Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

IDENTIFIKSI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM

NAMA : FITRAH QOLBI

NIM / TM : 18035134 / 2018

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

KELOMPOK : 3 (TIGA)

ANGGOTA : 1. FITRIANA RAHMAH SIR

2. MELA DEVI AULYA

3. NURUL VADILLA ALVI

DOSEN : 1. HESTY PARBUNTARY, S. Pd, M. Sc

2. Dra. SURYELITA, M. Si

ASISTEN DOSEN : 1. DWI AGUSTINI

2. RIDHO HERMAWAN

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PERCOBAAN 4
IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM

A. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi keberadaan metabolisme sekunder pada bahan alam

B. Waktu dan Tempat


Hari, Tanggal : Rabu, 18 Maret 2020
Waktu : 09.41-12.20 WIB
Tempat : Universitas Negeri Padang

C. Dasar Teori
Senyawa aorganik bahan alam adalah senyawa-senyawa yang dikenal sebagai metabolit
sekunder. Senyawa metabolit sekunder terdapat pada semua organ tumbuhan (terutama
tumbuhan tinggi) seperti akar, kulit batang, daun, bunga, buah, dan biji. Senyawa metabolit
sekunder ini merupakan golongan senyawa yang memiliki aktivitas biologi tertentu yang
sering digunakan dalam penelitian pengembangan obat tertentu.

Penggunaan tumbuhan sebagai obat, jelas berkaitan dengan kandungan kimia yang
terdapat dalam tumbuhan tersebut, terutama zat aktif biologik. Tanpa adanya suatu enyawa
bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat.
Senyawa bioatif yang terapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit
sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dan saponin.

Alkaloid artinya “mirip alkali” merupakan senyawa metabolit sekunder yang mengandung
atom nitrogen biasanya pada cincin heterosiklik. Karena mengandung atom nitrogen basa,
maka dapat diekstraksi dari bahan alam tumbuhan dengan suatu asam. Struktur alkaloid yang
sederhana, tetapi yang memiliki efek yang cukup tinggi yaitu nikotin.

Nikotin (contoh alkaloid)

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam.
Senyawwa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan bebagian zat warna
kuning yang ditemukan dalam tumbuhan. Favonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang
terdiri dari 15 atom karbon, dua cincin benzene terikat pada suatu rantai propane Sehingga
membentuk susunan C5-C3-C6. Istilah flavonoid berasal dari kata “flavon”, yakni nama salah
satu jenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan lazim ditemukan.

Senyawa terpena merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri atas atom C dan
H. Pada umumnya jumlah atom C senyawa terpena merupakan kelipatan 5 yang terdiri atas
unit isoprena (isopenana) yang bergabung sebagai head to tail. Terpenoid sama halnya dengan
senyawa terpena, tetapi mengandung gugsu fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan
keton.

Unit Isoprena

Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi menjadi
monotrepen (dua unit isoprene), seskiterpen (tiga uit isoprene), iditerpena (empat unit
isoprene), Triterpena (enam unit isoprene), tetra trepena (delapan unit isoprene), dan
politerpena (banyak unit isoprene).

Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentana
perhidro phenantrena.

Contoh struktur fenantrena

Senyawa-senyawa alam yang mempunyai cincin dasar siklopentana perhidro fenantrena


ini dibagi dalam dua golongan, yang pada dasarnya kedua golongan tersebut mempunyai sifat-
sifat yang hampir sama. Kedua golongan itu adalah golongan steroid dan golongan sterol.
Perbedaan antara sterol dan steroid hanya terletak pada posisi gugus hidroksilnya. Jika posisi
gugus-gugus hidroksilnya hanya pada C maka sneyawa tersebut adalah sterol, sedangkan
steroid memiliki gugus hidroksil yang dengan berbagai posisi.

Saponin merupakan senyawa glukosa (gugus hidroksil berikatan dengan suatu senyawa
gula) dari steroida dengan cincin E dan F berbentuk spiroketal.
Struktur saponin

(Tim Kimia Organik 2. 2020)


Menurut perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan (atau
kira kira 1x109 ton) diubah menjadi Flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya.
(Fessenden. 1982)

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar di alam. Sebenarnya
semua flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga pastilah dapat ditemukan
dalam setiap telaah ekstrak tumbuhan. (Djamal. 1990)

Senyawa terpen merupakan suatu golonagn senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan
H. Pada umumya jumlah atom C senyawa terpen merupakan kelipatan 5 yang bergabung
sebagai head to tail. (Markham. 1988)

Steroid adalah kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentana


perhidriphenantrena. Yang mempunyai cincin dasar siklopentana perhidropentana.
(Lenny. 2006)

Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu
gula dengan suatu senyawa hidroksil organic yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan
gula. (Rangke. 1989)
D. Alat dan Bahan

Alat :

1. Lumpang 6. Corong
2. Pisau 7. Plat Tetes
3. Pipet tetes 8. Tabung reaksi
4. Gunting
5. Pemanas
Bahan :
1. Amonia 6. Kapas 11. Kloroform
2. Pereaksi Wayer 7. Pereaksi Dragendorf 12. Contoh Tumbuhan
3. H2SO4 pa 8. Anhidrida asetat
4. Serbuk Mg 9. Metanol
5. Pereaksi Mayer 10. HCl pa

E. PROSEDUR KERJA
1. Idnetifika Alkaloid : Metode Culvenor-Fitzgeraid
4 gram sampel + sedikit kloroform (hingga membentuk pasta)

+ 20 mL Larutan Amoniak-kloroform 0,05 N

Menyaring campuran dalam tabung reaksi kering

+ 5 mL H2SO4 2 N (kocok kuat)

Mendiamkan larutan sampai terbentuk 2 lapisan

Mengambil lapisan asam sulfan dr pipet memasukkan dalam tabung reaksi kecil

Larutan kloroform untuk uji terpenoid

Menguji filtrate dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorff

Hasil positif = perekais mayer : terbentuk endapan putih atau keruh , pereaksi wagner :
endapan coklat, dragendorff : terdapat endapan orange
2. Idnetifika Flavonoid : Shinoda test, Sianidin test
Mengekstrak 0.5 gram sampel halus dnegan 5 mL etanol

Memanaskan ekstrak selama 5 menit dalam tabung reaksi

+ beberapa tetes HCl kedalam ekstrak

+ sedikit serbuk magnesium

Hasil positif = Bila terjadi perubahan warna menjadi meraj/pink menunjukkan sampel
mengandung flavonoid

3. Idnetifika steroi/terpenoid : Metode Lieberman-Burchard


Menempatkan beberapa tetes lar. Kloroform pada uji alkaloid diatas plat tetes

+ 5 tetes anhidrida asetat

Membiarkan mongering

+ 3 tetes H2SO4 pa

Hasil positif = timbulnya warna merah jingga atau ungu menandakan sampel
mengandung terpenoid, sedangkan warna biru menandakan sampel mengandung
steroid
F. JAWABAN PERTANYAAN
1. Buatlah reaksi masing-masing pada percobaan identifikasi snyawa bahan alam !
Jawab :
 Uji tannin

 Uji flavonoid

 Uji alkaloid

 Uji Lieberman

2. Tuliskan masing-masing contoh senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid,


flavonoid, steroid, dan saponin !’
Jawab :
 Alkaloid
Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotic
 Flavonoid
pelargonidin, peonidin, sianidin, malvidin, petunidin, dan delfinidin
 Steroid
kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen
 Saponin
Avenocosides (Avena sativa), Asparagosides (Asparagus officinalis) dan
Disogenin (Dioscorea floribunda dan Trigonella foenum graceum).

