Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM FARMASETIKA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

JURNAL PENDAHULUAN II
(HASIL DISKUSI)

Nama : Novri Ardiansah


NIM : F202001067
Kelas : A2
Kelompok/Batch : 1/A
Koordinator Laboratorium : Rismayanti Fauziah, S.Farm., M.Si
Asisten Laboratorium : Shafira Endah
Fitri Yanti Nursidin

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
Jurnal Pendahuluan II (Hasil Diskusi)

1. Jelaskan metode pembuatan tablet !


Jawaban:
Pada proses pembuatan tablet ada dua macam metode yaitu:

a. Kempa langsung

Metode ini merupakan metode yang paling cepat dalam proses pembuatan tablet. Kempa
langsung dilakukan jika jumlah khasiat pertabletnya cukup untuk dicetak. Zat khasiatnya
mempunyai sifat alir yang baik (free flowing). Zat khisiat berbentuk kristal yang bersifat free-
flowing. Kempa langsung menggunakan beberapa bahan kimia granular. Seperti fotasium
klorida, yang memiliki sifat bebas dan mengalir bebas yangn memungkinkan untuk dapat
dikompresi secara langsung dalam mesin tablet tanpa perlunya adanya granulasi. Pada
pengempaan akan terjadi tiga tahapan proses yaitu:
a. Pengisian campuran bahan dari hopper ke ruang die
b. Pengempaan oleh punch atas
c. Pengeluaran tablet yang terbentuk oleh punch bawah

Oleh karena itu, persyaratan bahan yang dapat diproses dengan metode ini adalah
memiliki sifat alir yang baik dan kompaktibilitas yang baik. Sifat alir akan menjamin proses
yang terus menerus selama tahapan pengisian di ruang die dan dengan kompaktibilitas yang
baik maka akan mudah menjadi tablet ketika dikempa oleh punch atas.Tahapan dalam proses
pembuatan tablet dengan metode kempa langsung adalah:

a. Penimbangan bahan aktif dengan bahan tambahan


b. Pencampuran bahan aktif dengan semua bahan tambahan
c. Pengempaan tablet
b. Granulasi
Proses granulasi merupakan peristiwa penggabungan partikel-partikel menjadi ukuran
yang lebih besar. Tujuan dari granulasi adalah meningkatkan sifat alir dan kemampuan
kempa dari partikel. Ada dua macam granulasi yaitu granulasi basah dan granulasi kering.
a. Granulasi basah

Bahan aktif yang dapat dibuat tablet dengan metode ini adalah yang memiliki sifat
tahan lembab dan panas. Tahapan dalam granulasi basah adalah :
1. Penimbangan bahan aktif dan tambahan
2. Pencampuran bahan aktif dengan bahan pengisi dan atau sebagian bahan
penghancur
3. Pembuatan bahan pengikat
4. Pencampuran bahan pada no 2 dengan cairan bahan pengikat sampai diperolah
massa yang kempal
5. pengayakan sehingga diperoleh granul basah
6. pengeringan granulasi basah sehingga diperoleh granul kering
7. pengayakan granul kering
8. penimbangan granul kering yang diperoleh
9. pencampuraan granul kering dengan pelicin dan atau sebagai bahan penghancur
10. pengempaan sehingga berbentuk tablet
b. Granulasi kering

Bahan yang tidak memenuhi persyaratan kempa langsung dan granulasi basah akan
dibuat tablet dengan metode granulassi kering. Dengan metode ini baik bahan aktif
maupun bahan pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya besar
dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan tempratur yang dinaikkan. Tahapan dalam granulasi kering
adalah:
1. penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan
2. pencampuran bahan yang ikut digranul
3. proses lugging untuk mendapatkan lembaran-lembaran massa padat
4. penghancuran slug/lembaran padat
5. pengayakan hasil pecahan slug sehingga diperoleh granul
6. pencampuran dengan bahan pelicin dan atau sebagian bahan penghancur
7. pengempaan sehingga diperoleh tablet
Komponen Dasar Mesin Pencetak Tablet

Secara umum komponen dasar mesin pencetak tablet menurut Fathur (2014)
mencakup komponen-komponen:

 Hopper (corong pengisi)


Hopper adalah tempat untuk menyimpan dan memasukkan granulat dan
kemudian mengalirkan granul untuk dikempa. Bagian bawah hopper disebut
sepatu pengisi yang mengandung bahan yang akan dibuat tablet. Sepatu pengisi
ini bergerak di atas piring ruang cetak. Saat mesin dijalankan, dasar dan sepatu
pengisi sebagian dipotong. Dengan demikian, massa tablet pada gerakan ke depan
dapat meluncur dari corong ke dalam ruang cetak. Saat maju ke depan sepatu
pengisi mendorong sekaligus tablet yang terbentuk pada pencetakan sebelumnya
di atas sebuah jalan penyalur.
 Die
Die adalah tempat granul yang akan di cetak dan juga yang menentukan
ukuran dan bentuk tablet.
 Punch atas
Punch atas adalah alat untuk mengempa granul yang telah berada di die. Saat
mesin dijalankan, punch atas meluncur ke dalam ruang cetak dan mendorong
serbuk bersama-sama, kemudian mencetaknya menjadi tablet. Tebal tablet,
kekompakan, dan kilau dari hasil pencetakan tablet tersebut tergantung dari
punch atas dan tekanannya. Kedalaman dan kuatnya tekanan dapat diatur.
 Punch bawah
Punch bawah adalah alat untuk mengeluarkan tablet yang telah dicetak. Punch
bawah dijumpai di bagian dalam ruang cetak, yaitu yang membatasi ruang
pengisian ke bawah. Selama pencetakan punch bawah membentuk tempat lawan
(hanya pada mesin-mesin yang lebih besar juga terlibat pada aksi pencetakan).
Setelah pencetakan selesai, punch bawah akan mengarah ke atas dan dengan
demikian membawa tablet ke sisi atas ruang cetak, dimana tablet ini didorong
kesamping. Pada saat yang bersamaan punch bawah jatuh kembali ke posisi
semula dan kemudian ruang cetak siap untuk pengambilan pengisisan
selanjutnya. Saudara mahasiswa, ada yang perlu Anda ketahui bahwa seluruh
pengempaan dilakukan oleh punch atas.

2. Jelaskan keuntungan dan kekurangan metode tersebut !


Jawaban:
1. Keuntungan Dan Kerugian Dari Metode Kempa Langsung

No Keuntungan Kerugian

1. Dapat digunakan untuk zat aktif Dapat digunakan untuk bahan zat aktif
yang sensitif terhadap kelembapan dan eksipien yang tahan panas dan
dan tidak tahan panas lembap

2. Meminimalkan perubahan profil Mengurangi segregasi komponen


disolusi penyusun tablet yang homogen selama
proses pencampuran

3. Cocok untuk sediaan dengan Meningkatkan kohesifitas dan


kandungan zat aktif rendah kompresibilitas serbuk massa cetak
(<100mg) tablet

4. Proses produksi lebih sederhana, Cocok digunakan untuk zat aktif dan
singkat dan cepat. eksipien dengan sifat aliran dan
kompresibilitas yang buruk

5. Meminimalkan kemungkinan
terjadinya kontaminasi atau
kontaminasi silang

6. Membutuhkan peralatan, ruang


proses dan personil yang lebih
sedikit

7. Meminimalkan biaya produksi

2. Keuntungan Dan Kerugian Dari Metode Granulasi Kering

No. Kelebihan Kekurangan

1. Dapat digunakan untuk zat aktif dan Diperlukan mesin khusus untuk
eksipien yang sensitif terhadap slugging
panas dan lembab

2. Peralatan yang dibutuhkan lebih Distribusi zat warna kurang homogeny


sedikit dibandingkan granulasi
basah

3. Tidak perlu pemanasan atau Proses banyak menghasilkan debu


pelarutan terlebih dahulu terhadap sehingga meningkatkan terjadinya
massa cetak kontaminasi atau kontaminasi silang

4. Dapat digunakan untuk bahan aktif Segregasi komponen penyusun tablet


dan eksipien dengan sifat alir dan dapat terjadi setelah proses
kompresibiltas buruk dan dosis pencampuran
tinggi dalam sediaan (>100mg)

3. Keuntungan Dan Kerugian Dari Metode Granulasi Basah

No. Kelebihan Kekurangan

1. Dapat digunakan untuk bahan zat Tidak dapat digunakan untuk bahan
aktif dan eksipien yang tahan panas zat aktif yang sensitif terhadap panas
dan lembap dan lembap

2. Mengurangi segregasi komponen Membutuhkan peralatan , area


penyusun tablet yang homogen produksi, personil dan valida proses
selama proses pencampuran yang leih banyak

3. Meningkatkan kohesifitas dan Memerlukan waktu lebih lama karena


kompresibilitas serbuk massa cetak tahapan prosenya yang cuckup
tablet panjang

4. Cocok digunakan untuk zat aktif dan Meningkatkan biaya produksi


eksipien dengan sifat aliran dan
kompresibilitas yang buruk

5. Cocok digunakan untuk sediaan Kemungkinan terjadi kontaminasi atau


dengan kandungan zat aktif yang kontaminasi silang lebih besar
besar (>100 mg) dibandingkan dengan metode kempa
langsung

6. Meminimalkan variasi yang mungkin Dapat menurunkan kecepatan disolusi


terjadi antar bets jika tidak diformulasikan dengan tepat

3. Jelaskan sifat-sifat tablet yang baik/ideal !


Jawaban:

Sifat-sifat tablet yang baik yaitu :


1. Harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang mem punyai identitasnya
sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pelun turan/pemucatan, kontaminasi, dan
lain-lain.
2. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi, pengepakan, serta
3. Harus mempunyai kestabilan kimia dan fisika untuk mempertahankan kelengkapan
fisiknya sepanjang waktu. Sekarang ahli farmasi mengetahui bahwa beberapa sifat
fisik tablet dapat mengalami perubahan karena pengaruh lingkungan dan stres, serta
bahwa stabilitas fisika itu dalam beberapa keadaan dapat saja lebih mempengaruhi
bioavailabilitas daripada stabilitas kimia.
4. Dari segi lain, tablet juga :
5. Harus dapat melepas zat berkhasiat ke dalam tubuh dengan cara yang dapat
diramalkan serta tetap/dapat diulang.
6. Harus stabil secara kimia sepanjang waktu sehingga, tidak memungkin kan terjadi
pemalsuan/penurunan mutu zat berkhasiat.
4. Jelaskan uji/evaluasi tablet yang harus dilakukan!

Jawaban:

1) Uji Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot adalah ukuran penyimpangan bobot tablet terhadap bobot rata-rata dari
sejumlah tablet yang masih diperolehkan menurut persyaratan yang ditentukan. Adapun alat
yang digunakan untuk mengukur keseragaman bobot adalah neraca analitik.

Keseragaman bobot ditetapkann sebagai berikut :

 Timbang 20 tablet dan dihitung bobit rata-ratanya


 Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditettapkann pada kolom A dan tidak
boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpanng dari bobot rata-rata lebih dari
harga dalam kolom B.
 Jika perlu dapat diulang dengan 10 ttabletdan tidak boleh ada satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom
A
Bobot Rata-Rata Tablet Penyimpangan Bobot Rata-Rata Dalam %
A B
<25mg 15 30
26-150 mg 10 20
151-300 mg 7,5 15
>300 mg 5 10

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zataktif merupakan bagian terbesar dari
tablet dan jika uji keragaman bobot cukup mewakili keseragamman kandungan.
Keseragaman bobot bukan merupakan indiikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika
zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.

Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang
mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot
sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan
pada tiap tablet.

2) Uji Waktu Hancur

Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi
granul/partikel penyusunannya mampu melewati ayakan no..10 yang terdapat dibagian bawah
alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang,
mempunyai 6 tubeplastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi
dengan ayakan/screen no.10 mesh.

Alat yang digunakan adalah disintegration tester :


Tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm, diameter
luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubangsesuai
dengan penngayak nomor 4, berbentuk keranjang.

Keranjang disiapkan searah d tengah-tengah tabung kacca, diameter 45 mm, dicelupkan ke


dalam air bersuhu 36-38o C sebanyak lebih kurang 10000ml, sedalam tidak kurang dari 15cm
sehingga dapat dinaikturunkan dengan teratur. Kedudukan pada kawat kasa pada posisi
tertinggi tepat diatas permukaan air dan kedudukan terendah, yaitu mulut keranjang tepat di
bawah permukaan air.

