia ingin kita selamat, makadari itu janagn pernah meragukan kebijakan-Nya,
apapun di lakukan oleh-Nya untuk membuat kita sadar. Karena Ia maha Memuliakan (mahluk-Nya).
[3]

17. Al- Afuww ‫العفو‬ Yang Maha Pemaaf.

Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang yang
telah berbuat maksiat. Kata al-Afuww ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia lebih sempurna.
Sebab, Al-Ghafur itu adalah as-sitr (merahasiakan), sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu
(menghapuskan).

Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia
menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian besar lembaran
amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka sadarlah mereka bahwa Allah
telah menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman Allah: “Dan Dialah yang menerinza tobat dari
hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan…” (QS. Asy-Syura: 25).

B. Kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui 10 Asmaul Husna (Al Muqsith, An


Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al
Afuww).
Betapa mulia ajaran Rosulullah yang dengan kalam-Nya mengajarkan padakita tentang kebesaran
dan keagungan Allah SWT. Begitu banyak kejadian alam maupun keajaiban yg tampak sebagai bukti
kebesaran dari-Nya. Semoga dengan kebesaran yang Allah perlihatkan kepada kita senantiasa akan
menjadikan kita lebih mendekatkan diri pada-Nya. Berikut adalah sebagian dari kebesaran Allah
yang terangkum dalam 10 Asmaul Husna,

1. Al Muqsith ‫ المقسط‬Yang Maha Seimbang.

Kita sudah menyaksikan bayak sekali oreng-orang yang kaya menjadi miskin, dan sebaliknya
oaring miskin menjadi kaya, atau pangkat seseorang dengan tiba-tiba di copot, sedangkan orang tak
punya keinginan untuk memperoleh pangkat, justru ia di angkat, inilah yang yang sesungguhnya
terjadi di sekitar kita, karena Dia adalah Dzat yang mengambil hak orang yang teraniaya dari orang
yang menganiaya. Kesempurnaan-Nya adalah dengan menjadikan orang teraniaya itu merelakan
perbuatan orang yang menganiayanya. Ini merupakan puncak dari sifat adil tanpa pandang bulu, dan
tidak bisa dilakukan kecuali oleh Allah SWT.

2. An Nafii` ‫النافع‬ Yang Maha Memberi Manfaat.

Tidakkah kita berpikir bahwa Allah menciptakan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan kita?
Hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini, di antara tumbuh-
tumbuhan banyak sekali kasiat yang bermanfaat, sehingga bisa di jadikan obat untuk menyembuhkan
penyakit yang kita derita, atas izin-Nya pula seseorang dapat menjadi dokter yang bisa
menyembuhkan pasien-pasiennya. Dan semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan kebesaran Allah.

3. Al Waarits ‫ الوارث‬Yang Maha Pewaris.

Lautan samudra, Tanah tempat kita menginjakkan kaki sehari-hari, bulan, bintang dan masih
banyak lagi ciptaan-Nya yang tidak bisa kita hitung, Allah telah mewariskan sebagian dari apa yang
Ia ciptakan untuk kita, Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah/daerah
(QS, Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat
mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga (Qs. Maryam 19.19) . Orang-
orang yang memandang dengan mata hati senantiasa menyaksikan makna dari ayat-ayat ini dan
mendengarkannya. Mereka yakin bahwa kerajaan itu hanya milik Allah sendiri, pada setiap hari,
setiap saat, dan setiap detik, karena itulah Dia azali dan abadi. Hal ini dapat dicapai oleh mereka yang
memahami hakikat tauhid, dan mengetahui bahwa yang tunggal perbuatannya di langit dan di bumi
hanya satu. Berakhlak dengan ism ini mengharuskan kita menjadi warits dari apa yang telah dilakukan
oleh orang-orang saleh, sebab ulama itu adalah pewaris para nabi.

4. Ar Raafi` ‫ الرافع‬Yang Maha Meninggikan (makhluknya).

Bukan suatu hal yang mustahil jika Allah bisa membangkitkan orang yang sudah meninggal
dunia, pernah kita jumpai kisah dari orang yang pernah mengalami mati suri, Allah punya alasan
tersendiri mengapa Ia memberikan kesempatan pada mereka untuk hidup kembali di dunia, memang
kedengarannya sangat tidak masuk akal, tapi kenyataan itu memang ada. Dan semua itu adalah bentuk
dari kebesaran Allah SWT. Wallahua’lam.

5. Al Baasith ‫ الباسط‬Yang Maha Melapangkan (makhluknya).

Allah tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya, tidakkah kita
merasakan Ketika kita mendapat suatu musibah, sepertinya kita sudah tak mempunyai kekuatan apa-
apa, kita merasa lemah, dan terpuruk, tapi tanpa kita sadari pada ahirnya kita juga dapat melaluinya,
sungguh ini merupakan kebesaran Allah yang melapangkan, hati kita, jiwa kita, dan kesabaran kita.
Dan sudahkah kita sadar jika demikian adalah bentuk kebesaran allah dalam sifat-Nya Al-Baasith?.
6. Al Hafizh ‫ الحفيظ‬Yang Maha Memelihara.

Begitu besarnya Allah, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih, manusia
yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Ia memberikan kesehatan
kepada fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Dan Pada saat melemah Ia lah
sumber kekuatan,

7. Al Waduud ‫ الودود‬Yang Maha Mengasihi.

Dimana ada kesulitan pasti di situ terdapat kemudahan, dimana ada kepedihan pasti ada
kebahagiaan sesuai yang telah di janjikan, dan Allah akan mengganti sesuatu yang hilang dengan
sesuatu yang baru yang lebih baik, karena Allah jauh lebih tahu dengan apa yang kita butuhkan.
Begitulah kebesaran Allah dalam Mengasihi hamba-hamba-Nya.

8. Al Walii ‫الولي‬ Al-Walii Yang Maha Melindungi

Masihkah kita teringat dengan musibah-musibah yang terjadi beberapa tahun lalu? Gempa tsunami
yang menimpa aceh, gempa di jogja, gempa wasior, lumpur lapindo yang sampai sekarang masih
aktif. lalu mengapa sebagian dari mereka ada yang selamat? Siapa lagi selain Allah yang bisa
melindungi mereka dari bencana tersebut, karena Allah mereka bisa selamat, tidak mungkin tanpa
kekuatan dari Allah mereka dapat menyelamatkan dirinya masing-masing, karna kebesaran Allah
yang bersifat melindungi inilah mereka dapt selamt, bahkan masih dapat bernafas hingga saat ini. Dan
masih banyak lagi kebesaran Allah dalam sifat Al-Walii yang tidak mungkin dapat di uraikan disini.

9. Al Mu`izz ‫المعز‬ Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya).

Seseorang bisa bangkrut dari usahanya, sebaliknya seseorang bisa meningkat atau meraih untung
dari usahanya usahanya, bahkan ada seorang yang hanya berdagang nasi pecel, tapi ia dapat berangkat
haji ke Baitullah, dan tidak sedikit orang yang hidup bergelimbang harta tapi hidupnya tidak bahagia,
mengapa demikian? Karena Allah mengangkat derajat orang-orang yang sabar, karena Allah
mengangkat derajat orang yang teraniaya, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki, ini
adalah sebagian contoh dari kebesaran Allah melalui sifat-Nya Al-Muizz.[4]

10. Al Afuww ‫ العفو‬Yang Maha Pemaaf.


Kadang kita tidak mau memaafkan perbuatan buruk seseorang yang dilakukan pada kita, padahal
perbuatan itu tidak seberapa jika di bandingkan perbuatan buruk kita kepada Allah, yang sering
melupakannya, bahkan mungkin lebih buruk, tapi Allah tidak peduli semu itu, siapapun yang
bersungguh-sungguh bertobat kepadanya, maka Ia akan menerimanya. Apa kita tidak membayangkan
jika perbuatan buruk kita sekecil apapun tidak akan di maafkan oleh Allah? Lalu apa yang kita harus
kita lakukan? Untuk itu sebuah kebesaran dari Allah jika Ia dapat memaafkan seluruh hambanya yang
sungguh-sungguh bertobat kepada-Nya.sesuai dalam Firman Allah:

“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan…”
(QS. Asy-Syura: 25).

C. Perilaku orang yang mengamalkan 10 Asmaul Husna, (Al `Aziiz , Al Ghafuur, An Nafii`,
Al Baasith, Ar Ra`uuf, Al Barri, Al `Adl, Al Ghaffaar, Al Fattaah, Al Qayyuum) dalam
kehidupan sehari-hari.

Adapun iman itu meliputi tiga insur yaitu,ucapan, ketetapan dalam hati dan berbuat dengan
anggota badan (berbuat), orang yang beriman kepada Allah harus dapat membuktikan keimanan
tersebut dalam perilaku hidup sebagai pengamalan 10 Asmaul Husna di atas adalah sebagai berikut:

1. Al-Aziz yang berarti Maha Perkasa, Allah maha perkasa dalam segala hal, keperkasaan-Nya
tidak terbatas, Allah perkasa dalam menciptakan menciptakan sesuatu menurut kahaendak-Nya,
memelihara atau menghacurkan sesuatu menurut kehendak-Nya pula. Adapun orang yang
mengamalkan sifat Al-Aziz maka ia akan tegar, tidak lemah, tegas dan kokoh dalam
mengerjakan kewajiban sebagai hamba Allah, karena godaan selalu ada. Adapun Dalil naqli al-
Aziz.[5] Qs. Al-Ankabut/29: 42

‫ون ِم ْن ُدونِ ِه ِم ْن َش ْي ٍء َوهُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬


َ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَ ْعلَ ُم َما يَ ْد ُع‬
Artinya; “Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

2. Al-Ghafuur yang artinya Maha Pemaaf, Orang yang mengamalkan sifat tersebut senantiasa
murah hati untuk bisa memaafkan seseorang lain yang telah membuat kesalahan pada dirinya.

3. An-Nafii’ yang artinya Maha Memberi Manfaat, orang yang mengamalkan sifat tersebut maka
ia Pandai-pandai mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang diterima dengan memanfaatkan
nikmat tersebut sesuai dengan peunjuk islam.

4. Al-baasith yang artinya Maha Melapangkan, Seseorang yang mengamalkan sifat ini pasti
bersifat qana’ah terhadap nasib dirinya tidak murka terhadap semua anugrah yang di berikan
kepada orang lain, senantiasa menyadari bahwa Allah lah yang mengatur rezeki manusia.

5. Ar-Rauuf yang Artinya Maha Belas Kasih, dan orang yang mengamalkan sifattersebut dalam
kehidupan sehari-hari ia Tidak tamak terhadap keduniaan karena sadar bahwa sesuatu yang baik
belum tentu membawa berkah dan manfaat bagi dirinya. Kemanfaatan dan keberkahan sesuatu
hanya ada pada Allah SWT.

6. Al-Barri yang artinya Maha Dermawan, Orang yang mengamalkan sifat ini ia Gemar
mendermakan sebagian hartayang dimiliki untuk menyantuni fakir miskin maupun anak yatim,
sebagaimana Allah berderma kepada semua Mahluk-Nya.[6]

7. Al-Adl yang artinya Maha Adil, maka orang yang mengamalkan sifattersebut, ia pasti
Memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak memihak kepada siapapun
dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah.
Adapun Dalil naqli al’Adl, dalam surat (Fushshilat/41:46)

‫صالِحا ً فَلِنَ ْف ِس ِه َو َم ْن َأ َساء فَ َعلَ ْيهَا َو َما َرب َُّك ِبظَاَّل ٍم لِّ ْل َعبِي ِد‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل‬
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali
tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.

8. Al-Ghaffar yang artinya Maha Pengampun, dan orang yang mengamalkan sifat ini maka ia
mudah memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tidak tersebut tidak meminta maaf,
apalagi meminta maaf. Dan Dalil naqli al-Ghaffar, (Qs. Thaha/20: 82)

‫صالِحًا ثُ َّم ا ْهتَ َدى‬ َ َ‫َوِإنِّي لَ َغفَّا ٌر لِ َم ْن ت‬


َ ‫اب َو َءا َم َن َو َع ِم َل‬
Artinya:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh,
kemudian tetap di jalan yang benar.

Al-fattah yang artinya Sang Pembuka/Maha Memberi keputusan, Allah yang memutuskan mahluknya
akan masuk syurga atau neraka, dan Allah yang Maha Memberi Rahmat umat-Nya. Maka masuknya
seseorang yang mengamalkan sifat ini maka ia akan Tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Sesua
dalam Dalil naqli, (Qs. Saba’/34: 26)

‫ق َوهُ َو ْالفَتَّا ُح ْال َعلِي ُم‬


ِّ ‫قُلْ يَجْ َم ُع بَ ْينَنَا َربُّنَا ثُ َّم يَ ْفتَ ُح بَ ْينَنَا بِ ْال َح‬
Artinya: Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan
antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui”

Al-Qayyum yang artinya Yang Maha Berdiri Sendiri, Adapun orang yang mengamalkan sifat ini
maka ia menunjukkan sikap mandiri dalam menjalankan kehidupan ini. Kita memang makhluk sosial
yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi hubungan sosial tersebut tidak
menjadi alasan untuk tergantung kepada orang lain. Hubungan sosial mesti dijalin dengan baik, tetapi
sikap mandiri perlu ditanamkan dalam kehidupan sehingga hidup kita tidak menjadi beban orang lain.
Berikut adalah Dalil naqli dari sifat Al-Qayyum, (Qs. Al-Baqarah/2: 255)

‫ت َو َما‬ ِ ‫هَّللا ُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم اَل تَْأ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َواَل نَ ْو ٌم لَهُ َما فِي ال َّس َم َوا‬
‫ض َم ْن َذا الَّ ِذي يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ ِإاَّل بِِإ ْذنِ ِه يَ ْعلَ ُم َما بَي َْن َأ ْي ِدي ِه ْم َو َما َخ ْلفَهُ ْم‬ِ ْ‫فِي اَأْلر‬
‫ض‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫ون بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِع ْل ِم ِه ِإاَّل بِ َما َشا َء َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َم َوا‬ َ ُ‫َواَل ي ُِحيط‬
‫َواَل يَُئو ُدهُ ِح ْفظُهُ َما َوهُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظي ُم‬
Artinya; “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus ;
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

D. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 Asmaul Husna (Muqsith, An


Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz,
Al Afuww) dalam kehidupan sehari-hari.

A) AL Basith Al Baasith (Yang Maha Melapangkan makhluknya).

meneladani Al-basith bearti kita harus melapangkan hati sendiri dengan cara mendekatkan diri dan
taat kepada allah, ketika kita ingat dan taat kepada allah maka senantiasa hati kita akan tentram. (Qs
Ar-Ra’d 13.28). selain itu kita juga harus melapangkan hati orang lain, terutama orang yg kita cintai,
dengan cara membahagiakannya, sebagaimana contoh, apabila saudara kita membutuhkan bantuan
maka bantulah semampu kita. Dan bagaimana bantuan yg kita berikan membuatnya menjadi senang.
[7] Al ankabut 29.62.

B) Al Waarist (yang maha mewarisi)


Yang meneladani sifat ini hendaknya bila memiliki kemampuan agar menyumbangkan warisanya
kepada keluarga yang lebih membutuhkan. Kalau ini tidak dapat dilakukanya, maka janganlah
warisan menjadikan keluarga berantakkan, dan lebih lagi jangan memakan harta waris yang bukan
haknya. Ini merupakan salah satu yang dikecam Allah secara tegas (Qs. Al-Fajr:19). Setelah itu dia
dituntut agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang dirinci-Nya ketika menjelaskan siapa dari
makhluk-Nya yang wajar menjadi ahli warist syurga (Qs. Al-Mu’minun:1-11)

C) Al-Muizz (yang maha memulyakan mahluk-Nya)

Kita Sadar bahwa kemulyaan itu milik allah, karnanya jika kita menginginkan kemulyaan, maka
untuk meneladani-Nya kita harus taat dan patuh kepadanya, niscaya allah akan menganugrahkan
kemulyaan kepada kita. Selain itu kita juga harus memulyakan orang tua kita karna mereka adalah
orang yg paling berjasa dalam hidup kita, memulyakannya dengan berbakti pada kedua orang tua,
tidak sesekali menyakitinya apalagi durhaka padanya. Dan janganlah engkau terlena oleh masa-masa
kesenangan dan kelapangan ketika semua itu terjadi dengan melupakan Allah didalam kesenangan
dan kebahagiaanmu, dengan menjadi sombong karena mengira bahwa dirimu lah penyebab
keberhasilan dan keamananmu. Maka Pada saat itu kita harus ingat kepada sahabat iman yang lain,
yaitu bersyukur (syukr), karena Allah menyukai orang-orang yang bersyukur.

D) AL-Hafizh ( yang maha memelihara)

Untuk meneladaninya kita harus besyukur kepedaAllah SWT yang telah memberikan beribu-ribu
kenikmatan kepada kiata, termasuk di antaranya ia menciptakan hutan juga unuk kepentingan kita,
untuk itu kita harus memeliharanya dengan baik dan peduli dengan lingukan, semua yang diciptakan
Allah mempunyai kemanfaatan, karena itu kita harus memeliharanya dengan baik.[8]

E) Al-Walii (yang maha melindungi)

Untuk meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan tidak melindungi dan membela orang-orang
yang salah. Selalu memohon perlindungan dari godaan setan, berani mengatakan tidak untuk
mengatakan hal-hal yang tidak baik meskipun menyakitkan diri sendiri maupun orang lain.

F) An-Nafii` (Yang Maha Memberi Manfaat).

Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif, dan tidak menyia-
nyiakannya, jika ita memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka hidup kita akan bermanfaat
pula, selain kita menjadi orang yang disiplin, banyak pula orang yang membutuhkan karna kita di
pandang sebagai orang yang giat bekerja. Karna sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi yang
lainnya. Namun di dalam kesibukan, janganlah sampai melupakan-Nya dan selalu mendekatkan diri
kepada-Nya.[9]

G) Al Muqsith (Yang Maha Seimbang).

Sifat ini dapat di teladani dengan tidak membeda-bedakan saudara-saudara kita yang miskin dan
yang kaya, yang baik dan yang buruk, kita harus menghormati dan menghargai mereka karna kita
sama-sama sebagai mahluk Allah yang tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa seseorang yang lain.

H) Al Waduud (Yang Maha Mengasihi).


Sifat ini dapat di teladani dengan cara membagikan rizqi yang kita peroleh kepada orang-orang
yang lebih membutuhkannya, seperti mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin. Sebagai
wujud rasa bersyukur kita kepada Allah yang telah memberikan rizqi yang cukup, sehingga kita dapat
berbagi dengan yang lain.

I) Ar Raafi` (Yang Maha Meninggikan makhluknya).

Meneladani sifat Ar-Raafi’ juga dapat di lakukan dengan cara kita membantu memecahkan suatu
permasalahan teman yang sedang membutuhkan bantuan kita, agar ia tidak merasa terpuruk, dan
sedikit meringankan bebannya, seperti yang sudah di singgung dalam keterangan di atas bahwa
manusia tak bisa hidup seniri tanpa orang tang lainnya.

J) Al Afuww (Yang Maha Mengampuni segala kesalahan).

Untuk meneladani sifat ini dapat di lakukan dengan cara memaafkan kselahan kecil maupun
kesalahan besar yang di buat oleh seseorang terhadap diri kita, meskipun kadang enggan untuk
memaafkannya karena kesalahan yang ia perbuat pada kita terlalu buruk tapi tidak ada salahnya jika
kita belajar sedikit demi sedikit untuk melupakan kesalahannya dan memikirkan hal-hal yang positif,
maka lambat laun kita akan terbiasa dengan sifat yang mudah memaafkan.[10]

D.  Hikmah Mengamalkan 99 Asmaul Husna


Adapun  Hikmah Ilmu Asmaul Husna ini diantaranya:
1.    Untuk mencukupi segala hajat kita di dunia.
2.    Untuk pertahanan dan keselamatan.
3.    Untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
4.    Untuk kesejahteraan anak cucu, dan kelapangan rezeki kita.
5.    Ketenangan Jiwa.
6.    Kesehatan jasmani rohani.
7.    Untuk kharisma dan pangkat jabatan.
8.    Menjaga dan melindungi dari kegelinciran akidah dan agama,  mengawal dari gangguan
setan, sebagai pembersih dari sifat sifat tercela dan menjadi penghibur ketika terkena musibah.
9.    Bartambahnya iman seseorang.

Banyak sekali hikmah Ilmu Asmaul Husna yang bisa kita peroleh. Insya Allah bagi kita yang
mengamalkan Ilmu Asmaul Husna maka menjadi berkah dalam kehidupan serta tercukupi segala hajat
di dunia dan di akhirat.
Bahkan salah satu hadits nabi, menyebutkan akan di jamin masuk surga bagi yang menghafal dan
mengamalkan Asmaul Husna.]

HIKMAH MEMPELAJARI ASMAUL HUSNA

Mengenal dan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah suatu ilmu yang sangat agung,
penuh dengan kebaikan dan keutamaan, dan beraneka ragam buah dan manfaatnya.
Keutamaan dan keagungan mendalami ilmu Al-Asmâ` Al-Husnâ akan lebih jelas dengan
memperhatikan beberapa keterangan berikut ini:

1. : Mempelajari ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah ilmu yang paling mulia
dan paling utama, yang paling tinggi kedudukannya dan paling agung derajatnya. Tentunya
hal ini sangat dimaklumi. Karena kemulian suatu ilmu pengetahuan tergantung pada jenis
pengetahuan yang dipelajari dalam ilmu itu. Sedangkan telah dimaklumi pula bahwa tiada
yang lebih mulia dan lebih utama dari pengetahuan tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah
yang terkandung dalam Al-Qur`ân yang mulia dan Sunnah Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ
âlihi wa sallam.

2. Mengenal Allah dan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya akan manambah kecintaan
hamba kepada Rabbnya, akan membuatnya semakin mengagungkan dan membesarkan-
Nya, lebih mengikhlaskan segala harapan dan tawakkal hanya untuk-Nya dan membuat
rasa takutnya kapada Allah semakin mendalam. Dan kapan pengetahuan dan pemahaman
seorang hamba terhadap nama-nama dan sifat-sifat Rabbnya semakin kuat dan mendalam,
maka akan semakin kuat pula tingkat penghambaannya kepada Allah, dan akan semakin
tulus sikapnya berserah diri kepada syari’at Allah, serta dia akan semakin tunduk kepada
perintah Allah dan semakin jauh meninggalkan larangan-Nya
.
3. : Mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya adalah dasar keimanan dan
dengan itu pula iman akan semakin bertambah.

4. Sesungguhnya Allah Subhânahu wa Ta’âlâ yang mengadakan makhluk yang sebelumnya


mereka tidaklah pernah terwujud dan tidak pernah tersebut. Dan Allah ‘Azza wa Jalla
memudahkan untuk mereka apa yang di langit dan di bumi, dan memberikan kepada
mereka berbagai nikmat yang tidak mungkin bisa dijumlah dan dihitung. Seluruh hal
tersebut agar mereka mengenal Allah dan menyembah-Nya.

5. Sesungguhnya Allah Subhânahu wa Ta’âlâ mencintai nama-nama dan sifat-sifat-Nya dan


Allah mencintai nampaknya pengaruh nama-nama dan sifat-sifat-Nya pada makhluk. Dan
hal ini tentunya bagian dari kesempurnaan Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya

6. Berbuat Baik Kepada Setiap Orang


Dengan mempelajari Asma’ul Husna, secara tidak langsung mendorong pribadi untuk menjadi
pribadi yang baik bagi setiap orang.
Hal ini dikarenakan orang yang telah mempelajari Asma’ul Husna, mengetahui jika Allah SWT
Maha Melihat.
Allah SWT senantiasa mengawasi seluruh makhluk yang ada di langit maupun di bumi, tanpa
lalai 1 detik-pun.
Dengan berbuat baik kepada setiap orang juga bisa menjadi contoh atau suri teladan bagi
yang lain.

7. . Hati Lebih Tenang


Tidak hanya mendorong diri untuk senantiasa berbuat baik dan menjadi suri teladan,
mempelajari dan mengamalkan Asma’ul Husna juga bisa membuat hati lebih tenang.
Di saat kita sedang was-was, menghindari segala bentuk marabahaya, daripada harus
merenung dan melamun, lebih baik wudhu, salat, dan melafalkan Asma’ul Husna.
Niscaya, tidak hanya hati yang tenang, melainkan jiwa juga ikut tenang.
Mengapa menjadi lebih tenang? Karena kita ingat jika Allah SWT selalu berada di dekat kita
dan berada di dekat orang-orang yang benar.

8. Melatih Daya Ingat


Seperti yang telah dipaparkan di atas, Asma’ul Husna jumlahnya adalah 99 atau seratus kurang
1.
Dengan mempelajari dan menghapal Asma’ul Husna, otomatis kita juga melatih daya ingat
menjadi lebih tajam lagi.
Ternyata, daya ingat tidak hanya bisa dipertajam melalui konsumsi makanan atau minuman,
ternyata juga bisa dengan menghapal Asma’ul Husna tersebut.
Daya ingat lebih tajam, daya pikir menjadi lebih kritis, dan konsentrasi lebih tepat.

9. Memahami Sifat-sifat Allah SWT


Di dalam 99 Asma’ul Husna tersebut, terlihat nama-nama yang baik dan indah yang dimiliki
oleh Allah SWT.
Kita bisa memahami sifat-sifat Allah SWT secara lebih dalam, seperti :
Allah SWT Maha Pengasih
Allah SWT Maha Penyayang
Allah SWT Maha Merajai
Allah SWT Maha Suci
Allah SWT Maha Memberi Kesejahteraan
dan lain sebagainya
Sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Allah SWT tersebut bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi
hidup kita jika untuk menuju ke jalan yang baik dan benar.

10. Memperoleh Keberkahan Hidup


Asma’ul Husna selain dibaca dan dipelajari, ternyata bisa juga diamalkan.
Mengamalkan Asma’ul Husna bisa membuat diri kita memperoleh keberkahan hidup yang
jauh lebih baik lagi.
Bagaimana cara mengamalkan Asma’ul Husna tersebut?
Dengan zikir Asma’ul Husna setelah salat. Rutin dilakukan setiap hari karena tentunya akan
mendapatkan manfaat yang luar biasa.
Ingin tahu dalil-dalil Asma’ul Husna? Berikut ini dalil Asma’ul Husna dari Al Qur’an dan As
Sunnah.

11. . Memperoleh Keutamaan Ilmu Pengetahuan


Mempelajari Asma’ul Husna selain memperluas wawasan tentang ilmu agama, juga
memperluas wawasan tentang ilmu pengetahuan.
Ilmu agama yang disandingkan dengan ilmu pengetahuan, tentunya menjadi luar biasa
Di dalam ilmu agama, Allah SWT Maha Pemberi Rezeki. Sedangkan jika diterapkan dalam
kehidupan, apabila kita senantiasa berdoa dan berusaha, niscaya akan mendapatkan rezeki.
Rezeki yang diberikan oleh Allah SWT tidak terduga dari mana asalnya. Rezeki juga tidak hanya
berupa uang, melainkan kesehatan, dikaruniai seorang anak (bagi suami istri yang belum
memiliki anak), keluarga yang hebat, dan lain sebagainya.
Jadi, jangan pernah takut tidak memperoleh rezeki, karena rezeki sudah ada yang mengatur.
Kita hanya perlu berdoa dan berusaha saja.

12. Mendapatkan Keberkahan Dunia dan Akhirat


Asma’ul Husna memang begitu mulia.
Jika kita bisa menghapal dan mempelajarinya di dunia, kita akan selalu mencoba mengerjakan
kebajikan dan berusaha menjadi suri teladan bagi yang lain.
Jika di akhirat, memperoleh pahala yang tiada ternilai harganya. Terlebih lagi jika kita sewaktu
di dunia sering berzikir Asma’ul Husna.

13. Mendapatkan Pahala


Mempelajari Asma’ul Husna selain untuk memperoleh ilmu agama dan ilmu pengetahuan,
juga bisa mendapatkan pahala.
Akan tetapi, untuk mendapatkan pahala, sebaiknya diniatkan untuk mengamalkan Asma’ul
Husna secara ikhlas, hanya untuk Allah SWT semata.
Orang yang derajatnya paling tinggi ialah orang-orang yang bisa ikhlas terhadap segala bentuk
amalannya.
Orang yang ikhlas akan beramal dan memasrahkan diri kepada Allah SWT. Untuk urusan
pahala, biar menjadi urusan Allah SWT.

14. Meningkatkan Keimanan


Mempelajari Asma’ul Husna juga ternyata bisa meningkatkan derajat keimanan seseorang.
Terlebih lagi, kaum-kaum milenial yang sekarang ini sebagian besar jarang mempelajari
Asma’ul Husna.

Mereka lebih asyik dengan dunianya sendiri. Salat saja lupa, apalagi menghapal dan
mempelajari Asma’ul Husna.
Maka dari itu, jadilah “orang yang berbeda“. Senantiasa berbuat baik, mempelajari Asma’ul
Husna, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami dan menghayati makna Asma’ul husna ’; hendaknya kita memiliki sikap-
sikap, antara lain:

a. Sadar bahwa kita suatu saat kita akan mati dan suatu saat akan dikumpulkan di sebuah tempat
yang bernama padang makhsyar, menunggu penentuan nasib di akherat apa akan bertempat di
surga atau di neraka.
b.  Hati-hati dalam bertindak karena semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.
c.  Semangat dalam melakukan kebaikan dan merasa optimis, bahwa semua kebaikan akan ada
nilainya di hadapan Allah. Jika kita termasuk muttaqin maka kita akan dikumpulkan dalam
keadaan terhormat disisi Allah.
d.      Rasa takut ketika ada niat akan melakukan berbuatan dosa. Karena Almujrimin (para
pelaku dosa) dikumpulkan dipadang makhsyar tadi dengan muka biru muram, sedih dan 
penyesalan.

Manfaat asmaul husna

 Membuka pintu rezeki

Allah maha kaya, Allahlah yang menyerahkan rezeki guna kita. Rezeki yang anda terima telah
ditakdirkan oleh Allah cocok dengan apa yang saya dan anda lakukan dan usahakan. Kita sebagai
umat muslim dalam menggali rezeki ialah dengan bekerja dan seringkali dibantu dengan guna sholat
dhuha. Namun ada teknik lain yang dapat membantu kamu mencari rezeki, yakni dengan menyimak
Asmaul husna. Dalam asmaul husna ada sejumlah nama yang mengindikasikan bahwa Allah maha
kaya , dan andai dibaca teratur niscaya pintu rezeki anda akan tersingkap yaitu al- muqhni, al-
qhaniyyu, dan lainya.

 Menyembuhkan penyakit

Hampir seluruh orang andai sakit, bakal pergi ke dokter atau minum obat-obatan, perlu kita
ketahui bahwa itu melulu perantara, penyembuhan dan obat sesungguhnya ialah Allah ,Allah akan
menyerahkan kesembuhan seluruh penyakit baik jasmani maupun hati anda mereka berdoa dengan
tulus pada Allah,dapat juga menyimak lantunan asmaul husna, sebab ada nama yang mengindikasikan
bahwa Allah tersebut mempunyai sifat penyembuh, yakni as-ahar,an-nafi
.
 Mendapatkan keselamatan

Allahlah pelindung anda dari segala mara bahaya,anda harus senantiasa meminta perlindungan
supaya hidup anda ini selamat. Dengan menyimak asmaul husna terus-menerus niscaya kamu akan
senantiasa mendapatkan perlindungannya. Beberapa nama yang mempunyai makna perlindungan
ialah al-mani’u,al-muqhsitu,dan lainya.

 Mendapat ampunan

Sebagai insan biasa anda tidak pernah luput dari dosa.hampir tiap hari sengaja atau tidak,disadari
atau tidak kita melakukan dosa baik kecil, maupun besar.dengan begitu anda wajib guna meminta
ampun untuk Allah. Dengan menyimak asmaul husna secara teratur isnya allah dosa- dosa yang
pernah anda lakukan akan dimaafkan oleh Allah, laksana dalam diantara namanya yakni al-
affuwu( maha memberi ampunan).

 Memperoleh kemudahan

Dalam hidup ini tentu kita pernah mendapat cobaan dan rintangan dalam proses kita menjangkau
tujuan hidup.namun dengan kendala tersebut anda harus tetap optimis bisa melewatinya.dengan minta
untuk Allah melewati membaca asmaul husna secara ikhlas dan sarat pengharapan niscaya Allah akan
menyerahkan kemudahan untuk setiap masalah anda.hal ini terbukti dengan andanya sejumlah nama
Allah yang mempunyai makna memberi fasilitas dan kelapangan diantranya al-barru, al-muqtadir.

 Memperoleh keturunan

Bagai kamu yang belum mempunyai keturunan ketika ini, tetaplah optimis dan senantiasa berdoa
dan meminta untuk Allah, diantara caranya ialah dengan menyimak dan melaksanakan asmaul
husna.dari sejumlah nama yang dipunyai Allah terdapta satu nama yang mempunyai makna Allah
akan menyerahkan keturunan untuk hambanya yaitu al-wahidu.

 Menumbuhkan rasa percaya diri

Bagai kamu yang tidak cukup percaya diri dengan ketrampilan yang kamu miliki atau kamu yang
mempunyai anak yang tidak cukup percaya diri, ada teknik ampuh yang dapat digunakan untuk
menggulangi masalah ini ,memang kita dapat membawa diri anda ke psikiater dan psikolog motivator
tetapi hasilnya belum pasti memuaskan. cara yang tepat ialah meminta dan berdoa pada Allah dengan
menyinggung nama – nama indahnya.karena Allah mempunyai nama yang bermakna memberikan
kepercayaan pada diri seorang muslim,yakni al- wajidu.

 Mengendalikan nafsu

Kita sebagi insan dibekali akal dan nafsu oleh Allah ,bila berkata tentang nafsu maka lebih ingin
membawa kehal-hal negatif. Maka ada teknik ampuh guna tetap dapat mengendalikan nafsu anda
dengan teknik dengan membaca dan melantunkan asmaul husna. Ada sejumlah asma yang bila anda
baca terus-menerus akan dapat mengontor hawa nafsu kita, antara beda al-mumit,al- muhshi.

 Menjaga keharmonisan lokasi tinggal tangga

Pasti semua lokasi tinggal tangga mengharapkan sakinah, mawaddah, warrahma. Ada satu teknik
yang bisa kamu lakukan guna tetap mengawal keharmonisan dalan lokasi tinggal tanggal anda, yakni
dengan melantunkan nama-nama estestis yang dipunyai Allah, diantara nama yang baik guna
keharmonisan lokasi tinggal tangga anda ialah al-wadud.
 Mencerdaskan otak

Asmaul husna adalah salah satu nutrisi yang baik untuk otak kita, baik dalam mengawal kesehatn
otak, menyeimbangkan benak kanan dan kiri dan lainya. Disamping makan- makanan sehat dan
merealisasikan pola hidup sehat, kamu juga dapat menerapkan teknik yang satu ini,yakni melantunkan
asmaul husna. Karn adalam 99 namanya ada sejumlah kata yang berkata tentang kepintaran dan
kepintaran, antara beda al- hakim, al- alliyu, al-ilmu.

 Terhindar dari sifat lupa

Lupa ialah hal yang wajar untuk manusia, bahkan terdapat istilah yang berbunyi manusia ialah
tempatnya lupa.namun kita dapat mencegah tak sempat hinggap pada diri kita. Manfaat menyimak
asmaul husna secara kontinyu maka anda akan terhindar dari yang namnya lupa, urusan ini
diperihatkan dengan adanya nama Allah yang bermakna mengawal kita dari sifat lupa, yakni al-
rahman.

 Mendekatkan diri pada Allah

Tujuan hidup anda didunia ini tak beda dan tak bukan ialah senantiasa berimadah untuk Allah dan
mendekatkan diri pada padanya. Ada diantara ibadah yang dapat mendekatkan anda pada dengan
Allah, salah satunya ialah membaca dan mengetahui asmaul husna, nama-nama estetis yang dipunyai
Allah.

 Menjadi muslim yang sejati

Belum sempurna andai kita belum tahu dan mengerti dominasi Allah. Adanya asmaul husna
menolong kita guna senantiasa mengetahui dan memahami tanda- tanda dominasi Allah. Dengan
menyimak dan mengetahui asmaul husna maka anda akan semakin memhami tentang apa destinasi
hidup anda sebenarnya dan anda akan menjadi muslim yang sebenar-benarnya tidak saja diKTP saja.

 Memperkuat persatuan dan kesatuan

Allah sudah mengajarkan saling berkasih sayang untuk sesama. Dengan asmanya Yang berbunyi
ar- rahim atau maha penyayang.dengan mengetahui sifat penyayang ini, anda akan saling menyayangi
dan mengayomi antar sesama dan saling bantu menolong saat ada yang membutuhkan. Dengan begini
persatuan dan kesatuan, anda akan menemukan makna kenyamanan dihidup ini.

TUJUAN MEMPELAJARI ASMAUL HUSNA

1. Mengenali Allah dengan lwbih sempurna seperti mana Allah memperkenalkan dirinya kepada
kita yakni bukan sahaja Allah yang maha perkasa, tetapi Allah juga bersifat ar- rahman, ar-
rahim, as syakur dan sebaginya, seboleh-bolehnya kesemua 99 nama-nama Allah dipahami
dengan sebenar-benarnya. Benar Allah maha dasyat siksanya tetapi dia maha pengampun lagi
maha penyayang. Dengan memahami asmaul husna kita dapat mengenali Allah melalui sifat-
sifatnya dengan tidak melihat dari pada satu aspek sahaja seperti Allah maha membalas dan
sebaginya.Allah mencipta kita serba kekurangan dan kelemahan, jadi mungkin sesekali kita
terlanggar larangan, tetapi kita tidak boleh berputus asa sebab Allah telah menawarkan
keampunan.

2. Sabda Nabi Saw : sesungguhnya Allah memiliki 99 asma , siapa saja yang melihara nama itu
dia akan masuk surga “( HR bukhari dan muslim) yang dimaksudkan “memelihara” itu ialah
bukan sekedar menghafal, membaca bahkan satu lagi inti ajaran agama ( hakikat beragama)
ialah berusaha bersungguh-sungguh untuk berahlak dengan sifat Allah atau meneladani yakni
kita segala upaya kita meneladani 99 sifat Allah itu, contoh jika Allah maha “ pengasih”.
Kitapun hendaklah kita pandai menunjukan rasa kasih sayang terhadap semua makhluk Allah.
Jika Allah “ as-syakur; kita hedaklah berusaha untuk membalas setiap kebaikan orang kepada
kita. Semakin banyak sifat Allah kita contohi atau kita serap kedalam diri kita, dalam
kehidupan kita, semakin dekatlah kita terhadap Allah ini bukan bermakna kita akan bersifat
dengan sifat zat Allah . mana mungkin! Kita manusian yang Allah ciptakan akan bersifat
seperti zat Allah tapi kita kena meneladani sifat seperti contoh yang disebutkan tadi . Nabi kita
digelar al-Qur’an berjalan dan Allah juga mengiftirat juga kita bahwa Nabi kita mempunyai
akhlak yang agung karna apa? Karna baginda telah berahlak dengan sifat Allah.

3. Dengan memahami asmaul husna kita dapat mengesakan Allah dari pada sudut tauhid
uluhiyah, Tauhid asma wa sifatullah dan Tauhid Rububiysh Allah. Tauhid ululhiyah ialah
tauhid yang diyakini bahwa setiap amalan kita ( ibadah) dilakukan hanya karena Allah, untuk
Allah dan bagi Allah ( SEMATA-MATA KARENA ALLAH). Wajib ditunjukan hanya kepada
Allah karerna dia Sahaja yang berhak menerima peribadatan hambanya. Tauhid asma wa
sifatullah mesti meyakini hanya Allah sahaja yang mempunyai sifat asmaul husna, artinya
mengesakan Allah dengan sifat-sifat atau nama-nama_Nya yang mulia contoh : jika Allah
Maha Mngetahui maksudnya hanya Allah satu-satunya yang mengetahui . tidak ada selainya
yang mengetahui. Dengan ini dapat mengelakan kita melakukan syirik dan tidak melakukan
perkara-perkara yang membatalkan iman. Manakala Tauhid Rububiyah: kita kena yakin bahwa
Allah yang menjadi penyebab setiap kejadian. Adanya kita dan makhluk lain dan segala
kejadian langit dan bumi dan isinya Allah yang menciptanya. Jika Allah tiada, tiadalah segala-
segalnya . jadi jangan percaya apabila ada orang mengatakan bahwa jika buat sesuatu tidak
ikut tertentu akan dapat akibat tak baik dan banyak lagi contoh yang seumpanya. Asmaulhusna
bukan sebarang nama,. Asma berasal dari perkataan ismun, makna asalnya tinggi, jadi nama-
nama ini ialah sifat-sifat Allah penuh dengan kemulian, ketinggian dan keagungan, nama yang
Allah berikan menunjukan hakikat nama tersebut , contoh: langit Allah bagi nama sama-sama
bermaksud tinggi. Hati pula Allah bagi nama Qalbun yang bermaksud berbolak-balik nama-
nama makhluk ciptaan tuhan. Allah ajarkan kepada Nabi Adam As dalam surat al-baqarah, dan
dia telah mengajarkan Nabi Adam As , akan segala nama benda-benda dan gunanya, kemudian
ditunjukannya kepada malaikat lalu dia berfirman: terangkalah kepadaku nama benda-benda
ini semuanya jika kamu golongan yang benar. ( Al- baqarah [2] :30) Di sini Allah ajarkan
kepada kepada Nabi Adam As bukan setakat ini air,ini langit, tapi Allah ajar apa kandungan
air, bila dipanaskan 100 darjat Celcius air mendidih dam macam-macam pengetahuan sains
jika tidak bagaimana Allah akan jadikan Nabi Adam As sebagai khifah di muka bumi. Asmaul
husna ini Allah perkenalkan kepada kita melalui ayat-ayat al-Qur’an.

4. Dengan mengetahui asmaul husna dapatlah kita menggunakan wasilah asmaul husna ini ketika
berdioa:” Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik ( yang mulia ), maka serulah ( dan
berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu dan pulaukanlah orang-orang yang
berpaling dari kebenaran dalam masa menggunkan nama-namanya, mereka akan mendapat
balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan .”( AL- Aaraf[7]: 180) Bila kita berdoa
menggunakan asmaul husna sebagai wasilah kita kena seru nama-nama yang sesuai dengan
hajat kita. Selepas menyeru nama-nama asmaul husna ini kenalan berdoa sesuai. Dengan
tujuan kita menyeru namanya.

Adapun Keutamaan dari Asmaul Husna

1. Sebagai Asbab (Sebab) Seorang Masuk Surga.

Rasulullah SAW bersabda:

‫الجنَّة‬ َ ْ‫ِإ َّن هللِ تِ ْس َعةُ َو تِس ِْعي َْن ا ْس ًما َم ْن أح‬
َ ‫صاهَا َد َخ َل‬
Artinya "Sesungguhnya Allah Ta'ala memiliki 99 nama. Barang siapa menghafalnya akan masuk
surga." (HR. Al-Bukhari)

2. Menjadikan Kita Mengenal Allah Ta'ala.

Salah satunya diwakili dengan membaca Surat Al-lkhlas, karena di dalamnya banyak terdapat
Nama-nama Allah Ta'ala.

َّ ‫) هّٰللَا ُ ال‬1( ‫قُلْ هُ َو هّٰللا ُ اَ َح ۚ ٌد‬


‫) َولَ ْم يَ ُك ْن لَّهٗ ُكفُ ًوا‬3( ‫) لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم ي ُْولَ ۙ ْد‬2( ‫ ُد‬ºۚ‫ص َم‬
)4( ‫اَ َح ٌد‬
Artinya "Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala
sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan
Dia." (QS. Al-Ikhlas)

3. Mengenal Asmaul Husna sebagai Dasar Ibadah.


Dalam melakukan ibadah, perbanyaklah menyebut Asmaul Husna.

ِ ‫ين َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬


ُ ‫ت ۗ َوهَّللا‬ َ ِ‫فَا ْعلَ ْم َأنَّهُ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوا ْستَ ْغفِرْ لِ َذ ْنب‬
َ ِ‫ك َولِ ْل ُمْؤ ِمن‬
‫يَ ْعلَ ُم ُمتَقَلَّبَ ُك ْم َو َم ْث َوا ُك ْم‬
artinya "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain
Allah dan mohonlah Ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki
dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal."
(QS. Muhammad: 19)

4. . Sebab Dikabulkannya Do'a.

Ketika membaca doa, sebutkan Asmaul Husna terlebih dahulu. 

ۚ ‫ون فِي َأ ْس َماِئ ِه‬


َ ‫ين ي ُْل ِح ُد‬
ºَ ‫َوهَّلِل ِ اَأْل ْس َما ُء ْال ُح ْسنَ ٰى فَا ْد ُعوهُ بِهَا ۖ َو َذرُوا الَّ ِذ‬
َ ُ‫َسيُجْ َز ْو َن َما َكانُوا يَ ْع َمل‬
‫ون‬
Artinya :"Hanya milik Allah Asmaaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut Asmaaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al A'raf: 180)

Demikian keutamaan Asmaul Husna, semoga kita temasuk hamba yang senantiasa
mengagungkan-Nya dan memperbanyak menyebut nama-Nya yang Agung dan mulia.

 Perilaku Asmaul Husna dalam Kehidupan


1. Perilaku Asmaul Husna yang pertama

Menjadi orang yang dermawan Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Karim (Maha
Pemurah), sehingga sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus menjadi orang yang pandai
membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau bukan. Wujud
kedermawanan tersebut, misalnya seperti berikut.

 Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari Jum’at yang diedarkan oleh
petugas Rohis.
 Membantu teman yang sedang dalam kesulitan.
 Menjamu tamu yang datang ke rumah sesuai dengan kemampuan.

2. Perilaku Asmaul Husna yang kedua

Menjadi orang yang jujur dan dapat memberikan rasa aman Wujud dari meneladani sifat
Allah Swt al-Mu’min adalah seperti berikut.

 Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya atau ketakutan.


 Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan yang dapat membahayakan
pengguna jalan.
 Membantu orang tua atau anak-anak yang akan menyeberangi jalan raya.

3. Perilaku Asmaul Husna yang ketiga

 Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt. Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-
Wakil dapat berupa hal-hal berikut.

 Menjadi pribadi yang mandiri, melakukan pekerjaan tanpa harus merepotkan orang lain.
 Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh karena Allah Swt. tidak akan mengubah nasib
seseorang apabila orang tersebut tidak mau berusaha.

4. Perilaku Asmaul Husna yang keempat

 Menjadi pribadi yang kuat dan teguh pendirian Perwujudan meneladani dari sifat Allah
Swt. al-Matin dapat berupa hal-hal berikut.

 Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan
tercela.
 Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang dihadapi.

5. Perilaku Asmaul Husna yang kelima

 Berkarakter pemimpin Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’, di antaranya


seperti berikut.

 Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.


 Rajin melaksanakan śalat berjama’ah.
 Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain.

6. Perilaku Asmaul Husna yang keenam

Menjadi orang yang bertakwa Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir adalah dengan cara
seperti berikut.
 Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti śalat lima waktu, patuh dan hormat kepada
orang tua dan guru, puasa, dan kewajiban lainnya.
 Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt. seperti mencuri, minum-minuman
keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang tua, dan larangan lainnya.

7. Perilaku Asmaul Husna yang ketuju

 Berlaku adil Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl, misalnya seperti berikut.

 Tidak memihak atau membela orang yang bersalah, meskipun orang tersebut saudara atau
teman kita.
 Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-
nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya. Karena itu, jika nama-
nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat
besar,
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya
milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan
tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti
mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat
180).

Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga
yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha Kuasa di atas
segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat yang di berikan kepada hamba-
Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha
Pemurah lagi maha Memelihara.

Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan sifat-sifat
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud kecintaan kita terhadap
Allah SWT. Wallahua’lam Bissawab.

DAFTAR PUSTAKA

o Krishna Anad, Asmaul Husna 99 Nama Allah Bagi Orang Modern, 1999, Jakarta; Gramedia
Pustaka Utama.
o Syaikh Al-Utsaimin Sholeh bin Muhammad, Ai-Qawa’idil Mutsla Memehami Nama dan Sifat
Allah, 2003, Jogjakarta; Media Hidayah
o Rahayu Suci.Thoifuri, Pendidikan Agama Islam, Sekolah Menengah Atas, Kelas X, 2007, Jakarta;
Ganesa Exact
o Zaenal Damam Muhammad S. Makhfud Ahmad S. Buku Ajar Acuan Pengayaan Akidah Ahlak,
MTS Kelas VII Semester 2, 2008,Solo; CV. Sindunata.
o El-Bantanie Syafii Muhammad, Rahasia keajaiban asmaul husna,2009, Jakarta; PT. Wahyu Media.
o http://www.riwayat.web.id/2009/12/asmaul-husna.html-25/04/2011=22.02
o http://blog.chess.com/emde/meneladani-sifat-sifat-tuhan-30/04/2011=12.35
o http://www.nuansaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=504:meneladani-
sifat-sifat tuhan&catid=101:tafsir&Itemid=353, 30/04/2011=13.10

Anda mungkin juga menyukai