3. Menurut anda golongan senyawa apa yang paling banyak terkandung pada bahan alam
tersebut ? Jelaskan !
Jawab :
Alkaloid
Karena Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang
kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan, sehingga dia tergolong senyawa
netral yang banyak terdapat dialam.
TABEL PENGAMATAN
Hasil
No Nama Uji yang dilakukan Prosedur
Pengamatan
1. Test Mollisch Filtart sampel bahan alam yang hasil positive
sudah disaring dimasukkan 2 mL adalah muncul
kedalam tabung reaksi  + warna violet
reagen mollisch  aduk  pada dasar
+H2SO4 pekat tabung reaksi
2. Uji Tanin Filtart sampel bahan alam yang Muncul warna
sudah disaring dimasukkan 2 mL hijau
kedalam tabung reaksi  +
FeCl3
3. Uji Busa Filtart sampel bahan alam yang Buih mencapai 1
sudah disaring dimasukkan 2 mL cm dan bertahan
kedalam tabung reaksi  aduk selama 5 menit
dengan kuat filtrate tersebut 
diamkan 2-5 menit  ukur tinggi
buih pada sampel
4. Preparasi Ektrak Bahan Filtart sampel bahan alam yang Didapat hasil
Alam Menggunakan Asam sudah disaring dimasukkan 2 mL ekstrak bahan
kedalam tabung reaksi  + 2 mL alam
HCl kedalam tabung reaksi  menggunakan
tutup mulut tabung rx  diamkan Asam
selama 20 mnt  aduk  setelah
20 menit kemudian campuran
disaring
5. Tes Flavonoid Filtart sampel bahan alam yang hasil positif =
sudah disaring dimasukkan 2 mL terdapat warna
kedalam tabung reaksi 1 kuning tua
ambbil lagi Filtart sampel bahan berarti pada
alam yang sudah disaring tabung rx 2
dimasukkan 2 mL kedalam
tabung reaksi 2  tabung 1 + air
suling, tabung 2 + 2 mL NaOH 
bandingkan perubahan kedua
tabung
6. Preparasi Ektrak Bahan + 80 ml methanol pada porsi Didapat hasil
besar filtart dalam erlenmeyer 
Alam Menggunakan ekstrak bahan
tutup mulut Erlenmeyer 
Alkohol diamkan selama 30 mnt  alam dari
setelah 30 mnt saring campuran
alkohol
 tuang filtrate pada cawan
penguap  dan panaskan hingga
menguap (evaporate) setelah
menguap dinginkan beberapa
menit  + 6 chloroform  lalu
kikis

7. Tes alkaloid (dragendorrf) Ambil beberapa mL sampel dari hasil positif pada
alchoholic ectract menggunakan
atropine yaitu
pipa kapiler  letakkan pada
kertas saring  membedakan muncul warna
hasil positif dan negative,
orange/peache ,
membandingkan alchoholic
extract dengan atropine pada sampel
(merupakan tanaman alkaloid)
extract hasilnya
dilakukan pada fume hood 
menyemprotkan reagen negatif
dragendorrf pada kertas saring
yang sduah ditotoli sampel
8. Tes Lieberman Memasukkan 2 mL sampel dari hasil positif
alchoholic extract pada tabung
terbentuk cincin
reaksi + beberapa tetes acetic
anhydride  + H2SO4 pa warna ungu dan
warna hijau pada
permukaan
sampel
9. Salkowski test Memasukkan 2 mL sampel dari hasil positif
alchoholic extract pada tabung
terbentuk cincin
reaksi  + beberapak H2SO4 pa
warna ungu dan
tidak ada warna
hijau pada
permukaan
sampel
10. Anthraquinone Glycosides Memasukkan 2 mL sampel dari hasil positif =
test alchoholic extract pada tabung
warna merah
reaksi  + 1 mL ammonia
mawar

G. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini berjudul Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam dimana
tujuan dari praktikum ini adalah Mengidentifikasi metabolit sekunder pada bahan alam. Untuk
pengamatan pada praktikum kali ini kami mengamati percobaan dari video praktikum yang
sudah diberikan oleh dosen pembimbing melalui identifikasi suatu sampel bahan alam yang
sudah dikeringkan. Pada video tersebut praktikan ingin mengetahui keberadaan atau menguji
adanya keberadaan karbohidrat, glikosida tannis dan saponin pada sampel bahan alam
tersebut. Sehingga hasil akhirnya dapat menentukan sifat konstituen aktif dan menentukan
aktifitas farmakologis.