Cara kerjanya :

Masukkan 5 tablet ke dalam bagian keranjang,, turun-naikkan keranjang secara teratur 30x
tiap menit. Tablet dinyatakan hancuur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa,
kecuali fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, wakktu yang diperlukan
untk menghancurkan kelima tablet tidak lebih darii 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan
tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.

Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian mengggunakan tablet satu per say,
kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan pengujian ini
tablet harus memenuhi syarat di atas.

3) Uji Kekerasan

Uji kekerasan tablet dapat didefinisikann sebagai uji kekuatan tabletyang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter
tablet. Tablet harus mempunyaii kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, penngepakan dan transportasi. Alat yang
ccccc5digunakan adalah hardness tester.
Cara kerjanya, yaitu diambil 20 tablet ukur kekerasan dengan menggunakan hardness tester,
hitung rata-rata dan standard devitation (SD).

Persyaratan uji kekerasan : ukuran yang didapat per tablet minimal 4-8 kg/cm2

4) Uji Keseragaman Ukuran

Keseragaman ukuran diukur dengan menggunakan jangka sorong denngan cara


menggunakan 20 tablet ukur diameter dan ketebalannya menggunakan jangka sorong.
Hitung rata-rata dan SD nya persyaratan : menurut FI edisi IIIII, kecuali dinyatakan lain,
tidak lebih dari 3x diameter tablet dan tidak kurang dari 1 1/3c tebal tablet

5) Uji Kerapuhan

Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan


tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan
diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah
tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran
kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan
adalah 4 menit.
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari debunya dan
ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator dan
diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran permenit.
Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama.
Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet
dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% . Uji kerapuhan berhubungan dengan
kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga
persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang
tinggiakan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Tablet
dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa
akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet.

6) Uji Keregasan

Uji keregasan tablet (Friabilitas) merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yang dialami selama pengemasan, pengiriman dan penyimpanan. Keregasan dapat dievaluasi
dengan menggunakan alat uji kerapuhan (friability tester).
Cara Kerja : Tablet diambil sebanyak 20 tablet lalu dibersihkan, kemudian ditimbang (W1
gram), laludimasukkan ke dalam alat friability tester untuk diuji.Alat diset dengan kecepatan
putaran 25 rpm selama 4 menit.Tablet dikeluarkan, lalu bersihkan dan ditimbang kembali
(W2 gram). Dihitung % kerapuhan tablet.

W 1−W 2
% Kerapuhan Tablet = x 100 %
W1

Tablet dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak lebih dari 0,8%

7) Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan dengan mengukur jumlah zat aktif yang terlarut dalam media cair yang
diketahui volumenya pada suatu waktu tertentu, menggunakan alat tertentu yang di desain
untuk menguji parameter disolusi. Pengujian disolusi digunakan untuk mengetahui secara
invitro pelepasan zat aktif obat dari bentuk sediaan menjadi bentuk terlarut. Disolusi
berhubungan dengan dimensi mutu obat yaitu efisiensi suatu sediaan obat, karena obat akan
efektif jika zat aktif dalam obat dapat sampai diresptor dalam jumlah yang cukup.

Alat dissolution tester ini terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan
transparan yang inert, dengan suatu batang logam yang digerakkan oleh mesin dan keranjang
yang berbentuk silinder dan dipanaskan dengan tangas air pada suhu 37°C.
Cara kerja :

1. Siapkan bahan utama sampel seperti media yang akan di uji disolusinya. Sebaiknya,
sebelum pengujian dimulai anda sudah mengetahui teori tentang alat dissolution
tester.
2. Masukkan air atau aquadesh ke dalam chamber atau wadah sampai batas yang sudah
ditentukan.
3. Kemudian pasang vessel pada chamber sesuai dengan kebutuhan. Pastikan chamber
yang sudah terpasang dengan baik dan terkunci rapat supaya tidak jatuh saat alatnya
bekerja
4. Pasangkan drive shaft (batang pengaduk), dayung (paddle) atau keranjang (basket)
dan komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan.
5. Turunkan kepala alat secara perlahan dan hati-hati hingga batas yang telah ditentukan.
6. Setting letak posisi drive shaft (batang pengaduk) pada posisi tengah dengan
ketinggian sekitar 2,5cm.
7. Masukan media sampel yang akan di uji disolusinya dengan jumlah volume maksimal
sebanyak 900 mL atau sesuai dengan kebutuhan.
8. Kemudian hidupkan alat dissolution tester dengan cara menekan tombol on. lalu atur
suhu (berkisar di 37°C), kecepatan putaran dan lama waktu pengadukan sesuai dengan
ketentuan analisa.
9. Ketika suhu pada temperatur controller menunjukan di kisaran 37°C, masukan sediaan
obat secara bersamaan.
10. Tutup semua bagian vessel untuk mencegah kotoran atau benda asing masuk kedalam
vessel.

Uji disolusi dinyatakan memenuhi syarat jika dalam waktu 60 menit larut tidak kurang dari
85%

5. Jelaskan tujuan dari masing-masing pengujian diatas!

Jawaban:

1. Uji penampilan fisik untuk mengamati penampilan fisik dari tablet seperti capping,
cracking, picking, dan karakteristik lain yang menandakan adanya kerusakan tablet.
2. Uji organoleptis dilakukan untuk mengamati penampilan fisik dari tablet, berupa
bentuk, warna, bau dan rasa.
3. Uji keseragaman ukuran untuk mengukur ketebalan dan dimensi tablet dipengaruhi
oleh tekanan, maka perbedaan ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh tekanan yang
diberikan pada saat pencetakan tablet.
4. Uji keseragaman tablet bertujuan untuk mengetahui keragaman sediaan dan
memastikan bahwa setiap tablet mengandung kadar obat atau bahan aktif yang tepat
dan kompogen.
5. Uji kekerasan tablet, bertujuan untuk memberikan gambaran kekuatan tablet terhadap
goncangan mekanik yang mungkin terjadi selama proses penyimpanan dan
pendistribusian.
6. Uji kerapuhan tablet digunakan untuk mengetahui ketahanan tablet, selama proses
distribusi dan penyimpanan, serta menunjukkan banyaknya zat yang terkikis akibat
gesekan ketika melawan tekanan mekanik.
7. Uji waktu hancur yang bertujuan untuk menetapkan batas waktu hancur pada masing-
masing formula hingga sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji tidak memiliki inti
yang jelas.
6. Jelaskan uji/evaluasi granul yang harus dilakukan!

Jawaban:

1. Susut pengeringan adalah hasil dari pengeringan bobot sampel basah dikurangi
dengan bobot sampel kering (setelah pemanasan) pada suhu 1050C. Uji susut
pengeringan mencapai bobot ini dikatakan selesai apabila berat penimbangan sudah
konstan. Hasil susut pengeringan dapat digunakan untuk menghitung kadar air.

Rumus :
bobot sampel basah – bobot sampel kering
Susut pengeringan = × 100%
bobot sampel basah
2. Uji kelembaban granul dilakukan untuk melihat kandungan air dalam granul. Kandungan air
granul yang terlalu tinggi pada granul dapat menyebabkan granul tidak dapat mengalir dengan
baik pada saat pentabletan atau tablet yang dicetak dapat melekat pada punch dan die.

3. Sudut diam adalah salah satu parameter lain dari sifat alir, sudut diam juga dapat dipakai
sebagai pembanding uji sifat fisik campuran granul atau serbuk, dengan cara menghitung
kotangen dari tinggi kerucut yang dibentuk serbuk atau granul maka akan didapat besar sudut
yang membentuknya.

4. Uji Organoleptik
Dilihat secara langsung mulai dari bentuk, warna dan bau dari granul yang dihasilkan.
Bentuk dan warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara satu dengan yang
lainnya.

