Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FITOKIMIA

REVIEW JURNAL

Oleh:

NAMA : ELVINA

NIM : F202001065

KELAS : A2 FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI
JURNAL NASIONAL

JUDUL JURNAL
Skrining Fitokomia Ektrak Carica Papaya Radix, Piper Ornatum Folium Dan
Nephelium Lappaceum Semen Asal Kalimantan Selatan

PENELITI
Muhammad Zaini , Vivi Shofia

CARA PENGAMBILAN SAMPEL


Pengambilan sampel berdasarkan informasi masyarakat yang diperoleh yaitu
terdapat tiga tumbuhan yang biasa digunakan sebagai antidiabetes yaitu Carica
papaya radix (CPR), Piper ornatum folium (POF) dan Nephelium lappaceum semen
(NLS). Seluruh sampel diperoleh dari Kalimantan Selatan.

METODE EKSTRAKSI

Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstraksi dingin yaitu
secara maserasi.

JENIS METABOLIT PADA TUMBUHAN

No. Metabolit sekunder Ektrak


Akar pepaya Sirih hutan Biji rambutan
1. Alkaloid + - +
2. Saponin + + -
3. Steroid - + -
4. Flavonoid + - +
5. Tanin + + +
Penapisan fitokimia yang terkandung dalam sampel tumbuhan antidiabetes
ekstrak akar pepaya menunjukkan hasil positif terhadap keberadaan alkaloid,
saponin, tanin dan flavonoid. Ekstrak daun sirih hutan positif terhadap saponin, tanin
dan steroid. Sedangkan ekstrak biji rambutan menunjukkan reaksi positif terhadap
alkaloid, tanin dan flavonoid. Ekstrak akar papaya diduga mengandung senyawa
alkaloid (Rf : 0,53), saponin (Rf : 0,93), flavonoid (Rf : 0,38 ; 0,75) dan tanin (Rf :
0,52 ; 0,88). Ekstrak Sirih hutan diduga mengandung senyawa saponin (Rf : 0,89),
steroid (Rf :0,20 ; 0,42) dan tanin (Rf : 0,52 ; 0,71 ; 0,85). Ekstrak biji rambutan
menunjukkan hasil positif terhadap keberadaan senyawa alkaloid (Rf : 0,65 ; 0,82),
flavonoid (Rf : 0,83) dan tanin (Rf : 0,79 ; 0,92).

Alkaloid adalah golongan senyawa kimia yang bersifat basa, mengandung


satu atau lebih atom nitrogen biasanya dalam gabungan berbentuk siklik, serta
dapat dideteksi dengan cara pengendapan menggunakan pereaksi Mayer,
Dragendorf dan Bourchard (Harborn, 1987). Saponin adalah glikosida terpen yang
merupakan senyawa aktif permukaan dan dapat menimbulkan busa jika dikocok
dengan air. Steroid merupakan suatu hormone yang terdapat di dalam tumbuhan.
Steroid diidentifikasi dengan pereaksi Lieberman-Burchard yaitu mereaksikan
dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat di dalam etanol. Hasil positif
ditandai dengan adanya warna hijau (Harborn, 1987).

Flavonoid terdapat di dalam tumbuhan sebagai glikosida dan aglikon


flavonoid. Pendeteksian adanya flavonoid dilakukan dengan mereaksikannya
dengan larutan besi (III) klorida 1 % dalam air atau etanol yang menimbulkan warna
hijau atau hitam kuat (Harborn, 1987). Tanin merupakan senyawa yang umum
terdapat dalam tumbuhan yang mana tanin memiliki gugus fenol, rasa sepat dan
mampu menyamak kulit karena kemampuannya menyambung-silang protein
membentuk kopolimer mantap yang tak larut ait. Tanin diidentifikasi dengan FeCl3
membentuk warna hijau atau hitam. Pada pengujian seluruh sampel ekstrak
mengandung tanin (Harborn, 1987).
JURNAL INTERNASIONAL

JUDUL JURNAL
The phytochemical content of Zanthoxylum acanthopodium and its potential as a
medicinal plant in the regions of Toba Samosir and North Tapanuli, North Sumatra

PENELITI

Dora Erawati Saragih, Emila Vivi Arsita

CARA PENGAMBILAN SAMPEL


Pengambilan sampel berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Toba
Samosir Dinas Pertanian dan Perikanan (2017) tanaman liar ini banyak terdapat di
wilayah dengan ketinggian 900-2200 mdpl. Biji Z. acanthopodium diambil dari
wilayah Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara, tepat di koordinat 2003-
2 040’ LU 98056’-99040’ BT. Berdasarkan uraian singkat mengenai letak astronomis
diatas, maka dapat dikaji bahwa Andaliman sendiri dapat tumbuh pada daerah
berketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut, sehingga ketinggian daerah
Kabupaten Toba Samosir memang merupakan salah satu faktor yang mendukung
serta mempengaruhi pertumbuhan tanaman Z. acanthopodium.

