Zedonron
2. Xantorizol
3. Axiatikosid
4. Vomifoliol
5. Sineol
6. Skopolentin
1. Kelarutan: ada yang larut/sedikit dalam pelarut polar dan non polar
2. Sulit dioksidasi dan stabil dalam asam kumarin
3. Peleburan kumarin dengan NaOH menghasilkan asam asetat dan salisilat
7. Chavibetol
Chavibetol adalah senyawa allybenzene yang terkandung secara lami dalam minyak
essensial daun sirih (Piper betel) dengan nama ilmiah m-Eugenol; 5-Ally-2-
methoxyphenol; 1-methoxy-2-hydroxy-4-allybenzene. Senyawa ini juga terkandung
dalam urine manusia dan urine hewan pngerat sebagai minor metabolisme melalui jalur
oral dari safrole.
Sifat fisik senyawa chavibetol:
Massa jenis : 1,06g/cm
Titik didih : 254oC
Tekanan kritis : 3509,58 kPa
Temperatur kritis : 781,59oK
Titik leleh : 8-9oC
Titik nyala : 252oF
Kelarutan : mudah larut pada alkohol 304,7mg/L pada suhu 25oC, tidak
larut pada air.
Organoleptis : rasa pedas, bau khas pedas
8. Eurikumanol
9. Sinesetin
10. Filantin
Marker yang ditemukan pada senyawa Filantin pada tumbuhan meniran adalah Lignan
(Filantin dan Hipofilantin)
Detektor yang digunakan pada hasil KLT yaitu dibawah lampu UV pada panjang gelombang
254 nm. Pengukuran kadar filantin menggunakan densitometer pada panjang gelombang 250
nm
Metode yang digunakan untuk penetapan kadar Filantin menggunakan KLT densitometri
dimana larutan standar filantin dan sampel ditotolkan pada plat silika gel 60 GF254,
kemudian dieluasi dalam chamber berisi larutan jenuh kloroform : metanol = 9 : 1. Hasil
KLT dilihat dibawah lampu UV pada panjang gelombang 254 nm, terlihat bercak dari ekstrak
meniran sejajar dengan bercak standar filantin.
11. Kurkumin
Kurkumin memiliki nama kimia ( 1,7-bis(4' hidroksi-3 metoksifenil )-1,6 heptadien,
3,5-dion). Kurkumin dapat ditemukan dalam beberapa tanaman, misalnya kunyit.
Sifat fisika dari kurkumin dalam kunyit yaitu kurkumin sensitif terhadap paparan cahaya.
Selain itu, untuk meningkatkan stabilitas kurkumin terhadap paparan cahaya dapat dilakukan
dengan penambahan asam seperti asam galat, sitrat dan gentisat sebagai penstabil.
Penambahan alumunium (Al) juga dapat meningkatkan stabilitas kurkumin terhadap paparan
cahaya dan panas serta menghambat dekomposisi kurkumin akibat peroksidase.
Pada kondisi asam, kurkumin menghasilkan warna kuning yang cerah. Sebaliknya
pada pH netral atau basa, warna yang dihasilkan menjadi kuning kecoklatan. Pigmen
kurkumin relatif tahan terhadap paparan panas. Warna kuning masih dapat bertahan setelah
pemanasan pada temperatur 140°C selama 15 menit. Degradasi kurkumin juga dapat
dihambat dengan penambahan antioksidan seperti asam askorbat atau N-asetil-sistein.
(Seafast, 2012)
Sifat kimia yang dimiliki antara lain melting point (titik leleh) 183°C, berat molekul
368,38 g/mol, tidak larut di dalam air dan eter tetapi larut di dalam alkohol serta didalam
alkali warnanya akan menjadi merah kecoklatan dan di dalam asam akan berwarna kuning
terang.