5. Uji BJ sejati
pengujian BJ sejati dilakukan dengan cara ditimbang piknometer 50 mili yang yang
kolong (a) kemudian piknometer diisi dengan parafin cair ditimbang kembali (b)
Bj parafin = b-a
50
Granul sampel sebanyak 1 gram diisikan ke dalam piktometer kosong kemudian
ditimbang (c) lalu parafin cair ditambahkan ke dalamnya sehingga penuh dan
ditimbang kembali (d)
Bj sejati = (c-a) x Bj Parafin cair
(c+b) - (a+d)

6. Uji BJ nyata Bj mempat dan porositas


Sebanyak 5 gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml dan dicatat
volumenya (VO) kemudian dilakukan pengukuran dengan alat dan dicatat volume
ketukan ke-10 dengan interval waktu 2 detik ukur volume granul setelah
dimampatkan dan dihitung bobot jenis granul:
Bj nyata = bobot granul
Volume awal (VO)
Bj mempat = bobot granul
Volume mempat
Porositas = Bj nyata
[ 1……] X 100%
Bj mempat
Persyaratan porositas = 10% - 90%

7. Uji sifat alir serbuk


Memiliki sifat alir dilakukan dengan metode tidak langsung meliputi uji sudut diam,
penetapan dan kompresibilitas. Waktu yang dibutuhkan oleh 100 gram serbuk tidak
boleh lebih dari 10 detik.
8. Uji indeks pengetapan
Pada uji indeks pengetapan digunakan alat volumenometer Indeks pengecapan granul
dihitung dengan rumus:

T% = VO - Vt X 100 % VO

Granul dengan sifat alir yang baik akan memiliki nilai T% lebih dari 20%. Bentuk
ukuran dan kerapatan dari suatu granul akan berpengaruh terhadap uji pengetapan
serbuk memiliki sifat aliran yang baik jika memiliki nilai indeks lebih besar dari 20%.

7. Jelaskan sifat-sifat granul yang baik!


Jawaban:

Berbagai karakteristik granul, jadi memiliki arti penting karena dapat berpengaruh pada
proses kestabilan dan sifat-sifat tablet yang dihasilkan. Adapun sifat-sifat granul yang baik,
yaitu:

1) Sifat alir yang baik dibanding serbuk sehingga memungkinkan dipakai untuk
pembuatan tablet.
2) Lebih tahan terhadap kelembapan udara.
3) Mudah dibasahi dibanding beberapa serbuk karena tidak mudah mengapung.
4) Luas permukaan mereka lebih kecil dan volume yang sebanding dari serbuk.
5) Granul biasanya lebih stabil terhadap efek atmosfer kelembapan dan kecil
kemungkinan untuk mengeras.
6) Sering disukai untuk produk kering dimaksudkan untuk dibentuk menjadi larutan
suspensi.
7) Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur.
8) Sedapat mungkin memiliki distribusi butir yang sempit dan mengandung bagian
berbentuk serbuk lebih dari 10%.
9) Memiliki daya luncur yang baik.
10) Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan.
11) Tidak terlampau kering (sisa lembab 3-5%).
12) Hancur baik di dalam air.

8. Jelaskan masing –masing apa yang dimaksud dengan:


a. Uji bobot jenis
b. Uji porositas
c. Uji kecepatan alir
d. Uji angle of repose
e. Uji kekuatan dan kerapuhan
Jawaban:
a. Bobot jenis merupakan perbandingan antara bobot bahan tersebut dengan beban air
pada suhu dan volume yang sama
b. Porositas adalah nilai persentase yang menyatakan rongga kosong antar partikel
peningkatan nilai porositas akan meningkatkan laju disolusi dan menurunkan waktu
disintegran
c. Uji kecepatan alir adalah untuk menilai apakah granul yang diperoleh dapat mengalir
dengan baik sehingga pada proses produksi granul akan mengalir baik kedalam di dan
menjamin keseragaman bobot granul pada saat proses pengempaan tablet
d. Angle of repose adalah sudut dengan horizontal dan bahan akan berdiri ketika
ditumpuk sifat fisik bahan-bahan tersebut seperti bentuk kadar air dan orientasi materi
memiliki pengaruh terhadap nilai sudut.
e. Uji kekuatan dan kerapuhan adalah uji kekuatan yang merupakan parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik sedangkan
kerapuhan menunjukkan kekuatan partikel pada tepi tablet.
9. Tuliskan masing-masing prosedur kerja masing-masing uji tersebut!
Jawaban:

1) Uji Bobot Jenis


Prosedur kerjanya yakni :
Ditimbang dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet- tablet
tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing
beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada
kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang beratnya menyimpang dari berat rata-
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom B.
Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet

2) Uji Porositas
Porositas berbanding terbalik dengan waktu hancur, jadi  jika  porositas kecil, maka
waktu hancurnya lambat, dan berbanding lurus dengan kekerasan tablet, jika porositas
kecil, tabletnya kurang keras.
Prosedur kerja dari pengamatan porositas adalah :
1. Menghitung nilai Bulk density (BD) dan Particle Density
2. Menghitung nilai porositas dari data yang telah di dapatkan setelah penghitungan
nilai bulk density dan partikel density dengan rumus :
bulk density
Porositas (%) = (1− )×100 %
partikel density

Syarat : nilai porositas 37-40 %

3) Uji Kecepatan Alir


Uji sifat alir terdapat dua metode untuk mengujinya yang pertama dengan metode
corong dan yang kedua yaitu metode sudut istirahat. Prinsip dari metode sudut istirahat
ini yaitu pengukuran sudut yang terbentuk dari lereng tumbuhan granul yang mengalir
bebas dari corong terhadap suau bidang datar.

Alat : corong alat uji waktu alir

Prosedur Kerja :

1. Ditimbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat


2. Diuji waktu alir dalam keadaan tertutup
3. Dibuka penutupnya biarkan granul mengalir
4. Dicatat waktu (gunakan stopwatch)
5. Dilakukan sebanyak 3 kali
6. kemudian untuk mengukur sudut isirahat dengan menghitung jari-jari dan tinggi dari
tumpukan granul setelah metode corong.
7. Kemudian masukan dalam rumus, dan didapat a yang menentukan kecepatan alir dari
suatu granul tersebut
Syaratnya : Dikatakan memiliki sifat alit yang baik jika untuk 100 gram granul yang
diuji mempunyai waktu alir kurang dari 10 detik.

4) Uji Angle of Repose


Angle of repose merupakan karakteristik yang berkaitan dengan friksi atau resistensi
interpartikulat yang berpengaruh terhadap pergerakan antar partikel. Sudut istirahat
adalah sudut 3 dimensional (relative terhadap dasar horizontal) yang konstan, yang dikur
dari terbentuknya tumpukan seperti kerucut dari material yang diuji dengan
menggunakan metode-metode yang berbeda.
Pada pengujian ini, dilakukan menggunakan alat Flowability Tester, dengan cara:
1. Alas alat dipastikan bebas dari getaran
2. Serbuk dimasukan perlahan kedalam corong alat sampai corong penuh
3. Permukaan serbuk pada corong diratakan tanpa melakukan penekanan terhadap
serbuk
4. Tombil 'ON' pada alat ditekan untuk memulai mengalirkan serbuk
5. Tinggi dan diameter dari serbuk yang terbentuk diukur, lalu dihitung sudut reposanya
Syarat ; sudut istirahat tidak boleh lebihi dari 30%
5) Uji Kekuatan
Uji ini digunakan untuk mengetahui kekerasan tablet agar tablet tidak terlalu rapuh
atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot
tablet, dan waktu hancur tablet.
Alat : Hardness Tester
Prosedur Kerjanya :
Pengujian dilakukan terhadap 5 tablet. Caranya: sebuah tablet diletakkan pada alat
dengan posisi horizontal, alat dikalibrasi hingaa posisi 0,00. Putar alatnya hingga tablet
patah dan dibaca skala yang tertera pada alat.
Persyaratan ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2 maksimal 10 kg/cm2

6) Uji Kerapuhan
Uji kerapuhan menggunakan alat friabilator tester. Tablet dibersihkan dari debu
dengan cara memakai kuas kecil, ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet
(tablet kecil) (Wo), tablet dimasukan kedalam alat kemudian alat dijalankan selam 4
menit dengan kecepatan 25 rpm, tablet dikeluarkan lalu dipersihkan dari debu dengan
memakaai kuas kecil, ditimbang bobot tablet (Wf).
Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus:

Ket : 

F : indeks kerapuhan

Wo : bobot awal

Wf : bobot akhir

Syarat : tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%

Anda mungkin juga menyukai