METODE EKSTRAKSI

Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi, evaporasi
dan kemudian skrining fitokimia dengan berbagai macam pelarut sehingga diperoleh
nilai kualitatif dari masing-masing metabolit sekunder.
JENIS METABOLIT PADA TUMBUHAN
Metabolit sekunder Metode uji Hasil
Fenolik Pereaksi FeCl3 +

Saponin Dipanaskan +

Flavonoid Pereaksi HCl pekat + Mg +

Pereaksi H2SO4 2N -

Pereaksi NaOH 10% +

Tanin Pereaksi FeCl3 3% +

Triterpenoid Pereaksi H2SO4 pekat + +


CH3COOH
Steroid Anhidrat _

Alkaloid Pereaksi dragendroff +

Pereaksi Mayer -

Senyawa metabolit sekunder ini dikelompokkan menjadi beberapa golongan


berdasarkan stuktur kimianya yaitu fenolik, saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid dan
alkaloid dan steroid. Hasil uji fitokimia terhadap tanaman obat Z. acanthopodium
disajikan pada Tabel 1. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa biji Z. acanthopodium
mengandung berbagai jenis senyawa metabolit sekunder seperti fenolik, saponin,
flavonoid, tannin, triterpenoid dan alkaloid. Ini didukung oleh perubahan warna yang
terjadi karena penyediaan reagen untuk mengekstrak Z. acanthopodium.

Biji Z. acanthopodium positif mengandung berbagai jenis senyawa metabolit


sekunder seperti fenolik, saponin, flavonoid, tannin, triterpenoid, alkaloid namun
tidak pada metabolit sekender dengan pelarut H2SO4 2N dan pada uji steroid.
Metabolit sekunder yang terdapat dalam biji Z. acanthopodium dapat digunakan
sebagai bahan kimia nonnutrisi yang mengendalikan spesies biologis di lingkungan
atau dengan kata lain metabolit sekunder memainkan peran penting pada spesies
khususnya dalam bidang pengobatan. Pada penelitian ini dinyatakan bahwa biji Z.
acanthopodium mengandung senyawa kimia aktif yang dapat berfungsi sebagai
bahan untuk pengobatan. Senyawa kimia aktif yang terkandung dalam biji andaliman
ini termasuk senyawa fenolik, saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid dan alkaloid.
hasil yang ada diperoleh melalui pengamatan solusi uji terhadap perubahan yang
terjadi selama pemeriksaan ulang seperti perubahan warna, kehadiran sedimen
(endapan), atau munculnya busa.

Kandungan saponin pada biji Z. acanthopodium memiliki kualitas yang dapat


bekerja melawan sel kanker. Secara khusus, beberapa jenis saponin memiliki efek
antioksidan dan dapat langsung menjadi racun bagi sel kanker. Selaput sel kanker
memiliki senyawa tipe kolesterol. Saponin mampu mengikat senyawa ini dan
mengganggu proliferasi sel kanker (Wijaya 2000). Kehadiran senyawa Flavonoid
dalam tes ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna dalam larutan uji.
Senyawa ini adalah sekelompok senyawa alami dari banyak senyawa fenolik
sebagai pigmen tumbuhan. Flavonoid termasuk antosianin, flavonol, dan flavon.
Aktivitas antioksidan flavonoid dapat menjelaskan komponen aktif tanaman yang
digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan fungsi hati.

Kehadiran senyawa tanin dalam tes ini menandai terjadinya perubahan


warna menjadi kehitaman dalam larutan uji. Senyawa ini dapat bereaksi dengan
protein untuk membentuk kopolimer padat yang tidak larut dalam air. Tannin
diketahui memiliki beberapa sifat seperti astringen, antidiare, antibakteri dan
antioksidan. Tanin pada biji Z. acanthopodium berperan sebagai pendenaturasi
protein serta mencegah proses pencernaan bakteri. Triterpenoid pada biji Z.
acanthopodium sangat menarik perhatian karena kesamaannya dan kemungkinan
hubungan biogenesis dengan steroid. Senyawa ini merupakan komponen aktif
dalam tanaman obat yang telah digunakan untuk diabetes, gangguan menstruasi,
luka gigitan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.

Kehadiran senyawa alkaloid dalam pengamatan ini ditandai oleh


pembentukan endapan putih dalam larutan uji setelah bereaksi atau ditambahkan
dengan reagen (pereaksi Meyer dan pereaksi Dragendof). Alkaloid termasuk morfin,
kokain, atropin, kikine dan kafein. Senyawa ini banyak digunakan dalam obat
sebagai analgesik atau anastetik.

Anda mungkin juga menyukai