JURNAL PENDAHULUAN II
(HASIL DISKUSI)
a. Kempa langsung
Metode ini merupakan metode yang paling cepat dalam proses pembuatan tablet. Kempa
langsung dilakukan jika jumlah khasiat pertabletnya cukup untuk dicetak. Zat khasiatnya
mempunyai sifat alir yang baik (free flowing). Zat khisiat berbentuk kristal yang bersifat free-
flowing. Kempa langsung menggunakan beberapa bahan kimia granular. Seperti fotasium
klorida, yang memiliki sifat bebas dan mengalir bebas yangn memungkinkan untuk dapat
dikompresi secara langsung dalam mesin tablet tanpa perlunya adanya granulasi. Pada
pengempaan akan terjadi tiga tahapan proses yaitu:
a. Pengisian campuran bahan dari hopper ke ruang die
b. Pengempaan oleh punch atas
c. Pengeluaran tablet yang terbentuk oleh punch bawah
Oleh karena itu, persyaratan bahan yang dapat diproses dengan metode ini adalah
memiliki sifat alir yang baik dan kompaktibilitas yang baik. Sifat alir akan menjamin proses
yang terus menerus selama tahapan pengisian di ruang die dan dengan kompaktibilitas yang
baik maka akan mudah menjadi tablet ketika dikempa oleh punch atas.Tahapan dalam proses
pembuatan tablet dengan metode kempa langsung adalah:
Bahan aktif yang dapat dibuat tablet dengan metode ini adalah yang memiliki sifat
tahan lembab dan panas. Tahapan dalam granulasi basah adalah :
1. Penimbangan bahan aktif dan tambahan
2. Pencampuran bahan aktif dengan bahan pengisi dan atau sebagian bahan
penghancur
3. Pembuatan bahan pengikat
4. Pencampuran bahan pada no 2 dengan cairan bahan pengikat sampai diperolah
massa yang kempal
5. pengayakan sehingga diperoleh granul basah
6. pengeringan granulasi basah sehingga diperoleh granul kering
7. pengayakan granul kering
8. penimbangan granul kering yang diperoleh
9. pencampuraan granul kering dengan pelicin dan atau sebagai bahan penghancur
10. pengempaan sehingga berbentuk tablet
b. Granulasi kering
Bahan yang tidak memenuhi persyaratan kempa langsung dan granulasi basah akan
dibuat tablet dengan metode granulassi kering. Dengan metode ini baik bahan aktif
maupun bahan pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya besar
dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan tempratur yang dinaikkan. Tahapan dalam granulasi kering
adalah:
1. penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan
2. pencampuran bahan yang ikut digranul
3. proses lugging untuk mendapatkan lembaran-lembaran massa padat
4. penghancuran slug/lembaran padat
5. pengayakan hasil pecahan slug sehingga diperoleh granul
6. pencampuran dengan bahan pelicin dan atau sebagian bahan penghancur
7. pengempaan sehingga diperoleh tablet
Komponen Dasar Mesin Pencetak Tablet
Secara umum komponen dasar mesin pencetak tablet menurut Fathur (2014)
mencakup komponen-komponen:
No Keuntungan Kerugian
1. Dapat digunakan untuk zat aktif Dapat digunakan untuk bahan zat aktif
yang sensitif terhadap kelembapan dan eksipien yang tahan panas dan
dan tidak tahan panas lembap
4. Proses produksi lebih sederhana, Cocok digunakan untuk zat aktif dan
singkat dan cepat. eksipien dengan sifat aliran dan
kompresibilitas yang buruk
5. Meminimalkan kemungkinan
terjadinya kontaminasi atau
kontaminasi silang
7. Meminimalkan biaya produksi
1. Dapat digunakan untuk zat aktif dan Diperlukan mesin khusus untuk
eksipien yang sensitif terhadap slugging
panas dan lembab
1. Dapat digunakan untuk bahan zat Tidak dapat digunakan untuk bahan
aktif dan eksipien yang tahan panas zat aktif yang sensitif terhadap panas
dan lembap dan lembap
Jawaban:
Keseragaman bobot adalah ukuran penyimpangan bobot tablet terhadap bobot rata-rata dari
sejumlah tablet yang masih diperolehkan menurut persyaratan yang ditentukan. Adapun alat
yang digunakan untuk mengukur keseragaman bobot adalah neraca analitik.
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zataktif merupakan bagian terbesar dari
tablet dan jika uji keragaman bobot cukup mewakili keseragamman kandungan.
Keseragaman bobot bukan merupakan indiikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika
zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.
Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang
mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot
sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan
pada tiap tablet.
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi
granul/partikel penyusunannya mampu melewati ayakan no..10 yang terdapat dibagian bawah
alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang,
mempunyai 6 tubeplastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi
dengan ayakan/screen no.10 mesh.
Cara kerjanya :
Masukkan 5 tablet ke dalam bagian keranjang,, turun-naikkan keranjang secara teratur 30x
tiap menit. Tablet dinyatakan hancuur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa,
kecuali fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, wakktu yang diperlukan
untk menghancurkan kelima tablet tidak lebih darii 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan
tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.
Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian mengggunakan tablet satu per say,
kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan pengujian ini
tablet harus memenuhi syarat di atas.
3) Uji Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikann sebagai uji kekuatan tabletyang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter
tablet. Tablet harus mempunyaii kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, penngepakan dan transportasi. Alat yang
ccccc5digunakan adalah hardness tester.
Cara kerjanya, yaitu diambil 20 tablet ukur kekerasan dengan menggunakan hardness tester,
hitung rata-rata dan standard devitation (SD).
Persyaratan uji kekerasan : ukuran yang didapat per tablet minimal 4-8 kg/cm2
5) Uji Kerapuhan
6) Uji Keregasan
Uji keregasan tablet (Friabilitas) merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yang dialami selama pengemasan, pengiriman dan penyimpanan. Keregasan dapat dievaluasi
dengan menggunakan alat uji kerapuhan (friability tester).
Cara Kerja : Tablet diambil sebanyak 20 tablet lalu dibersihkan, kemudian ditimbang (W1
gram), laludimasukkan ke dalam alat friability tester untuk diuji.Alat diset dengan kecepatan
putaran 25 rpm selama 4 menit.Tablet dikeluarkan, lalu bersihkan dan ditimbang kembali
(W2 gram). Dihitung % kerapuhan tablet.
W 1−W 2
% Kerapuhan Tablet = x 100 %
W1
7) Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan dengan mengukur jumlah zat aktif yang terlarut dalam media cair yang
diketahui volumenya pada suatu waktu tertentu, menggunakan alat tertentu yang di desain
untuk menguji parameter disolusi. Pengujian disolusi digunakan untuk mengetahui secara
invitro pelepasan zat aktif obat dari bentuk sediaan menjadi bentuk terlarut. Disolusi
berhubungan dengan dimensi mutu obat yaitu efisiensi suatu sediaan obat, karena obat akan
efektif jika zat aktif dalam obat dapat sampai diresptor dalam jumlah yang cukup.
Alat dissolution tester ini terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan
transparan yang inert, dengan suatu batang logam yang digerakkan oleh mesin dan keranjang
yang berbentuk silinder dan dipanaskan dengan tangas air pada suhu 37°C.
Cara kerja :
1. Siapkan bahan utama sampel seperti media yang akan di uji disolusinya. Sebaiknya,
sebelum pengujian dimulai anda sudah mengetahui teori tentang alat dissolution
tester.
2. Masukkan air atau aquadesh ke dalam chamber atau wadah sampai batas yang sudah
ditentukan.
3. Kemudian pasang vessel pada chamber sesuai dengan kebutuhan. Pastikan chamber
yang sudah terpasang dengan baik dan terkunci rapat supaya tidak jatuh saat alatnya
bekerja
4. Pasangkan drive shaft (batang pengaduk), dayung (paddle) atau keranjang (basket)
dan komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan.
5. Turunkan kepala alat secara perlahan dan hati-hati hingga batas yang telah ditentukan.
6. Setting letak posisi drive shaft (batang pengaduk) pada posisi tengah dengan
ketinggian sekitar 2,5cm.
7. Masukan media sampel yang akan di uji disolusinya dengan jumlah volume maksimal
sebanyak 900 mL atau sesuai dengan kebutuhan.
8. Kemudian hidupkan alat dissolution tester dengan cara menekan tombol on. lalu atur
suhu (berkisar di 37°C), kecepatan putaran dan lama waktu pengadukan sesuai dengan
ketentuan analisa.
9. Ketika suhu pada temperatur controller menunjukan di kisaran 37°C, masukan sediaan
obat secara bersamaan.
10. Tutup semua bagian vessel untuk mencegah kotoran atau benda asing masuk kedalam
vessel.
Uji disolusi dinyatakan memenuhi syarat jika dalam waktu 60 menit larut tidak kurang dari
85%
Jawaban:
1. Uji penampilan fisik untuk mengamati penampilan fisik dari tablet seperti capping,
cracking, picking, dan karakteristik lain yang menandakan adanya kerusakan tablet.
2. Uji organoleptis dilakukan untuk mengamati penampilan fisik dari tablet, berupa
bentuk, warna, bau dan rasa.
3. Uji keseragaman ukuran untuk mengukur ketebalan dan dimensi tablet dipengaruhi
oleh tekanan, maka perbedaan ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh tekanan yang
diberikan pada saat pencetakan tablet.
4. Uji keseragaman tablet bertujuan untuk mengetahui keragaman sediaan dan
memastikan bahwa setiap tablet mengandung kadar obat atau bahan aktif yang tepat
dan kompogen.
5. Uji kekerasan tablet, bertujuan untuk memberikan gambaran kekuatan tablet terhadap
goncangan mekanik yang mungkin terjadi selama proses penyimpanan dan
pendistribusian.
