Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Mata Kuliah Diagnostik Kesukaran Belajar
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Nim : A1Q120054
Kelas :B
OLEH :
Siti Andriani Asfika
A1Q120054
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Diagnostik Kesukaran
Belajar ini dengan judul “Kesulitan Belajar”. Laporan ini disusun guna memenuhi Ujian Akhir
Semester Mata Kuliah Diagnostik Kesukaran Belajar. Terima kasih saya ucapkan kepada Pak
Muhammad Fadhillah, S.Pd., M.Pd. Dan Pak Ordiman Lasaima, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen
pengampu Mata Kuliah Diagnostik Kesukaran Belajar. Saya menyadari dari bahwa penulisan
Laporan ini, masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan
yang saya miliki, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari Bapak Dosen sangat saya butuhkan dan semoga
ke depannya saya dapat membuat Laporan lebih baik lagi. Saya berharap semoga Laporan ini
dapat menambah wawasan bagi para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
Lembar Penge
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesulitan belajar pada siswa akan tampak pada penurunan prestasi akademik
siswa. Menurut Dalyono (2009), kesulitan belajar merupakan suatu kondisi siswa tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya. Ciri-ciri siswa mengalami masalah kesulitan belajar
dapat dilihat dari lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, menunjukkan
sikap-sikap yang berkelainan, seperti acuh tak acuh, menentang, menunjukkan tingkah
laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, mengganggu di dalam atau
diluar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, menunjukkan gejala emosi yang berkelainan,
seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam
menghadapi situasi tertentu Djamarah (2011). Kesulitan belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Menurut (Aqib (2002), faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bersumber
dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang terdiri dari faktor biologis
dan faktor psikologis sementara faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan keluarga,
faktor lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kesulitan belajar akan
menimbulkan suatu keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebgai mestinya sehingga
memiliki prestasi belajar yang rendah. Menurut Dalyono (2009) terdapat beberapa
indikator kesulitan belajar adalah sebagai berikut a) hasil belajar yang rendah, b) hasil
yang tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, c) lambat dalam mengerjakan dan
melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Menurut Sriyanti (2013), adapun faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar antara dapat dibagi menjadi empat, yaitu: (1) faktor anak
didik; (2) faktor sekolah; (3) faktor keluarga; dan (4) faktor masyarakat. Berdasarkan
teori tersebut, terlihat bahwa ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi
kesulitan belajar Peserta didik yang tidak memiliki kemampuan mengelola waktu atau
manajemen waktu dengan baik akan cenderung mengalami kesulitan belajar. Manajemen
waktu dalam belajar itu sangat perlu dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran karena
manajemen waktu hal penting yang digunakan untuk membagi waktu baik dalam belajar,
bermain, membantu orang tua, mengikuti organisasi maupun kegiatan lainnya.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti sangat
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kesulitan manajemen terhadap kesulitan
belajar siswa, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “kesulitan dalam
manajemen waktu belajar siswa".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya
yaitu antara lain :
1. Apa pengertian kesulitan belajar?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar?
3. Apa saja karakteristik dari kesulitan belajar?
4. Bagaimanakah cara mengatasi kesulitan belajar?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya :
1. Untuk mengetahui pengertian kesulitan belajar.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik kesulitan belajar.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi kesulitan belajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Dalam analisis kasus mengenai Kesulitan dalam manajemen waktu belajar ada
beberapa factor dan karakteristik kesulitan belajar. Kesulitan dalam manajemen waktu
belajar sendiri merupakan tindakan seseorang individu dalam mengatur dirinya dengan
menggunakan waktu seefektif dan seefesien mungkin dengan menentukan tujuan dan
prioritas, membuat perencanaan dan penjadwalan belajar. Sedangkan pada penelitian ini
membahas mengenai kesulitan dalam manajemen waktu belajar pada anak SMP. Setelah
saya observasi klien/anak ini mengalami kesulitan dalam memanajemen waktu
belajarnya. Kesulitan belajar merupakan keadaan dimana siswa mengalami hambatan
dalam proses belajar yang muncul karena beberapa faktor. Kebiasaan belajar siswa yaitu
yang dimana belajar hanya pada waktu yang telah ditentukan oleh sekolah dan teknik
belajar yang digunakan kurang tepat seperti dengan menghafal.
Dalam analisis ini cara mengatsai kesulitan dalam manajemen waktu belajar yang
saya berikan adalah mengajak siswa untuk aktif saat proses pembelajaran, menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan kemudian membuat catatan-catatan dan menyusun
jadwal belajar sebaik mungkin serta mengadakan belajar secara berkelompok.
B. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : Defito Saputra
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 16 Juni 2008
Umur : 14 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Dewi Sartika, Sekaran Gunung Pati
Pendidikan : Sekolah Menegah Pertama
Tinggi Badan : 153 cm
Berat Badan : 50 kg
Hobby : Futsal
C. Sintesis
Dapat disimpulkan bahwa dalam analisis studi kasus mengenai kesulitan
manajemen waktu belajar pada anak berinisial (FITO) mengalami kesulitan dalam
manajemen waktu belajar di sekolah. Banyak factor yang mempengaruhinya. Hal tersebut
menjadikan prestasi belajar si anak menurun drastis. Dalam hal ini orang tua berperan
penting dalam hal dukungan untuk mensuport anak dalam belajar. Sarana dan prasarana
juga harus mendukung. Terutama kesadaran diri dari si anak lebih penting untuk
perubahan kedepan.
D. Diagnosis
Sebelum menetapkan diagnosis masalah kesulitan dalam manajemen waktu
belajar siswa, guru sangat dianjurkan terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya
mengenal gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan
adanya kesulitan manajemen waktu belajar siswa yang melanda siswa tersebut. Upaya
seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis
kesulitan dalam manajemen waktu belajar siswa.
Dengan demikian didalam melakukan diagnosis bukan hanya sekedar
mengidentifikasi jenis atau karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan
anak dalam belajar (dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data atau
informasi selengkap dan seobjektif mungkin) melainkan juga mengimplikasikan suatu
upaya untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan dan juga menyarankan tindakan
pemecahannya.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-
langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu
yang dialami siswa. Langkah-langkah diagnosis dalam kesulitan manajemen waktu
belajar siswa ialah sebagai berikut :
1. Identifikasi (anak)
2. Menentukan prioritas
3. Menentukan potensi
4. Menentukan taraf waktu efesien
5. Menentukan gejala kesulitan manajemen waktu belajar
6. Menganalisis faktor-faktor yang terkait
E. Prognosis
Untuk penanganan sendiri bagi untuk klien/anak bisa menyusun list pembelajaran
atau list tugas. Peran orang tua juga sangat penting dalam memberikan motivasi kepada
anak. Orang tua selalu mendukung atas apa yang dilakukan si anak. Orang tua juga bisa
mengingatkan atau memberikan informasi mengenai kegiatan belajar atau menanyakan
tugas belajar si anak.
F. Tratment
Treatment atau perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada
anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan manajemen waktu belajar) sesuai
dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang
mungkin dapat diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar
individual dan lain-lain. Kemudian evaluasi, evaluasi disini untuk mengetahui apakah
treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan atau
bahkan gagal sama sekali. Jika ternyata treatment yang diberikan tidak berhasil, maka
diadakan pengecekan kembali. Kemungkinan cara mengatasi kesulitan manajemen waktu
belajar sesuai dengan sifat-sifat permasalahannya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan studi kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah
suatu proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan
sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk
memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain yang dimana jika di artikan secara umum, manajemen ini didefinisikan sebagai
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan
tertentu melalui atau dengan cara menggerakkan orang lain. Selanjutnya dari kasus diatas
dapat kita lihat bahwa seorang anak yang berinisial Fito ini sedang mengalami kesulitan
dalam manajemen waktu belajarnya di sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhinya
sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar si anak menurun drastis.
Dalam hal ini orang tua berperan penting dalam hal dukungan untuk mensuport
anak dalam belajar. Kemudian sebelum menetapkan diagnosis, guru sangat dianjurkan
terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenal gejala dengan cermat) terhadap
fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan manajemen waktu belajar
siswa yang melanda siswa tersebut. Selanjutnya dilakukannyalah prognosis untuk
penanganan bagi klien/anak bisa menyusun list pembelajaran atau list tugas serta peran
orang tua juga sangat penting dalam memberikan motivasi kepada anak dan selalu
mendukung atas apa yang dilakukan si anak, juga bisa mengingatkan atau memberikan
informasi mengenai kegiatan belajar atau menanyakan tugas belajar si anak.
B. Saran – Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu
utamanya bagi pihak sekolah atau guru yang dimana guru perlu memberikan perhatian
penuh kepada siswanya yang bermasalah baik dalam masalah kesulitan manajemen
waktu belajar maupun masalah siswa yang lainnya. Kemudian bagi siswanya sendiri
hindarilah kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang kurang bermanfaat bagi diri siswa
sehinga dalam memanajemen waktu belajarnya dapat teratur atau terstruktur dengan baik.
Disamping itu siswa juga harus bisa membuat jadwal harian atau list-list mengenai tugas-
tugas sekolah dan siswa juga harus konsisten dalam melaksanakan jadwal yang sudah
dibuat dan yang paling terpenting orang tua juga berperan penting dalam hal memberikan
motivasi kepada anaknya maupun mengingatkan mengenai tugas-tugas sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Andri Feriyanto & Endang Shyta Triana, Pengantar Manajemen (3 IN 1), (Yogyakarta :
Mediatera, 2015), h. 4
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010),
h. 25
Jaja Jahari dan Amirullah Syarbini, Manajemen Madrasah Teori, Strategi, Dan Implementasi
Macan, dkk. Time Manajemen ; Testop Proses Model, American journal of Terhealth Studies,
Linda. (2017). Pengantar rancangan modul pelatihan manajemen waktu pada himpunan
(1). 1-8.