Anda di halaman 1dari 22

Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

KUMARIN

Pengertian Senyawa Kumarin


Kumarin merupakan metabolit turunan sikimat yang terbentuk ketika fenilalanin dideaminasi
dan dihidroksilasi menjadi asam trans-hidroksisinamat. Ikatan rangkap asam ini segera
dikonversi menjadi bentuk cis melalui isomerisasi yang dikatalisasi oleh cahaya, menghasilkan
pembentukan senyawa yang mempunyai gugus fenol dan asam yang berdekatan. Gugus-gugus
ini kemudian bereaksi secara intramolekuler untuk membentuk lakton dan inti kumari basa,
dicirikan oleh senyawa kumarin itu sendiri, berperan dalam memberikan aroma jerami yang
segar.
Penyebaran kumarin terbatas di dunia tanaman dan pernah digunakan untuk menggolongkan
tanaman menurut keberadaan senyawa ini (kemotaksonomi). Kumarin umumnya ditemukan pada
famili Apiaceae, Rutaceae, Asteraceae, Caprifoliaceae, Leguminoceae, Oleaceae, Rubiaceae, dan
Umbelliferae dan Fabaceae, dan seperti semua bahan alam yang telah disebutkan sejauh ini,
kumarin juga mengalami banyak reaksi elaborasi, termasuk hidroksilasi dan metilasi serta
terutama penambahan gugus turunan terpenoid (unit C2, C5, dan C10).
Beberapa kumarin merupakan senyawa fitoaleksin dan disintesis secara de novo oleh
tanaman setelah diinfeksi oleh bakteri atau fungi. Sebagian besar senyawa fitoaleksin bersifat
antimikroba.
Kumarin dan turunannya banyak memiliki aktivitas biologis diantaranya :
- Menstimulasi pembentukan pigmen kulit
- Mempengaruhi kerja enzim
- Antikoagulan darah
- Antimikroba
- Menunjukkan aktivitas menghambat efek karsinogen

Struktur Inti Kumarin

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 1


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Kebanyakan senyawa kumarin dioksigenasi pada posisi C7, yang dihasilkan dari hidroksilasi
para asam sinamat untuk membentuk asam kumarat, namun sebelumnya mengalami hidroksilasi
orto, isomerisasi dan pembentukan lakton.
Struktur inti dari kumarin berasal dari O-hidroksi asam sinamat (asam O-kumarin) yang
didehidrasi untuk menghasilkan cincin lakton. Senyawa kumarin mengandung atom oksigen
sebagai hidroksil (OH) atau alkoksil (-OCH3 atau OC2H5) di posisi C-7.

Biosintesis Kumarin

Sintesis kumarin diperoleh dari tanaman Melilotus alba pada bagian akarnya, karena
dipercaya memiliki prekursor-prekursor penting yang berguna pada sintesis kumarin. Sintesis ini
bermula dari L-phenylalanin, sebuah prekursor untuk kumarin (1) dalam Melilotus alba, pertama
kali diubah ke asam E-cinnamic oleh aksi dari phenylalanin amonia lyase (PAL) dan selanjutnya
ke asam ortho-kumarin (9) oleh aksi dari asam cinnamic o-hydroxylase (gambar 9.2). walaupun
langkah jalur ini awalnya dilaporkan berlangsung di kloroplast, saat ini tidak satupun langkah
urutan reaksi tersebut ada disana. Asam kumarin (9) diubah ke koresponding -glucosida (10)
oleh UDP-glucose dan sebuah O-glucosyltransferase. Glucosida ini (10) melalui UV-light-
mediate E-Z (trans-cis) ditata ulang untuk membentuk isomer -glucosida (7) yang terakumulasi
pada tumbuhan. Pemeriksaan sel melilotus mengindikasikan adanya campuran dari kedua isomer
(Oba et al., 1981). Dalam berbagai kondisi, terutama luka, sebuah co-occurring -glucosidase
memecah glucosida (7) untuk membentuk glucose dan asam coumarinic (8), yang secara spontan
tersiklis ke kumarin (1). Dalam tanaman ini, glucosida terlihat berada pada vakuola. -
glucosidase muncul pada sel yang sama, tapi di luar vacuola, kemungkinan pada ruang antar sel
atau melekat pada dinding sel (Brown, 1986; Oba et al., 1981; Poulton et al., 1980).