6. Uji kerapuhan tablet digunakan untuk mengetahui ketahanan tablet, selama proses
distribusi dan penyimpanan, serta menunjukkan banyaknya zat yang terkikis akibat
gesekan ketika melawan tekanan mekanik.
7. Uji waktu hancur yang bertujuan untuk menetapkan batas waktu hancur pada masing-
masing formula hingga sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji tidak memiliki inti
yang jelas.
6. Jelaskan uji/evaluasi granul yang harus dilakukan!
Jawaban:
1. Susut pengeringan adalah hasil dari pengeringan bobot sampel basah dikurangi
dengan bobot sampel kering (setelah pemanasan) pada suhu 1050C. Uji susut
pengeringan mencapai bobot ini dikatakan selesai apabila berat penimbangan sudah
konstan. Hasil susut pengeringan dapat digunakan untuk menghitung kadar air.
Rumus :
bobot sampel basah – bobot sampel kering
Susut pengeringan = × 100%
bobot sampel basah
2. Uji kelembaban granul dilakukan untuk melihat kandungan air dalam granul. Kandungan air
granul yang terlalu tinggi pada granul dapat menyebabkan granul tidak dapat mengalir dengan
baik pada saat pentabletan atau tablet yang dicetak dapat melekat pada punch dan die.
3. Sudut diam adalah salah satu parameter lain dari sifat alir, sudut diam juga dapat dipakai
sebagai pembanding uji sifat fisik campuran granul atau serbuk, dengan cara menghitung
kotangen dari tinggi kerucut yang dibentuk serbuk atau granul maka akan didapat besar sudut
yang membentuknya.
4. Uji Organoleptik
Dilihat secara langsung mulai dari bentuk, warna dan bau dari granul yang dihasilkan.
Bentuk dan warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara satu dengan yang
lainnya.
5. Uji BJ sejati
pengujian BJ sejati dilakukan dengan cara ditimbang piknometer 50 mili yang yang
kolong (a) kemudian piknometer diisi dengan parafin cair ditimbang kembali (b)
Bj parafin = b-a
50
Granul sampel sebanyak 1 gram diisikan ke dalam piktometer kosong kemudian
ditimbang (c) lalu parafin cair ditambahkan ke dalamnya sehingga penuh dan
ditimbang kembali (d)
Bj sejati = (c-a) x Bj Parafin cair
(c+b) - (a+d)
T% = VO - Vt X 100 % VO
Granul dengan sifat alir yang baik akan memiliki nilai T% lebih dari 20%. Bentuk
ukuran dan kerapatan dari suatu granul akan berpengaruh terhadap uji pengetapan
serbuk memiliki sifat aliran yang baik jika memiliki nilai indeks lebih besar dari 20%.
Berbagai karakteristik granul, jadi memiliki arti penting karena dapat berpengaruh pada
proses kestabilan dan sifat-sifat tablet yang dihasilkan. Adapun sifat-sifat granul yang baik,
yaitu:
1) Sifat alir yang baik dibanding serbuk sehingga memungkinkan dipakai untuk
pembuatan tablet.
2) Lebih tahan terhadap kelembapan udara.
3) Mudah dibasahi dibanding beberapa serbuk karena tidak mudah mengapung.
4) Luas permukaan mereka lebih kecil dan volume yang sebanding dari serbuk.
5) Granul biasanya lebih stabil terhadap efek atmosfer kelembapan dan kecil
kemungkinan untuk mengeras.
6) Sering disukai untuk produk kering dimaksudkan untuk dibentuk menjadi larutan
suspensi.
7) Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur.
8) Sedapat mungkin memiliki distribusi butir yang sempit dan mengandung bagian
berbentuk serbuk lebih dari 10%.
9) Memiliki daya luncur yang baik.
10) Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan.
11) Tidak terlampau kering (sisa lembab 3-5%).
12) Hancur baik di dalam air.
2) Uji Porositas
Porositas berbanding terbalik dengan waktu hancur, jadi jika porositas kecil, maka
waktu hancurnya lambat, dan berbanding lurus dengan kekerasan tablet, jika porositas
kecil, tabletnya kurang keras.
Prosedur kerja dari pengamatan porositas adalah :
1. Menghitung nilai Bulk density (BD) dan Particle Density
2. Menghitung nilai porositas dari data yang telah di dapatkan setelah penghitungan
nilai bulk density dan partikel density dengan rumus :
bulk density
Porositas (%) = (1− )×100 %
partikel density
Prosedur Kerja :
6) Uji Kerapuhan
Uji kerapuhan menggunakan alat friabilator tester. Tablet dibersihkan dari debu
dengan cara memakai kuas kecil, ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet
(tablet kecil) (Wo), tablet dimasukan kedalam alat kemudian alat dijalankan selam 4
menit dengan kecepatan 25 rpm, tablet dikeluarkan lalu dipersihkan dari debu dengan
memakaai kuas kecil, ditimbang bobot tablet (Wf).
Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus:
Ket :
F : indeks kerapuhan
Wo : bobot awal
Wf : bobot akhir