Pada praktikum ini, serbuk dari tumbuhan yang sudah dikeringkan akan dibagi menjadi
beberapa porsi atau ukuran yaitu ukuean kecil, ukuran sedang, dan ukuran besar. Dimana
masing-masing ukuran ini sudah ditetapkan sesuai dengan uji yang akan dilakukan nanti.
Untuk Bahan alam kering porsi sedang dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian
ditambahkan 70 mL aquades dan kemudian campuran dipanaskan di atas hotplate setelah
mendidih campuran disaring dan filtrate dari campuran tadi yang akan digunakan untuk
beberapa uji pada praktikum kali ini. Kemudian untuk porsi kecil bahan alam kering
dimasukkan kedalam tabung reaksi, dan untuk porsi besar bahan alam kering dimasukkan
kedalam Erlenmeyer.

Pada praktikum tersebut dilakukan beberapa uji yaitu Tes Mollisch, Test Tanin, Uji Busa,
ektraksi menggunakan asam, Test flavonoid, ekstraksi menggunakan alcohol, Test alkaloid, tes
Lieberman, tes salkowski, tes Anthraquinone Glycosides.
1. Test Mollisch
Uji mollisch bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan karbohidrat pada
sampel alam, dimana langkah yang dilakukan praktikan adalah Filtart sampel bahan alam
yang sudah disaring dimasukkan 2 mL kedalam tabung reaksi kemudia ditambahkan
reagen mollisch dan diaduk , setelah selesai diaduk tambahkan H2SO4 pekat sehingga
didapatkan hasil positivenya adalah muncul warna violet atau cincin violet pada dasar
tabung reaksi menandakan adanya karbohidrat pada sampel bahan alam tersebut.

Reaksi uji molisch secara garis besar yaitu karbohidrat oleh asam anorganik perkat
akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam
sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan furfural 5-
hidroksimetil. Pereaksi molisch yang terdiri dari alfa-naftol dalam alcohol akan bereaksi
dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Cincin berwarna ungu ini
akan terbentuk pada seluruh jenis karbohidrat. Pada monosakarida memberikan hasil yang
cepat. Sedangkan, disakarida dan polisakarida berekasi lebih lambat.

2. Uji Tanin
Uji tannin bertujuan untuk mengidentifikasi salah satu senyawa fenol yaitu Tanin
pada sampel bahan alam yang sedang diuji. dimana langkah yang dilakukan praktikan
adalah Filtart sampel bahan alam yang sudah disaring dimasukkan 2 mL kedalam tabung
reaksi kemdia ditambahkan FeCl3 kemudian diaduk, Hasil positif adalah jika muncul
warna biru berarti pada sampel terdapat tannin yang hydrolyzable dan jika warna hijau
berarti pada sampel terdapat tannin yang condensed. Pada video ujia tannin hasil
positifnya yaitu warna hijau sehingga sampel tersbut mrngandung tannin yang condensed.

Reaksi uji Tanin secara garis besar yaitu uji fotokimia menggunakan FeCl3
digunakan untuk menentukan apakah sampel mengandung gugus fenol. Adanya gugus
fenol ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman atau biru tua setelah ditambahkan
dengan FeCl3, sehingga apabila uji fotokimia dengan memberika hasil positif
dimungkinkan dalam sampel terdapat senyawa fenol dan dimungkinkan salah satunya
adalah tannin karena tannin merupakan senyawa polifenol. Karena tannin akan
membentuk senyawa kompleks dengan ion 𝐹𝑒 3+ , seperti pada reaksi
Terbentuknya senyawa Kompleks anara Tanin dan FeCl3 karena adanya ion 𝐹𝑒 3+
sebagai atom pusat dan tannin memiliki atom O yang mempunyai pasangan electron
bebas yang bias mengkoordinasikan ke atom pusat sebagai ligannya. Ion 𝐹𝑒 3+ pada
reaksi di atas engikat tina tannin yang memiliki 2 atom donor yaitu atom O pada posisi 4’
dan 5’ dihidroksi, sehingga ada enam pasangan electron bebas yang bias dikoordinasikan
ke atom pusat. Atom O pada posisi 4’ dan 5’ dihidroksi memiliki energy paling rendah
dalam pembentukan senyawa kompleks, sehingga memungkinkan menjadi sebuah ligan.

Hasil uji sampel ekstrak air bahan alam dengan FeCl3 menghasilkan suatu warna
hijau, karena reaksi antara tannin dan FeCl3 membentuk senyawa kompleks. Berdasarkan
hal tersebut dapat diduga di dalam ekstrak air bahan alam tersebut mengandung snyawa
polifenol yang diduga adalah senyawa tannin.

3. Uji Busa
Uji Busa bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa saponin pada sampel alam.
dimana langkah yang dilakukan praktikan adalah Filtart sampel bahan alam yang sudah
disaring dimasukkan 2 mL kedalam tabung reaksi kemudian duk dengan kuat filtrate
tersebut diamkan sampel 2-5 menit  mengamati tinggi buih pada sampel tersebut.
Hasil yang didapat setlah 5 menit sampel mengandung busa yang tingginya sampai 1 cm

Pada uji ini ekstrak positif mengandung saponin jika busa yang terbentuk dapat
bertahan selama 1 menit dengan ketinggin 1 cm. Busa yang ditimbulkan saponin karena
adanya kombinasi struktur senyawa panyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan
rantai samping polar yang larut dalam air. Sehingga busa yang ditimbulkan dapat bertahan
selama 5 menit dengan ketinggian 1-3 cm.
Saponin adalah senyawa aktif permukaan kuat yang menimbulkan busa jika
dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel
darah merah. Saponin adalah sebagian organ dalam tumbuhan yang mempunyai sifat kimia
yang sama dengan glikosida triterpenoid dan sterol yang mengasilkan busa.

4. Preparasi Bahan Alam Menggunakan Asam


Pada prosedur ini praktikan mengambil Filtart sampel bahan alam yang sudah
disaring dimasukkan 2 mL kedalam tabung reaksi kemudian menambahkan 2 mL HCl
kedalam tabung reaksi. Dan mulut tabung reaksi ditutup menggunalan plastic wrap,
kemudian didiamkan selama 20 menit. Setelah 20 menit kemudian campuran disaring
sehingga Ekstrak dari asam sulfat.

5. Tes Flavonoid
Uji Flavonoid bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid pada sampel
alam. dimana langkah yang dilakukan praktikan adalah Filtart sampel bahan alam yang
sudah disaring dimasukkan 2 mL kedalam tabung reaksi 1 dan diambil lagi Filtart sampel
bahan alam yang sudah disaring dimasukkan 2 mL kedalam tabung reaksi 2. Kemudian
selanjtnya pada tabung 1 ditambahkan air suling, dan untuk tabung 2 ditambhahkan 2 mL
NaOH. Setelah terjaid perubahan kedua tabung dibandingkan perubahannya. Sehingga
hasil positif dari ujia ini te rdapat warna kuning tua yang menandakan pada tabung rekasi 2
mengandung senyawa flavonoid.

Flavonoid merupakan senyawa yang mengandung dua cincin aromatic dengan


gugus hidroksil lebih dari satu. Senyawa fenol dengan gugus hidroksil semakin banyak
memiliki tingkat kelarutan dalam air semakin besar atau bersifat polar, sehingga dapat
terekstrak dalam pelarut-pelarut polar.

Keudukan gugus hidroksi fenol bebas pada inti flavonoid dapat ditentukan dengan
menambahkan pereaksi geser ke dalam sampel dan mengalami pergesran puncak serapan
yang terjadi. Perekais geser yang digunakan yaitu NaOH pada praktikum ini. Penambahan
NaOH menyebabkan batokromik karena adanya ionisasi dari gugus hidroksilnya yang
peka terhadap basa, pergeseran terjadi pada pita I.
(Sumber : Ferry Pradana. 2014)

6. Preparasi Bahan Alam Menggunakan Alkohol


Pada prosedur ini praktikan menambahkan 80 ml methanol pada posri besar filtart
dalam erlenmeyer kemuudian tutup mulut tabung Erlenmeyer, diamkan selama 30 mnt.
Setelah 30 menit saring campuran dan tuang filtrate pada cawan penguap , panaskan
hingga menguap setelah menguap dinginkan beberapa menit kemudian ditambahkan 6 mL
chloroform dan keruk hasil preparasi bahan alam tersebut

7. Tes alkaloid (dragendorrf)


Pada uji Alkaloid ini praktikan melakukan prosedur yaitu mengambil beberapa mL
sampel dari preparasi ekstrak bahan alam menggunakan alkohol menggunakan pipa kapiler
kemudian meletakkan pada kertas saring. Kemudian praktikan membedakan hasil positif
dan negative,dengan cara membandingkan preparasi ekstrak bahan alam menggunakan
alcohol dengan atropine (merupakan tanaman alkaloid) dimana test dilakukan pada fume
hood dengan cara menyemprotkan reagen dragendorrf pada kertas saring yang sduah
ditotoli sampel. Sehungga hasil positif terdapat pada atropine diandai dengan muncul
warna orange jingga /peache , sedangkan pada sampel hasil preparasi ekstrak bahan alam
menggunakan alkoho hasilnya negative.

Pada hasil positif alkaloid Uji Dragendorff ditandai dengan terbentuknya endapan
coklat muda sampai kuning (jingga). Endapan tersebut adalah Kalium Alkaloid. Paa
pembuatan pereaksi Dragendorff, bismuth nitrat dilarutkan dalam HCl agar tidak terjadi
reaksi hidrolisis karena garam-garam bismuth mudah terhidrolisis membentuk ion bismutil
(Bi𝑂+ ) yang persamaan rekasinya seperti :
𝐵𝑖 3+ + H2O  𝐵𝑖𝑂+ + 𝐻 +

Agar ion Bi3, tetap berada dalam larutan, maka lartan itu ditambah asam sehingga
kesetimbangan akan bergeser kea rah kiri. Selanjutnya ion Bi3, dari Bismut nitrat bereaksi
dengan kalium iodide membentuk endapan hitam Bismut(III) iodide yang kemudian
melarut dalam kalium iodide berlebih membentuk kalium tetraiodobismutat.

Pada uji alkaloi dengan pereaksi Dragendorff, nitrogen digunakan untuk


membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam. Reakdi
pada uji Dragendorff dapat ditunjukkan sebagai berikut :

8. Uji Lieberman
Uji Lieberman bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa Triterpenoid dan sterols
pada sampel alam, dimana langkah yang dilakukan praktikan adalah Memasukkan 2 mL
sampel preparasi ekstrak bahan alam menggunakan alcohol pada tabung reaksi kemudian
tambahkan beberapa tetes anhidrida asetat dan tambahkan H2SO4 pa. Hasil positif yang
didapat terbentuk cincin warna ungu dan warna hijau pada permukaan sampel.

Reaksi senyawa erpenoid dengan pereaksi Lieberman menghasilkan warna merah-


ungu. Prinsip reaksi dalam mekanisme reaksi uji terpenoid adalah kondensasi atau
pelepasan H2O dan penggabungan dengan karbokation. Reaksi ini diawali dengan proses
asetilasi gugu hidroksil menggunakan asam anhidrida asam asetat. Gugus asetil yang
merupakan gugus pergi yang baik akan lepas, sehingga terbentuk ikatan rangkap.
Selanjutnya terjadi pelepasan gugus hydrogen beserta elektronnya, mengakibatkan ikatan
rangkapnya berpindah. Senyawa ini mengalami resonansi yang bertinak sebagai elektrofil
atau karbokatio menyebabkan adisi elektrofil, diikuti pelepasan hydrogen. Kemdian gugus
hydrogen beserta elektronnya dilepas, akibanya senyawa mengalami perpanjangan
konjugasi yang memperlihatkan munculnya warna merah-ungu.
9. Uji Salkowski
Uji Salkowski bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa Sterol dan Terpenoid
pada sampel alam, dimana langkah yang dilakukan praktikan adalah memasukkan 2 mL
sampel dari preparasi sampel alam dengan alcohol pada tabung reaksi kemudian
ditambahkan beberapak H2SO4 pa. Hasil positif yang didapatlan munculnya warna ungu
pada tabung sampel.