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 2


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Berikut adalah beberapa struktur penting dari kumarin:

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 3


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Penapisan Fitokimia/ Identifikasi Kualitatif


Kumarin yang terkandung dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila tumbuhan
tersebut dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas. Untuk pembuktian secara kualitatif
dilakukan uji berdasarkan pada sifat fluoresensinya dengan sinar ultraviolet.
Larutan kumarin dalam alkali yang baru dibuat atau disimpan pada tempat yang gelap tidak
menunjukkan adanya fluoresensi. Namun bila larutan tersebut di radiasi dengan sinar ultraviolet,
maka akan memberikan fluoresensi berwarna kuning-hijau dalam beberapa menit. Hal yang
sama dapat juga dilakukan dengan membiarkannya dalam cahaya matahari dalam jangka waktu
yang lama. Dalam proses tersebut terjadi fototransformasi dari bentuk asam cis-hidroksinamat
(III) yang tidak berfluoresensi ke bentuk asam trans-hidroksinamat (IV) yang berfluoresensi
(Erniwati, 2005).

Identifikasi berdasarkan penggolongan :


1. Hidrokumarin
a. Umbelliferone : 0,5 g umbelliferone yang ditriturasi dengan pasir murni (SiO2) Dan 5
ml HCl, ditambahkan 5 ml air, disaring dan filtrat ditambahkan larutan amonia
dengan volume yang sama, itu memberikan fluoresensi biru yang indah.
b. Scopoletin : larutkan 0,1 g dalam etanol dan panaskan dalam water bath maka larutan
menghasilkan fluoresensi biru.
c. Daphentin : larutan daphentin memberikan warna hijau dengan larutan FeCl 3 dan
menjadi merah dengan penambahan natrium karbonat.
2. Furanokumarin
a. Psoralen : 1 mg dilarutkan dalam 2 ml etanol, dicampur dengan dua tetes larutan
NaOH (0,1 M) dan larutan yang dihasilkan diberi sinar uv, memancarkan fluoresensi
kuning.
b. Methoxsalen : memberikan warna kuning jelas dengan HNO3 encer.
c. Bergapten : memberikan warna kuning emas yang jelas ketika diberi beberapa tetes
H2SO4.
d. Imperatorin : memberikan warna orange dengan reagen marquis yang cepat berubah
menjadi coklat.

ISOKUMARIN
Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 4
Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Definisi

Isokumarin merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak ditemukan pada


berberapa jenis fungi, lichen, bakteri, beberapa tanaman tingkat tinggi, dan seerangga.
Berdasarkan struktur molekulnya, merupakan senyawa isomer dari kumarin. Isokumarin terdapat
dalam senyawa alam yaitu alkaloid, flavonoid, glikosia, fenilpropanoid dll. Contoh senyawa
isokumarin dan tanaman penghasilnya diantaranya, fusamarin (Fusarium sp), cladosporin
(Cladosporium sp), peniolactol (Peniophora sanguine), mellein (Aspergillus melleus), alternariol
(Alternaria sp) dll. Isokumarin mempunyai aktivitas biologi seperti sebagai pemanis, agen
antikorosif, agen flouresen dan laksatif (pencahar), antifungi, antihipertensi, antiaritmia,
antitumor, sebagai anti-inflamasi, anti-alergi, anti-malaria yang digunakan untuk pengobatan
pada penyakit asma.

Struktur isokumarin

Isokumarin memiliki nama IUPAC lainnya yaitu :

1 (2)

1 Hidroksi-2-benzopiran-1-on 3,4-dihidroisokumarin

Dari struktur isokumarin diatas pada gambar (1) dan gambar (2), R1-R6 dapat disubstitusikan
dengan gugus lain seperti alkil, aril, heterosiklil, halogen, nitrogen dan substituen lainnya.

Karakteristik Fisik

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 5


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Isokumarin biasanya berbentuk kristal padat yan memiliki titik leleh antara 49-50C
sampai 350C. Beberapa diantaranya berbentuk minyak, seperti 3-pentylisocoumarin dan 3-
propylisocoumarin. Titik didihnya isokumarin selalu lebih tinggi dari pada bentuk
dihidroisokumarinnya.

Biosintesis

Biosintesis isokumarin sama dengan kumarin. Hal ini dikarenakan isokumarin merupakan
isomer dari kumarin. Biosintesis isokumarin dan senyawa-senyawa derivatnya telah dikonfirmasi
prosesnya melalui jalur asetat malonat. Malonat berlabel C14 dalam metabolit menghasilkan
produk di mana masing-masing unit bangunan rantai membawa sifat tetapi unit terminal rantai
tidak aktif.

Berikut skema biosintesis salah satu senyawa isokumarin yaitu senyawa mellein yang
berasal dari asam asetat dan asam malonat.

Mellei

Reduksi pertama dari dua gugus karbonil dalam rantai poliketida yang diikuti dengan
hilangnya oksigen pada C-6 dan kemudian kondensasi aldol pada gugus aromatis menghasilkan
mellein.

Biosintesis turunan isocoumarins yang berasal dari tanaman telah dipelajari untuk
tingkat lebih rendah daripada isocoumarins jamur. Phyllodulcin (69), Hydrangea macrophylla

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 6


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

dan hydrangenol (68), dibentuk dari fenilalanin melalui asam sinamat dan asam p-coumaric
dengan penambahan tiga unin asetat. Berikut skema biosintesis Phyllodulcin (69) dan
hydrangenol (68),

Bergenin merupakan turunan dari C-glukosilasi dari asam gallat dan selanjutnya membentuk
lakton. Berikut skema biosintesis bergenin :

Asam galat Bergenin

Derivat-Derivat Isokumarin

Isokumarin tidak pernah ditemukan dalam bentuk murni di alam, melainkan dalam
bentuk turunan-turunannya yang sederhana. Isokumarin dapat mengandung cincin lakton, atau
cincin aromatic, atau keduanya.

Sejumlah isocoumarin dari alam memiliki karbon C-3 tersubstitusi dan semua
isocoumarin, secara biogenetic berasal dari asetat yang memiliki C-8 oksigenasi dan beberapa
mempertahankan C-6 oksigen. Hydrangenol, phyllodulcin, asam chebulic, dihydrohomalicine
dan blepherigenin adalah isocoumarins yang ditemukan dalam tanaman, kurangnya C-6
oksigenasi dan bukan turunan asetat. Penemun Isocoumarins yang memiliki karbon C-4, C-5
atau C-7 tersubstitusi relatif jarang di alam namun C-7 oksigenasi benar-benar jarang.

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 7


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Berikut pemaparan beberapa turunan isokumarin.

1 Mellein

Ditemukan pada beberapa jenis serangga, seperti semut-semut onerine dari


Australia, sekresi elenjar mandibula Camponotus herculeanus (semut kayu).
Mellein dan turunan dihydronya ditemukan ditemukan dalam sekresi pertahanan
tenebrionid kumbang, Apsena pubescencs.

Banyak senyawa isokumarin yang ditemukan pada serangga memiliki aktifitas menghambat
antifungal, seperti oospolactone22 (18), chladosporin23 (19), 6-methoxymellein24 (20), 3-
phenyl-3,4-dihydroisocoumarin-4-carboxylic acid (21) and 3-phenyl-4-(hydroxyacetyl)-3,4-
dihydroisocoumarin (22)

2 Coriandrin

Ditemukan pada daun kering coriander. Menunjukkan aktivitas anti-


HIV secara in vitro.

3 Bergenin

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 8


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Bergenin, suatu dihidroisokumarin turunan asam


glukopiranosilgalat, telah ditemukan untuk pertama
kalinya pada ekstrak etil asetat kayu dan kulit batang
tumbuhan Shorea stenoptera. Struktur molekul bergenin
telah ditetapkan berdasarkan analisis data spektroskopi

UV, IR, MS, 1H dan 13C NMR. Senyawa bergenin


memperlihatkan sitotoksisitas yang lemah terhadap sel murine leukemia P-388 (IC 50 > 100

g/mL), dan toksisitas yang lemah pula terhadap benur udang Artemia salina (LC50 > 500
g/mL).

Pengumpulan bahan tumbuhan.

Bahan tumbuhan berupa kayu batang dan kulit batang S. stenoptera dikumpulkan
pada bulan Juli 2000 dari hutan Engkuli, dusun Liku, desa Beringin, Kabupaten Sanggau,
Kalimantan Barat. Spesies ini diidentifikasi oleh Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor, dan
spesimennya tersimpan di herbarium tersebut.

Ekstraksi dan isolasi.

Kayu batang yang telah dikeringkan dan digiling (3,8 kg) dimaserasi dengan metanol
(8 l).

Setelah pelarut diuapkan pada tekanan rendah, diperoleh ekstrak metanol berupa
residu berwarna coklat (165 g).

Ekstrak metanol dilarutkan kembali dalam metanol encer (40%) kemudian dipartisi
berturut-turut dengan heksana, diklorometana, dan etil asetat.

Dari ekstrak etil asetat, setelah pelarut diuapkan pada tekanan rendah, diperoleh
ekstrak berupa padatan berwarna coklat (13,2 g). Ekstrak etil asetat ini (13,2 g)
difraksinasi dengan teknik kromatografi KCV menggunakan berturut-turut eluen
heksana, campuran heksana-etil asetat, etil asetat-metanol, dan metanol dengan

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 9


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

kepolaran yang terus ditingkatkan. Fraksi-fraksi yang diperoleh digabungkan


berdasarkan analisis KLT, menghasilkan delapan fraksi utama (E1-E8).

Fraksi utama keenam (8,0 g) difraksinasi lebih lanjut dengan teknik KCV
menggunakan eluen diklorometana, campuran diklorometana-metanol, dan metanol
dengan kepolaran yang terus ditingkatkan, menghasilkan sepuluh fraksi gabungan
(A1-A10).

Fraksi gabungan keenam (4,1 g) difraksinasi lebih lanjut menggunakan sistem eluen
heksana, campuran heksana-etil asetat, etil asetat-metanol, aseton, dan metanol,
dengan kepolaran yang terus ditingkatkan, menghasilkan enam fraksi (B1-B6).

Dari fraksi kedua (536 mg) diperoleh kristal berwarna coklat muda yang dikristalisasi
dari campuran pelarut etil asetat-metanol menghasilkan bergenin (1) (82,4 mg) berupa

kristal tak berwarna, t.l. 246-247 oC, yang homogen pada KLT menggunakan tiga
sistem eluen yang berbeda.
Dengan cara yang sama, dari fraksi etil asetat kulit batang (12,0 g) diperoleh pula
bergenin (1) (242 mg), yang dikristalisasi dari campuran pelarut kloroform-heksana.
(Euis Holisotan Hakim, et.al 90)

FURANOKUMARIN-PIRANOKUMARIN

I. Furanokumarin

Keberadaan furanocoumarins di banyak spesies Rutaceae dan Umbelliferae (= keluarga


wortel) didokumentasikan dengan baik. dengan Rutaceae termasuk pohon buah-buahan jeruk,
sementara sejumlah besar sayuran seperti ubi, skirret, wortel, seledri, peterseli dan adas florence
milik tanaman umbelliferous. selain kumarin relatif sederhana, kelompok kedua kumarin lebih
kompleks dikenal di mana struktur kumarin yang terprenilasi (yaitu, sebuah unit lima karbon

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 10


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

yang berasal dari metabolisme asam mevalonat yang terpasang). lima-karbon Unit mevalonate
yang diturunkan dari senyawa ini biasanya berkurang dua karbon yang merupakan bagian dari
cincin furan. setidaknya 200 struktur furocoumarins atau furanokumarin terjadi pada tanaman
(Ivie, 1987, Ivie dkk., 1987). Dua jenis utama, furan yang dapat menyatu dalam dua cara yang
berbeda menghasilkan senyawa linier atau sudut dengan struktur cincin dasar, misalnya
bergapten dan angelicin, timbul dengan diprenilasi pada posisi C-6 atau C-8, masing-masing,
diikuti oleh siklisasi dan modifikasi cincin. Gambar dibawah ini.

Berbeda dengan kumarin sederhana, furanokumarin dibatasi dalam distribusi. sebagian besar dari
furanocoumarin banyak ditemukan pada permukaan daun tanaman (Zobel dan coklat, 1989).
Furanocoumarin paling umum memiliki sifat retensi karakteristik pada HPLC (high
performance liquid chromatography) dengan kedua fase terbalik dan konvensional fase kolom
(spancer et al., 1987) penugasan pola cincin-substitusi dari furanocoumarins diturunkan dari
tanaman dapat dilakukan dengan spektrometri massa ion negatif (Plattner dan spancer, 1988).

Klasifikasi furanokumarin

Furano kumarin merupakan kumarin kompleks yang terbentuk pada beberapa tanaman,
anggota yang terpenting diklasifikasikan atas Psoralen, Methoxsalen, Bergapten, dan
Imperatorin.

1. Psoralen

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 11


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Tanaman asal : banyak terdapat pada familia Rutaceae, umbelliferae, leguminosae,


moraceae. Terdapat pula pada minyak rue yang diperoleh dari Ruta graveolens. Terdapat
pula pada daun Ficus carica (moraceae)

2. Methoxsalen
Secara alami terbentuk pada analog psoralen, ditemukan diberbagai family rutaceae,
leguminoceae, umbelliferae. Terdapat pula pada buah Fragara xanthoxyloides dan buah dari
Ammi majus keluarga umbelliferae. Juga ditemukan pada Ruta graveolens (rutaceae).

3. Bergapten

Bergapten secara natural membentuk analog dari psoralen dan adalah isomer dari
metoxsalen, banyak ditemukan pada tanaman seperti akar, buah dari Angelica archangelica
(apiaceae) biji dari Apium graveolens (apiaceae) daun dan buah dari petroselinum crispum,
minyak rue dari Ruta graveolens (rutaceae).

4. Imperatorin

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 12


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Diperoleh dari akar dan buah Imperatoria osthruthium (Umbelliferae), dari buah Pastinaea
sativa (umbelifeae) dan juga daru buah Ammi majus (umbelliferae) minyak biji A.
archangelica juga mengandung hingga 0,5 % imperatorin.

Biosintesis Furanokumarin

Jalur Skematis Sintetik Biokimia dari Flavanon, Resveratrol, dan Furanokumarin

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 13


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 14


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Phenilalanin ammonia lyase (PAL) mengkatalisi proses deaminasi phenilalanin menjadi


sinamat, kemudian asam sinamat dihidroksilasi membentuk asam kumarat. Proses ini dikatalisi
oleh enzim sinamat 4-hidroksilase. Phenilpropanoid inilah yang kemudian menjadi prekusor
stilben, furanokumarin, dan flavonoid. Stilben disintesis dari coumaroyl-CoA dan tiga molekul
malonil CoA dibawah pemecahan empat molekul karbon dioksida. Pembentukan chalcone yang
bisa bertransformasi menjadi flavonon melalui chalcone isomerase, dibentuk melalui chalcone
synthase dari coumaroyl-CoA dan tiga molekul malonyl-CoA dibawah pemecahan tiga molekul
karbon dioksida. Flavanon merupakan prekusor dari banyak flavonoid seperto flavonm flavonol,
antosianidin dan isoflavon. Prekusor dari furanokumarin adalah asam kumarat.

Jalur Biogenetik Furano Dan Piranokumarin

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 15


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Ketika terjadi prenilasi pada umbelliferon yang terbentuk pada C-6, akan menghasilkan
demetilsuberosin melalui marmesin, dan akhirnya akan membentuk furanokumarin psoralen. di
sisi lain, prenilasi pada C-8 akan membentuk angular furanokumarin angelisin, melalui osthenol
dan columbianetin. Siklisasi oksidative yang lain dapat membentuk hidroksidihidropiran yang
melalui dehidrasi, membentuk linear dan angular piranokumarin xanthyletin dan seselin. Baik
furanokumarin ataupun piranokumarin dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe angular dan linear.

Biosintesis Furanokumarin : Identifikasi Psoralen Sintase

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 16


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Linear Dan Angular Furanokumarin Seperti Psoralen (29) Dan Angelisin (30)
Dibiosintesis Dari Prenilasi Pada Posisi 6 Atau 8 Pada Umbelliferon (31). Dan Produk
Selanjutnya Yaitu Demethylsuberosin (6-Dimethylallylumbelliferone) (32) Dan Osthenol (8-
Dimethylallylumbeliferone) Diperlakukan Untuk P-450 Oksidasi Katalis (Bagan 6). Seri Linear
Telah Menjadi Target Dari Penelitian, Dan P-450s, (+) Marmesin Synthase, Psoralen Synthase,
Dan Psoralen 5-Monooksigenase Diduga Mampu Menghasilkan Bergaptol (33), Yang Kemudian
Oleh O-Metilasi Membentuk Bergapten (25). Kultur Sel Ammi Majus Merupakan Material Yang
Baik Untuk Mempelajari Biosintesis Dari Linear Furanokumarin, Sebagai Enzim Biosintetik
Secara Cepat Mampu Menginduksi Sel. Akhir Akhir Ini P-450 Psoralen Synthase Telah
Teridentifikasi Hingga Tahap Molekuler.

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 17


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Isolasi Furanokumarin

Berbeda dengan hidroksikumarin sederhana, furanokumarin umumnya larut dalam lemak


dan dapat diisolasi ketika mengekstraksi bahan tumbuhan kering dengan eter atau eter minyak
bumi. Kadang-kadang furanokumarin ini terdapat dalam bentuk terikat sebagai glikosida, dan
karena itu sebelumnya harus dibebaskan dengan hidrolisis asam. Yang paling banyak digunakan
untuk memisahkannya ialah KLT pada silica gel. Pengembang yang cocok, antara lain,
kloroform, kloroform beretanol 1,5%, eter-benzena(1;1), dan eter-benzena-asam asetat 10% (1:

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 18


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

1: 1); jangka waktu pengembangan beragam antara sat dan dua jam. Contoh pemisahan (Rf nisbi
terhadap bergapten) yang dapat dilakukan untuk lima furanokumarin umum dalam eter-
benzena(1:1) dan kloroform, berturut-turut adalah sebagai berikut: bergapten (100, 100),
isobergapten ( 112, 167), pimpinelin (108, 86), isopimpinelin (97, 43), dan sfondin (92, 90).
Furanokumarin dideteksi dengan sinar uv yang menghasilkan warna biru, ungu, coklat,
hijau, atau kuning. Warna dapat diperkuat jika pelat disemprot dengan larutan KOH 10% dalam
methanol, atau larutan antimonium klorida 20% dalam kloroform. Furanokumarin dapat
diidentifikasi lebih lanjut dengan menggunakan serapan UV-nya; berbeda dengan
hidroksikumarin, larutannya dalam basa biasanya tidak menunjukkan geser batokorm. Cara lain
dapat juga digunakan untuk memisahkan furanokumarin. Misalnya, reyes dan Gonzales (1970),
pada isolasi 12 kumarin dari akar Ruta pinnata, menggunakan kromatografi kertas dengan
pengembang air, dan menggunakan kromatografi gas dengan fase diam QF-1 pada suhu 174 oC
untuk membedakan senyawa yang satu dari yang lain. Prosedur penelaahan furanokumarin
dalam bahan tumbuhan diberikan oleh crowden dkk.(1969).

II. Piranokumarin

Seselin adalah contoh dari piranokumarin anguler. Substituent oksigen pada C-5 atau C-6
biasanya sering ditemukan pada derivatifnya.

Xanthylatin adalah representasi dari jenis linear dari piranokumarin. Metoksi dan
isopentenil biasanya disubstitusi pada posisi C-5 atau C-8. Contohnya :

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 19


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Isolasi Piranokumarin

Simplisia (6 kg) dihancurkan menjadi bubuk dan diekstraksi dengan etanol 95% (50 L
3, 80 C) untuk menghasilkan sebuah ekstrak (1,83 kg). Sebuah alikuot dari ekstrak dimuat ke
kolom silika gel (200-300 mesh, 800 g) dan difraksinasi dengan petroleum eter-etil asetat (20:01
01:02, v / v) untuk mendapatkan 11 fraksi (Fraksi 1-11).
Fraksi 4 dimuat ke lain kolom silika gel (200-300 mesh,) dan senyawa 2 dielusi dengan
petroleum eter-etil asetat (8:1 1:1, v / v). Senyawa 3 dan 4 diperoleh dengan rekristalisasi dari
Fraksi 5 dan Fraksi 8 dari MeOH, masing-masing. Senyawa 6 diisolasi dari sisa larutan dari
Fraksi 5 menggunakan semi-preparatif COSMOSIL 5C18-AR-II kolom yang dielusi dengan
MeOH-H2O (65:35, v / v) pada laju alir 2,5 mL / menit. Larutan sisa Fraksi 8 dimasukkan ke
yang sama semi-preparatif sistem HPLC dan dielusi dengan MeOH-H 2O (69:31, v / v) untuk
menghasilkan 7 dan 8 Senyawa 5 disiapkan dari Fraksi 3 oleh semi-HPLC preparatif dengan
isokratik elusi utilizing MeOH-H2O (77:23, v / v). Senyawa 5a [(+)-cis-(3'R, 4'R)-3'-asetil-4'-
angeloylkhellactone] dan 6a [(+)-cis-(3'S, 4'S)-3'-isovaleryl-4'-acetylkhellactone] dihasilkan
jarum putih dengan cara rekristalisasi dari 5 dan 6 dari metanol. (+)-Praeruptorin A [(+)-cis-(3'S,
4'S)-3'-angeloyl-4'-acetylkhellactone, 2a] dan (-)-praeruptorin A [(-)-cis-(3'R, 4'R)-3'-angeloyl-4'-
acetylkhellactone, 2b] yang diperoleh enantioseperation senyawa 2 . (-)-Cis-(3'R, 4'R) - 3'-
angeloylkhellactone (9) dan (-)-cis-(3'R, 4'R)-4'-angeloylkhellactone (10) dibuat dari suatu
inkubasi 2b senyawa dengan plasma tikus dan secara jelas diidentifikasi dengan menggunakan
analisis NMR dan LC-MS/MS. Senyawa 11 diperoleh dari hidrolisis senyawa 2a.

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 20


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 21


Makalah Farmakognosi dan Fitokimia II

Daftar Pustaka

Environmental Health Perspectives Volume 107, Supplement 1, February 1999.

Erniwati. 2005. Isolasi Kumarin Dari Daun Kayu Racun (Rhinacantus nasutus). [Tesis]. Prodi
Kimia Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang.Furanocoumarin bisosynthesis in
Ammi majus L : cloning of Bergaptol O-methyltransferase. Marc Hehmann, Richard lukacin,
Halina Ekiert, Ulrich materrn 4 februari 2004.

Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : Penerbit ITB.

Heinrich, Michael., Barnes, Joanne., Gibbons, Simon., Williamson, Elizabeth M. 2010.


Farnakognosi dan Fitoterapi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kar, Ashutosh. 2003. Pharmacognosy and Pharmacobiotechnology ed. 2. New Delhi: New Age
International (P) Ltd., Publishers.

Seigler, David S. 1995. Plant Secondary Metabolism. United States of America: Kluwer
Academic Publishers.

Song, Yue-Lin, dkk. 2012. Enantioseparation and Absolute Configuration Determination Of


Angular-Type Pyranocoumarins from Peucedani Radix UsingEnzymatic Hydrolysis and
Chiral HPLC-MS/MS Analysis.China.

Townsend, Craig A. 2010. Comprenhensive natural product II Chemistry and biology. United
kingdom : Elsevier Ltd.

Kumarin, Isokumarin, dan Furano-Piranokumarin 22

Anda mungkin juga menyukai