Anda di halaman 1dari 20

PEMANFAATKAN ARANG AKTIF LIMBAH KULIT BUAH LABU

KUNING (Cucurbita Moschata) DALAM PEMURNIAN MINYAK


JELANTAH

BIDANG KEGIATAN
PENELITIAN KIMIA FARMASI ANALISIS

Nama Mahasiswa NPM


Veni Putri Elfianty 24041116159

UNIVERSITAS GARUT
GARUT
2019
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................v
RINGKASAN.............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 1
1.4 Keutamaan Penelitian........................................................................1
1.5 Temuan yang diharapkan...................................................................2
1.6 Luaran yang diharapkan.....................................................................2
1.7 Manfaat Penelitian.............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.............................................................7
4.1 Anggaran Biaya................................................................................. 7
4.2 Jadwal Kegiatan.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 8
LAMPIRAN......................................................................................................... 10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis-jenis lemak bebas ............................................................................ 4


Tabel 2. Hasil skrining fitokimia kulit buah labu kuning .......................................5
Tabel 3. Anggaran Biaya Pelaksaan Penelitian ......................................................7
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................................7
iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping.............................10


Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..........................................................17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas................20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan..................................................... 21

v
RINGKASAN

Minyak goreng memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Minyak goreng umumnya
digunakan untuk memasak. Dengan kondisi harga yang cukup melambung tinggi, memvuat sejumlah
kalangan masyarakat berfikir kreatif mendaur ulang minyak goreng bekas pakai. Melalui penelitian
labu kuning memiliki kandungan B karoten yang cukup tinggi sebagai antioksidan yang mungkin
dapat memurnikan minyak bekas pakai. Variabel penelitian berupa intensitas pemakaian minyak, lama
perendaman serta ukuran partikel kulit labu kuning. Kondisi optimum yang diperoleh pada intensitas
penggorengan selama 4 jam

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolah bahan-
bahan makanan. Minyak goreng sebagai media penggorenga dangat penting dan kebutuhannya
semakin meningkat. Kini krisis minyak gireng nyaris merata dihampir seluruh kota di negara yang
menjadi salah satu penghasil minyak kelapa sawit di dunia ini. (Fuadi, Lisa, Daniel. 2010)
Dengan kondisi harga minyak goreng yang semakin melambung tinggi, membuat sejumlah kalangan
masyarakat untuk berfikit kreatif mendaur ulang minyak gireng bekas pakai atau yang biasa disebut
dengan minyak jelantah(Ramdja, Febrina, & Krisdianto, n.d.)
Dizaman yang telah modern ini ditemukan teknologi daur ulang mengolah minyak jelantah
menjadi minyak layak pakai kembali dalam keadaan bersih tanpa kotoran dengan menggunakan kulit
buah labu kuning sebagai bahan penyerap. Bahan penyerap dari kulit buah labu kuning ini juga
merupakan satu solusi mengurangi limbah padat perkotaan (Ramdja et al., n.d.)
Oleh karena itu, saya berusaha untuk meneliti proses pemurnian minyak jelantah sehingga
dapat digunakan kembali menjadi minyak goreng layak pakai sesuai kadar analisis minyak goreng
yang bagus (baru). Setlah itu saya membandingkan pula kadar analisis akhir setelah diproses
menggunkan adsorben kulit buah labu kuning(Ramdja et al., n.d.)

1.2. Perumusan Masalah


Adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana formula pembuatan sediaan mikrogel ekstrak etanol daun sirih
merah terhadap penyembuh luka bakar ?
b. Bagaimanakah pengaruh mikrogel ekstrak daun sirih merah terhadap
penyembuhan luka bakar ?
c. Bagaimana hasil evaluasi terhadap bentuk sediaan mikrogel ektrak etanol
daun sirih merah ?
d. Apakah sediaan mikrogel dari ekstrak etanol daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav) dapat diterima dengan baik oleh konsumen ?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemurnian minyak jelantah dari kulit
buah labu kuning.

1.4. Keutamaan Penelitian


Program penelitian ini dapat menghasilkan karya ilmiah yang inovatif serta
memiliki manfaat bagi masyarakat .
2
1.5. Temuan yang Diharapkan
Ampas kulit buah labu kuning yang biasanya hanya dibuang atau serta menerta
untuk pakan peliharanan dapat dibuat menjadi adsorben pemurnian minyak jelantah serta
pengurangan limbah padat yang menarik dari sisi kegunaan.
.
1.6. Luaran yang Diharapkan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang inovatif
berupa adsorben dari ampas kulit buah labu kuning yang diproduksi sehingga dapat
digunakan oleh masyarakat. Diharapkan pula penelitian ini dapat dipublikasikan untuk
publikasi nasional.

1.7.Manfaat Penelitian
Dapat memberikan suatu inovasi dalam bentuk adsorben pemurnian minyak
jelantah dari kulit buah labu kuning yang dapat diproduksi secara massal.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk kelompok lipida. Satu sifat yang khas dan
mencirikan golongan lipida (termasuk minyak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya ether,
benzene, khloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air.
Dalam teknologi makanan, minyak dan lemak memegang peranan penting. Karena minyak dan lemak memiliki

titik didih yang tinggi (sekitar 200 0C) maka biasa dipergunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan
yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya dan menjadi kering. Minyak dan lemak
juga memberikan rasa gurih spesifik minyak yang lain dari gurihnya protein. Juga minyak memberi aroma yang
spesifik(Ramdja et al., n.d.)§
Minyak yang telah dipakai menggoreng biasa disebut minyak jelantah. Kebanyakan minyak jelantah
sebenarnya merupakan minyak yang telah rusak. Minyak yang tinggi kandungan LTJ (Lemak Tak Jenuh)-nya
memiliki nilai tambah hanya pada gorengan pertama saja, sementara yang tinggi ALJ (Asam Lemak Jenuh)-nya
bisa lebih lama lagi, meski pada akhirnya akan rusak juga. Oleh proses penggorengan sebagian ikatan rangkap
akan menjadi jenuh. Penggunaan yang lama dan berkali-kali dapat menyebabkan ikatan rangkap teroksidasi,
membentuk gugus peroksida dan monomer siklik (Ramdja et al., n.d.)§
Pemucatan adalah suatu tahap proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai
dalam minyak. Warna minyak mentah dapat berasal dari warna alamiah, yaitu warna yang dihasilkan oleh
aktivitas biologis tanaman penghasil minyak, maupun warna yang didapat pada saat diproses untuk
mendapatkan minyak dari bahan bakunya(Ramdja et al., n.d.)§
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan pada bahan makanan dapat digolongkan dalam tiga
kelompok tujuan ini :
1. Penentuan kuantitatif atau penentuan kadar lemak atau minyak yang terdapat dalam bahan makanan.
2. Penentuan kualitas minyak (murni) sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan proses ekstraksinya, atau
ada tidaknya perlakuan pemurnian lanjutan misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau
(deodorizing), penghilangan warna (bleaching), dan sebagainya. Penentuan tingkat kemurnian minyak ini
sangat berhubungan erat dengan kekuatan daya simpannya, sifat gorengnya, baunya maupun rasanya.
Tolok ukur kualitas ini termasuk angka asam lemak bebas
4
(Free Fatty Acid atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketengikan, dan kadar air.
3. Penentuan sifat fisis maupun kimiawi yang khas atau mencirikan sifat minyak tertentu.
1. Kadar Air
Air bila terdapat dalam minyak dapat mempercepat terjadinya hidrolisa minyak menjadi gliserol
atau asam lemak (FFA). Bila minyak terhidrolisa, maka minyak akan menjadi tengik sehingga dapat
menurunkan kualitas minyak. Reaksi hidrolisa minyak dapat terjadi selama penyimpanan.

2. Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid / FFA)


Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling banyak dalam
minyak tertentu. Demikian asam lemak bebas sebagai berikut ini dipakai sebagai tolok ukur jenis minyak
tertentu :
Tabel 2.1 Jenis - Jenis Asam Lemak Bebas
Sumber Asam lemak Bobot molekul
minyak terbanyak
Kelapa sawit Palmitat 256

C16H32O2
Kelapa, inti Laurat 200
sawit C12H24O2
Susu Oleat 282

C18H34O2
Jagung, Linoleat 278
Kedelai C18H32O2

Suhardi,Bambang dan Slamet, 1997


Hubungan kadar asam lemak (%FFA) dengan angka asam dapat dituliskan sebagai berikut :
BM .KOH
Angkaasam  x100% FFA
Angka asam = Faktor BMlemakbebas / 10
konversi x % FFA
Faktor konversi untuk Oleat = 1,99
Faktor konversi untuk Palmitat = 2,19
Faktor konversi untuk Laurat = 2,80
Faktor konversi untuk Linoleat = 2,01

3. Penentuan Angka Penyabunan


Angka penyabunan (Saponification Value) menunjukkan secara relatif besar kecilnya molekul
asam-asam lemak yang terkandung dalam gliserida. Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg
KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan minyak secara sempurna dari 1 gram minyak tersebut.
Tanaman labu kuning adalah sejenis tanaman sayuran buah yang banyak tumbuh di Indonesia dengan
kemampuan daya adaptasi yang tinggi pada berbagai kondisi lingkungan. Buah labu kuning mempunyai
keunggulan daya awet yang tinggi dan memiliki aroma dan citarasa yang khas. Labu kuning (Cucurbita
moschata) di Indonesia dikenal dengan nama lain labu parang/ waluh/ labu siam. Pemanfaatannya saat ini
sebagian besar masih terbatas pada skala rumah tangga yaitu diolah menjadi sayur dari buah yang masih
muda, dan dibuat kolak, dodol, cake, dan kue-kue kering dari buah yang sudah tua (Hamdi dkk., 2017). Labu
kuning (Cucurbita moschata) merupakan sayuran penting karena nilai nutrisinya dan manfaat kesehatannya.
Tanaman ini adalah sumber karotenoid yang kaya akan vitamin larut air, fenolat, flavonoid polisakarida, garam
mineral, dan vitamin yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan (Aukkanit dan Sirichokworrakit, 2017)
(Indriyanti, Purwaningsih, & Wigati, n.d.)§
Tanaman labu kuning juga dapat digunakan sebagai obat tradisional sebagai anti diabetes, anti
hipertensi, anti tumor, immunomodulasi, dan anti bakteri karena banyak mengandung nutrisi dan senyawa
bioaktif seperti fenolat, flavonoid, vitamin, termasuk vitamin ß-karoten, vitamin A, vitamin B2, α-tokoferol,
vitamin C, dan vitamin E (Suwanto dkk, 2015). Buah labu kuning mempunyai kulit yang sangat tebal dan keras,
sehingga dapat bertindak sebagai penghalang laju respirasi, keluarnya air melalui proses penguapan, maupun
masuknya udara penyebab proses oksidasi. Hal tersebut menyebabkan labu kuning relatif awet dibanding
buah-buah lainnya (Indriyanti et al., n.d.)§
Kamarudin dkk, (2014) mengemukakan bahwa kulit labu kuning mengandung senyawa-senyawa
antibiotic dan dapat digunakan sebagai sumber antibiotic yang baru. Selama ini kulit labu kuning dianggap
hanya sebagai sampah yang tidak terpakai. Penelitian-penelitian terhadap pemanfaatan kulit buah labu
kuning juga sangat jarang dilakukan, padahal kulit buah labu kuning sangat banyak manfaatnya. Melihat
besarnya potensi kulit buah labu kuning sebagai tanaman obat, maka dari itu dilakukan penelitian apakah
kulit labu kuning bisa digunakan sebagai adsorben pemurnian minyak jelantah.
Golongan Senyawa Hasil Positif (Pustaka) Ekstrak Kulit Buah Lab Kuning
Flavonoid Larutan berwarna pada laposan (+)
amyl alkohol, warna merah, Warna kuning pada lapisan amyl alcohol
kuning, jingga (Depkes RI,1995)
Alkoloid Endapan Merah/putih (Depkes RI, (+)
1995) Terbentuk endapan merah(reagen
Dragendorf)
(+)
Terbentuk Endapan putih (reagen
Mayer)
Saponin Busa Stabil (Depkes RI, 1995) (+)
Busa stabil
Tanin Warna biru kehitaman (-)
Coklat bening
Steroid Warna hijau kekuningan (-)
merah
Terpenoid Warna merah/ungu (+)
ungu
Kuinon Warna merah (-)
Coklat bening
(Indriyanti et al., n.d.)
6

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian akan dilakukan selama waktu 3 bulan yang bertempat di Laboratorium


Kimia Bahan Alam dan Laboratorium Teknologi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Garut.
Penelitian dimulai dengan pengambilan kulit buah labu kuning dari sisa pedagang pasar
Ciawitali daerah Guntur, Kabupaten Garut. Sebelum pengolaha lebih lanjut, tanaman dideterminasi
terlebih dahulu di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Sekolah Ilmu Teknologi Hayati,
Institut Teknologi Bandung, Bandung. Setelah determinasi selanjutnya dilakukan
karakteristik simplisia. Adapun tahap pembuatan simplisia yaitu mencuci bersih kulit buah labu
kuning tersebut dari kotoran-kotoran yang melekat. Setelah dicuci kemudian dehidrasi kulit buah labu
kuning dengan dioven selama 1 jam pada suhu 105̊C. Selanjutnya giling kulit buah labu kuning yang
telah kereing hingga menjadi bubuk dan diayak. Karbonisasi dengan ditanur/furnace selama 1 jam
pada suhu 275̊C. Setelah itu proses aktivasi dengan cara kimia dengan menambahkan H3PO4 5%
selama 24 jam. Karbon aktif yang dihasilkan dicuci dengan aquadest sampai filtrat mempunyai pH
netral (6-7) yang diukur dengan menggunakan kertas pH universal kemudian disaring dengan
menggunakan kertas saring. Karbonaktif yang diperkeh dikeringkan lagi didalam oven pada suhu
100C selama 1 jam.
Setelah itu dilakukan tahap pemurnian minyak,menyiapkan minyak goreng yang telah
dipakai beberapa kali (jelantah) dan juga minyak goreng yang bagus (baru). Menganalisis terlebih
dahulu untuk mengetahui kandungan pada minyak jelantah dan minyak yang baru. Menyiapkan
sebanyak 100 ml minyak jelantah kedalam erlenmeyer. Kemudian masukkan bubuk karbonaktif kulit
buah labu kuning dalam masing masing minyak tersebut. Rendam minyak dan karbonaktif tersebut
hingga kondisi optimum, lalu disaring. Langkah selanjutnya analisis minyak yang sebelumnya telah
direndam dengan karbonaktif kulit buah labu kuning.
Dilakukan uji analisa penetuan kadar air dalam minyak. Penentuan kadar air minyak dapat
dilakukan dengan cara Thermogravimetri sebagai berikut :

Ditimbang ± 10 gram minyak dalam botol timbang bermulut lebar, kemudian dioven pada suhu 105 0C
sampai berat konstan, selanjutnya ditimbang. Pengurangan berat minyak dinyatakan sebagai berat air yang
menguap dari minyak.
A B Kadar
x100%
A air =
Kemudian dilakukan analisa kedua yaitu penetuan asam lemak bebas (FFA). Timbang sebanyak
28,2 ± 0,2 g dalam Erlenmeyer. Tambahkan 50 ml alkohol netral yang panas dan 2 ml indikator
phenolphthalein (PP). Titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH yang telah di standarisasi sampai warna merah jambu
tercapai dan tidak hilang selama 30 detik. Persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai oleat pada kebanyakan
minyak dan lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit dinyatakan sebagai laurat, sedang pada
minyak kelapa sawit dinyatakan sebagai palmitat. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA atau sebagai
angka asam.
Penentuan kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid) pada minyak :
mlNaOHxberatmolekulasamlemak §
% FFA  x100
Terakhir beratsampelx1000

dilakukan analisa Penentuan Angka Penyabunan . Timbang minyak dengan antara 1,5 – 5,0 gram dalam
Erlenmeyer. Tambah 50 ml larutan KOH yang dibuat dari 40 gram KOH dalam 1 liter alkohol. Setelah itu ditutup
dengan pendingin balik, didihkan dengan hati-hati selama 30 menit. Selanjutnya dinginkan dan tambahkan
beberapa tetes indikator phenolphthalein (PP) dan titrasilah kelebihan larutan KOH dengan standar 0,5 N HCL.
Untuk mengetahui kelebihan larutan KOH ini perlu dibuat titrasi blanko, yaitu dengan prosedur yang sama
kecuali tanpa bahan minyak. Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH yang dibutuhkan
untuk menyabunkan minyak secara sempurna dari 1 gram minyak tersebut.
28,05x (titrasiblanko  titrasisampel )
AngkaPenyabunan 
beratsampel ( gr )
7

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Anggaran Biaya Pelaksanaan Program PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya

1. Peralatan Penunjang Rp 795.700,00

2. Bahan Habis Pakai Rp 935.800,00

3. Perjalanan Rp 770.000,00

4. Lain – lain Rp 800.000,00

Jumlah Rp 3.301.500,00

4.2 Jadwal Pelaksanaan

Bulan
No Tahapan Program
1 2 3

1 Persiapan
Pengumpulan kulit buah labu
kuning,
2 Determinasi, dan Pembuatan
Simplisia
Pemurnian minyak jelantah,
3 Pengumpulan minyak jelantah
dan minyak goreng baru
4 Pengunian Analisa Kadar Air
Pengujian Analisa Penentuan
5 Kadar Lemak Bebas (FFA)
Pengujian Analisa Penetuan
6 Angka Penyabuanan

7 Pembuatan Laporan Penelitian

8 Publikasi
8

DAFTAR PUSTAKA

Depkes Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

DepKes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Dirjen Pengawasan Obat dan
Makanan, Vol. I : Jakarta Depkes RI., 2009,

Indriyanti, E., Purwaningsih, Y., & Wigati, D. (n.d.). Skrining Fitokimia dan Standarisasi (Indriyanti
dkk.), 20–25.

Kartika, B., P. Hastuti, dan W. Supartomo. 1998. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor; 261/MENKES/SK/IV/2009 tentang


Farmakope Herbal Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Ramdja, A. F., Febrina, L., & Krisdianto, D. (n.d.). AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN, 7–14.
10
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping

1. Biodata ketua
A. Identitas Diri
1. Nama lengkap Veni Putri Elfianty
2. Jenis kelamin Perempuan
3. Program studi Farmasi
4. NIM 244041116159
5. Tempat dan tanggal lahir Muara Kaman, 02 Mei 1999
6. E-mail Velfianty.2323@gmail.com
7. No telepon/HP 6287898360235

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
MTsN Nurul
SDN 003 Iman Muara SMAN1 Muara
Nama Institusi
Muara Kaman Kaman Kaman

Jurusan - - IPA
Tahun Masuk -
2006-2011 2011-2014 2014-2016
Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu syarat dalam pengajuan PKM.

Garut, 27-11-2017
Pengusul.

NAMA : VENI PUTRI ELFIANTY


NIM : 24141116159

11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian
(Rp) (Rp)
Sewa
Oven Selama Penelitian 1 buah 10.000 10.000
Blender Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
Cawan Krus Selama Penelitian 3 buah 3.000 9.000
Timbangan Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
Penjepit Tabung Selama Penelitian 1 buah 1.000 1.000
Tang Krus Selama Penelitian 1 buah 5.000 5.000
Kompor Listrik Selama Penelitian 1 buah 50.000 50.000
Rak tabung Selama Penelitian 1 buah 2.000 2.000
Tanur Selama Penelitian 1 buah 25. 000 25.000
Stopwatch Selama Penelitian 1 buah 4.000 4.000
Tabung Reaksi Selama Penelitian 6 buah 350 3.300
Buret Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
Erlenmeyer 250 mL Selama Penelitian 2 buah 3.000 6.000
Erlenmeyer 100 mL Selama Penelitian 2 buah 3.000 6.000
Gelas Ukur 10 mL Selama Penelitian 1 buah 8.700 8.700
Gelas Ukur 25 mL Selama Penelitian 1 buah 8.800 8.800
Gelas Ukur 50 mL Selama Penelitian 1 buah 8.900 8.900
Gelas Kimia 100 mL Selama Penelitian 6 buah 3.000 18.000
Gelas Kimia 1000 mL Selama Penelitian 1 buah 6.500 6.500
Kaca Arloji Selama Penelitian 2 buah 3.000 6.000
Statif Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
Lemari Pendingin Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
pH meter Selama Penelitian 5 formula 10.000 50.000
Termometer Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
Labu Ukur 10 mL Selama Penelitian 6 buah 10.000 60.000
Ayakan Selama Penelitian 2 buah 10.000 20.000
Corong Kaca Selama Penelitian 1 buah 3.000 3.000
Pipet Volume Selama Penelitian 1 buah 7.500 7.500
Pembelian
Spatula Selama Penelitian 3 buah 3.000 9.000
Batang Pengaduk Selama Penelitian 3 buah 9.000 27.000
Pipet Tetes Selama Penelitian 10 buah 4.500 45.000
Sub Total 795.700
2. Bahan Habis Pakai
Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Material
Pemakaian (Rp) (Rp)
Kulit Buah Labu Kuning 1 x pakai 20 Kg 10.000 200.000
Aquadest 1 x pakai 100 L 3.000 200.000
Alkohol 96% 1 x pakai 1 L 234.000 234.000
Minyak Jelantah 1 x pakai 3 L 16.600 50.000
Minyak Goreng Baru 1 x pakai 1 L 23.800 23.800
KOH 1 x pakai 500 gr 39.000 19.500
Indikator PP 1 x pakai 100 mL 39.000 39.000
H3PO4 1 x pakai 500 mL 45.000 22.500
HCl 1 x pakai 1 L 39.000 39.000
Tissu 1 x pakai 4 Bks 12.000 48.000
Kertas Saring 1 x pakai 3 Lembar 20.000 60.000
Sub Total 935.800

3. Perjalanan
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Transportasi UNIGA- Survey dan 3 kali 20.000 20.000
Pasar Ciawitali pembelian daun
sirih merah
Transportasi Determinasi 2 kali 150.000 300.000
UNIGA – ITB tumbuhan
Transportasi UNIGA- Pembelian Alat 3 kali 150.000 450.000
Distributor dan Bahan
(Bandung)

Sub Total 770.000

4. Lain-lain
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Determinasi Biaya 1 kali 500.000 500.000
Tanaman Administrasi
ATK dan Pembuatan 1 kali 300.000 300.000
dokumentasi laporan
Publikasi Jurnal publikasi 1 kali 500.000 500.000
nasional
Sub Total 800.000
Total (Keseluruhan) 3.301.500
21

Anda mungkin juga menyukai