KELAS FA3
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
Nama Anggota Kelompok 3 :
• GHUFRAN GHANIM MONTESKI (201FF05103)
• KHAIDIR ALI (201FF05106)
• RIANA MARLINA MANURUNG (201FF05109)
• SITI SALMIAH (201FF05112)
• WAHYU NIARTI (201FF05115)
• RESTIKA HATI TANJUNG (201FF05118)
• IDAH SAIDAH (201FF05121)
• JEANE LUTHFIYYAH (201FF05124)
• SYAHRUL FIRDAUS (201FF05127)
• SANIA SYARIF FATUNNISA (201FF05130)
• CANDRIKA (201FF05133)
• NURUL FADHILAH (201FF05136)
• ISMA ULUMUL AZMI (201FF05139)
• ENY TRI PUJI LESTARI (201FF05142)
• ELMADHITA ANZANI (201FF05145 )
• TRULLY O.S RUMENGAN (201FF05148)
DEFINISI
• Sediaan solida adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan
tekstur yang padat serta kompak. (Murtini & Elisa, 2018)
(Sesilia, 2016)
PREFORMULASI
• Zat Aktif
Amoksisilin Natrium
C16H18N3NaO5S
BM = 378,4 g/mol
Pemerian : Serbuk berwarna putih atau hampir putih; sangat higroskopis. (FI Edisi
IV, 1995, hlm. 97)
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam alkohol; sangat
sukar larut dalam aseton; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. (FI IV, 1995,
hlm. 97)
Stabilitas
Panas : Disimpan pada suhu rendah
Hidrolisis / oksidasi : larutan amoksisilin natrium yang tidak mengandung dapar
paling stabil pada pH 5,8. larutan amoksisilin natrium dalam dapar sitrat paling
stabil pada pH 6,5. (The Pharmaceutical CODEX Twelfth Edition, 1994, hlm. 730)
Bentuk zat aktif yang digunakan : Garam
Bentuk sediaan : Serbuk rekonstitusi
Cara sterilisasi sediaan : proses pembuatan dilakukan secara
aseptik di bawah LAF; sterilisasi dengan filtrasi membran 0,22
μm
Kemasan : Vial, tertutup baik. (The Pharmaceutical CODEX
Twelfth Edition, 1994, hlm. 730)
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah kedap udara. (The
Pharmaceutical CODEX Twelfth Edition, 1994, hlm. 730)
PREFORMULASI
• Zat Tambahan
Natrium Dihidrogen Fosfat
(Sesilia, 2016)
Dinatrium Hidrogen Fosfat
Benzil Alkohol
(Sesilia, 2016)
Aqua pro injection
(Sesilia, 2016)
Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan,
dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI V
hal 52, 2014)
MACAM-MACAM TABLET
Lokal Kempa
Sistemik Cetak
Berdasarkan
Berdasarkan cara
bahan penyalut pemakaian
Tablet
Tablet Hisap
Salut gula
Tablet Tablet
Salut Kunyah
enterik
Tablet
Hisap
Tablet
Salut Film
Tablet
Effefescent
Tablet
implant
PROSEDUR PEMBUATAN TABLET
Secara umum tablet dapat dibuat melalui 3 cara atau metode,
yaitu :
Pencetakan tablet
(Murtini,2018)
Granulasi Kering
Kelebihan Kekurangan
Pencampuran awal Peralatan lebih sedikit Memerlukan mesin
karena tidak tablet khusus untuk
menggunakan larutan membuat slug
pengikat, mesin
Slugging/Roller Compacting pengaduk berat, dan
pengeringan yang
memakan waktu.