Pada uji salkowski ini, bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam
molekulnya dan direaksikan dengan asam dua jika di praktikum ini adalah H2SO4 dalam
kondisi bebas air, aka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan
bervariasi dengan kondisi percobaan. Hasil positifnya untuk Uji pada sampel alam yaitu
warna ungu. Penambahna asam sulfat pekat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid.

10. Anthraquinone Glycosides test


Pada uji ini langkah yang dilakukan praktikan adalah Memasukkan 2 mL sampel
dari preparasi ekstrak bahan alam dengan lakohol pada tabung reaksi kemudian
menambahkan 1 mL ammonia. Sehingga didapatkan hasil positif dari uji ini adalah warna
merah mawar pada sampel bahan alam tersebut.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji pada video tersbut senyawa metabolit sekunder yang terdapat
didalam sampel tersebut adalah :
1. Tannin
2. Saponin
3. Flavonoid
4. Triterpenoid
5. Sterol
KEPUSTAKAAN

Djamal, Rusjdi. 1990. Prinsip-prinsip Dasar Bekerja dalam Bidang Kimia Bahan Alam.
Padang : Penerbit Univesitas Andalas. Padang.

Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik, diterjemahkan oleh
Pudjaatmakan, A. H., Edisi Ketiga, Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ferry Pradana. 2014. Identifikasi Flavonoid dengan ereaksi Geser dan Pengaruh Ekstrak
Etanol 70% Umbi Binahong (Anredara Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap
Kadar Glukosa Darah Tikus Induksi Aloksan. Malang : Universitas Islam Negri
(UIN) Malang.
Lenny, S. 2006. Senyawa Flavanoida, Fenilpropanida dan Alkaloida, Karya Ilmiah
Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara :
Universitas Sumatera Utara.
Markham, K.R.. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata, 15. Bandung : Penerbit ITB.
Tim Dosen Kimia Organik 2. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik 2. Padang : UNP
Press.
Tobing, Rangke. 1989. Kimia Bahan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan.
MSDS
No Nama Senyawa Sifat Fisika Sifat Kimi Hazard Simbol
1. Amonia  Gas tak berwarna  Massa Molar =
(NH3) berbau tajam 17.0306 gr/mol
 TL = -77.73  Larut dalam air
Celsius  Bentuk molekul
 TD = -33.34 piramida
Celsius segitiga
2. H2SO4  Cairan  Massa Molar =
Higroskopis,
(Asam Sulfat) 98.08 gr/mol
berminyak, tak
berwarna, tak  Densitas = 1,84
berau
gr/𝑐𝑚3
 TL = 10 Celsius
 TD = 337 Celsius  Larut dalam air
3. Anhidrida Asetat  Cairan tak  Massa Molar =
(CH3CO)2O berwarna atau 120. 10 gr/mol
Kristal  Densitas =
 TD = 391 Celsius 1.049 gr/𝑐𝑚3
 TL = 398 Celsius  Tercampur
dengan air
4. Metanol  Tampilan Cairan  Massa Molar =
(CH3OH) berwarna 32.04 gr/mol
 TD = 64.7  Densitas =
Celsius 0.7918 gr/𝑐𝑚3
 TL = -97 Celsius  Larut dalam air
5. HCl  Tampilan cairan  Massa Molar =
(asam klorida) tak berwarna 36.64 gr/mol
sampai kuning  Densitas = 1.18
pucat gr/𝑐𝑚3
 TL = -27,32  Larut sempurna
Celsius dalam air
 TD = 110 Celsius
6. Kloroform  Bau  Massa
(CH3Cl) menyengat Molar =
seperti eter 119.37
 TL = 63.5 gr/mol
Celsius  Densitas =
 TD = 61.15 1,564
Celsius gr/𝑐𝑚3
 Larut dalam
benzena
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai