Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

KIMIA INDUSTRI

PEMISAHAN MINYAK KEMIRI DENGAN METODE EKSTRAKSI PADAT

CAIR (SOXHLETASI) DAN UJI MUTUNYA

MUHAMAD WILDAN RAMADHANI

19813/854.037

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 TUBAN

2004

1
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 TUBAN

Program Keahlian : Teknik Kimia Kompetesnsi


Keahlian : Kimia Industri
Alokasi Waktu :

Nama Peserta : MUHAMAD WILDAN RAMADHANI

NIS Peserta : 19813/854.037

Judul Praktikum : Pemisahan Minyak Kemiri dengan Metode Ekstraksi

Padat-Cair (Soxhletasi) dan Uji Mutunya

Tuban, Maret 2023

Menyetujui, Peserta Uji


Penguji DU/DI...............

______________ MUHAMAD WILDAN RAMADHANI


NIS.19813/854.037

Mengetahui, Guru Pembimbing


Kepala Program Keahlian Kimia Industri

SHINTIA KARIN DINIARTI S.Pd NOVITA TRISMAYANTI,


ST

2
NIP. 19910301 201403 2 001
PEMISAHAN MINYAK KEMIRI

DENGAN METODE EKSTRAKSI

PADAT-CAIR(SOXHLETASI)

DAN UJI MUTUNYA

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt atas nikmat dan karunia yang telah
dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesainan laporan Ujian Kompetensi
Keahlian (UKK).

Laporan ini dibuat sebagai salah satu bagian dari Ujian Kompetensi
Keahlian(UKK) sebagai syarat kelulusan bagi siswa.

Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk melaporkan dan menjelaskan proses
serta hasil yang di dapatkan pada saat proses UKK.

Dalam penyusunan laporan ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu. Pihak tersebut dianatara lain :

1. Bapak SUCIPTO, SPd selaku kepala SMK NEGERI 1 TUBAN

2. Bapak/Ibu guru selaku pengajar SMK NEGERI 1 TUBAN

3. Ibu SHINTIA KARIN DINIARTI SP.d Selaku Kepala Program Keahlian


Kimia SMK NEGERI 1 TUBAN
4. Ibu NOVITA TRISMAYANTI, ST selaku guru pembimbing SMK
NEGERI 1 TUBAN

5. Orang tua yang telah memberikan dukungan melalui doa maupun materi

Akhir kata, kami berharap semoga laporan Ukk tentang pemisahan minyak kemiri
metode ekstraksi padat-cait(soxhletasi) dan uji mutunya dapat memberikan
manfaat kepada pembaca.

4
DAFTAR ISI

5
DAFTAR GAMBAR

6
DAFTAR TABEL

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak kemiri (candlenut oil) adalah minyak yang berasal dari biji kemiri
(Aleurites moluccanus). Minyak kemiri juga dikenal memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan. Dikutip World Today News, minyak kemiri dikenal kaya
akan nutrisi, yang meliputi vitamin, antioksidan dan berbagai lemak sehat.
Berikut adalah sebagian kandungan minyak kemiri: Vitamin C, Vitamin D,
Vitamin E Asam oleat(omega-9) sekitar 29%, Asam linoleat (omega-6) sekitar
42%.
Pelarut yang paling cocok untuk ekstraksi minyak dari biji kemiri untuk
mendapatkan kualitas terbaik adalah heksana dengan nilai bilangan asam 8,27
gram KOH/gram minyak. 3. Kandungan minyak dalam biji kemiri adalah
74,57% yang diperoleh dari metode ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-
heksana.
Prinsip soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
sehingga terjadi ektraksi kontinu dengan jumlah pelarut konstan dengan

adanya pendingin balik.


Uji mutu minyak kemiri perlu dilalukan dengan tujuan untuk mengetahui

kualitas dari minyak kemiri. Menurut SNI kualitas minyak kemiri yang baik
telah diukur dari 4 parameter yaitu kadar air <0,15%, bilangan penyabunan
184-202, kandungan asam lemak bebas 0,1-1,5 dan warna yang normal
(kuning bening).

8
1. 2 Rumusan Masalah
Kurang lebih memuat:
1. Bagaimana proses pemisahan minyak kemiri dengan metode ekstraksi
padat-cair (Soxhletasi)?
2. Bagaimana hasil uji mutu pemisahan minyak kemiri dengan metode
ekstraksi padat-cair (soxhletasi)?
1.3 Tujuan Percobaan

Kurang lebih memuat:


1. Mengetahui proses pemisahan minyak kemiri dengan metode ekstraksi
padat-cair (Soxhletasi)
2. Mengetahui hasil uji mutu pemisahan minyak kemiri dengan metode
ekstraksi padat-cair (soxhletasi)

9
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah
peralatan yang digunakan oleh orang yang beraktivitas di laboratorium untuk
melindungi atau meminimalkan terekspos dengan subtansi yang berbahaya baik
biologis, kimia, fisika.

Alat pelindung diri (APD) merupakan salah satu alat yang sangat penting bagi
para pekerja laboratorium. APD tidak hanya melindungi pekerja dari bahaya yang
mungkin terjadi di laboratorium, tetapi juga membantu menjaga kebersihan dan
keselamatan lingkungan kerja.

Gambar 2. 1 Alat Pelindung Diri

Berikut adalah beberapa alat pelindung diri yang umum digunakan di


laboratorium beserta gambar dan fungsinya:
1. Sarung tangan laboraboratorium
Sarung tangan laboratorium adalah alat pelindung diri yang digunakan
untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan kimia atau bahan lain
yang berbahaya yang mungkin terjadi di laboratorium. Sarung tangan ini
terbuat dari bahan yang tahan terhadap bahan kimia seperti neoprene atau
nitril, sehingga dapat melindungi tangan Anda dengan baik.

10
Gambar 2. 1. 1 Sarung Tangan

2. Masker wajah
Masker wajah digunakan untuk melindungi muka dan hidung dari
partikel-partikel yang mungkin terbang di udara selama bekerja di
laboratorium. Masker wajah ini dapat terbuat dari bahan yang tahan
terhadap bahan kimia atau bahan yang dapat menyaring udara seperti kain
filter.

Gambar 2. 1. 2 Masker Wajah

3. Kacamata pelindung
Kacamata pelindung adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk
melindungi mata dari bahan kimia atau partikel yang mungkin terbang di
udara selama bekerja di laboratorium. Kacamata pelindung ini terbuat dari
bahan yang kuat seperti polycarbonate atau acetate yang dapat melindungi
mata Anda dengan baik.

11
Gambar 2. 1. 3 Kacamata Pelindung

4. Lab coat
Lab coat adalah jaket yang digunakan oleh para pekerja laboratorium
untuk melindungi pakaian dari kontaminasi bahan kimia atau bahan lain
yang berbahaya yang mungkin terjadi di laboratorium. Lab coat ini
terbuat dari bahan yang tahan terhadap bahan kimia seperti polyester atau
nylon, sehingga dapat melindungi pakaian Anda dengan baik.

Gambar 2. 1. 4 Lab Coat

5. Sepatu laboratorium
Sepatu ini terbuat dari bahan yang tahan terhadap bahan kimia seperti
neoprene atau nitril, sehingga dapat melindungi kaki Anda dengan Sepatu
laboratorium adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi
kaki dari bahan kimia atau bahan lain yang berbahaya yang mungkin
terjadi di laboratorium baik.

12
Gambar 2. 1. 5 Sepatu Laboratorium

2.2 Kemiri
Kemiri (Aleuritesmoluccana (L.)Wild.)adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaat
kan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat
dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan
antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut.
Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang
diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan
campuran cat.
Kemiri terutama ditanam untuk bijinya; yang setelah diolah sering digunakan
dalam masakan Indonesia dan masakan Malaysia. Di Pulau Jawa, kemiri juga
dijadikan sebagai saus kental yang dimakan dengan sayuran dan nasi.

Gambar 2. 2 Kemiri

2.3 Minyak Kemiri


Minyak kemiri berasal dari biji kemiri atau Aleurites moluccanus. Kemiri
sendiri mengandung sejumlah nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh
hingga kecantikan. Beberapa kandungan tersebut di antaranya:
1. Kalsium.

13
2. Fosfor.
3. Kalium.
4. Zat Besi.
5. Zinc.
6. Vitamin B1 dan B2.
Selain itu, minyak kemiri juga mengandung beberapa asam lemak sehat, seperti:
1. Asam linolenat.
2. Asam oleat.
3. Asam linoleat.
4. Asam palmitat.
5. Asam stearat.
Minyak kemiri juga diketahui mengandung vitamin E dalam jumlah kecil yang
bersifat sebagai antioksidan sehingga dapat meminimalkan efek negatif radikal
bebas.

Gambar 2. 3 Minyak Kemiri

2.4 Standar Mutu Minyak Kemiri


Menurut SNI kualitas minyak kemiri yang baik telah diukur dari 4 parameter
yaitu kadar air <0,15%, bilangan penyabunan 184-202, kandungan asam lemak
bebas 0,1-1,5 dan warna yang normal (kuning bening).
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
-Warna - Normal
-Bau - Normal
2 Massa Jenis 25ºC/25ºC - 09240-09290
3 Indeks Bias 25ºC - 14730-14690
4 Kadar Air %bb/bb Maks 0.15
5 Bilangan Penyabunan Mg KOH/gr 184-202

14
6 Bilangan Iod Gram Iod/ 100 136-167
gram contoh
7 Asam Lemak Bebas (FFA) %bb/b 0.10-1.50
Tabel 2. 1 Standar Minyak Kemiri SNI

2.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pengambilan atau pemisahan zat atau komponen
tertentu dari suatu campuran atau bahan mentah. Proses ekstraksi sering
dilakukan untuk memperoleh zat, atau komponen tertentu dengan konsentrasi
yang tinggi atau murni, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Berikut adalah fungsi dari ekstraksi :
1. Mengambil komponen yang diinginkan dari campuran
2. Pemurnian
3. Mengurangi toksisitas
4. Menghilangkan kontaminan
5. Meningkatkan kualitas produk

Gambar 2. 5 Gambar Metode Ekstraksi

2.6 Metode-metode Ekstraksi


Metode ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-
cair.
Ekstraksi padat-cair adalah proses ekstraksi yang dilakukan untuk memisahkan
padatan dengan pelarut (solven) yang juga berupa cairan. Ekstraksi padat-cair
disebut juga pengurasan (leaching). Sebagai contoh pembuatan ester (essence)
untuk bau-bauan dalam pembuatan sirop atau minyak wangi, pengambilan kafein

15
dari daun teh, biji kopi atau biji cokelat. Ekstraksi padat cair terbagi dalam dua
metode yaitu metode dingin dan metode panas.
1. Ekstraksi Cara Dingin
Teknik ekstraksi dingin adalah ekstraksi tanpa pemanasan yang bertujuan untuk
menghindari senyawa yang diekstraksi rusak karena pemanasan. Berikut yang
termasuk teknik ekstraksi cara dingin adalah maserasi dan perkolasi.
1. Maserasi
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam bahan ekstraksi di dalam pelarut cair.
Cairan pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut di dalam pelarut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara. larutan zat aktif di dalam sel dengan
yang di dalam pelarut, maka larutan dalam ronggal sel akan keluar. Peristiwa
tersebut berlangsung sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi antara solut
di dalam sel dengan yang ada di dalam pelarut.
2. Perkolasi
Ekstraksi metode perkolasi adalah proses ekstraksi padat cair dengan cara
melewatkan pelarut secara lambat ke dalam bahan ekstraksi dalam suatu
perkolator, Perkolasi bertujuan agar zat aktif yang diinginkan terambil
seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat aktif yang tahan ataupun tidak
tahan terhadap pemanasan. Cairan pelarut dialirkan dari atas ke bawah
melalui bahan. ekstraksi yang sudah diperkecil, kemudian cairan pelarut
akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan
jenuh atau setimbang. Gerak kebawah dikarenakan oleh kekuatan gaya
beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang
cenderung untuk menahan. Perkolasi dipengaruhi oleh gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya
kapiler dan daya gesekan (friksi).

16
Gambar 2. 6 Gambar Ekstraksi Dingin

2. Ekstraksi Cara Panas


Dalam proses ekstraksi cara panas, pemanasan dilakukan untuk
mempercepat proses ekstraksi daripada cara dingin. Metode yang termasuk
cara panas adalah refluks dan metode soxhlet.
a. Metode Refluks
Metode refluks digunakan untuk melakukan sitensis senyawa
anorganik. Pelarut yang digunakan bersifat volatil atau mudah
menguap. Pada metode ini dilakukan pemanasan bahan ekstraksi
yang sudah bercampur dengan pelarut sehingga pelarut akan
menguap, uap pelarut dialirkan ke kondensor balik sehingga akan
mengembun dan kembali lagi ke wadah ekstraksi sehingga jumlah
pelarut dianggap tetap selama berlangsungnya proses. Proses
dilaksanakan pada suhu didih campuran.

Gambar 2.6. 1 Ekstraksi Refluks

b. Metode Soxhlet
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu
komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara ekstraksi
berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga
semua komponen yang diinginkan sebagian besar akan terisolasi.
Sokletasi menggunakan pelarut organik tertentu. Dengan cara

17
pemanasan, sehingga uap yang timbul mengalir ke kondensor
sehingga menjadi cairan, cairan setelah dingin secara kontinu akan
membasahi sampel. Pada tahap inilah terjadi ekstraksi dimana
bahan ekstraksi dan pelarut berkontak, pelarut akan melarutkan
solut. Secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam
labu dengan membawa senyawa kimia sudah diambil pelarut.
Untuk pemisahan selanjutnya, pelarut yang telah membawa
senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dipisahkan
dengan rotary evaporator atau dengan cara distilasi sehingga
pelarut tersebut dapat diambil lagi untuk ekstraksi selanjutnya atau
ditampung untuk keperluan yang lain.

Gambar 2 .6 .2 Ekstraksi Sohxlet

2.7 Ekstraksi Sohxletasi


Ekstraksi soxhletasi merupakan metode ekstraksi yang menggunakan prinsip
pemanasan dan perendaman sampel. Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan
antara bagian dalam dan luar sel sehingga merusak dinding dan membran sel.
Oleh karena itu, metabolit sekunder dalam sitoplasma larut dalam pelarut organik.
Larutan itu kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin udara yang akan
mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali.
Sirkulasi terjadi Ketika larutan melewati batas ekstraktor soxhlet. Sirkulasi yang
berulang inilah yang menghasilkan ekstrak yang baik.
Soxhletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat
soxhlet. Alat yang digunakan adalah labu didih, ekstraktor, dan kondensor. Sampel
soxlet harus dikeringkan sebelum diekstrak. Tujuan dari pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang terkandung dalam sampel sedangkan proses penghalusan
untuk mempermudah senyawa terlarut dalam pelarut. Umumnya pelarut yang
digunakan adalah pelarut yang mudah menguap atau pelarut dengan titik didih

18
rendah. Soxhletasi diterapkan pada pelarut organik tertentu. Ekstraksi dilakukan
secara 14 berurutan menggunakan pelarut organik dengan peningkatan polaritas.

Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinu
akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke
dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut
yang telah membawa senyawa kimia pada labu destilasi yang diuapkan sehingga
pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair
atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.
Cara menghentikan soxhletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang
sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam soxhletasi
harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar
matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian
atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa
artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat soxhletasi tidak boleh lebih
rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan
tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak
terendam seluruhnya.
Metode soxhletasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada proses ekstraksi.
Keuntungan metode ekstraksi soxhletasi adalah :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit
3. Jumlah sampel yangdiperlukan sedikit
4. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali
Kelemahan dari metode ekstraksi soxhlet adalah:
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan-bahan tumbuhan yang
mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.
2. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.

19
Gambar 2. 2 Metode Sohxletasi

20
2.8 Destilasi

Distilasi atau penyulingan adalah proses pemisahan larutan cair-cair


menjadi komponen-komponennya dimana mempunyai karakteristik
mudah menguap (volatil). dan mempunyai perbedaan tekanan uap.
Perbedaan tekanan uap menyebabkan perbedaan titik didih, sehingga dapat
dikatakan distilasi adalah proses pemisahan dengan perbedaan didik didih.
Pada distilasi pemisahan dilakukan dengan menggunakan panas sebagai
pemisah atau separating agent. Kalau suatu larutan yang terdiri dari dua
buah komponen yang cukup mudah menguap misalnya campuran alkohol-
air, campuran garam-air dan larutan sejenis dididihkan, maka fase uap
yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih mudah menguap
dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan fase cair.
Adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap ini merupakan
syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan.
Pemisahan dengan distilasi tidak dapat dilakukan jika komposisi fase uap
sama dengan komposisi fase cair.

Gambar 2. 8 Rangkaian Alat Destilasi

2.9 N-hexane
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia
C₆H₁₄ (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH₃(CH₂)4CH₃).
Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada
heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan
tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer
heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik

21
yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit
dan tekstil.

Gambar 2. 9 N-hexane

2.10 NaOH

Natrium Hidroksida adalah padatan kristal berwarna putih


bening. Biasanya disebut sebagai soda kaustik karena tindakan korosifnya
terhadap banyak zat; itu menguraikan protein pada suhu kamar dan dapat
menyebabkan luka bakar kimia pada tubuh manusia. Meskipun tidak
terjadi secara alami, natrium hidroksida telah diproduksi dalam skala besar
selama bertahun-tahun dari bahan mentah yang mudah didapat dan
digunakan dalam berbagai proses industri.

Kegunaan NaOH sebagai berikut:

 Digunakan dalam pembuatan deterjen dan sabun.


 Digunakan dalam produksi klorin seperti pemutih.
 Digunakan dalam pembersih saluran air.
 Digunakan dalam penghapusan logam berat dari air oleh fasilitas
pengolahan air kota.
 Digunakan dalam pengawet makanan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan jamur.
 Digunakan untuk pengalengan.

22
Gambar 2. 10 NaOH

2. 11 Asam Oksalat

Asam oksalat adalah asam dikarboksilat dengan rumus kimia


C2H2O4 . Senyawa ini juga dikenal sebagai asam etanadioat atau asam
oksirat.

Senyawa organik ini banyak ditemukan pada sayuran dan


tumbuhan. Merupakan asam dikarboksilat paling sederhana dengan rumus
kental HOOC-COOH dan memiliki kekuatan asam lebih besar dari asam
asetat.

Asam oksalat mempunyai struktur dengan dua polimorf dan tampak


sebagai padatan kristal putih yang menjadi larutan tidak berwarna jika
dilarutkan dalam air. Ini adalah zat pereduksi dan digunakan sebagai zat
pengkhelat dengan oksalat sebagai basa konjugatnya.

Kegunaan asam oksalat sebagai berikut:

 Ini digunakan dalam proses pewarnaan sebagai mordan


 Ini digunakan untuk menghilangkan karat
 Dalam kimia lantanida, digunakan sebagai reagen penting
 Itu diterapkan pada patung marmer untuk membuatnya bersinar
 Ini digunakan dalam pembuatan pewarna
 Ini digunakan dalam pemutih
 Ini digunakan untuk menghilangkan noda makanan dan tinta
 Ini digunakan dalam pengembangan film fotografi
 Ini digunakan dalam pengolahan air limbah untuk menghilangkan
deposit kalsium.

Gambar 2.11 1 Asam Oksalat

23
24
2.12 Indikator PP

Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi


dengan asam maupun basa dengan adanya perubahan warna sesuai dengan
konsentrasi ion hidrogen melalui proses titrasi. Indikator yang digunakan
pada titrasi basa kuat-asam kuat biasanya berupa indikator sintetis,
misalnya indikator fenolftalein (pp). Indikator ini merupakan indikator
sintetis yang dijual di pasaran dengan harga yang relatif mahal, dapat
menyebabkan polusi kimia, ketersediaan yang terbatas dan biaya produksi
yang tinggi.

Gambar 2.12 1 Indikator PP

2.13 Uji Mutu Minyak Kemiri

Uji mutu minyak kemiri


Terdapat dua parameter pengujian minyak kemiri yaitu pengujian fisika
dan kimia. Pengujian fisika berupa warna dan bau dari minyak kemiri,
sementara pengujian kimia yaitu menentukan massa jenis(densitas) dan
asam lemak bebas pada minyak kemiri.
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
-Warna - Normal
-Bau - Normal
2 Massa Jenis 25ºC/25ºC - 09240-09290
3 Indeks Bias 25ºC - 14730-14690
4 Kadar Air %bb/bb Maks 0.15
5 Bilangan Penyabunan Mg KOH/gr 184-202

25
6 Bilangan Iod Gram Iod/ 100 gram 136-167
contoh
7 Asam Lemak Bebas (FFA) %bb/b 0.10-1.50

2.14 Densitas
Massa jenis atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda
yang dinyatakan dalam berat benda per satuan volume benda tersebut.
Besaran massa jenis dapat membantu menerangkan mengapa benda yang
berukuran sama memiliki berat yang berbeda. Standar densitas minyak
kemiri adalah 0,9240 -0,9290 g/cm³.
Rumus untuk menentukan massa jenis :
m
ρ=
v
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa minyak,
V adalah volume minyak

2.15 Asam Lemak Bebas


Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam
bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh
proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral.
Standart kadar FFA dalam minyak kemiri adalah 0,10-1,50 %.
Rumus perhitungan kadar FFA sebagai berikut :
N X V X BE X P
Kadar ALB atau FFA = x 100%
W X 1000

26
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu Percobaan
 Hari,tanggal :
 Waktu :
 Tempat :

3.2 Ekstraksi

3.2.1 Alat dan Bahan Ekstraksi

 Alat

No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Labu leher dua 500 ml 1 Buah
2. Tabung soxhlet Standar 1 Buah
3. Kondensor bola Standar 1 Buah
4. Termometer Standar 1 Buah
5. Klem Standar 2 Buah
6. Statif Standar 1 Buah
7. Pemanas Heating mantel 1 Buah
8. Neraca analitik Standar 1 Buah
9. Aerator Standar 1 Buah
10. Gelas ukur 100 ml 1 Buah
11. Selang Standar 2 Buah
12. Corong Standar 1 Buah
13. Sumbat karet Standar 1 Buah

27
14. Kertas saring Standar 1 Lembar
15. Bak penampung Standar 1 Buah
16. Batu didih Standar Secukupnya
17. Tissue Standar Secukupnya
 Bahan

No. Nama bahan Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Kemiri Padat ±60 Gram
2. n-Heksana Cair 120 ml
3. Vaseline Krim Secukupnya
3.2.2 Prosedur Ekstraksi

1. Memakai alat pelindung diri (apd) sesuai prosedur operasi standar.


2. Membersihkan area kerja sesuai prosedur operasi standar.
3. Menyiapkan alat dan bahan ekstraksi yang akan digunakan.
4. Menghaluskan dan menimbang biji kemiri sebanyak ±60 gram.
5. Memasukkan biji kemiri halus kedalam kertas saring dan ikat, pastikan
tidak ada kebocoran.
6. Memasukkan selongsong kemiri ke dalam soxhlet.
7. Merangkai alat ekstraksi soxhletasi dengan baik dan benar.
8. Mengoperasikan proses ekstraksi dengan terus menjaga suhu 60-70℃.
9. Memasukkan 120 ml n-Heksana dan batu didih ke dalam labu leher dua.
10. Lakukan operasi selama 1 jam (minimal 3 siklus).
11. Ambil dan keringkan biji kemiri yang telah diekstraksi (residu),
kemudian timbang dan catat massa/beratnya.
12. Ukur volume ekstrak biji kemiri dalam pelarut n-Heksana yang
dihasilkan.

Simpan hasil ekstrak biji kemiri dalam pelarut n-Heksana untuk dilakukan
proses
Destilasi

28
3.3 Destilasi
3.3.1 Alat dan Bahan Destilasi

 Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Labu leher dua 500 ml 1 Buah
2. Kondensor Standar 1 Buah
3. Adaptor T Standar 1 Buah
4. Adaptor L Standar 1 Buah
5. Erlenmeyer Standar 1 Buah
6. Aerator Standar 1 Buah
7. Selang Standar 2 Buah
8. Klem Standar 2 Buah
9. Statif Standar 2 Buah
10. Termometer Standar 1 Buah
11. Bak penampung Standar 1 Buah
12. Pemanas Heating mantel 1 Buah
13. Sumbat karet Standar 1 Buah
14. Batu didih Standar Secukupnya
15. Tissue Standar Secukupnya

 Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Larutan ekstrak Cair ml
2. Vaseline Krim Secukupnya

3.3.2 Prosedur Destilasi

1. Memakai alat pelindung diri (apd) sesuai prosedur operasi standar.


2. Membersihkan area kerja sesuai prosedur operasi standar.

29
3. Menyiapkan alat dan bahan destilasi yang akan digunakan.
4. Merangkai alat destilasi yang akan digunakan.
5. Mengoperasikan proses destilasi dengan menjaga suhu 60-70℃.
6. Menunggu pelarut menguap sampai berhenti menetes.
7. Mengukur sisa pelarut yang diperoleh, serta mengukur volume minyak
yang terpisah dari pelarut.
8. Memurnikan minyak kemiri yang dihasilkan dengan metode waterbath
untuk menghilangkan n-heksana yang masih tersisa dalam minyak dengan
suhu ±70℃ selama ±1 jam.
9. Mengukur volume minyak yang dihasilkan, kemudian catat volumenya.
10. Menghitung %rendemen minyak kemiri yang didapatkan.

3.4 Uji Mutu


3.4.1 Uji Organoleptik

 Bahan Uji Organoleptik

No. Nama bahan Spesifikasi Jumlah


1. Minyak kemiri Cair Secukupnya

 Prosedur Uji Organoleptik


1. Melihat warna minyak kemiri.
2. Mencium aroma minyak kemiri.
3. Mengamati wujud minyak kemiri.

3.4.2 Uji Rendemen

 Alat dan Bahan Uji Mutu Rendemen


 Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Neraca analitik Standar 1 Buah
2. Gelas kimia Standar 1 Buah

30
 Bahan

No. Nama bahan Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Kemiri Padat 60 Gram

2. Minyak kemiri Cair Gram

 Prosedur Uji Rendemen


1. Menghitung berat sampel kemiri yang akan diekstraksi.
2. Menghitung massa minyak kemiri.
3. Menghitung rendemen dengan rumus :

Berat produk minyak


Rendemen= x 100 %
Berat bahan baku
3.4.3 Uji Densitas

 Alat dan Bahan Uji Densitas


 Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Piknometer 5 ml 1 Buah
2. Neraca analitik Standar 1 Buah
3. Pipet tetes Standar 1 Buah
4. Tissue Standar Secukupnya

 Bahan

No. Nama bahan Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Minyak kemiri Cair Secukupnya

 Prosedur Uji Densitas

31
1. Menimbang piknometer kosong dan mencatat hasilnya.
2. Mengisi piknometer dengan minyak kemiri hingga kapiler.
3. Menimbang piknometer berisi minyak dan mencatat hasilnya.
4. Menghitung densitas minyak kemiri, dengan rumus :
massa piknoisi−massa piknokosong
Densitas (ρ)=
volume piknometer
3.4.4 Uji Asam Lemak Bebas (FFA%)

 Alat dan Bahan Uji Asam Lemak Bebas


o Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah Satuan


1. Neraca analitik Standar 1 Buah
2. Kaca arloji Standar 1 Buah
3. Batang Standar 1 Buah
pengaduk
4. Gelas kimia 100 ml, 50 ml 1 Buah
5. Labu ukur 50 ml, 25 ml 1 Buah
6. Erlenmeyer Standar 2 Buah
7. Buret 50 ml 1 Buah
8. Klem Standar 1 Buah
9. Statif Standar 1 Buah
10. Corong Standar 1 Buah
11. Pipet volume 10 ml 1 Buah

o Bahan

No. Nama bahan Spesifikasi Jumlah Satuan


1. NaOH Padat 0,2 Gram
2. Asam oksalat Padat 0.1575 Gram
3. Aquades Cair 75 ml
4. Minyak kemiri Cair 1,5 Gram

32
5. Alkohol Cair 25 ml

 Prosedur Uji Asam Lemak Bebas


1. Pembuatan Larutan Standar NaOH 0,1 N.
1. Menimbang NaOH padat sebanyak 0,2 gram.
2. Melarutkan NaOH dengan aquades didalam gelas kimia.
3. Memasukkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 50 ml dan
menambahkan aquades sampai tanda batas.
4. Kocok larutan NaOH tersebut sampai homogen.

2. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N.


1. Menimbang asam oksalat padat sebanyak 0,1575 gram.
2. Melarutkan asam oksalat dengan aquades di dalam gelas kimia.
3. Memasukkan larutan asam oksalat ke dalam labu ukur 25 ml dan
menambahkan aquades sampai tanda batas.
4. Kocok larutan asam oksalat tersebut sampai homogen.

3. Standarisasi NaOH 0,1 N


1. Memasang peralatan titrasi
2. Membilas buret dengan NaOH dan memeriksa apakah ada
kebocoran atau tidak.
3. Memasukkan larutan NaOH ke dalam buret.
4. Mengambil 10 ml asam oksalat dengan pipet volume, memasukkan
ke dalam erlenmeyer.
5. Menambahkan 3 tetes indikator PP.
6. Menitrasi larutan asam oksalat sampai terjadi perubahan warna.
7. Mencatat volume larutan standar NaOH yang dibutuhkan untuk
titrasi.

4. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (FFA%)


1. Menimbang 1,5 gram sampel minyak dalam erlenmeyer.

33
2. Menambahkan 25 ml alkohol netral.
3. Merefluks selama 15 menit.
4. Menambahkan 3 tetes indikator PP.
5. Menitrasi dengan larutan NaOH standar sampai terjadi perubahaan
warna.
6. Mencatat volume larutan standar NaOH yang dibutuhkan untuk
titrasi.
7. Menghitung kadar asam lemak bebas minyak kemiri, dengan rumus:

N x V x Mr
% Asam Lemak Bebas= x 100 %
W x 1000

34
3.5 Skema Kerja

Biji Kemiri

Dihaluskan

Kemiri Halus

Dibungkus kertas saring

Selongsong Kemiri
n-Heksana

Tabung Soxhlet Labu Didih

Proses Ekstraksi Residu

Larutan Ekstrak

Pelarut n-
Proses Distilasi
Heksana

Minyak Kemiri

Minyak
Waterbath
kemiri murni

35
3.5.1 Skema Pemisahan Minyak kemiri (Ekstraksi dan Ditilasi)
3.5.2 Skema Uji Mutu Minyak Kemiri

a. Uji Organoleptik Minyak Kemiri

Minyak kemiri

Mengamati wujud

Minyak kemiri berwujud


cair

Mengamati warna

Minyak kemiri berwarna


kuning

Mengamati aroma

Minyak kemiri beraroma


khas

b. Uji Densitas Minyak kemiri

Piknometer kosong

Menimbang dan mencatat

Piknometer + Minyak
kemiri

Menimbang, mencatat dan menghitung densitas

Hasil Densitas Minyak


Kemiri

c. Uji Asam Lemak Bebas (FFA%) Minyak Kemiri

36
 Standarisasi NaOH

Minyak kemiri

Mengamati wujud

Minyak kemiri berwujud


cair

Mengamati warna

Minyak kemiri berwarna


kuning

Mengamati aroma

Minyak kemiri beraroma


khas

d. Uji Asam Lemak Bebas (FFA%) Minyak Kemiri


Standarisasi NaOH

Minyak kemiri 1,5 gram +


alkohol 25 ml

Refluks 15 menit

+ 3 tetes indikator PP

TITRASI

37
38
BAB V
PENUTUP

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.2 Perhitungan

39
40

Anda mungkin juga menyukai