“ASAM KARBOKSILAT”
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang
mempunyai gugus fungsional –COOH yang terikat langsung pada gugus alkil, sehingga asam
alkanoat memiliki rumus umum: R-COOH. Asam karboksilat adalah suatu golongan senyawa
hidrokarbon yang juga mempunyai gugus karbonil yang berikatan dengan satu gugus
hidroksil yang disebut dengan gugus karboksil (karbonil dan hidroksil).
alkana itu diganti gugus –COOH. Jadi CpH2p+2 menjadi CpH2p+ 1 COOH. Atau
CpCH2p+2O2. Jika (p+1) 4=n maka rumus tersebut berubah menjadi CnH2nO2.
Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun
gugus aril (Ar-COOH)
Asam dengan jumlah C 1 – 7: larut dalam air
3
Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya terdapat ikatan
hidrogen.
b) Sifat kimia asam karboksilat
Asam alkanoat merupakan asam lemah. Semakin banyak atom C yang dimiliki,
semakin lemah asamnya. Asam alkanoat terkuat adalah asam metanoat.
Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan basa, atom H dari gugus karboksil
dapat dengan mudah disubstitusi oleh atom logam, sehingga terbentuk
garam,contoh : R-COOH 3 NaOH R-COONa 3 H2O
Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan suatu alkohol ,dengan pengaruh asam
sulfat pekat sebagai pengikat air,atom H dari gugus COOH dapat diganti dengan
gugus alkil sehingga terbentuk suatu seter. Reaksi ini disebut dengan reaksi
esterifikasi. Ester yang dihasilkan oleh reaksi esterifikasi ini merupakan suatu non-
elektrolit.
H2So7
RCOOH + R OH RCOOR + H20
Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan fosforhalogenida, gugus OH dari
COOH dapat diganti dengan atom halogen. Senyawa yang terbentuk tergolong
suatu alkanoilchlorida dengan rumus umum RCOD. Gugus -COD dinamakan
gugus karbohalogenida.
R-COOH + PCl5 R-COCl + POCl3 + HCl
jika suatu alkanoilhalogenida direaksikan dengan NH3, gugus OH dari COOH
dapat diganti dengan NH2 sehingga terbentuk suatu alkanamida (RCONH2)
Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan gas chlor, terjadilah subtitusi atom-
atom hydrogen dari atom C alfa. Subtitusi tersebut dinamakan alfa subtitusi yang
dipengaruhi oleh sinar matahari atau fosfor atau belerang. Contoh:
CH3 – CH2 – COOH + Cl2 CH3 – CHCl – COOH + HCl
Asam 2- monoclhoropropanoat
4
Jika subtitusi tersebut diteruskan, dihasilkan asam 2,2 –dichloro propanoat.
CH3 – CHCl – COOH + Cl2 CH3 – CCl2 – COOH + HCl
5
Nama IUPAC dari suatu asam karboksilat alifatik diawali dengan kata asam
dan akhiran –a dari alkana diganti -oat. Seperti halnya aldehida, karbon pada gugus
karboksil selalu menempati posisi karbon nomor 1. Bila ada dua gugus karboksil
maka penamaan dengan awalan asam dan akhiran –dioat.
Gugus karboksil (-CO2H) yang terikat pada suatu cincin maka penamaannya
menggunakan awalan asam dan akhiran karboksilat.
Gugus karboksil yang terikat pada cincin aromatik 6 karbon diberi nama
sebagai asam benzoat, apabila ada substituen maka penomoran mengikuti posisi dari
gugus karboksilnya. bila substituen terletak pada karbon 2 dapat diberi nama denga
orto (dilambangkan dengan o), substituen pada karbon 3 diberi nama meta (m), dan
para (p) bila posisi pada karbon 4.
6
Pada penamaan trivial untuk menentukan posisi suatu substituen dapat
menggunakan huruf yunani seperti halnya aldehida atau keton. Penentuan posisi
dalam tata nama trivial berdasarkan letaknya terhdap gugus karbonil. Karbon yang
paling dekat dengan gugus karbonil diberi nama karbon α, karbon berikutnya adalah
β, dan sterusnya.
Sifat fisik karboksilat tidak hanya ditentukan oleh gugus karbonil tetapi gugus
hidroksil pada karboksilat juga ikut berperan dalam menentukan sifat fisik dari asam
karboksilat. Karena adanya gugus hidroksil maka asam karboksilat dapat membentuk
dimer (sepasang molekul yang saling berikatan) melalui ikatan hidrogen antar gugus
polar dari dua gugus karboksil.
7
2.5 Reaksi Asam karboksilat
1) Reaksi asam karboksilat dengan basa
Sifat kimia yang paling menonjol dari asam karboksilat ialah keasamannya.
Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO3 asam karboksilat adalah
asam lemah, namun bersifat lebih asam daripada alkohol atau fenol. Karena
keasamannya ini maka asam kartboksilat dapat bereaksi dengan basa.
Reaksi suatu asam karboksilat dengan suatu basa akan menghasilkan garam.
8
4) PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
Pembuatan asam karboksilat melalui jalur sintetik dapat dikelompokkan dalam
tiga tipe reaksi yaitu (1) hidrolisis derivat asam karboksilat; (2) reaksi oksidasi ;
(3) reaksi grignard.
Hidrolisis adalah reaksi yang melibatkan air dengan katalis asam atau basa.
Reaksi Hidrolisis dari beberapa derivat asam karboksilat dapat digambarkan
sebagai berikut :
Hidrolisis
Osidasi
Oksidasi alkohol primer dan aldehida akan menghasilkan asam karboksilat.
Perbedaan oksidasi antara alkohol dan aldehida, oksidasi alkohol membutuhkan
oksidator kuat, sedangkan oksidasi aldehida membutuhkan oksidator lembut
(Ag+). Selain oksidasi alkohol, asam karboksilat juga dapat diperoleh dari
oksidasi alkena. Oksidasi alkena membutuhkan oksidator kuat. Berikut ini adalah
ringkasan jalur pembuatan asam karboksilat melalui oksidasi.
9
Oksidasi :
Reaksi Grinard
Berikut ini ringkasan jalur-jalur sintetik yang la<im untuk mendapatkan asam
karboksilat, dipandang dari segi lain – yakni dilihat dari apa yang terjadi pada
10
molekul itu sebagai suatu keseluruhan. Sintesis dari suatu alkil halide lewat nitril
atau reagensia Grignard menghasilkan asam karboksilat yang satu karbon lebih
banyak daripada alkil halidanya.
Pemanjangan rantai :
Reaksi suatu alkena (kecuali bila alkena itu siklik) menyebabkan fragmentasi
rantai induk
11
2.7 Kegunaan Asam Karboksilat
1) Asam asetat
− Dalam industri, sebagai bahan baku sintesis serat dan plastik.
− Dalam laboratorium, sebagai pelarut dan sebagai pereaksi.
− Larutan asam asetat dengan kadar 3-6 % disebut cuka makan.
2) Asam oksalat
− Terdapat dalam daun bayam dan buah-buahan, bentuk senyawanya sebagai
garam natrium atau kalsium.
− Menghilangkan karat dan bahan baku pembuatan zat warna
− Mengasamkan minuman, permen, dan makanan lain.
− Digunakan dalam fotografi, keramik, penyamakan, dan proses produksi lainnya
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Asam karboksilat merupakan salah satu turunan dari senyawa alkana, dimana satu
atom H dari alkana diganti dengan gugus karboksil. Karena kedudukan dari gugus
fungsi karboksi (-COOH) tidak boleh berubah atau tetap di ujung rantai karbon maka
isomer yang terjadi pada senyawa asam karboksilat adalah isomer struktur. Jadi, yang
memungkinkan untuk berubah adalah rantai karbon alkilnya
2. Nama IUPAC dari suatu asam karboksilat alifatik diawali dengan kata asam dan
akhiran –a dari alkana diganti -oat. Seperti halnya aldehida, karbon pada gugus
karboksil selalu menempati posisi karbon nomor 1. Bila ada dua gugus karboksil
maka penamaan dengan awalan asam dan akhiran –dioat.
3. Pada penamaan trivial untuk menentukan posisi suatu substituen dapat menggunakan
huruf yunani seperti halnya aldehida atau keton. Penentuan posisi dalam tata nama
trivial berdasarkan letaknya terhdap gugus karbonil. Karbon yang paling dekat dengan
gugus karbonil diberi nama karbon α, karbon berikutnya adalah β, dan sterusnya
4. Asam karboksilat bersifat polar karena mempunyai dua gugus yang bersifat polar
yaitu hidroksil (−OH) dan karbonil (C=O).
13
DAFTAR PUSTAKA
14