OLEH :
ANISA YULIANTI
KELAS C/VI
24041116114
UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS FMIPA
2016/2017
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................v
RINGKASAN.................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................8
LAMPIRAN...................................................................................................................10
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Anggaran Biaya Pelaksaan Penelitian ................................................................
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................................7
iv
DAFTAR LAMPIRAN
5
RINGKASAN
Satu jenis tanaman hutan yang mempunyai potensi sebagai bahan baku biofuel
adalah biji cemara atau disebut juga Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) dengan
memanfaatkan bijinya. Selain bukan merupakan tanaman pangan, tanaman ini sudah mulai
dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman wind breaker pada daerah marginal di tepi
pantai atau lahan-lahan kritis lainnya. Variasi ukuran buah, biji dan pertumbuhan tanaman
dari populasi nyamplung di seluruh Indonesia menunjukkan peluang untuk meningkatkan
produktivitas tanaman. Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India,
Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Di Indonesia dijumpai hampir di seluruh
wilayah. Biji cemara tumbuh paling dekat pada posisi 50 – 1000 m dari bibir pantai dengan
kerapatan pohon sangat bervariasi. Peta sebaran nyamplung dari 6 populasi di Jawa pada
umumnya berdekatan dengan pantai selatan dan pantai barat pulau Jawa. Produktivitas biji
nyamplung sangat tinggi bervariasi antara 40-150 kg/pohon/th atau sekitar 20 ton/ha/th dan
lebih tinggi dibandingkan jenis tanaman lain seperti Jarak pagar (5 ton/ha/th) dan sawit (6
ton/ha/th). Rendemen minyak nyamplung / tamanu oil dari 12 populasi di Indonesia
mempunyai variasi yang tinggi yaitu antara 37-58 % dan lebih tinggi dibandingkan jarak
pagar 25-40%, saga hutan 14-28%, kepuh 24-40%, kesambi 30-40% dan kelor 39-40%.
Satu liter minyak nyamplung dapat dihasilkan dari 2-2,5 kg biji, sedangkan jarak pagar
membutuhkan 4 kg untuk menghasilkan satu liter minyak. Hasil analisis sifat fisiko-kimia
biodisel yang dihasilkan telah memenuhi sebagian besar standar SNI 04-7182-2006.
Sebelum dilakukan formulasi, biji cemara (Calophyllum inophyllum L) terlebih
dahulu dideterminasi, selanjutnya dilakukan pengeringan diruang tertutup kemudian dibuat
menjadi simplisia. Simplisia kemudian diekstraksi dengan cara maserasi. Metode maserasi
dipilih karena prosesnya mudah, peralatan yang digunakan lebih sedikit dan sederhana.
Setelah diperoleh ekstrak kemudian dilakukan penapisan fitokimia untuk mengetahui
kandungan senyawa yang terkandung didalam biji cemara (Calophyllum inophyllum L).
Selanjutnya dilakukan pengujian efek penyembuhan anti inflamasi terhadap hewan uji
mencit.
6
BAB I
PENDAHULUAN
Sejauh ini penelitian tentang manfaat minyak tamanu untuk kesehatan masih sangat
terbatas. Namun, dalam sejumlah studi yang masih terbatas para peneliti telah
menemukan bahwa minyak tamanu mengandung calophyllolide, yaitu zat yang
diketahui memiliki sifat antiradang. Selain itu, minyak ini juga mengandung senyawa
delta-tocotrienol (sejenis vitamin E) serta sejumlah antioksidan yang bermanfaat untuk
kulit.
7
neoflavonoid termasuk turunan piranokumarin. Di sini, unsur-unsur kimia dan sifat
biologis minyak tamanu disajikan dengan fokus penggunaan tradisionalnya yang
menginspirasi penilaian modern yang berkaitan dengan bidang kosmetik.
Anti-inflamasi nonsteroid (OAINS atau Nonsteroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs)) adalah kelas obat yang sama-sama memberikan efek analgesik
(antinyeri) dan antipiretik (penurun panas), dan dalam dosis yang lebih tinggi berefek
anti-inflamasi. Istilah "nonsteroid" membedakan obat ini dari anti-inflamasi lain yaitu
"steroid", yang bekerja menekan produksi eikosanoid. Istilah ini pertama kali
digunakan pada tahun 1960, digunakan untuk menjauhkan obat baru dari
tragedi iatrogenik terkait steroid.
Penelitian ini bertujuan untuk pengujian ekstrak biji cemara atau Calophyllum
Inophyllum terhadap penyembuhan anti inflamasi
Program penelitian ini dapat menghasilkan karya ilmiah yang inovatif serta memiliki
manfaat bagi masyarakat .
8
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi obat tradisional dalam
penyembuhan anti inflamasi sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Diharapkan
pula penelitian ini dapat dipublikasikan untuk publikasi nasional.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
pada sistem pencernaan bahkan jantung, maka dilakukan penanganan inflamasi selain
terapi farmakologi obat-obatan yaitu dengan terapi sediaan herbal dari berbagai jenis
tumbuhan. Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tumbuhan obat yang
melimpah, tetapi yang telah digunakan sebagai obat tradisonal hanya sebanyak 2,5%.
[4] Tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai antiinflamasi berdasarkan standardisasi
yang dilakukan oleh BPOM(Badan Pengawas Obat dan Makanan) diantaranya daun
seledri, daun daruju, rimpang kunir putih dan buah mengkudu. Oleh karena itu
dilakukan penelusuran pustaka mengenai beberapa tumbuhan lain yaitu pada ekstrak
biji cemara atau biji Calophyllum memiliki senyawa aktif dan terbukti memiliki
aktivitas antiinflamasi.
Dengan dilakukan nya proses pemisahan menggunakanmetode maserasi. Setelah
didapat hasil ekstrak nya maka dilakukan pengujian terhadap hewan percobaan.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak biji buah pohon
cemara atau yang disebut Calophyllum inophyllum yang diperoleh dari kab. Garut.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat maserator, kertas saring, corong
kaca, gelas ukur, pipet tetes, batang pengaduk, cawan penguap, rotary evaporator, alat
suntik 1 mL, stopwach, Plethysmomete, Larutan karagenan 1 % dalam air suling,
wadah mencit, dan timbangan mencit.
Hewan coba
Metode penelitian
3. Pada tahap pendahuluan volume kaki tikus diukur dan dinyatakan sebagai
volume dasar. Pada setiap kali pengukuran volume, tinggi cairan raksa pada alat
diperiksa dan dicatat sebelum dan sesudah pengukuran, usahakan jangan sampai
ada air raksa yang tertumpah.
4. Tikus diberi obat dari ekstrak Calophyllum inophyllum. Satu jam kemudian
telapak kaki kiri diukur volume pembengkakan dengan
alat Plethysmometer dengan mencatat kenaikan air raksa pada alat tersebut (Vo).
Selanjutnya, 0,05 ml larutan karagenan diberikan pada telapak kaki kiri tikus
secara subkutan. Volume kaki yang diberi karagenan diukur setiap 1 jam sampai
menit ke 75.
6. Hasil pengamatan dicantumkan dalam table untuk setiap kelompok. Tabel harus
berisi persentase kenaikan volume setiap jam untuk masing-masingtikus.
Perhitungan persentase kenaikan volume kaki dilakukan dengan
membandingkannya terhadap volume dasar sebelum menyuntikkan karagenan.
13
BAB IV
3. Perjalanan Rp 1.500.000,00
Jumlah Rp 7.231.900,00
Bulan
No Tahapan Program
1 2 3 4 5
1 Persiapan
Prosesekstraksi dan
3
Karakterisasi Ekstrak
4 Penapisan Fitokimia
5 Pengujian Aktivitas
Penyembuhan anti inflamasi
14
8 Pembuatan Laporan Penelitian
9 Publikasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel JL, Butaud JF, Nicolas M, Lecellier G, Pichon C, Rahariveloma- nana P. 2015. Le
tamanu et ses propriétés en dermocosmétique. La
15
4. Bruneton J. 2009. Pharmacognosie, phytochimie, plantes médici- nales, 4eed. Paris : Éditions
Tec & Doc Lavoisier.
5. Conesa A, Götz S, García-Gómez JM, Terol J, Talón M, Robles M. 2005.
6. Blast2GO: a universal tool for annotation, visualization and analysis in functional genomics research.
Bioinformatics 21: 3674–3676.
7. Dweck AC, Meadows T. 2002. Tamanu (Calophyllum inophyllum) – the African, Asian,
Polynesian and Pacific Panacea. Int J
Gram 63: 26–Krafts KP. 2010. Tissue repair: The hidden drama. Organogenesis 6:
11. Laure F. 2005. Étude de la composition chimique et de la biodiversité du Calophyllum
inophyllum de Polynésie française Thèse dedoctorat, Université de la Polynésie française,
Papeete, Tahiti, Polynésie Française.
12. Lederer E, Dietrich P, Polonsky J. 1953. On the chemical constitution of calophylloide and
calophyllic acid from the nuts of
16
17
LAMPIRAN
1. Biodata ketua
A. Identitas Diri
4. NIM 24041116114
6. E-mail Yuliantianisa216@gmail.com
7. No telepon/HP 089509570216
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMK
Nama institusi SDN MTsN 1 Garut SMK YBKP3
pasawahan 1 Garut
Jurusan Farmasi
Tahun masuk 2004 2011 2014
Lulus 2010 2013 2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
syarat dalam pengajuan PKM.
18
Garut, 11 juni 2019
Pengusul.
Anisa yulianti
2041116114
19
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Harga Juml
Justifikasi ah
Material Kuantitas Satuan
(Rp
Pemakaian
(Rp) )
Sew
a
Oven Selama Penelitian 1 buah 10.000 10.000
Blender Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
Cawan Penguap Selama Penelitian 4 buah 2.000 8.000
Timbangan Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
Penjepit Tabung Selama Penelitian 1 buah 1.000 1.000
Kompor Listrik Selama Penelitian 1 buah 50.000 50.000
Rak tabung Selama Penelitian 1 buah 2.000 2.000
Tanur Selama Penelitian 1 buah 25. 000 25.000
Stopwatch Selama Penelitian 1 buah 4.000 4.000
Erlenmeyer 250 mL Selama Penelitian 2 buah 3.000 6.000
Erlenmeyer 100 mL Selama Penelitian 2 buah 3.000 6.000
Gelas Ukur 10 mL Selama Penelitian 1 buah 8.700 8.700
Gelas Ukur 25 mL Selama Penelitian 1 buah 8.800 8.800
Gelas Ukur 50 mL Selama Penelitian 1 buah 8.900 8.900
Gelas Kimia 100 mL Selama Penelitian 6 buah 3.000 18.000
Gelas Kimia 1000 mL Selama Penelitian 1 buah 6.500 6.500
Kaca Arloji Selama Penelitian 2 buah 3.000 6.000
Viskometer Selama Penelitian 5 formula 10.000 50.000
Lemari Pendingin Selama Penelitian 1 buah 25.000 25.000
pH meter Selama Penelitian 5 formula 10.000 50.000
Sentrifuga Selama Penelitian 1 buah 75.000 75.000
Labu Ukur 10 mL Selama Penelitian 6 buah 10.000 60.000
20
2. Bahan Habis Pakai
3.
3.Perjalanan
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Transportasi Survey dan 3 kali 50.000 150.000
21
UNIGA-
Garut (penjual
tanaman) pembelian daun
sirih merah
Transportasi Determinasi 2 kali 150.000 300.000
UNIGA – ITB tumbuhan
Transportasi
UNIGA- Pembelian Alat 5 kali 150.000 750.000
Distributor dan Bahan
(Bandung)
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Determinasi Biaya 1 kali 500.000 500.000
Tanaman Administrasi
Alat, bahan
Pengujian Aktivitas induktor, dll 1 kali 250.000 250.000
Anti inflamasi
Monev Transport Garut – 3 orang 125.000 375.000
Bandung dan
Makan
Mencit Uji Keamanan 5 ekor 15.000 75.000
dan Aktivitas
Anti inflamasi
22
23
xxiv