Pengayakan kering
Baik untuk zat aktif yang Tidak dapat
sensitif terhadap panas mendistribusikan zat
dan lembab warna seragam
Pencampuran akhir Mempercepat waktu Proses pembuatannya
hancur karena tidak banyak menghasilkan
terikat oleh pengikat. debu sehingga
Pencetakan tablet memungkinkan
terjadinya kontaminasi
silang
(Murtini,2018)
Cetak atau Kempa Langsung
Pengayakan basah Kelebihan Kekurangan
Lebih ekonomis karena Zat aktif dengan dosis yang
validasi proses lebih sedikit besar tidak mudah untuk
dan lebih singkat prosesnya dikempa langsung
Waktu hancur dan Zat Pengisi dapat
disolusinya lebih baik berinteraksi dengan obat
karena tidak melewati seperti senyawa amin dan
Pencampuran akhir proses granul, tetapi laktosa spray dried yang
langsung menjadi partikel dapat menghasilkan warna
kuning
(Murtini,2018)
FORMULA UMUM
Formula umum tablet terdiri dari:
Zat Aktif
Zat Tambahan
• Zat pengisi, yaitu digunakan untuk memperbesar
volume tablet.
• Contoh: lactosa, avicel
• Zat pengikat, yaitu digunakan agar tablet tidak pecah
atau retak.
• Contoh: gelatin, gom alam
• Zat penghancur, yaitu digunakan agar tablet dapat
hancur dalam saluran pencernaan.
• Contoh: Amylum, Eksplotab, Ac-Di-Sol.
• Zat pelicin, yaitu digunakan untuk mencegah agar tablet
tidak melekat pada cetakan.
• Contoh: talk, magnesium stearat
(Murtini,2018)
PREFORMULASI
Preformulasi merupakan tahap awal dalam rangkaiaan proses
pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika
kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat
dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi. (Murtini,2018)
(Murtini,2018)
PREFORMULASI
Studi preformulasi untuk sediaan tablet :
Studi
Sifat kristal Stabilitas solid
kompatibilitas
(Murtini,2018)
FORMULASI
• Bahan aktif diberikan sesuai dosis lazim masing masing
tablet, ada bahan tunggal dan ada juga bahan campuran
• Bahan tambahan/eksipien dicantumkan sesuai dengan
konsentrasi jenis bahan yang digunakan.
• Komponen granulat yaitu bahan-bahan yang pertama
dicampur dan dijadikan granul, terdiri dari bahan aktif,
pengikat, penghancur dalam, pengisi dan zat warna
• Komponen luar ialah bahan-bahan yang ditambahkan
setelah granul yang kering didapatkan, terdiri dari
penghancur luar, pelincir, anti lengket, dan pelicin.
FORMULA SEDIAAN
Bahan Pembantu (Eksipien) Tablet
Bahan Aktif
Pengikat Penghancur Pengisi Lubrikan Glidan
Paracetamol 500 Gelatin 3-6% Amylum 10% Laktosa : Avicel Mg. Stearat 1% Talk 1%
mg LHPC-LH-11 5% 1:1 Aerosil 0,25%
PREFORMULASI
• Zat aktif : Parasetamol
1.Pengikat (Gelatin)
Deskripsi : padatan berwarna kuning muda hingga agak kuning,
seperti kaca, dan rapuh, tidak berbau dan tidak berasa dan
tersedia dalam bentuk lembaran dan granul tembus cahaya, atau
sebagai serbuk. (Rowe edisi V, 2006)
2.Penghancur (Amylum)
Deskripsi : tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih
berupa granul-granul kecil berbentuk sterik atu oval dengan
ukuran dan berbentuk yang berbeda untuk setiap varietas
tanaman. (Rowe edisi V, 2006)
3. Pengisi (Laktosa : Avicel)
Laktosa
Deskripsi : partikel atau bubuk kristal putih hingga putih pudar. Laktosa tidak
berbau dan rasanya sedikit manis; α -laktosa kira-kira 20% semanis sukrosa,
sedangkan b-laktosa 40% manis (Rowe edisi V, 2006)
Selulosa mikrokristalin (avicel)
Deskripsi : adalah selulosa yang dimurnikan, sebagian terdepolimerisasi yang
terjadi sebagai bubuk kristal putih, tidak berbau, tidak berasa, yang terdiri
dari partikel berpori. (Rowe edisi V, 2006)
• Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan : Jakarta
• Kementerian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Kementerian Kesehatan : Jakarta
• Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex 12th Edition. The Pharmaceutical Press : London
• Murtini,G., Elisa,Y. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Cetakan Ke 1. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta