Anda di halaman 1dari 18

REVIEW JURNAL KIMIA FARMASI

UJI KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT MENGGUNAKAN TITRASI


KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

ANNISA PUTRI SALSABILA (P20630120002)

FADHILAH AMALIA (P20630120007)

HAEVIA NAFISAH (P20630120019)

NINA SHABRINA NURANI (P20630120020)

SYIPA SITI SARIPAH (P20630120036)

PROGRAM STUDI D III FARMASI

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

2022
Review article:

Review Jurnal Uji Kadar Disolusi Tablet Kalsium Laktat Menggunakan Titrasi
Kompleksometri

* *
Annisa Putri Salsabila1*, Fadhilah Amalia1 , Haevia Nafisah1*, Nina Sabrina1 , Syipa
*
Siti Saripah1

1Program Studi Diploma 3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

ABSTRAK :

Review jurnal ini bertujuan untuk mengetahui metode dan hasil pengukuran kadar obat
tablet kalsium laktat menggunakan titrasi kompleksometri. Metode yang kami gunakan yaitu
literatur review dimana metode ini digunakan untuk peninjauan pustaka dari karya ilmiah
sebelumnya mengenai titrasi kompleksometri pada sediaan obat. Pengukuran kadar tablet
kalsium laktat diukur menggunakan titrasi kompleksometri, dimana indikator yang digunakan
adalah indikator EBT dan larutan standar yang digunakan adalah EDTA. Dari hasil jurnal 1
didapatkan kadar rata-rata tablet kalsium laktat sebesar 101,61% dengan kadar minimum
98,46%. Hal ini sudah memenuhi syarat sesuai dengan yang tertera di Farmakope Indonesia
Edisi V yaitu tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5% = 80%, dimana Q = 75%. Sedangkan
jurnal 2 didapatkan hasil pada FI= 41,03%, FII= 41,03%, FIII= 41,11% dan FIV= 41,11%.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan kalsium laktat pada jurnal 2 memenuhi persyaratan dengan
jumlah kalsium laktat tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0%.
BAB 1
PENDAHULUAN

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan
mineral lain, yaitu: 2% dari berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg. Kalsium
merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Menurut salah satu dokter ahli gizi,
kebutuhan kalsium orang Indonesia rata-rata 500-800 mg/hari. Pada usia lanjut dan wanita
menopause, asupan kalsium yang dibutuhkan yaitu 1.000 mg/hari (Sedaoetama, 2007).
Kekurangan mineral dalam tulang pun bisa dicegah. Kekurangan kalsium atau defisiensi
kalsium adalah suatu kondisi di mana tubuh memiliki jumlah kalsium yang tidak memadai.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kefarmasian, begitu banyak
produk obat yang mengandung kalsium dalam berbagai bentuk sediaan obat yang tersebar
dipasaran. The Institute of Medicine telah menetapkan jumlah asupan kalsium.
Salah satu sediaan yang paling banyak beredar di pasaran adalah tablet kalsium
misalnya Tablet Kalsium Laktat. Kalsium laktat adalah suatu garam kalsium yang berfungsi
menjamin kebutuhan kalsium dalam tubuh. Kalsium laktat dapat meningkatkan kemampuan
pengikatan air dan juga dapat berfungsi sebagai pembentuk tekstur, penstabil serta pengental.
Titrasi kompleksometri ialah suatu titrasi berdasarkan reaksi pembentukan senyawa
kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks. (Day & Underwood, 1986). Salah
satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (EDTA). Menurut Khopkar (2002), titrasi
kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks
atau garam yang sukar mengion). Salah satu cara penetapan kadar suatu ion logam berdasarkan
terbentuknya suatu senyawa kompleks antar ion legam dengan senyawa pembentuk kompleks
ialah dengan kompleksometri.
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksipembentukan
ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasidalam larutan.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkatkelarutan tinggi. Selain
titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometriyang dikenal sebagai titrasi
kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA.
BAB II
ALAT, BAHAN DAN METODE

2.1. Alat dan bahan


a) Smartphone
b) Laptop
c) Kuota

2.2. Metode
Metode yang digunakan adalah literatur review yaitu sebuah pencarian literatur yang
bertujuan untuk mengalisis informasi yang sesuai terhadap pengetahuan yang sudah ada
sebelumnya. Sumber literature diakses dari basis data Google Scholar dengan
menggunakan smartphone dan laptop sebagai perangkat atau media pencari jurnal.
Pustaka yang digunakan 2 jurnal nasional. Langkah awal literature review, yaitu mencari
jurnal di Google Scholar dengan memasukkan kata kunci: Review Jurnal Uji Kadar
Disolusi Tablet Kalsium Laktat Menggunakan Titrasi Kompleksometri, Setelah didapat
jurnal yang relevan kemudian mulai melakukan analisis data.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
No. Jenis Jenis Titran Hasil kadar Keterangan Sumber
logam indikator
yang diuji
1. Kalsium Erichrome Etilendiaminet 101,61% Kadar tablet Simbolon,
Black T etraacetic Acid sesuai Amna and
laktat
(EBT) (EDTA) 0,05M dengan Halimatus
sakdiah,
farmakope
(2020)
edisi V

2. Kalsium Hitam EDTA 98,46% Kadar tablet Ningsih,


laktat eriokrom (Formula 1) sesuai W. and
LP (EBT) 98,46% dengan Jumaynah,
(formula 2) Depkes RI, N. (2010)
98,66% 1995
(formula 3)
98,66%
(formula 4)

3.2. Pembahasan
Menurut Penelitian (Simbolon, Amna, & Halimatussakdiah, 2020) prosedur
titrasi kompleksimetri :
1. Penimbangan sampel tablet
2. Pembuatan buffer ammonia
3. Ditimbang NH4Cl sebanyak 17,6 gram, kemudian ditambahkan NH4OH sebanyak 142
mL, lalu ditambahkan akuades hingga 250 mL
4. Pembutan indikator Erichrome Black T (EBT)
5. Ditimbang serbuk EBT sebanyak 200 mg, kemudian ditambahkan Trietanolamin
sebanyak 15 mL dan ditambahkan metanol sebanyak 5 mL. diaduk hingga homogen.
6. Pembuatan Larutan Etilendiaminetetraacetic Acid (EDTA) 0,05 M)
7. Ditimbang EDTA sebanyak 20,82 gr, kemudian ditambahkan akuades hingga 100 mL.
8. Penetapan Kadar dengan Titrasi
9. Setelah 45 menit alat dijalankan, dimatikan alat. Diambil cuplikan dengan spuit
sebanyak 50 mL dari masing-masing Vessels lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer
250 mL. Kemudian ditambahkan 5 mL larutan buffer ammonia dan 1 tetes indikator
EBT. Dititrasi larutan tersebut menggunakan larutan baku EDTA 0,05 M sampai
terjadi perubahan warna dari merah rose menjadi biru lembayung. Dimana hal tersebut
merupakan sebuah tanda dari berakhirnya proses titrasi.
Hasil dari penetapan kadar titrasi diperoleh sebuah kadar tablet dari PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. Plant Medan sebesar kadar rata-rata tablet kalsium laktat yang diperoleh
adalah 101,61% dan kadar minimun 98,46%. Reaksi pembentukan ion kompleks yang
terjadi yaitu
 Ca2+ + 2NH3 + 2H2O → Ca(OH)2 + 2NH4+
 Ca(OH)2 + 4NH3 → [Ca(NH3)4] 2+ + 2OH-
 Ca2+ + EBT → CaEBT
 CaEBT + EDTA → CaEDTA + EBT
Menurut Penelitian berat serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan kadar
adalah berat 1 tablet yaitu 600 mg, karena jika digunakan berat sampel yang sedikit maka
EDTA akan sulit membentuk kompleks dengan kalsium yang menyebabkan titik akhir
titrasi sulit ditentukan. hasil yang diperoleh, kadar kalsium laktat didalam 1 tablet pada
FI = 41,03%, FII = 41,03%, FIII = 41,11%, dan FIV = 41,11%. Dan dari hasil yang
diperoleh dapat dilihat bahwa kadar kalsium laktat dalam 1 tablet sedikit berbeda dari
kadar kalsium laktat yang ada pada masing-masing formula, yaitu 41,67%. Hal ini
mungkin karena pada proses pembuatan, ada zat aktif yang tertinggal dilumpang atau
terbuang. Untuk persentase kadar kalsium laktat dalam 1 tablet terhadap kadar zat aktif
dari formula diperoleh hasil yaitu FI = 98,46%, FII = 98,46%, FIII = 98,66%, dan FIV =
98,66%. Dan dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa keempat formula memenuhi
persyaratan dengan jumlah kalsium laktat tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari
101,0% (Depkes RI, 1995).
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil review jurnal menunjukkan bahwa hasil jurnal 1 didapatkan kadar
rata-rata tablet kalsium laktat sebesar 101,61% dengan kadar minimum 98,46%. Hal ini sudah
memenuhi syarat sesuai dengan yang tertera di Farmakope Indonesia Edisi V yaitu tiap unit
sediaan tidak kurang dari Q + 5% = 80%, dimana Q = 75%. Sedangkan jurnal 2 didapatkan
hasil pada FI = 41,03%, FII = 41,03%, FIII = 41,11% dan FIV = 41,11%. Dari hasil tersebut
dapat dikatakan kalsium laktat pada jurnal 2 memenuhi persyaratan dengan jumlah kalsium
laktat tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0%.
DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, W. and Jumaynah, N. (2010) ‘Variasi Konsentrasi Hpmc Sebagai Bahan Pengikat’,
(1986), pp. 30–36.

Simbolon, R. A., Amna, U. and Halimatussakdiah, H. (2020) ‘Uji Kadar Disolusi Tablet
Kalsium Laktat Menggunakan Titrasi Kompleksometri’, QUIMICA: Jurnal Kimia
Sains dan Terapan, 2(2), pp. 11–13. doi: 10.33059/jq.v2i2.2618.
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan ISSN 2716-0963
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2020 e-ISSN 2716-1218

UJI KADAR DISOLUSI TABLET KALSIUM LAKTAT MENGGUNAKAN


TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Reni Aisyah Simbolon, Ulil Amna, Halimatussakdiah
1
Program Studi Kimia Fakultas Teknik Universitas Samudra
Jl. Meurandeh, Langsa Aceh 24416, Indonesia

*Corresponding author: reniaisyahh18@gmail.com

ABSTRAK
Pengujian disolusi tablet Kalsium Laktat betujuan untuk memastikan kadar zat aktif dari kalsium laktat dapat
terlarut dalam tubuh sehingga mencapai efek terapi yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah Disolusion
Tester merk Hanson type Vision G2 Elite 8TM dengan menggunakan metode keranjang. Media yang
digunakan adalah aquadem dengan volume 500 ml tiap vesselsnya (tabung disolusi). Pengukuran kadar
tablet kalsium laktat diukur menggunakan titrasi kompleksometri, dimana indikator yang digunakan adalah
indikator EBT dan larutan standar yang digunakan adalah EDTA. Dari hasil pengujian didapatkan kadar rata-
rata tablet kalsium laktat sebesar 101,61% dengan kadar minimun 98,46%. Hasil ini menunjukkan bahwa
tablet Kalsium Laktat yang di produksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memenuhi syarat
sesuai dengan yang tertera di Farmakope Indonesia Edisi V yaitu tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
= 80%, dimana Q = 75%.

Kata Kunci: Kalsium Laktat, Disolusi, Disolusi Tipe Keranjang, Titrasi Kompleksometri
penguat, penambah rasa, pengasam, suplemen,
PENDAHULUAN
agen anti bakteri, sebagai bahan pembuatan
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak
biomaterial substitusi tulang serta sebagai agen
terdapat didalam tubuh, yaitu sebanyak 2%.
antitartar pada pasta gigi [4]. Kalsium laktat
Salah satu dokter ahli gizi mengemukakan
dapat diproduksi salah satunya dalam bentuk
bahwa kebutuhan kalsium orang indonesia rata-
tablet.
rata 500-800 mg/hari. Pada usia lanjut dan
Tablet merupakan sediaan padat yang dibuat
wanita menopause, asupan kalsium yang
secara kempa-cetak, berbentuk rata atau
dibutuhkan meningkat menjadi 1.000 mg/hari.
cembung rangkap yang umumnya bulat dan
Bila kadar kalsium darah turun di bawah normal
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
makatubuh akan mengambil kalsium dari tulang
atau tanpa adanya zat tambahan. Zat tambahan
agar kalsium dalam darah dapat seimbang.
yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat
Pengambilan kalsium dari tulang secara terus-
pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
menerus dapat menyebabkan pengeroposan
pelicin dan zat pembersih [1]. Tablet harus
tulang. Oleh karena itu penting untuk menjaga
melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam
keseimbangan kalsium [3]. Pada usus halus,
jumlah yang sesuai sehingga menimbulkan
absorpsi kalsium merupakan satu-satunya
efaek yang diinginkan jika memiliki mutu dan
sumber kalsium bagi pembentukan tulang
kadar yang sesuai. Untuk menghasilkan mutu
sehingga berpengaruh tehadap densitas dan
dan kadar yang baik dan memenuhi persyaratan,
kekuatan tulang yang secara langsung
pemilihan dan kombinasi bahan pembantu
mempengaruhi aktivitas fisik [2].
memiliki peranan penting dalam proses
Kalsium laktat adalah suatu garam kalsium
pembuatan tablet.
yang berfungsi menjamin kebutuhan kalsium
dalam tubuh [3]. Kalsium laktat dapat BAHAN DAN METODE
meningkatkan kemampuan pengikatan air dan
juga dapat berfungsi sebagai pembentuk tekstur, Bahan
penstabil serta pengental [1]. Kalsium Laktat
juga banyak digunakan sebagai fortifikasi Bahan yang digunakan adalah 6 tablet
kalsium sebagai tingkat absorpsi tinggi di industri kalsium laktat, aquadem, larutan buffer ammonia,
pangan dan obat-obatan. Kalsium laktat diakui indikator Erichrome Black T (EBT) dan larutan
baku Etilendiaminetetraacetic Acid (EDTA) 0,05
aman dan dapat digunakan sebagai agen
M.

Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ 11


Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan ISSN 2716-0963
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2020 e-ISSN 2716-1218

Metode HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Penimbangan Sampel 1. Data Hasil Disolusi
Sampel tablet kalsium laktat ditimbang
menggunakan timbangan semimikro merk Data hasil penelitian Uji Disolusi Tablet
Kalsium Laktat Dengan Metode Keranjang dapat
balance metler toledo dengan range 570-630
dilihat pada tabel 1 berikut ini:
mg per tabletnya. Tabel 1 Hasil Uji Disolusi
2. Pembuatan Buffer Ammonia
Ditimbang NH4Cl sebanyak 17,6 gram, No Sampel Bobot Volume Kadar
kemudian ditambahkan NH4OH sebanyak Sampel Titrasi
142 mL, lalu ditambahkan akuades hingga
250 mL 1. 1 601,2 3,1 102,72%
3. Pembuatan Indikator Erichrome Black T 2. 2 597,0 3,0 98,70%
(EBT) 3. 3 599,6 3,1 102,43%
Ditimbang serbuk EBT sebanyak 200 mg,
4. 4 607,6 3,2 107,15%
kemudian ditambahkan Trietanolamin
sebanyak 15 mL dan ditambahkan metanol 5. 5 606,1 3,0 100,22%
sebanyak 5 mL. diaduk hingga homogen. 6. 6 595,5 3,0 98,46%

4. Pembuatan Larutan Rata-rata 101,61%


Etilendiaminetetraacetic Acid (EDTA) Prinsip dasar alat disolusi yang digunakan
0,05M ialah kadar zat aktif yang terlarut dalam tubuh
Ditimbang EDTA sebanyak 20,82 gr, berdasarkan media dan kecepatan
kemudian ditambahkan akuades hingga 100 perputarannya. Alat yang digunakan untuk uji
mL. disolusi ini yaitu dissolution tester merek Hanson
type Vision G2 Elite 8TM, dengan menggunakan
5. Uji Disolusi metode keranjang. Media yang digunakan
Dihidupkan alat disolusi tester, kemudian adalah aquadem sebanyak 500 mL per vessels
disiapkan 6 vessels (tabung gelas disolusi). dengan suhu 37⁰C±0,5⁰C disesuaikan dengan
Diatur suhu pada tabung hingga 37⁰C ±0,5⁰C suhu tubuh manusia. Media aquadem digunakan
dengan kecepatan 100 rpm dengan waktu 45 untuk menyesuaikan keadaan fisiologis di dalam
menit. Dimasukkan media aquadem lambung dengan kecepatan perputaran 100 rpm
sebanyak 500 mL pada masing-masing yang menggambarkan gerakan peristaltik
vessels lalu ditunggu hingga suhu stabil lambung. Hal ini disesuaikan dengan tubuh
37⁰C±0,5⁰C. Dipasang metode keranjang, manusia karena pengujian disolusi ini untuk
lalu dimasukkan tablet kalsium laktat pada mengetahui pelarutan obat dalam cairan tubuh.
masing-masing keranjang, kemudian Setelah 45 menit di ambil cuplikan dalam
dilakukan uji disolusi selama 45 menit. masing-masing vessels sebanayak 60 mL
menggunakan spuit yang sudah terpasang
6. Penetapan Kadar dengan Titrasi dalam Uji membran filter. Penggunaan membran filter
Disolusi bertujuan untuk menyaring zat pengotor yang
Setelah 45 menit alat dijalankan, mungkin terdapat dalam cuplikan. Setelahnya,
dimatikan alat. Diambil cuplikan dengan spuit cuplikan di ukur sebanyak 50 mL dan
sebanyak 50 mL dari masing-masing Vessels dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL.
lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL.
Kemudian ditambahkan 5 mL larutan buffer 2. Hasil Penetapan Kadar Titrasi dalam Uji
ammonia dan 1 tetes indikator EBT. Dititrasi Disolusi
larutan tersebut menggunakan larutan baku Pada titrasi kompleksometri yang dilakukan,
EDTA 0,05 M sampai terjadi perubahan diperoleh volume larutan standar EDTA yang
warna dari merah rose menjadi biru habis terpakai dari masing-masing cuplikan.
lembayung. Dengan demikian dari hasil volume EDTA yang
habis terpakai dapat dihitung kadar dari masing-
masing cuplikan. Dari hasil perhitungan yang
diperoleh persen kadar disolusi cuplikan yaitu

Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ 12


Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan ISSN 2716-0963
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2020 e-ISSN 2716-1218

kadar disolusi vessels 1 adalah 102,72%, dan Fisik Bakso Ayam”, Buletin Peternakan
vessels 2 adalah 98,70%, vessels 3 adalah 40 (1) ,40-47 (2016)
102,43%, vessels 4 adalah 107,15%, vessels 5 [5] Anief, M, “Ilmu Meracik Obat”, Penerbit
adalah 100,22% dan vessels 6 adalah 98,46%. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,
Hasil tersebut memenuhi syarat sesuai dengan 2000
yang tertera di Farmakope Indonesia Edisi V
yaitu tiap unit sediaan kalsium laktat tidak kurang
dari Q + 5% = 80%, dimana Q = 75%. Dan dapat
melarut dengan baik sesuai dengan ketentuan.
Reaksi pembentukan ion kompleks yang
terjadi adalah:

 Ca2+ + 2NH3 + 2H2O → Ca(OH)2 +


2NH4+
 Ca(OH)2 + 4NH3 → [Ca(NH3)4]2+ + 2OH-
 Ca2+ + EBT → CaEBT
 CaEBT + EDTA → CaEDTA + EBT

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian kadar disolusi
tablet kalsium laktat yang di produksi di PT.
Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan
memenuhi syarat sesuai dengan yang tertera di
Farmakope Indonesia Edisi V yaitu tiap unit
sediaan tidak kurang dari Q + 5% = 80%,
dimana Q = 75%. Kadar rata-rata tablet kalsium
laktat yang diperoleh adalah 101,61% dan kadar
minimun 98,46%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam
menjalankan penelitian ini.

REFERENSI
[1] Catherina, C. I., Sutarjo, S., dan Erni, S.
“Pengaruh Konsentrasi Perendaman
Kalsium Laktat terhadap Sifat Fisikokimia
Mashed Sweet Potato Powder”, Jurnal
Teknologi Pangan dan Gizi 15 (2), 65-71
(2016)
[2] Muliani, I., Nyoman, M. K., dan Ketut, T.
“Pemberian Kalsium Laktat dan Berenang
Meningkatkan Osteoblast pada Epiphysis
Tulang Radius Mencit Perimenopause”,
Jurnal Veteriner 15 (1), 39-45 (2014)
[3] Ningsih, W., Firmansyah, Nova, J.
“Formulasi Tablet Kunyah Kalsium Laktat
dengan Variasi Konsentrasi sebagai Bahan
Pengikat terhadap Sifat Fisiknya”, JIFFK 14
(1), 30-35 (2017)
[4] Prayitno, A. H., Edi, S., dan Rusman.
“Pengaruh Fortifikasi Nanopartikel Kalsium
Laktat Kerang Telur terhadap Sifat Kimia

Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ 13


FORMULASI TABLET KUNYAH KALSIUM LAKTAT DENGAN
VARIASI KONSENTRASI HPMC SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
TERHADAP SIFAT FISIKNYA

Wida Ningsih1), Firmansyah1), Nova Jumaynah1)

1)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang

INTISARI
Telah dilakukan penelitian formulasi tablet kunyah kalsium laktat dengan menggunakan
HPMC (Hydroxypropyl Methyl Cellulose) sebagai bahan pengikat menggunakan metoda granulasi
basah. Pada penelitian ini dibuat empat formula (FI, FII, FIII, dan FIV) dengan perbedaan
konsentrasi bahan pengikat yaitu 1%, 2%, 3%, dan 4%. Evaluasi granul tablet kunyah meliputi
organoleptis, kandungan air, kecepatan alir, sudut istirahat, bobot jenis nyata, bobot jenis mampat,
bobot jenis benar, porositas, faktor hausner, dan kompresibilitas memberikan hasil yang memenuhi
persyaratan. Evaluasi tablet kunyah meliputi organoleptis, keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan tablet dan penetapan kadar kalsium laktat memenuhi persyaratan, sedangkan
keseragaman ukuran belum memenuhi persyaratan. Hasil uji terhadap panelis dari keempat
formula secara statistik dengan menggunakan metoda Kruskal-Wallis dari segi rasa FII lebih
disukai dari pada FI, FIII, dan FIV.
Kata kunci : (HPMC), Kalsium Laktat, Tablet Kunyah

ABSTRACT
Various formulations of the calcium lactate chewable tablets have been done by wet
granulation method using HPMC (Hydroxypropyl Methyl Cellulose) as a binding agent. Here,
four formulations (FI, FII, FIII, and FIV) were prepared by adding different concentrations of
binding agent, it was 1%, 2%, 3%, and 4%. Granules of chewable tablets were qualified based on
evaluations for parameters such as organoleptic, water content, flowrate, angle of repose, real
density, tapped density, bulk density, Hausner’s ratio, and compressibility index. Chewable tablets
evaluations for organoleptic, weight variation, hardness, friability, and determinations of calcium
lactate content were within the acceptance criteria, but not for its size variation. The result of
panelists test of the four formulations by using Kruskal-Wallis method statistically which in terms
of taste obtained FII is preferred than FI, FIII, and FIV.
Keywords : HPMC, calsium lactate, tablets

PENDAHULUAN tidak memerlukan air pada penggunaannya


Tablet kunyah dimaksudkan untuk dan memiliki rasa yang enak sehingga
dikunyah, memberikan residu dengan rasa meningkatkan penerimaan dan kepatuhan
enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, pasien serta memiliki keunikan produk dari
dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak sudut pandang pemasaran. Untuk itu, tablet
enak (Depkes RI, 1995). Sediaan ini kunyah tidak hanya diberikan kepada anak-
memiliki rasa aromatik yang menyenangkan, anak saja tetapi juga bisa diberikan pada
tidak mengandung bahan penghancur, dan orang dewasa (Siregar, 2010). Menurut
lebih disukai oleh pasien yang kesulitan Banker dan Anderson (1986), tujuan dari
dalam menelan obat (Voigt, 1995). tablet kunyah adalah untuk memberikan
Keuntungan penggunaan tablet suatu bentuk pengobatan yang dapat
kunyah diantaranya lebih praktis karena diberikan dengan mudah kepada anak-anak

30
atau orang tua yang mungkin sukar menelan granulasi basah, kering, atau kempa
obat utuh.Proses pembuatan tablet secara langsung dapat
diterapkan pada tablet kunyah seperti pada Defisiensi kalsium dapat
tipe tablet lainnya. Umumnya tabet kunyah menyebabkan mudah terserangnya saraf dan
menggunakan manitol, sorbitol, atau sukrosa otot dengan akibat serangan kejang (tetani)
sebagai bahan pengisi (Siregar, 2010). terganggunya pertumbuhan, serta
Pada pembuatan tablet, digunakan melunaknya tulang (osteoporosis),
suatu bahan pengikat yang berfungsi untuk (Winarno, 2004).
menyatukan partikel serbuk dalam sebuah Bila kadar kalsium darah turun di
butir granulat dan meningkatkan bawah normal, tubuh akan mengambilnya
kekompakan dan kekerasan tablet (Lachman dari tulang untuk menjaga keseimbangan
dkk, 1994), serta mempermudah kalsium darah tersebut. Pengambilan
pembentukan granul sehingga mudah kalsium dari tulang dalam waktu lama akan
dicetak menjadi tablet (Anief, 1997). Salah menyebabkan pengeroposan tulang. Oleh
satunya adalah HPMC (Hydroxypropyl karena adanya kalsium yang selalu hilang
Methyl Cellulose). HPMC adalah salah satu melalui tinja dan urin, maka intake dan
pengikat turunan selulosa.HPMC banyak absorpsi kalsium yang besar penting untuk
digunakan sebagai bahan pengikat karena menjaga keseimbangan kalsium (Robbins
mempunyai sifat-sifat antara lain, dan Stanley, 1995).
memperbaiki daya alir dari granul-granul Kalsium Laktat merupakan garam
sehingga menghasilkan tablet yang kompak kalsium yang berguna untuk menjamin
dan secara kimia bersifat inert (Nasution, kebutuhan tubuh akan kalsium (Tjay dan
2011). Rahardja, 2007).
HPMC tidak memiliki rasa dan bau, Untuk meningkatkan daya tarik dan
stabil terhadap panas, cahaya, udara, dan penerimaan pasien, kalsium laktat dibuat
dapat disesuaikan dengan tingkat dalam bentuk tablet kunyah. Tablet kunyah
kelembaban, serta mempunyai kemampuan dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan
untuk mencampur zat warna/zat aditif residu dengan rasa enak dalam rongga
lainnya ke dalam lapisan tipis (Lachman mulut, mudah ditelan, dan tidak
dkk, 1994). Dengan tekanan kompresi yang meninggalkan rasa pahit atau tidak enak
sama, bahan pengikat HPMC menghasilkan (Depkes RI, 1995). granulat dan
tablet yang memiliki kerapuhan yang lebih meningkatkan kekompakan dan kekerasan
baik jika dibandingkan dengan tablet yang tablet (Lachman dkk, 1994), serta
menggunakan bahan pengikat PVP (Marja, mempermudah pembentukan granul
2009). sehingga mudah dicetak menjadi tablet
Kalsium merupakan mineral yang (Anief, 1997).
paling banyak terdapat di dalam tubuh Tablet kunyah dibuat dengan
dibandingkan mineral lain, yaitu: 2% dari berbagai variasi konsentrasi bahan pengikat
berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0- HPMC dengan metoda granulasi basah
1,4 kg. Kalsium merupakan zat yang menggunakan manitol sebagai bahan
dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. pengisi. Penelitian ini bertujuan untuk
Menurut salah satu dokter ahli gizi, memformulasikan kalsium laktat dalam
kebutuhan kalsium orang Indonesia rata-rata bentuk tablet kunyah dengan memfokuskan
500-800 mg/hari. Pada usia lanjut dan pada pengaruh variasi konsentrasi HPMC
wanita menopause, asupan kalsium yang (Hydroxypropyl Methyl Cellulose) sebagai
dibutuhkan yaitu 1.000 mg/hari bahan pengikat terhadap sifat fisik dan
(Sedaoetama, 2007).

31
respon rasa. Sehingga melalui penelitian ini untuk menghasilkan tablet kunyah kalsium
diharapkan dapat ditentukan konsentrasi laktat dengan sifat fisik yang baik dan rasa
HPMC yang tepat sebagai bahan pengikat yang dapat diterima oleh konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini konsentrasi HPMC (Hydroxypropyl Methyl
bertujuan untuk memformulasikan kalsium Cellulose) sebagai bahan pengikat terhadap
laktat dalam bentuk tablet kunyah dengan sifat fisiknya.
memfokuskan pada pengaruh variasi

ALAT DAN BAHAN


Alat (Brataco), HPMC (Brataco), magnesium
Alat-alat yang digunakan pada stearat (Brataco), talcum (Brataco), manitol
penelitian ini adalah : kaca arloji, cawan (Brataco), Ol. Menthae (Brataco), paraffin
penguap, gelas ukur, erlemeyer, batang cair (Brataco), air suling (Novalindo),
pengaduk, corong, buret, standar, pipet tetes, EDTA p.a, MgSO4 p.a, dapar salmiak (pH
botol semprot, pH meter inolab, kertas 10) p.a, indikator EBT p.a, indikator murexit
perkamen, ayakan, timbangan digital, mortir, p.a, dan NaOH p.a.
stamfer, piknometer, spatel, infrared Panelis
moisture balance, tap density tester, jangka Panelis sebanyak 10 orang
sorong, hardness tester, friability tester, perempuan berumur 18-23 tahun.
lemari pengering, dan mesin pencetak tablet. Sukarealawan dimintai kesediaannya untuk
mencoba tablet dan mengisi blanko
Bahan kesediaan sebagai panelis.
Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah : Kalsium laktat Metode Penelitian

Tabel I. Formulasi Tablet Kunyah Ca. Laktat


FI FII FIII FIV
Bahan
(%) (%) (%) (%)
Ca. Laktat 41,67 41,67 41,67 41,67
HPMC 1% 19,62
HPMC 2% 19,47
HPMC 3% 18,17
HPMC 4% 17,43
Manitol 33,61 33,76 35,06 35,8
Talkum 3 3 3 3
Mg. Stearat 2 2 2 2
Ol. Menthae 0,1 0,1 0,1 0,1

Pembuatan Granul dengan Metode yang sudah kering selanjutnya diayak


Granulasi Basah dengan ayakan mesh mesh 16 (Anief, 1997).
Ditaburkan HPMC di atas air panas Pembuatan tablet kunyah
20 kali beratnya dan biarkan mengembang, Granul ditambah fase luar (Mg.
kemudian ditambahkan air panas sedikit stearat dan talkum) kemudian dicetak
demi sedikit sambil diaduk sampai 100 mL. dengan mesin pencetak tablet single punch
Kalsium laktat ditambahkan manitol, gerus dengan bobot tablet masing-masing 600 mg
dalam lumpang, lalu tambahkan ol. menthae, sebanyak 100 tablet.
dan digerus homogen. Kemudian tambahkan
HPMC yang sudah dikembangkan tadi HASIL DAN PEMBAHASAN
sedikit demi sedikit sambil digerus sampai Tablet kunyah dibuat dengan
diperoleh masa granul yang mudah dikepal. metode granulasi basah karena dapat
Masa granul dilewatkan pada ayakan mesh memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir
14, kemudian dikeringkan pada lemari dari campuran serbuk dan mencegah
pengering dengan suhu 40o-50oC. Granul
32
terjadinya proses segresi komponen dari campuran serbuk yang homogen selama
proses pembuatan. Seluruh formula hausner, semakin buruk alirannya (Siregar,
menggunakan HPMC sebagai bahan 2010). Porositas yang didapat berkisar
pengikat dengan variasi konsentrasi yaitu antara 50-60%. Rendahnya porositas akan
1%, 2%, 3%, dan 4%. Bahan pengikat akan meningkatkan kekerasan dan menurunkan
terdistribusi diantara partikel dan kerapuhan tablet (Voigt, 1994).
menyelubungi setiap partikel sehingga akan Kompresibilitas masing-masing
merekat satu sama lain membentuk formula yaitu FI= 16,17%; FII= 13,85%;
aglomerat (Lachman dkk, 1994). FIII= 16,40%; dan FIV= 9,1% dan keempat
Pada proses pembuatan granul, formula memenuhi persyaratan karena
masa tablet yang terbentuk diayak kompresibilitas yang baik yaitu<20%
menggunakan ayakan mesh 14 untuk (Voigt, 1994).Kompresibilitas akan
membentuk masa granul yang lebih kompak berhubungan dengan sifat aliran granul dan
dan mendapatkan granul dengan ukuran kekerasan tablet. Semakin kecil nilai
yang sama. Setelah itu, granul yang kompresibilitas, maka sifat alir dari granul
diperoleh dikeringkan untuk menghilangkan akan semakin baik dan kekerasan tablet akan
pelarut dan untuk mengurangi kelembaban semakin kecil. Sifat aliran akan menentukan
(Lachman dkk, 1994). Proses pengeringan kemampuan mengalir granul dari corong
dilakukan selama 24 jam pada suhu 50-60o keruang cetakan yang akan mempengaruhi
C agar kelembaban cukup kecil dan tidak keseragaman bobot tablet. Sifat aliran
terjadi sticking. Granul diayak kembali merupakan faktor penting dalam pembuatan
dengan ayakan mesh 16 agar diperoleh tablet. Aliran granul yang baik dapat
granul yang berbentuk sferis/bundar menjamin keseragaman bobot tablet yang
(Siregar, 2010). dihasilkan (Lieberman et al , 1990).
Tujuan dilakukannya evaluasi Kandungan air keempat formula
granul adalah untuk memperoleh granul berkisar antara 3-5% dan hasil ini memenuhi
yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas persyaratan yang telah ditetapkan.
yang baik sehingga akan diperoleh tablet Kandungan air pada granul tergantung pada
dengan sifat-sifat yang memenuhi banyaknya bahan pengikat yang digunakan.
persyaratan. Jika bahan pengikat yang digunakan terlalu
Pemeriksaan bobot jenis digunakan banyak, maka kandungan air juga akan
untuk menentukan nilai porositas, faktor banyak, begitu juga sebaliknya. Kandungan
hausner, dan kompresibilitas. Faktor air terlalu rendah akan menyebabkan
hausner dari masing-masing formula yaitu berkurangnya kohesifitas sehingga
FI= 1,19; FII= 1,16; FIII= 1,20; dan FIV= kekerasan tablet juga akan berkurang,
1,10 dan keempat formula memenuhi sebaliknya kandungan air yang terlalu tinggi
persyaratan karena nilai faktor hausnernya menyebabkan tablet menjadi keras.
kurang dari 1,25 g/mL yang menunjukkan Kandungan air yang baik berkisar antara 3-
sifat aliran yang baik. Semakin besar faktor
5% (Siregar, 2010). (Talkum) agar mempermudah granul
Kecepatan alir FI= 14,92 g/dtk; mengalir.
FII= 13,39 g/dtk; FIII= 12,93 g/dtk; dan Selain kecepatan alir, sifat alir juga
FIV= 12,76 g/dtk dan keempat formula ditentukan oleh sudut istirahat (Lieberman et
memberikan sifat aliran yang sangat baik al, 1990). Semakin kecil sudut istirahat yang
karena sifat aliran yang baik>10 g/detik. terbentuk, menggambarkan granul yang
Kecepatan alir dari granul dapat dipengaruhi sferis serta mempunyai kohesifitas yang
oleh kandungan air dari granul. Jika kecil sehingga kemampuan alirannya
kandungan air pada granul besar, maka menjadi semakin baik (Siregar, 2010) dan
kecepatan alirnya akan kecil. Karena semakin besar sudut istirahat yang terbentuk
besarnya kandungan air akan memperlama akan mempersulit granul untuk mengalir
granul mengalir dari corong ke ruang dari hopper ke ruang cetakan tablet sehingga
cetakan tablet. Kecepatan alir juga dapat sifat alir dari granul menjadi buruk. Sudut
diperbaiki dengan penambahan bahan istirahat dari FI= 32,18o; FII= 33,69o; FIII=
pengatur aliran yaitu bahan pelincir 33,38o; dan FIV= 30,65o. Sudut istirahat

33
yang baik menurut Lachman dkk (1994) tablet yang dihasilkan akan keras dan jika
yaitu berkisar antara 25-45o dan menurut terlalu besar tablet akan menjadi rapuh
Carstensen (1980) yaitu 28-42o. (Lachman dkk, 1994). Semakin kecil
Kadar fines atau serbuk halus dari konsentrasi bahan pengikat yang digunakan,
granul berfungsi untuk mengisi rongga- maka semakin kecil juga kekuatannya untuk
rongga antar granul pada saat pencetakan mengikat serbuk. Dari hasil yang diperoleh,
tablet. Kadar fines yang baik berkisar antara dapat dilihat bahwa FI memiliki kadar fines
15%-30%. Kadar fines dari FI= 22,07%; yang lebih besar daripada keempat formula
FII= 18,19%; FIII= 9,02%; dan FIV= yang lain. Hal ini karena konsentrasi bahan
5,33%. Jika kadar fines terlalu kecil maka
pengikat yang digunakan pada FI adalah Semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat
yang paling kecil, yaitu 1%. yang digunakan, maka kekerasan tabletpun
Evaluasi tablet bertujuan untuk akan semakin meningkat. Kekerasan tablet
mengetahui apakah tablet yang dihasilkan berguna untuk pengontrolan fisik selama
memenuhi persyaratan yang telah proses pembuatan tablet (Lachman dkk,
ditetapkan. Rasa merupakan faktor penting, 1994).
karena tablet kunyah proses Kerapuhan tablet berguna untuk
penghancurannya dibantu oleh gigi dengan mengetahui ketahanan tablet terhadap
mengunyah tablet tersebut. Sehingga harus guncangan yang terjadi selama proses
dibuat sediaan yang dapat memberikan rasa pembuatan, pengemasan, dan
yang nyaman dimulut saat dikunyah dan pendistribusian. Kerapuhan tablet FI=
tidak mengganggu kenyamanan pasien 1,13%; FII= 0,64%; FIII= 0,55%; dan FIV=
ketika mengkonsumsinya sehingga 0,47%. Syarat kerapuhan untuk tablet
kepatuhan pasien tidak menurun. kunyah sampai 4% dapat diterima, karena
Berdasarkan hasil evaluasi, kekerasan tablet yang lebih rendah (Siregar,
diameter masing-masing tablet sama yaitu 2010). Keempat formula memenuhi syarat
1,05 cm dan tebal tablet 0,1 cm. Dari hasil uji kerapuhan. Diantara keempat formula
tersebut didapat hasil bahwa keseragaman tersebut, nilai kerapuhan paling kecil
ukuran tablet tidak memenuhi persyaratan dimiliki oleh formula 1 yaitu 1,13%. Hal ini
karena diameter tablet lebih dari tiga kali karena pada formula 1 bahan pengikat yang
tebal tablet. Hal ini mungkin karena jenis digunakan konsentrasinya paling kecil
alat pencetak tablet yang digunakan hanya sehingga ketahanan tablet terhadap
satu, sehingga ukuran ketebalan tablet tidak guncanganpun rendah.
sesuai dengan diameter tablet. Penyebab lain Untuk mengetahui kandungan zat
yaitu mungkin karena volume ruang aktif di dalam tablet, dilakukan evaluasi
cetakan/die pada alat pencetak tablet tidak penetapan kadar kalsium laktat secara
sesuai dengan bobot tablet yang akan kompleksometri(Rivai, 1995). Berat serbuk
dicetak. % penyimpangan keseragaman tablet yang digunakan dalam penetapan
bobot FI= ±0,0025%; FII= ±0,002%; FIII= kadar adalah berat 1 tablet yaitu 600 mg,
±0,01%; dan FIV= ±0,0085%. Dan keempat karena jika digunakan berat sampel yang
formula tablet memenuhi persyaratan karena sedikit maka EDTA akan sulit membentuk
tidak lebih dari dua tablet yang menyimpang kompleks dengan kalsium yang
lebih besar dari 5% dan tidak satupun yang menyebabkan titik akhir titrasi sulit
menyimpang lebih besar dari 10%. Hal ini ditentukan. Berdasarkan hasil, kadar kalsium
karena granul yang diperoleh memiliki sifat laktat didalam 1 tablet pada FI= 41,03%,
alir yang baik. Sifat alir yang baik akan FII= 41,03%, FIII= 41,11%, dan FIV=
menjamin keseragaman bobot tablet. 41,11%. Dan dari hasil yang diperoleh dapat
Kekerasan dan kerapuhan tablet dilihat bahwa kadar kalsium laktat dalam 1
digunakan untuk menentukan kekuatan tablet sedikit berbeda dari kadar kalsium
tablet. Syarat kekerasan dari tablet kunyah laktat yang ada pada masing-masing
menurut Soekami (1987) yaitu 3 kg dan formula, yaitu 41,67%. Hal ini mungkin
menurut Parrot (1970) yaitu berkisar antara karena pada proses pembuatan, ada zat aktif
4-8 Kg. Kekerasan tablet FI= 3,2 Kg; FII= yang tertinggal dilumpang atau terbuang.
3,95 Kg; FIII= 4,58 Kg; dan FIV= 6,1 Kg. Untuk persentase kadar kalsium laktat dalam

34
1 tablet terhadap kadar zat aktif dari formula Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia
diperoleh hasil yaitu FI= 98,46%, FII= Edisi IV, Departemen Kesehatan
98,46%, FIII= 98,66%, dan FIV= 98,66%. Republik Indonesia, Jakarta.
Dan dari hasil tersebut, dapat dikatakan Lachman, L., H. A. Lieberman and J.L
bahwa keempat formula memenuhi Kaning, 1994, Teori dan Praktek
persyaratan dengan jumlah kalsium laktat Farmasi Industri Edisi II,
tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari Universitas Indonesia Press,
101,0% (Depkes RI, 1995). Jakarta.
Uji tanggapan rasa dan kekerasan Lieberman, H. A., Lachman, L., and
tablet kunyah kalsium laktat dari keempat Schwartz, J. B., 1990,
formula yang dilakukan terhadap 10 panelis Pharmaceutical Dosage Forms,
secara statistik menggunakan metode Marcel Dekker, New York.
Kruskal-Wallis, H hitung lebih kecil dari H Marja, T. S., 2009, Pengaruh Variasi
tabel. Maka FII lebih disukai dari pada FI, Konsentrasi Hydroxypropyl Methyl
FIII, dan FIV. Cellulose sebagai Bahan Pengikat
dan Manitol sebagai Bahan Pengisi
KESIMPULAN DAN SARAN Terhadap Sifat Fisik dan Respon
Kesimpulan Rasa Tablet Effervescent Ekstrak
Berdasarkan penelitian yang telah Tanaman Ceplukan (Physalis
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa angulata L.), Skripsi, Fakultas
semakin besar konsentrasi HPMC sebagai Farmasi, Universitas
pengikat, semakin besar kekerasan tablet dan Muhammadiyah Surakarta,
kerapuhan tablet menjadi menurun dan hasil Surakata.
uji terhadap panelis dari keempat formula Nasution, B. M., 2011, Penggunaan
secara statistik dengan menggunakan metoda Pharmacoat 615 sebagai Bahan
Kruskal-Wallis, FII lebih disukai dari pada Pengikat pada Tablet Asam Folat
FI, FIII, dan FIV. secara Granulasi Basah,
Saran Universitas Sumatera Utara,
Disarankan pada peneliti selanjutnya Medan.
untuk mengembangkan formula tablet Parrott, E. L., 1970, Pharmaceutical
kunyah kalsium laktat dengan Technology, Burgess Publishing
memvariasikan bahan tambahan lain seperti Company, United States of
bahan pengisi atau bahan pengikat atau America.
memodifikasi pemberian flavour agent agar Rivai, H., 1995, Asas Pemeriksaan Kimia,
diperoleh tablet kunyah dengan warna dan UI Press, Jakarta.
rasa yang lebih menyenangkan dan dapat Robins, M. D. dan I. Stanley, 1995, Buku
diterima konsumen. Ajar Patologi II, EGC, Jakarta.
Sedaoetama, A. D., 2007, Ilmu Gizi untuk
DAFTAR PUSTAKA Mahasiswa dan Profesi, Dian
Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Rakyat, Indonesia.
Mada University Press, Soekami, A. R., 1987, Tablet, PT. Mayang
Yogyakarta. Kencana, Medan.
Banker, G. S., and Anderson, N. R., 1986, Siregar, C. J. P., 2010, Teknologi Farmasi
Tablet, Dalam Lachman, L., Sediaan Tablet: Dasar-Dasar
Lieberman, H. A., Kanig, J. L. Praktis, EGC, Jakarta.
(Eds). Teori dan Praktek Farmasi Tjay, T. H. dan Raharjo, K., 2007, Obat-
Industri, Diterjemahkan oleh Siti obat Penting Edisi VI, PT Elex
Suyatmi, UI-Press, Jakarta. Media Komputindo, Jakarta.
Carstensen, J. T., 1980, Solid Voigt, R., 1995, BukuAjar Teknologi
Pharmaceutics: Mechanical Farmasi Edisi V. Penerjemah: S. N.
Properties and Rate Phenomena, Soewandi, Gadjah Mada University
Academic Press, London. Press, Yogyakarta.
Winarno, F. G., 2004, Kimia Pangan dan
Gizi, Gramedia, Jakarta.

35
36

Anda mungkin juga menyukai